Anda di halaman 1dari 9

Uji laboratorium kultur dan smear kornea atau konjungtiva dapat digunakan untuk

mendiagn osa tentang infeksi. (Muttaqin dan Sari, 2009) Slitlamp memungkinkan dapat
digunakan untuk pemeriksaan struktur anterior mata dalam gambaran mikroskopis. Dalam
pemeriksaan mata yang komprehensif perlu dilakukan pengkajian TIO (Tekanan Intra
Okuler).Alat yang dapat digunakan untuk mengukur TIO yaitu tonometer schiotz.
Pengukuran ini hanya dilakukan pada pasien yang berusialebih dari 40 tahun.
Oftalmoskopi jugadapat digunakan untuk pemeriksaan mata bagian dalam

Diagnosa ditegakkan melalui anamnesa, dan pemeriksaan. Gejala yang biasa dikeluhkan
penderita katarak antara lain :

1. Silau
Pasien katarak sering mengeluhkan silau, yang biasa bervariasi keparahannya mulai
dari penurunan sensitivitas kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada
saat siang hari atau pada malam hari. Keluhan ini khususnya dijumpai pada katarak
posterior subkapsular.
2. Diplopia
Perubahan nuklear terletak pada lapisan dalam nukleus menyebabkan daerah
pembiasan multipel ditengah lensa. tipe katarak ini kadang-kadang menyebabkan
diplopia monokular. ladanya perubahan persepsi penglihatan warna.
3. Halo
Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien oleh karena terpecahnya spektrum
warna oleh karena meningkatnya kandungan air dalam lensa.
4. Distorsi
Pada stadium awal katarak, biasanya pasien mengeluhkan distorsi penglihatan berupa
garis lurus kelihatan bergelombang.
5. Penurunan penglihatan
Katarak menyebabkan penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri. Setiap tipe
katarak biasanya mempunyai gejala gangguan penglihatan yang berbeda-beda,
tergantung pada cahaya, ukuran pupil dan derajat myopia.
6. Myopic shift
Perkembangan katarak dapat terjadi peningkatan dioptri kekuatan lensa, yang umum
menyebabkan miopia ringan atau sedang. Umumnya kekeruhan pada katarak nuklear
ditandai dengan kembalinya penglihatan dekat oleh karena meningkatnya miopia
akibat peningkataan kekuatan kekuatan refraktif nulear sklerotik, sehingga pemakaian
kacamata atau biofokal tidak diperlukan lagi. (American Academy Of Ophthalmology
11 2011-2012 ; langston DP 2002 ; Oliver j,Cassidy,L 2005)

Pada pemeriksaan mata dilakukan dengan pemeriksaan slit-lamp dapat menjelaskan


morfologi katarak dan menilai secara keseluruhan dari segmen anterior mata. dan dapat
membantu menentukan penyebab dan prognosis. Pada Pemeriksaan segmen posterior B
scan ultrasonography dapat membantu mengevaluasi segmen posterior, walaupun
gambaran retina,atau kelainan optic nerve, tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan sampai
pemeriksaan optic nerve head, retina dan fovea dilakukan secara langsung.( American
Academy Ophtalmology, 6, 2010-2011 ; Jackson LT 2008).

Teknologi pembedahan katarak telah berkembang dengan cepat, pemilihan terhadap


pembedahan tergantung dari berbagai faktor; ada beberapa jenis pembedahan katarak :

1. Intra Capsular Catarac Extraction(ICCE)

Merupakan tehnik bedah yang digunakan sebelum adanya bedah katarak ekstracapsular.
Seluruh lensa bersama dengan pembungkus atau kapsulnya dikeluarkan. Diperlukan
sayatan yang cukup luas dan jahitan yang banyak (14 -15 mm). Prosedur tersebut relatif
beresiko tinggi disebabkan oleh insisi yang lebar dan tekanan pada badan vitreus. Metode
ini sekarang sudah ditinggalkan. Kerugian tindakan ini antara lain, angka kejadian cystoid
macular edema
Dan retinal detachmet setelah operasi lebih tinggi, Insisi yang sangat lebar dan
astigmatisma yang tinggi. Resiko kehilangan vitreus selama operasi sangat besar

2. Ekstra Capsular Catarac Ekstraction (ECCE).


Merupakan tehnik operasi katarak dengan melakukan pengangkatan nucleus lensa dan
korteks melalui pembukaan kapsul anterior yang lebar 9-10mm, dan meninggalkan
kapsul posterior. Tehnik ini mempunyai kelebihan disbanding ICCE yaitu kapsul
posterior akan utuh secara anatomi sehingga baik untuk fiksasi IOL dan menghambat
atau mencegah bakteri masuk ke korpus vitreus dan mencegah terjadinya endoftalmitis.
3. Small incision catarac surgery (Sics)
Pada Teknik Small Incision Cataract Surgery insisi dilakukan di sklera sekitar 5.5 mm
–7.0 mm. Keuntungan insisi pada sklera kedap air sehingga membuat katup dan isi bola
mata tidak prolaps keluar. Dan karena insisi yang dibuat ukurannya lebih kecil dan
lebih posterior, kurvatura kornea hanya sedikit berubah.
4. Phacoemulsification

Merupakan salah satu tehnik ekstraksi katarak ekstrakapsuler yang berbeda dengan
ekstraksi katarak katarak ekstrakapsular standar (dengan ekspresi dan pengangkatan
nukleus yang lebar). Sedangkan fakoemulsifikasi menggunakan insis kecil, fragmentasi
nukleus secara ultrasonik dan aspirasi kortek lensa dengan menggunakan alat
fakoemulsifikasi. Secara teori operasi katarak dengan fakoemulsifikasi mengalami
perkembangan yang cepat dan telah mencapai taraf bedah refraktif oleh karena mempunyai
beberapa kelebihan yaitu rehabilitasi visus yang cepat, komplikasi setelah operasi yang
ringan, astigmatisma akibat operasi yang minimal dan penyembuhan luka yang cepat.
(American Academy Of Ophthalmology 11 2011-2012)(Medscape 2012) (Soekardi I,
Hutauruk JA 2004) (Timothy L.Jackson, Moorfields 2008)

Extracapsular Cataract Ekstraktie (ECCE) Korteks dan nucleus diangkat kapsul posterior di
tinggalkan untuk mencegah prolaps viterus, untuk melindungi retina dari sinar ultraviolet dan
memberikan sokongan utuk implantasi lensa intraokuler. ECCE paling sering dilakukan karena
memungkinkan dimasukannya lensa intraokuler ke dalam kapsul yang tersisa. Setelah
pembedahan diperlukan koreksi visus lebih lanjut. Visus basanya pulih dalam tiga bulan setelah
pembedahan. Tehnik yang sering digunakan dalam ECCE adalah fakoemulsifikasi,jaringan
dihancurkan dan debris diangkat melalui pengisapan (suction) (Istiqomah,2003)

Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan dari prosedur adalah
kemudahan prosedur ini dilakukan, sedangkan kerugiannya mata beresikotinggi mengalami
retinal detachment dan mengangkat struktur penyokong untuk penanaman lensa
intraokuler.Salahsatu tehnik ICCE adalah menggunakan cryosurgery, lensa dibekukan dengan
probe superdingin dan kemudian diangkat. Menurut (Ilyas,2003) pembedahan dengan cara ini
mengurangi penyulit yang sering terjadi pada tehnik ECCE.

Mata dapat dikatakan sebagai bagian dari pancaindra yang paling penting,dari mata kita
dapat melihat,belajar dan melakukan semua kegiatan dengan optimal. Mata merupakan
jendela otak karena 90% informasi yang di peroleh otak berasal dari mata. Jika pada system
penglihatan mengalami gangguan maka akan berdampak besar dalam kehidupan sehari-
hari.

WHO memperkirakan 12 orangmenjadi buta setiap menit di dunia dan 4 orangdiantara nya
berasal dari asia tenggara. Bila dibandingkan dengan angka kebutaan Negara-negara di
regional Asia Tenggara,angka kebutaan di Indonesia (1,5%) adalah yang tertinggi
(Bangladesh 1%,India 0,7%,Thailand 0,3%). Menurut Badan Penelitian dan Pengembanga
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2008), proporsi penduduk umur 30
tahun keatas dengan katarak menurut kabupaten/provinsi jawatengah adalah 5,2% dari
total penduduk jawatengah menderita katarak baik yang telah didiagnosa oleh tenaga
kesehatan atau yang baru ditemukan tanda - tanda katarak. Sedangkan di Kabupaten
Boyolali ditemukan total 16,9% dari jumlah penduduk yang menderita katarak.

1) Katarak Congenital

Pada umumnya bilateral. Banyak disebabkan oleh virus rubella pada trimester I
kehamilan bila pada pemeriksaan positif rubella, maka operasi sebaiknya ditunda
sampai umur 2 tahun karena virus masih aktif di dalam lensa. Kalau di operasi akan
terjadi endoftalmitis dan mata akan menjadi rusak. Bila kekeruhan bilateral segera
lakukan operasi satu mata dulu kurang dari 6 bulan untuk membentuk visus normal.
Sedangkan mata satunya dapat dioperasi setelah umur 2 tahun.

2) Katarak Jevenil

Katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir. Katarak ini termasuk ke dalam
development cataract, yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi
perkembangan serat – serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti
bubur dan disebut soft cataract. Biasanya katarak juvenil merupakan bagian dari suatu
kejadian penyakit keturunan lain.

3) Katarak Senil

Katarak senile ada hubungannya dengan pertambahan umur dan berkaitan dengan
proses ketuaan yang terjadi di dalam lensa. Perubahan yang tampak adalah bertambah
tebalnya nucleus dengan berkembangnya lapisan kortek lensa.

Secara klinik / proses ketuaan lensa sudah tampak pada pengurangan kekuatan
akomodasi lensa akibat terjadinya skelerosa lensa yang timbul pada decade 4 yang
dimanifestasi dalam bentuk presbiopia.

a. Katarak insipien
Katarak yang tidak seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dengan dasar
perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya terletak di korteks
nterior atau posterior. Kekeruhan ini pada permulaan hanya tampak bila pupil
dilebarkan.

Pada stadium ini terdapat keluhan polidiopia oleh karena indeks refraksi yang
tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan tes bayangan iris (shadow
test) akan negatif.

b. Katarak imatur

Pada stadium yang lebih lanjut maka akan terjadi kekeruhan yang lebih tebal.
Tetapi tidak atau belum mengenal seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-
bagian yang jernih pada lensa. Pada stadium ini terjadi hydras korteks yang
mengakibatkan lensa menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan
memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi myopia.
Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan sehingga bilik
mata depan dan sudut bilik mata depan akan lebih sempit.

Pada stadium ini akan mudah terjadi glaucoma sebagai penyulit. Stadium imatur
dimana terjadi kecembungan lensa akibat menyerap air disebut stadium
intumesen. Shadow test pada keadaan ini positif.

c. Katarak matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama-
sama hasil desintegrasi melalui kapsul. Lensa kehilangan cairan sehingga
mengkerut lagi dan kamera okuli anterior menjadi normal kembali. Kekeruhan
lensa sudah menyeluruh warna putih keabu-abuan. Pada pemeriksaan iris shadow
negatif dan fundus refleks negatif.

Pada stadium ini saat yang baik untuk operasi dengan tehnik intra kapsuler
(Tehnik Lama).

d. Katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair dan
dapat keluar melalui kapsul lensa.

Dapat terjadi 2 kemungkinan :

ļ‚· Lensa menjadi kehilangan cairannya terus sehingga mengkerut dan menipis


disebut SHRUNKEN KATARAK.

ļ‚· Korteks lensa melunak dan mencair, sedangkan nucleus tidak mengalami


perubahan, akibatnya nucleus jatuh disebut MORGANIAN KATARAK.
Operasi pada saat ini kurang menguntungkan karena lebih mudah terjadi
komplikasi.
Penyebab katarak senilis sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti dan
diduga multifaktorial. Beberapa penyebab katarak diantaranya adalah (Vaughan, 2000) :
1. Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik
2. Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat sehingga mempunyai efek
buruk terhadap serabu-serabut lensa
3. Faktor imunologik
4. Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi, gangguan permeabilitas
kapsul lensa, efek radiasi cahaya matahari.
5. Gangguan metabolisme umum.
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik
(katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital mata. Katarak disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti (Ocampo, 2012):
1. Penyebab sistemik :
a. Faktor keturunan.
b. Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
c. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid dan klorpromazin.
d. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
e. Operasi mata sebelumnya.
f. Sindrome sistemik (down, lowe)
g. Dermatitis atopik
h. Trauma (kecelakaan) pada mata.
i. Kadar kalsium yang rendah.
2. Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :
a. Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolisme dasar lensa.
b. Sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa.
c. Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.
Sedangkan, penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui
secara pasti. Terdapat beberapa teori konsep penuaan menurut Ilyas (2009) sebagai berikut:
1. Teori putaran biologik (ā€œA biologic clockā€).
2. Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali → mati.
3. Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang
mengakibatkan kerusakan sel.
4. Teori mutasi spontan.
5. Teori ā€A free radicalā€
6. Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat.
7. Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi.
8. Free radical dapat dinetrralisasi oleh antioksidan dan vitamin E
9. Teori ā€œA Cross-linkā€.

Anda mungkin juga menyukai