Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Book Report
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
RINI ANGELIA
(2173342026)
KELAS A / 2017
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat danrahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang dimana tugas
ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen
Protestan dengan judul “Critical BookReport”.Dalam pembuatan tugas ini,
penulis banyak mengalami hambatan-hambatan seperti kurangnya buku-buku
referensi sebagai penunjang kesempurnaan isi dari tugas ini. Namun penulis
berusaha semampunya untuk mensukseskan isi dari tugas ini agar dapat menjadi
pelajaran bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Medan 2018
Penulis
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
C.MANFAAT
ISI BUKU 1
Memang remaja di sini adalah masa yang paling rawan terhadap narkoba.
Di mana pada masa ini, mereka sedang mengalami masa transisi untuk mencari
suatu kepribadian yang sejati pada dirinya. Dalam merubah dirinya, mereka
cenderung mudah tersulut emosi dan mudah terpengaruh oleh orang lain.
Walaupun tidak menutup kemungkinan, orang dewasa dan anak-anak juga bisa
terpengaruh narkoba.
Istilah Narkoba sudah tidak asing lagi bagi kita. Baik media cetak
maupun elektronik sering memberitakan tentang narkoba, baik pecandu maupun
pengedarnya. Penggunaan narkoba sangat berbahaya apabila penggunaannya
tidak tepat. Obat terlarang ini selain juga merusak kesehatan juga akan merusak
generasi muda bangsa.
Kelebihan
Dari buku ini yaitu dari segi temanya. Tema narkoba yang digunakan
dalam buku ini sangatlah pas, karena pada saat ini mulai marak penyalahgunaan
narkoba, khususnya pada kalangan remaja. Buku ini juga sangat bermanfaat
bagi pecandu narkoba karena di dalamnya ada akibat mengonsumsi narkoba dan
penyalah gunaan narkoba.
Kelemahan
Dari buku ini yaitu dari segi bahasa. Bahasanya terlalu sulit untuk
dimengerti jadi pembaca sulit memahami isi dari buku ini dan juga buku ini
jarang ada di perpustakaan.
RESENSI BUKU 2
ISI BUKU 2
Masih terpatri di ingatan kita pada kasus “ITENAS 15”, video cabul dua
mahasiswa bandung, juga kasus-kasus yang lainnya yang tak jarang tersiar di
berbagai media massa. Menjadi mahasiswa pada jaman yang serba pragmatis
seperti sekarang memang serba paradoks. Di satu sisi, idealisme yang hakiki
mahasiswa harus ditegakkan, yakni bagaimana mendewasakan pikiran agar bisa
berperan untuk mengatasi persoalan hidup dengan pola pikir sistematik, kritis,
analitis, dan berpihak. Namun di sisi lain, mahasiswa juga harus menghadapi
banyak godaan pragmatis yang menggiurkan yang membuatnya hanya menjadi
individu yang hanya hirau pada kepentingannya sendiri, salah satu contohnya
hanya banyak menghabiskan waktu untuk merayakan liberalisme seks.
Dapat dikatakan terlalu sedikit studi yang mencoba melihat keterkaitan
gaya hidup mahasiswa, terutama budaya dan pemikiran yang berkembang di
kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai bagian masyarakat yang
mengembangkan diri dan juga dipengaruhi oleh kekuatan budaya dari luar
mendapatkan kajian yang relatif kecil. Atas dasar itulah, penulis buku ini
mencoba memberanikan diri untuk melihat aspek kultural,
baik dari segi pemikiran, watak, dan gaya hidup mahasiswa di era sekarang ini
dengan maksud menawarkan gambaran lain dari kehidupan,mahasiswa.
Hal yang menarik dari buku ini adalah gaya penulisan yang santai dan
renyah tetapi penuh sentimentalitas yang sensitif tapi kaya akan pemahaman
teoritik. Berbagai pendekatan kritis digunakan baik untuk menyerang mereka
yang selama ini mendekati gaya hidup mahasiswa hanya dari segi moralis.
Penulis justru membangun pendekatan yang mendalam melalui metode
psikoanalisis untuk “menerapi jiwa mahasiswa” (hlm. 69). Dengan cara ini
digambarkan bagaimana kapitalisme membentuk secara psikologis kejiwaan
mahasiswa dalam realitas sejarah yang kini telah berubah: dari dulu yang kritis
dan menjadi kekuatan (aksi massa), hingga kini hanya menjadi bagian yang
hanyut dalam kepuasan psikologis individu-individu yang juga dijadikan
sasaran kapitalisme untuk menumpulkan pikiran kritis..
Kelebihan
bagian akhir dari buku ini juga menawarkan solusi untuk mengatasi bagaimana
agar mahasiswa kembali menjadi kekuatan aktif yang kritis dan tak sekedar
menuruti doktrin iklan. Dimulai dengan “menerapi diri sendiri”—sebagai
bagian dari metode psikoanalisis—sampai dengan menjalankan praktek-praktek
yang berguna untuk melatih pikiran kritis, misalnya dengan memulai budaya
baca, berdiskusi, dan sesekali terjun ke masyarakat untuk melihat realitas yang
paling sejati dari kehidupan masyarakat kita. Penulis yakin bahwa dengan
menjumpai kontradiksi yang ada, pikiran dan perasaan akan terasah karena—
dengan mengutip Kahlil Gibran ia mengatakan—“Dunia adalah surga dengan
hati dan pikiran kita sebagai pintu gerbangnya”
Kelemahan