Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

Aspek Klinis dan Penatalaksanaan


Meralgia Parestetika
Domy Astika*, Thomas Eko Purwata**
*Residen, ** Staf SMF/Bagian Neurologi RSUP Sanglah,
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia

ABSTRAK
Meralgia parestetika (MP) merupakan mononeuropati saraf kutaneus femoralis lateral (LFCN). LFCN sering mengalami kompresi pada
ligamentum inguinale dan biasanya berhubungan dengan kehamilan, obesitas, dan pemakaian ikat pinggang ketat. Pasien mengeluhkan
rasa kesemutan, baal, dan sensasi terbakar pada paha bagian lateral. Etiologi MP dapat spontan maupun iatrogen. Diagnosis MP ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan elektrodiagnostik. Pengobatan berupa terapi konservatif dan bedah.

Kata kunci: Meralgia parestetika, saraf kutaneus femoralis lateral, ligamentum inguinale

ABSTRACT
Meralgia paresthetica (MP) is an entrapment neuropathy of the lateral femoral cutaneous nerve (LFCN). The LFCN is frequently compressed at
the inguinal ligament in relation to pregnancy, obesity, and tight belts. Patients present with numbness, tingling and painful burning sensation
on the lateral thigh. The etiology can be spontaneous or iatrogenic. Diagnosis can be confirmed with anamnesis, physical and electrodiagnostic
examination. Treatment consists of conservative and surgery management. Domy Astika, Thomas Eko Purwata. Clinical Aspects and
Management of Meralgia Paresthetica.

Key words: Meralgia paresthetica, lateral femoral cutaneous nerve, inguinal ligament

PENDAHULUAN elektrodiagnostik yang efektif untuk


Meralgia parestetika (MP) merupakan menegakkan diagnosis.5
mononeuropati saraf kutaneus femoralis
lateral (LFCN), pertama kali dideskripsikan DEFINISI
oleh Bernhardt pada tahun 1878; Hager pada Meralgia parestetika merupakan mono-
tahun 1885, mendeskripsikan nyeri panggul neuropati saraf kutaneus femoralis lateral
sekunder akibat trauma LFCN. Pada tahun (LFCN) yang ditandai dengan keluhan nyeri,
1895, Bernhardt dan Roth mempublikasikan mati rasa atau kesemutan regio anterolateral
artikel tentang MP, dan sindrom ini dikenal paha. LFCN merupakan saraf sensorik berasal
juga sebagai sindrom Bernhardt-Roth. Roth dari radiks saraf lumbal 2 dan lumbal 3.
kemudian memberikan istilah meralgia, yang Kelainan ini sering berhubungan dengan
berasal dari bahasa Yunani yaitu meros yang cedera atau adanya tekanan pada LFCN.6
berarti paha dan algos yang berarti nyeri.1,2
ANATOMI
Meralgia parestetika merupakan neuropati LFCN merupakan saraf sensorik primer,
sensorik yang terjadi akibat kompresi LFCN saraf ini juga mengandung serabut-serabut
pada ligamentum ingunale. Kompresi LFCN eferen simpatetik, yang membawa impuls
pada ligamentum inguinale ini berhubungan vasomotor, pilomotor, dan sudomotor. Saraf
dengan kehamilan, obesitas, dan pemakaian ini berasal dari pleksus lumbalis radiks L2 dan
ikat pinggang ketat.3 LFCN juga dapat L3, berjalan sepanjang area posterolateral
mengalami cedera karena pembedahan, muskulus psoas mayor, di atas muskulus iliaka Gambar 1 Anatomi saraf kutaneus femoralis lateral7
terutama pembedahan di daerah inguinal.2,4 di dalam fasia iliaka menuju area spina iliaka
Diagnosis MP dapat ditegakkan berdasarkan anterior superior (SIAS). Saraf ini mungkin beranastomosis dengan nervus femoralis
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bila berhubungan dengan nervus femoralis saat pada distal ligamentum inguinale. Saraf ini
meragukan, dapat digunakan pemeriksaan melalui ligamentum inguinale atau mungkin memasuki regio anterior paha melalui bawah,

Alamat korespondensi email: thomaseko2000@yahoo.com

104 CDK-213/ vol. 41 no. 2, th. 2014


TINJAUAN PUSTAKA

atas atau menembus ligamentum inguinale; Sasson dan Pesach (2011), melaporkan Pemeriksaan Elektrodiagnostik
area ini merupakan lokasi lesi LFCN paling kasus MP akibat penggunaan simvastatin. Pemeriksaan elektrodiagnostik yang rutin
sering. Kadangkala saraf ini memasuki paha Kerusakan saraf akibat fungsi inhibisi statin dikerjakan untuk konfirmasi diagnosis
di dalam atau di bawah muskulus sartorius. yang tidak hanya menghambat sintesis neuropati LFCN meliputi pemeriksaan
Saraf ini membagi menjadi divisi anterior kolesterol, tetapi juga menghambat sensory nerve action potential (SNAP) dan
dan posterior pada jarak yang bervariasi dari pembentukan dolichol dan ubiquinone. somatosensory-evoked potential (SSEP).5
SIAS. Cabang anterior memasuki fasia lata Kedua enzim ini merupakan enzim kunci
sekitar 10 cm inferior SIAS, dan menginervasi pada respirasi mitokondria.8 Penyebab Terdapat dua teknik pemeriksaan elektro-
kulit di area anterolateral dari paha hingga iatrogenik MP meliputi prosedur ortopedi, diagnostik LFCN. Pada teknik tradisional,
lutut.Cabang posterior yang lebih kecil osteotomi panggul dan operasi spinal. elektroda stimulasi diletakkan 1cm medial
menginervasi kulit di atas trochanter mayor Beberapa teknik pembedahan lain yang SIAS, elektroda perekam diletakkan pada jarak
ke bawah hingga ke area yang diinervasi dapat menyebabkan trauma LFCN meliputi 12 cm di bawah SIAS pada garis antara SIAS
oleh cabang anterior.1,6 kolesistektomi laparoskopik, miomektomi dan batas lateral patella. Pada teknik kedua,
laparoskopik, coronary artery bypass grafting, elektroda stimulasi diletakkan pada jarak 4
ETIOLOGI dan pembedahan katup aorta. Reparasi cm dari SIAS, elektroda aktif diletakkan pada
Etiologi MP sangat bervariasi dan dapat laparoskopik hernia inguinalis juga telah jarak 10 cm di bawah SIAS pada garis antara
dikategorikan menjadi dua, spontan dan dilaporkan berhubungan dengan MP.2 SIAS dan batas lateral patella, dan elektroda
iatrogenik. MP spontan terjadi tanpa riwayat referens diletakkan 3 cm di bawahnya.3
pembedahan dan dibagi atas jenis idiopatik DIAGNOSIS
dan metabolik. MP iatrogenik dapat terjadi Tanda dan Gejala Pada pemeriksaan SNAP, abnormalitas
sebagai komplikasi beberapa prosedur Gejala klinis MP berkaitan dengan luka atau ditentukan bila side-to-side ratio (ssRatio)
operasi; faktor mekanik atau metabolik penekanan LFCN.1,9 Mengingat saraf ini tidak dan atau amplitudo SNAP kurang dari 3 μV.
mungkin terlibat pada MP iatrogenik.2,5 mempersarafi otot, tidak didapatkan gejala Meskipun dilakukan pada distal tempat lesi,
kelemahan otot, atrofi, atau hilangnya refleks- pemeriksaan ini sangat sensitif karena adanya
Kasus MP spontan melibatkan faktor mekanik refleks.10 kerusakan aksonal yang tinggi. Spesifisitas
seperti obesitas, kehamilan dan kondisi lain SNAP untuk menentukan MP lebih dari
yang berhubungan dengan peningkatan Gejala MP meliputi parestesia di paha atas 98,75%.11
tekanan intraabdominal. LFCN dapat dan lateral. Sebagian besar unilateral, 20%
mengalami trauma pada beberapa area bilateral. Keluhan berupa sensasi terbakar, El-Tantawi (2009), melakukan pemeriksaan
sepanjang perjalanannya. Daerah yang paling tersengat, atau kesemutan, nyeri dan mati SNAP dan SSEP pada 32 pasien MP dan
sering adalah saat saraf ini menembus atau rasa pada paha dan biasanya dapat dilokalisir. dibandingkan dengan 30 orang kontrol
menyilang ligamentum inguinale. Penggunaan Beberapa pasien juga mengeluhkan guna menentukan reliabilitas dan spesifisitas
ikat pinggang, korset, dan celana ketat dapat alodinia pada area distribusi saraf. Keluhan SNAP dan SSEP untuk diagnosis MP. Pada
memberikan tekanan langsung pada LFCN. ini dapat ditimbulkan dengan mengetuk pemeriksaan SSEP dilakukan stimulasi LFCN
Penggunaan ikat pinggang ketat, disertai ligamentum inguinale; ekstensi paha ke di bawah SIAS (segmental SSEP) dan distal
sarung untuk pistol telah dilaporkan dapat posterior yang menyebabkan tarikan saraf lateral dari paha (dermatomal SSEP). Pada
menyebabkan MP bilateral.2 Penyakit dalam dapat memperburuk gejala, kondisi berdiri pemeriksaan SNAP didapatkan perbedaan
panggul, seperti tumor intraabdomen, telah terlalu lama juga telah diidentifikasi dapat latensi distal, kecepatan hantar saraf dan
dilaporkan dapat menyebabkan MP. Saraf ini memperburuk gejala. Pada pemeriksaan amplitudo yang signifikan antara sisi terkena
juga dapat terjerat di daerah retroperitoneal fisik sering didapatkan nyeri tekan pada dengan sisi normal dan pada kontrol. Pada
atau saat penetrasi dalam fasia lata.5 lateral ligamentum inguinale tepat di atas pemeriksaan SSEP didapatkan latensi rata-
menyilangnya LFCN. Pasien juga mungkin rata SSEP segmental dan dermatomal sisi
Faktor metabolik yang mempunyai implikasi mempunyai area tidak berambut di paha terkena memanjang signifikan dibandingkan
dalam MP meliputi keracunan timbal, alkohol, anterior karena garukan untuk mengurangi sisi normal dan pada kontrol; didapatkan
dan diabetes melitus. Pada diabetes, terdapat gejala, dan ini merupakan tanda diagnostik bahwa dermatomal SSEP mempunyai
dua teori yang menjelaskan bagaimana penting. Tanda Tinel biasanya didapatkan sensitivitas paling tinggi (81,3%) diikuti oleh
diabetes berkembang menjadi MP. Teori pada 1 cm medial dan anterior SIAS, SNAP (sensitivitas 65,2%), sedangkan SSEP
pertama melibatkan kelainan metabolisme tergantung dari variasi anatomi. LFCN segmental mempunyai nilai sensitifitas 53,1%.
piruvat, sorbitol dan lipid. Perubahan mungkin dapat di palpasi pada orang kurus Spesifisitas ketiga pemeriksan bersama-sama
sekunder pada metabolisme mioinositol dan dapat menyebabkan iritasi. tersebut adalah 100%.4
dan fosfoinositid menghasilkan kerusakan
aktivitas Na-K-ATPase, yang menyebabkan Diagnosis MP dapat ditegakkan berdasarkan DIAGNOSIS DIFERENSIAL
gangguan fungsi saraf. Teori kedua adalah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Meskipun diagnosis MP dapat ditegakkan
pembengkakan saraf akibat penurunan Membaiknya keluhan dengan blok anastesi dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
transpor aksoplasmik, yang menyebabkan lokal dapat digunakan untuk konfirmasi diagnosis banding yang relevan tetap
saraf lebih rentan terhadap kompresi.2,5 diagnosis.2,5 diperlukan. Tanda-tanda bahaya (red flags),

CDK-213/ vol. 41 no. 2, th. 2014 105


TINJAUAN PUSTAKA

seperti metastasis pada krista iliaka dan herniasi bantal pelindung di atas wilayah LFCN.5 Terdapat pembagian indikasi teknik bedah
diskus intervertebralis, dapat menyerupai MP. pasien MP yang gagal dengan terapi
Fraktur avulsi SIAS telah dilaporkan dapat Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) konservatif menjadi 3 kelompok1:
menimbulkan MP. Appendisitis kronis dapat merupakan terapi pilihan untuk mengurangi 1. Pasien dewasa dengan gejala kurang
juga memberikan gejala klinis sindrom mirip proses inflamasi yang mungkin menyebab- dari 1 tahun dan semua pasien anak-anak
MP (MP-like syndrome).2 kan kompresi intrinsik. Antidepresan trisiklik, sebaiknya menjalani dekompresi sederhana.
antikonvulsan, dan antiaritmia dapat 2. Pasien kelompok pertama dengan
Gejala MP disertai keluhan gastrointestinal digunakan untuk nyeri neuropatik. Obat- gejala menetap atau kambuh sebaiknya
dan urogenital mengarah ke tumor pelvis. obatan topikal, seperti kapsaicin dan lidokain dipertimbangkan untuk reseksi.
Gejala MP adalah murni defisit sensoris dan krim, juga dapat digunakan untuk mengurangi 3. Pasien dewasa dengan gejala lebih dari
tidak sesuai dermatom, berbeda dengan nyeri neuropatik. Blok saraf lokal menggunakan 1 tahun sebaiknya dipertimbangkan untuk
herniasi diskus yang dapat menimbulkan xylocaine dengan kortikosteroid mungkin reseksi.
defisit motorik. Pada MP, tanda Laseque bermanfaat mengurangi inflamasi lokal. Injeksi
negatif.2,5 ini dilakukan pada 1 cm medial dari SIAS, atau RINGKASAN
pada area nyeri tekan maksimal.2,5 Meralgia parestetika merupakan mono-
PENATALAKSANAAN neuropati saraf kutaneus femoralis lateral.
Konservatif Pembedahan Terdapat berbagai variasi anatomi perjalanan
Terapi konservatif tanpa pembedahan Terapi bedah ditujukan kepada pasien LFCN dan tempat keluarnya dari panggul,
pada kompresi fokal LFCN ditujukan untuk yang tidak membaik dengan pengobatan yang dapat menjadi prediktor terjadinya
memperbaiki penyakit dasar. Riwayat berat konservatif. Terdapat 3 teknik dasar MP. Secara keseluruhan, terapi konservatif
badan berlebih, penggunaan celana ketat, atau pembedahan, yaitu neurolisis jaringan yang memberikan hasil sangat baik; terapi
riwayat trauma sebelumnya harus menjadi menyebabkan penyempitan, neurolisis dan pembedahan ditujukan untuk pasien
perhatian. Pasien hendaknya menghindari transposisi LFCN, serta transeksi dan eksisi yang tidak mengalami perbaikan dengan
kompresi, dapat dipertimbangkan pemakaian sebagian LFCN.2,5 pengobatan konservatif.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ivins GK. Meralgia paresthetica, the elusive diagnosis clinical expertise with 14 adult patients. Ann. Surg. 2000;232:281-6.
2. Harney D, Patijn J. Meralgia paresthetica: Diagnosis and management strategies. Pain Med. 2007;8:669-77.
3. Russo MJ, Firestone LB, Mandler RN, Kelly JJ. Nerve conduction studies of the lateral femoral cutaneous nerve. implications in the diagnosis of meralgia paresthetica. Am J END Technol.
2005;45:180-5.
4. El-Tantawi GAY. Reliability of sensory nerve-conduction and somatosensory evoked potentials for diagnosis of meralgia paraesthetica. Clin Neurophysiol. 2009;120:1346-51.
5. Grossman MG, Ducey SA, Nadler SS, Levy AS. Meralgia paresthetica: Diagnosis and treatment. J Amer Acad Orthopaed Surg. 2001;9:334-6.
6. Haim A, Pritsch T, Ben-Galim P, Dekel S. Meralgia Paresthetica: A retrospective analysis of 79 patients evaluated and treated according to a standard algorithm. Acta Orthopaedica. 2006;77:
482-6.
7. Ghent WR. Meralgia paraesthetica. Canad Med Assoc J. 1959;81.
8. Sasson M, Pesach S. Simvastatin-induced meralgia paresthetica. J Amer Board of Family Med. 2011;24:469-73.
9. Philip NC., Candido KD, Joseph NJ, Crystal GJ. Successful treatment of meralgia paresthetica with pulsed radiofrequency of the lateral femoral cutaneous nerve. Pain Physician.
2009;12:881-5.
10. Preston DC, Saphiro BE. Lumbosacral plexopathy. In: Electromyography and neuromuscular disorder; clinical-electrophysiologic correlations. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier. 2005;517-36.
11. Seror P, Seror R. Meralgia paresthetica: Clinical and electrophysiological diagnosis in 120 cases. Muscle Nerve. 2006;33:650-4.

106 CDK-213/ vol. 41 no. 2, th. 2014

Anda mungkin juga menyukai