Anda di halaman 1dari 6

Pengertian

Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalabm bentuk kebijaksaan dan
strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik ( kepentingan yang titik beratnya
terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas ) suatu Negara, yang
apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik
suatu Negara. Sebaliknya politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi Negara yang
bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosilla ( hukum geografi ), mengenai situasi, kondisi,
atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggp relevan dengan karakteristik geografi suatu
Negara.

Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu Negara dalam hubungannya dengan
lingkungan alam, kehidupan manusia didunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha
Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di bumi yang menerima amanatNya untuk mengelola
kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyambah Tuhan
sang pencipta dengan ppenuh ketulusan. Adapun sebagai Tuhan di Bumi, manusia dalam hidupnya
berkewajiban memelihara dan memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik-baiknya
untuk kebutuhan hidupnya. Kedudukan manusia tersebut tercakup tiga segi hubungan, yaitu: hubungan
antara manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia, dan hubungan antar manusia dengan mahluk
lainnya. Bangsa Indonesia sebagai umat manusia religious dean sendirinya harus dapat berperan sesuai
dengan kedudukan tersebut.

Manusia dalam melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya bergerak dalam dua bidang, universal
filosofis dan social politis. Bidang universal filosofis bersifat transenden dan idealistic, misalnya dalam
bentuk aspirasi bangsa , pedoman hidup dan pandangan bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar
wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah nusantara. Sedangkan bidang
social politis imanen dan realistis yang bersifat lebih nyata dan dapat dirasakan, misalnya aturan hidup
atau perundang-undangan yang berlaku dala kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai produk
politik. Di Indonesia yang termasuk bidang social politik adalah produk politik yang berupa UUD 1945
dan aturan perundangan lainnya yang mengatur proses pembanguna nasional.

Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakat yang berbineka, Negara Indonesia memiliki unsure-unsur
kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang
strategis dan kaya sumber daya alam. Sedangkan kelemahannya terletak pada wujuud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana
telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan
kesatuan Indonesia tercermin pada momentum Sumpah Pemuda tahun 1928. Kemudian dilanjutkan
dengan perjuangan kemerdekaan yang puncaknya terjadi pada saat proklamasi Kemerdekaan Indonesia
17 Agustus 1945.

Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai sitem kehidupan nasional bersumber dari
dan bermuara pada landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi UUD 1945. Dalam pelaksanaannya
bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik
lingkungan, regional maupun internasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip
dadasr sebgai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional
untuk mencapai cta0cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah
wawasan nasional yang berpijak dalam wujud wilayah nusantara, sehingga disebut wawasan
nusantara.kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah upaya menjamin
persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa dan segenap aspek kehidupan nasionalnya. Karena hanya
dengan upaya inilah bangsa dan Negara Indonesia dapat tetap eksis dan dapat melanjutka perjuangan
menuju masyarakat yang dicita-citakan.

Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini dipahami berdasarkan
pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung konsepsi geopolitik Indonesia yaitu unsur
ruang yang kini berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian secara
keseluruhannya (Suradinata;Sumiarno: 2005).

Pengertian wawasan nusantara.

Setiap bangsa mempunyai wawasan nasional (National Out-look) yang merupakan visi bangsa yang
bersangkutanmenuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu Negara memerlukan suatu
konsep cara pandang atau wawasan nasional yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup dan
keutuhan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa. Bangsa yang dimaksud disini adalah bangsa yang
menegara (nation state). Adapun wawasan nasional bangsa Indonesia dikenal dengan Wawasan
Nusantara.

Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan inderawi.
Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau, atau melihat. Sedangkan
‘wawasan’ berarti cara pandang, cara tinjau atau cara melihat. Sedangkan istilah nusantara berasal dari
kata ‘nusa’ yang berarti pulau-pulau, dan ‘antara’ yang berarti diapit diantara dua hal. Istilah Nusantara
dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang
terletak di antara samudra Pasifik dan samudra Indonesia serta diantara benua Asia dan benua Australia.

Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang
dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah banngsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi
negaranya untuk mencapai tujuan dan citaa-cita nasionalnya. Sedangkan wawasan nusantar mempunyai
arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan ligkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai
tujuan atau cita-cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan Nusantara berperan untuk membimbing
bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupan serta sebagai rambu-rambu dalam perjuangan
mengisi kemerdekaannya. Wawasan Nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana
pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segala aspek kehidupan bangsa dan Negara dalam
mencapai tujuan dan cita-citanya.
Teori geopolitik.

1. Pandangan Frederich Ratzel


Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian geografi politik dengan dasar
oandangan bahwa Negara adalah mirip organism ( mahluk hidup ). Dia memandang Negara dari
sudut konsep ruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat politik
(bangsa). Bangsa dan Negara terikat oeh hukum alam. Jika bangsa dan Negara ingin tetap eksis
dan berkembang, maka harus diberlakukan hukum ekspansi ( pemekaran wilayah ). Secara rinci
pandangan Frederich Ratzel tentang geopolitik adalah sebagai berikut.
a) Dalam hal0hal tertentu pertumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang lingkup melalui proses lahir, tumbuh, berkembang,
mempertahankan hidup, menyusut dan mati.
b) Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuasaan. Makin luas potensi ruang tersebut, makin besar kemungkinan kelompok politik
itu tumbuh ( teori ruang, konsep ruang ).
c) Semakin tinggi budaya suatu bangsa, makin besar pula kebutuhan akan sumber daya alam.
Apabila wilayah/ruang hidup tidak mendukung, maka bangsa tersebut akan mencari
pemenuh kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi). Hal ini melegitimasikan
hukum ekspansi, yaitu perkembangan atau dinamika budaya dalam bentuk gagasan,
kegiatan (ekonomi,perdagangan,perindustrian/produksi) harus diimbang dengan pemekara
wilayah, batas-batas suatu Negara pada hakekatnya bersifat sementara. Apabila ruang
hidup wilayah sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan, maka ruang itu dapat diperluas
dengan mengubah batas-batas Negara baik secara damai maupun melalui jalan kekerasan
atau perang.
Ilmu bumi pandangan Frederich Ratzel tersebut justru menimbulkan 2 aliran, dimana
yang satu berfokus pada kekuatan di darat, sementara yang lainnya berfokus pada kekuatan
di laut. Ratzel melihat adanya persangan diantara kedua lairan tersebut, sehingga ia
mengemukakan suatu pemikiran baru, yaitu suatu dasar-dasar suprastruktur geopolitik:
kekuatan total/menyeluruh suatu Negara harus mampu mewadahi pertumbuhan kondisi
dan kedudukan geografisnya. Dengan deikian esensi pengertian politik adalah penggunaan
kekuatan fisik dalam rangka mewujudkan keinginan atau aspirasi nasional suatu bangsa. Hal
ini sering menjurus kearah pollitik ad kekuatan dan adu kekuasaan dengan suatu tujuan
dominasi. Pemikiran Ratzel menyatakan bahwa ada kekuatan anatara struktur atau
kekuatan politik serta geografi dan tuntutan perkembangan atau pertumbuhan Negara yang
dianalogikan dengan organisme.

2. Pandangan Rudolf Kjellen


Rudolf Kjellen berpendapat bahwa Negara adalah organism yang herus memiliki
intelektual. Negara merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik, ekonomi politik,
kratopolitik, dan sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dlaam rangka
untuk mempertahankan Negara dan mengembangkannya. Selajutnya dia mengajukan langkah
strategis untuk memperkuat Negara dnegan memulai pembangunan kekuatan darat
(continental) dan diikuti dengan pembangunan kekuasaan bahari (maritim). Esensi ajaran Kjellen
dapat dirinci sebagai berikut :
a) Negara merupakan suatu organism ( mahluk hidup ) yang memiliki intelektual. Negara
dimungkinkan untuk memperoleh ruang yang cukup luas agar kemampuan dan kekuatan
rakyatnya dapat berkembang secara bebas.
b) Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi geopolitik, ekonomi
politik, demo politik, sosialpolitik dan krato politik ( politik memerintah ).
c) Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar. Ia harus mampu
berswasembada serta memnnfaatkan kemajuan kebudayaan dan teknologi untuk
meningkatkan kekuatan nasionalnya: kedalam untuk mencapai persatuan dan kesatuan
yang harmonis, dan ke luar, untuk memperoleh batas-batas Negara yang lebih baik.
Sementara itu kekuasaan Imperium Kontinental dapat mengontrol kekuatan di luar
(Sumarsono dkk.,2001:60).
Pandangan Ratzel dan Kjellen hampir sama. Mereka memndang pertumbuhan Negara
mirip dengan pertumbuhan organism. Oleh kerena itu Negara memerlukan ruang hidup,
serta mengenal proses lahir, tumbuh, mempertahankan kehidupan, mennyusut dan mati.
Mereka juga mengajukan paham ekspansionisme (pemekaran wilayah) yang kemudian
melahirkan ajaran adu kekuatan (Power Plitics atau Theory of Power).

3. Pandangan Haushofer
Pandangan demikian ini semakin jelas pada pemikiran Karl Haushofer yang pada masa
itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman dibawah pimpinan Hittler. Pemikiran Haushofer disampng
berisi paham ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme, yang mneyatakan bahwa ras
Jerman adalah ras palling unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam ini
juag di dunia berkembang di Jepang berupa ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat
militerisme dan fasisme.
Pokok-pokok pemikiran Haushofer adalah sebagai berikut :
a) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari huum
alam. Hanya bangsa yang unggul ( berkualitas ) saja yag dapat dapat bertahan hidup dan
terus berkembang, sehingga hal ini menjurus kea rah rasialisme.
b) Kekuasaan Imperium Daratan yang kompak dan dapat mengejar kekuasaan imperium
maritime untuk menguasai pengawasan di lautan.
c) Beberapa Negara besar di dunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia
Barat ( yakni Jerman dan Itali ). Sementara Jepanng akan menguasai wilayah Asia Timur
Raya.
d) Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan. Ruang hidup bangsa dengan kekuasaan ekonomi
dan social yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia. Geopolitik
adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik untuk memperjuangkan kelangsungan hidup
dan mendapatkan ruang hiidupnya. Berdasarkan teori yang bersifat ekspansionisme,
wilayah dunia dibagi-bagi menjadi region-region yang akan dikuasai oleh bangsa-bangsa
yang unggul seperti Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris dan Jepang.
4. Pandangan Sir. Halford Mackinder
Sir. Halford Mackinder sebagai ahli geopolitik pada dasarnya menganut ‘konsep
kekuasaan’ dan mencetuskan wawasan benua, yaitu konsep kekuatan darat. Ajaran ini
menyatakan bahwa “ Barang siapa yang menguasai ‘daerah jantun’, yaitu Eurasi ( Eropa dan Asia
), maka ia dapat menguasai ‘pulau dunia’ yaitu Eropa, Asia, dan Afrika. Selanjutnya barang siapa
yang dapat menguasai pulau dunia akhirnya dapat mguasai dunia

5. Pandangan Sir. Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan


Kedua ahli ini mempunyai gagasan ‘ Wawasan Bahari ‘, yaitu kekuatan lautan. Ajaran ini
mengatakan bahwa barang siapa menguasai lautan maka ia menguasai ‘perdagangan’.
Menguasai perdagangan berarti emguasai kekayaan dunia sehingga pada akhirnya akan
meguasai dunia (Sumarsono dkk.,2001: 61,62).

Penerapan wawasan nusantara


a) Salah satu manfaat yang paling nyata dalam penerapan wawasan nusantara , khususnya
dibidang wilayah adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum internasional. Laut
nusantara yang semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari wilayah
Indonesia. Disamping itu pengakuan terhadap landasan continental Indonesia da ZEE
Indonesia menghasilkan pertambahan luas wilayah yang cukup besar.
b) Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup tersebut menghasilkan sumberdaya alam
yang cukup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Sumber daya alam ini meliputi
minyak, gas bumi dan mineral lainnya yang banyak berada didasr laut, baik di lepas pantai
maupun di laut dalam.
c) Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia inetrnasional termasuk
Negara-negara tetangga: Malaysia, Singapura, Thailand, India, Australia dan Papua Nugini
yang dinnyatakan dengan persetujuan yang dicapai karena Negara Indonesia memberikan
akomodasi kepada keentingan Negara tetangga antara lain dibidang perikanan yang
mengakui hak nelayan tradisional dan hak lintas dari Malaysia Barat ke Malaysia Timur dan
sebaliknya.
d) Penerapan wawasan nusantara dalam pembangunan Negara di berbagai bidang tampak
pada berbagai proyek pembangunan sarana dan prasarana komuniakasi dan transportasi.
Contohnya adalah pembangunan satelit palapa dan Microwave System, pembangunan
lapangan terbang perintis dan pelayaran perintis diberbagai daerah. Dengan adanya proyek
tersebut maka laut dan hutan tidak lagi menjadi hambatan bagi integrasi nasional. Dengan
demikian lalu lintas perdagangan dan integrasi buadaya dapat berjalan lebih lancar.
e) Penerapan dalam bidang social budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan bangsa
Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air, senasib
sepenanggungan dengan asas pancasila. Salah satu langkah penting yang harus
dikembangkan terus adalah pemerataan pendidikan dari pendidikan tigkat dasar sampai
perguruan tinggi ke semua daerah dan propinsi.
f) Penerapan wawasan nusatara dibidang pertahanan keamanan terlihat pada kesiap siagaan
dan kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem pertahan keamnan rakyat semesta untuk
menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai