Inti Sari

INTI SARI

Formasi Air Benakat (ABF) merupakan target kedua dari eksplorasi

pertama di Cekungan Sumatera Selatan, setelah Formasi Talang Akar.
Kompleksitas struktur ABF berupa flower structure, juga geometri dan ukuran
reservoar yang kecil, menjadi alasan ditinggalkannya formasi ini meskipun
berhasil ditemukan minyak bumi sekitar 626 MMBO. Hal demikian menjadi daya
tarik tersendiri untuk dilakukan penelitian pada ABF daerah penelitian. Tujuan
penelitian adalah untuk menganalisis fasies dan lingkungan pengendapan
reservoar ABF pada Lapangan Rhamayanti serta menganalisis petrofisiknya.
Analisis fasies dan lingkungan pengendapan batuan dilakukan dengan
mengamati karakter litologi (warna, ukuran butir, tekstur dan komposisi batuan)
pada deskripsi cutting dan sidewall core (SWC), diintegrasikan dengan
elektrofasiesnya. Analisis petrofisik meliputi perhitungan volume lempung,
porositas dan saturasi air berdasarkan data log, dengan menggunakan beberapa
metode.
Berdasarkan hasil analisis fasies, lingkungan pengendapan dan petrofisik,
daerah penelitian memiliki dua reservoar, yaitu Reservoar “CR” dan Reservoar
“YB”. Reservoar “CR” berupa batupasir fasies offshore bar yang terdeposisi pada
lower shoreface, dengan porositas yang sangat baik (31,55%) dan saturasi air
sebesar 46,36%, ketebalan bersih 76 cm. Reservoar “YB” berupa batupasir fasies
crevasse splay yang terdeposisi pada delta plain, dengan porositas yang sangat
baik (32,15%), saturasi air sebesar 53,81% dan ketebalan bersih 850 cm.
Berdasarkan hasil analisis sekuen stratigrafi dan dinamika sedimentasi, Reservoar
“CR” terbentuk pada fase TST 1 akhir, dari muka air laut naik/stillstand menjadi
turun dan pada saat gelombang air laut tinggi. Reservoar “YB” terbentuk pada
fase LST 1 akhir, dari muka air laut pada posisi terendah menjadi relatif naik
sangat lambat.

Kata kunci: Formasi Air Benakat, Fasies batupasir crevasse splay, Fasies batupasir
offshore bar, Dinamika sedimentasi, LST, TST, Petrofisik.

xxiii
 Abstract

ABSTRACT

Air Benakat Formation (ABF) was the secondary target of the first oil and
gas exploration in South Sumatra Basin, after Talang Akar Formation.
Eventhough the exploration succeed for finding reserve as much as 626 MMBO,
ABF then became abandoned because of structure complexity in form of flower
structure, also the geometry and size of its reservoir were relatively small.
Nevertheless, this facts arose main attraction for researching ABF of Rhamayanti
Field with purposes are analyzing facies, depositional environment and
petrophysic of ABF reservoir.
Facies and depositional environment analysis were conducted by ways of
observed the character of lithology (including colour, grain size, texture and
composition) that is contained on cutting and sidewall core (SWC) descriptions
belonging to PT. Pertamina EP. The results then integrated with its electrofacies.
Petrophysic analysis includes of shale volumes, porosities and water saturations
calculations based on log data with several methods.
According to facies, depositional environment and petrophysic analysis,
research area has two reservoirs, named “CR” Reservoir and “YB” Reservoir.
“CR” Reservoir in form of offhore bar sandstone deposited on lower shoreface,
has porosities relatively very great (31,55%), water saturation amounted to
46,36% and net sand 76 cm. Meanwhile, “YB” Reservoir in form of crevasse
splay sandstone deposited on delta plain, has porosities relatively very great
(32,15%), water saturation amounted to 53,81% and net sand 850 cm. Based on
results of sequence stratigraphy and dynamic sedimentation analysis, “CR”
Reservoir was formed in TST 1, when relative sea level rise/stillstand become
relative fall and the sea wave high. “YB” Resevoar was formed in late LST 1,
when relative sea level fall become relative rise very slow.

Keywords: Air Benakat Formation, crevasse splay sandstone facies, offshore bar
sandstone facies, Dynamic sedimentation, LST, TST, Petrophysic.

xxiv