Meskipun stunting berisiko mengganggu tumbuh kembang Si Kecil, bukan berarti hal ini tidak
dapat dicegah, Bu. Berikut beberapa hal yang dapat Ibu lakukan:
Pencegahan terhadap stunting perlu dilakukan sedini mungkin, yaitu dimulai saat Ibu tengah
mengandung. Lembaga kesehatan Milenium Challenge Accont (MCA)-Indonesia menyarankan
Ibu hamil memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi, terutama asupan zat besi. Untuk itu,
sebaknya di masa kehamilan Ibu mengonsumsi makanan bergizi. Bila perlu, Ibu juga dapat
mengonsumsi suplemen zat besi sesuai anjuran dokter. Di trimester kehamilan Ibu membutuhkan
sekitar 30-60 mg zat besi agar kesehatan Bumil dan janin senantiasa terjaga. Selain itu, Ibu
disarankan melakukan cek kesehatan secara rutin ke bidan atau dokter untuk memastikan kondisi
kesehatan kehamilan.
Setelah berusia enam bulan, kebutuhan gizi Si Kecil tentunya makin bertambah. ASI saja belum
cukup untuk memenuhi asupan gizi hariannya. Oleh sebab itu, Ibu perlu menyiapkan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang mengandung zat gizi makro dan mikro untuk membantu
kurangi risiko stunting. WHO merekomendasikan fortifikasi (penambahan nutrisi ke dalam
makanan) sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil. Nestlé
CERELAC merupakan alternatif MP-ASI fortifikasi yang dapat membantu lengkapi gizi harian
Si Kecil, karena diperkaya dengan kandungan zat besi, zink, vitamin A, dan vitamin C.
Anak yang mengalami stunting, secara fisik memiliki postur tubuh yang lebih pendek dari anak
seusianya. Karena itu, penting bagi Ibu untuk memantau pertambahan tinggi dan berat badan Si
Kecil secara rutin di Posyandu atau klinik khusus anak. Tujuannya agar Ibu dapat mengetahui
lebih awal apakah Si Kecil mengalami gangguan pertumbuhan.