Anda di halaman 1dari 2

No : 22.

11/ 2018 Jakarta, 17 Oktober 2018


Lampiran :1 (satu) Berkas.
Perihal : Permohonan pembatalan pelaksanaan Uji Kompetensi
sebagai exit exam oleh Panitia Nasional Kemenristekdikti.

Kepada Yth.
Menteri Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia.
Di Jakarta

Dengan hormat,
Dengan ini, Himpunan Perguruan Tinggi Kesehatan (HPTKes) Indonesia yang
menghimpun 1379 Perguruan Tinggi Kesehatan bermohon kepada Saudara
Menteri Ristekdikti untuk segera membatalkan penyelenggaraan kegiatan uji
kompetensi nasional bidang kesehatan sebagai Exit Exam yang diselenggarakan
oleh Panitia Nasional Kemenristekdikti, sebagaimana Surat Edaran No
508/B/TU/2018 karena surat edaran tersebut bertentangan dengan UU Nomor
36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 21 ayat 2 dan UU Nomor 38 tahun
2014 tentang Keperawatan pasal 16 ayat 2.
Adapun Argumentasi akan permohonan ini didasarkan kepada beberapa hal
antara lain:
1. Panitia Nasional tidak berhak melaksanakan Uji Kompetensi. Sesuai UU
Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pasal 21 ayat 2 dan UU
Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 16 ayat 2,
penyelenggaranya adalah masing-masing perguruan tinggi bekerjasama
dengan Organisasi Profesi dan Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi.
2. Panitia Nasional yang dibentuk oleh Kemenristekdikti adalah panitia Ad Hoc
dan bukan lembaga sertifikasi yang terakreditasi, sedangkan Perguruan Tinggi
adalah lembaga yang terakreditasi.
3. Panitia Nasional yang dibentuk oleh Kemenristekdikti melanggar otonomi
Perguruan Tinggi dalam hal penetapan standar kelulusan mahasiswa tenaga
kesehatan.
4. Panitia Nasional memungut sejumlah biaya yang relatif memberatkan
masyarakat melalui PNBP. Penarikan biaya melalui PNBP seharusnya
disetujui oleh DPR, sementara Panitia Nasional tidak melakukan mekanisme
tersebut.
5. Pelaksanaan Uji Kompetensi oleh Panitia Nasional tidak memenuhi ranah
kompetensi yaitu aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
6. Uji kompetensi yang selama ini dilaksanakan oleh Panitia Nasional
menimbulkan persoalan baru pada dunia pendidikan dan jumlah retaker yang
semakin banyak (lebih dari 357.708 orang) yang menjadi pengangguran
terdidik lulusan dari perguruan tinggi kesehatan dan belum jelas solusinya.
Demikianlah permohonan ini kami sampaikan untuk dapat ditindaklanjuti
dalam waktu tidak terlalu lama mengingat urgennya persoalan tersebut.

HIMPUNAN PERGURUAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA


(HPTKes Indonesia)

H. M. BUDI JATMIKO Hj. GUNARMI


Ketua Umum. Sekretaris Jenderal.

TEMBUSAN :Disampaikan kepada Yth:

1. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA di Jakarta;


2. KETUA DPR RI DI Jakarta;
3. KETUA WATIMPRES
4. KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI di Jakarta;
5. KETUA OMBUDSMAN Indonesia di Jakarta;
6. KETUA Komisi X DPR RI di Jakarta;
7. MENTERI KORDINATOR Bidang Pembangunan manusia dan Kebudayaan Indonesia
8. MENTERI SEKRETARIS NEGARA
9. Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti di Jakarta;
10. Ketua APTISI Indonesia di Jakarta, dan;
11. Ketua APPERTI di Jakarta;
12. Arsip.

Anda mungkin juga menyukai