Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Bab I Pendahuluan: 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
PENDAHULUAN
Adapun PKL ini dilaksanakan di Nama Perusahaan : PT Indah Kiat Pulp and Paper
Tbk
BAB II
MANAJEMEN PERUSAHAAN
Perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang adalah perusahaan
Swasta Nasional yang bergerak dalam bidang industri Pulp & Paper dengan status
Penanaman Modal Asing (PMA) (Dokumen PT. Indah Kiat Pulp &Paper: 2018).
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang pertama kali dipelopori oleh
Soetopo Jananto (Yap Sui Kie) yang pada saat itu beliau memimpin Berkat Group
di tahun 1975. Berkat Group yang memiliki banyak anak angkat tersebut memulai
kerja sama dengan perusahaan Chung Hwa Pulp Corporation, Taiwan & Yuen
pertama studi kelayakan usaha dengan lokasi pendirian berbagai macam pabrik
yang diantaranya:
2. Pabrik Pulp di Jawa Tengah, Jambi dan Riau serta tujuh daerah lainnya di
Indonesia.
modal dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) dengan izin Presiden pada
tanggal 11 April 1976 (Dokumen PT. Indah Kiat Pulp &Paper: 2018).
Pada tanggal 7 Desember 1976 perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper
(IKPP) Tbk Perawang kini telah resmi berdiri dengan notaris Ridwan Soesilo,
untuk mendatangkan tenaga asing, karena tenaga lokal belum menguasai tentang
pembuatan kertas, di samping memberikan perangsang agar investor asing mau
masuk ke Indonesia (Dokumen PT. Indah Kiat Pulp & Paper: 2018).
Perencanaan pabrik dan studi kelayakan dilanjutkan pada tahun 1977 untuk
pembangunan pabrik kertas budaya (Wood free printing & writing paper) fase I
dengan memasang dua line mesin kertas yang masing-masing berkapasitas 50 ton
per hari. Pabrik ini berlokasi di Jl. Raya Serpong, Tangerang-Jawa Barat di tepi
komersil, sekaligus diadakan hari peresmian lahirnya PT. Indah Kiat Pulp &
memasang mesin kertas line ke-3 yang berkapasitas 50 ton per hari (Dokumen PT.
Indah Kiat Pulp &Paper: 2018). Akhirnya setelah mempertimbangkan data studi
kelayakan lokasi tahun 1975. Khususnya lokasi pabrik yang sesuai dengan sumber
bahan baku, pengangkutan dan lain sebagainya, maka studi lanjutan dilakukan di
Pengusahaan Hutan yang dimiliki PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang
penjualan hasil :
hutan dengan tujuan pemanfaatan kayu (Log) untuk di jual dengan prinsip dan
2. HPH (Hutan Tanaman Industri) adalah hak pengelolaan hutan yang tidak
produktif menjadi hutan produktif dengan cara penanaman hutan buatan dari
Izin pemanfaatan kayu adalah hak untuk pemanfaatan kayu dari suatu wilayah
hutan yang akan di konversikan menjadi bentuk lain dalam waktu maksimum 1
tahun (Dokumen PT. Indah Kiat Pulp &Paper: 2018). Sementara itu pengoperasian
lokasi pabrik Pulp di desa Pinang Kabupaten Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau.
Secara bersamaan dibangun pula fasilitas bongkar muat berupa pelabuhan khusus
yang dapat disandari oleh Kapal Samudera dengan bobot mati lebih dari 6000 ton,
yang berjarak lebih kurang 1.5 Km dari lokasi pabrik di tepi Sungai Siak (Dokumen
oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Soeharto, pada tanggal 24 Mei 1984. Saat
itu kapasitas pabrik pulp sulfat yang di kelantang (Bleached Kraft Pulp) adalah
75000 per tahun, sehingga kebutuhan pulp untuk pabrik kertas di Tangerang tidak
perlu diimport lagi, melainkan dipenuhi oleh pasokan Pulp dari Provinsi Riau.
Pabrik ini merupakan pabrik Pulp Sulfat Kelantang berbahan baku kayu pertama di
Indonesia. Pada tahun ini juga dimulai pembangunan Hutan Tanaman Industri
Pada tahun ini PT. Indah Kiat Pulp & Paper sempat mengalami kerugian
disebabkan pengaruh resesi dunia, produksi kualitas masih belum stabil, di samping
Pada tahun 1986, hak kepemilikan Indah Kiat dibeli oleh ‘’SINAR MAS
GROUP’’ yang dipimpin oleh Bpk. Eka Cipta Wijaya, dengan pembagian saham :
dengan kapasitas 500 ton per hari. Produksi komersil pabrik kertas I ditandai
Pinang Sebatang dimulai dengan pemasangan mesin kertas berkapasitas 500 ton
per hari yang merupakan salah satu mesin kertas budaya terbesar di Asia.Produksi
4. Masyarakat : 13,09%
Produksi komersial pabrik kertas fase II dan pabrik Pulp fase II dilakukan
tahun 1991 yang ditandai dengan peresmian oleh Presiden Republik Indonesia
Bpk. Soeharto di Cikampek Jawa Barat. Sehingga, PT. Indah Kiat Pulp and Paper
Corporation merupakan salah satu produsen pulp dan kertas Indonesia yang
masuk dalam jajaran 150 besar dunia, dilanjutkan penjualan saham tahap II
4. Masyarakat : 16.93%
kecil oleh departemen perindustrian dan pemda Dati I Riau (Dokumen PT. Indah
tradisional Siak, cap logam dan lain-lain. Dan setahun kemudian dilakukan
pembangunan fase II pabrik pulp dimulai (pulp 8) dengan kapasitas 1300 ton per
hari dimana uji coba produksi dilakukan pada akhir tahun. Di samping itu PT.
Tahun 1994 pabrik pulp fase III beroperasi secara komersial, bergabung
bersama-sama pabrik pulp I & II untuk menghasilkan pulp yang bermutu tinggi
sehingga kapasitasnya dapat ditingkatkan dari 800 ton menjadi 1200 ton perhari.
dengan kapasitas 1600 ton per hari, dimana uji coba operasi dijadwalkan pada
akhir tahun. Tahun 1997 PT. Indah Kiat Pulp & Paper mendapatkan lagi
penghargaan Zero Accident (Nihil Kecelakaan) dari Presiden RI, serta
mendapat sertifikat ISO 14001. Saat itu perusahaan menerima 5 orang tenaga
Pada tahun 1998 pembangunan pabrik kertas III dengan kapasitas 1300 ton
per hari dicapai dan dimulai pembangunan gedung Training Centre dengan biaya
PT. Indah Kiat Pulp & Paper adalah salah satu badan hukum swasta nasional
yang dipercaya pemerintah untuk mengusahakan hutan dan Industri hasil hutan
4. PT. Dexter Timber Perkasa Indonesia, luas konsesi +/- 51.000 Ha.
Sedangkan misi dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper adalah bekerja dengan
integritas dan komitmen kepada pelanggan, karyawan dan para pemegang saham
dalam waktu yang bersamaan dan memantapkan perhatian kepada pengawasan
terhadap kualitas dan performa serta prima dari produk kertas industri PT. Indah
Kiat Pulp & Paper (Dokumen PT. Indah Kiat Pulp & Paper : 2018).
2.3. Tujuan Perusahaan
Tujuan yang dimiliki oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Perawang
adalah menghasilkan pulp dan produk kertas dengan kualitas sesuai persyaratan
secara konsisten, menghasilkan produk-produk dengan harga yang wajar dan
bersaing, pengiriman dan pelayanan yang tepat waktu Paper (Dokumen PT. Indah
Kiat Pulp & Paper: 2018).
Pada tahun 1977, dipilih lokasi untuk pabrik I di KM 8 Jln. Raya Serpong
Desa Pakulonan, Kecamatan Serpong, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat karena
lokasi berada dekat dengan sungai Cisadane (Dokumen PT. Indah Kiat Pulp &
Paper: 2018).
1. Lokasi tersebut dekat dengan bahan baku yang tersedia (raw oriented).
2. Dekat dengan sumber air yaitu Sungai Siak yang memiliki debit aliran tinggi.
2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontiniu dengan harga yang
layak
BAB III
PROSES PRODUKSI
Commented [r1]:
3.2 Proses Produksi
1. Top Separator
Top Separator merupakan bagian teratas dari continous digester yang
berfungsi sebagai tempat masuknya chip, WL, dan BL dari HP Feeder. Chip
beserta bahan kimia pemasak tersebut masuk ke Top Separator melalui top boost
pump. Chip masuk pada bagian bawah Top Separator dan naik keatas melalui
screw. Dari screw chip akan turun kembali dan masuk kedalam digester.
Selain terdapat screew, pada bagian top separator terdapat compressor
yang berfungsi mendorong chip turun ke bawah digester dan pada dindingnya
terdapat screener yang berfungsi memisahkan chip dengan liquor. Nantinya
liquor tersebut akan kembali disirkulasikan kedalam digester. suhu pemasakan
yang ada di dalam digister antara 160 – 165oC
2. Middle Digester
Chip yang masuk bersama bahan kimia pemasak (WL dan BL) akan bergerak
perlahan kearah bawah digester dan masuk ke bagian tengah digester dengan
melalui dua tahap, yaitu :
1. Concurent, concurent merupakan tahap pemasakan dengan arah bahan kimia
pemasak yang sama dengan cairan liquor. Bagian ini terletak diantara bagian atas
digister dengan ekstraction zone.
2. Counter Current, Counter Current merupakan tahapan pemasakan dengan arah
bahan yang berlawanan dengan bahan kimia pemasak. Bagian ini terletak antara
ekstraktion zone dan modified continous cooking. Dengan cara ini bahan kimia
pemasak dapat menyebar secara merata selama proses pemasakan.
Chip dan liquor yang masuk dan kedalam digester di proses dan
didistribusikan dan disirkulasikan. Di dalam digester terdapat unit-unit sirkulasi
di beberapa zone yaitu sebagai berikut :
Trim Circulation (TC)
Chip dan liquor yang masuk dari top separator akan memasuki proses trim
Circulation. Istilah circulation ini dikarenakan proses ini mengalami sirkulasi
bahan kimia, suhu, dan tekanan. Proses trim circulation penting guna
menstabilkan kembali suhu dan konsentrasi dari White liquor. Oleh karena itu
pada TC sebagian liquor akan terekstrak menuju pemanasan indirect melewati
pompa dan heater (Pemanas) dalam sirkulasinya Liquor akan mengalami
penambahan WL dan MPS. Setelah melewati heater liquor akan kembali dialirkan
ke top circulation pipe. Suhu yang masuk ke TC ± 155oC dan meningkat
menjadi ± 165 oC setelah melewati heater.
Kondisi konsentrasi dan Suhu yang konstan akan mempermudah dalam
proses pemasakan pulp sehingga chip mudah matang. Proses ini dapat dilihat di
lampiran.
Ekstraction Zone
Chip dan liquor yang telah melewati (TC) akan memasuki tahap ekstraction
zone. Fungsi dari bagian ekstraktion adalah memisahkan steam, black liquor,
fines, dan
Chip yang belum termasak untuk disirkulasikan kembali ke tempatnya
masing-masing. BL yang berasal dari ekstraktion akan masuk ke primary flash
cyclon untuk memisahkan steam, nantinya steam akan di alirkan ke LPS dan
steaming vesel. Setelah itu BL dan fines akan masuk ke centrifilter untuk
memisahkan chip reject dengan BL. Chip reject akan masuk kembali ke feeding
line sedangkan BL akan masuk ke cooler dan ke Vacum Evaporator (VE) untuk
dimasak menjadi uap dan green liquor.
Modified Counter Current (MCC)
Chip dan liquor yang sudah tersaring di ekstraktion zone akan masuk ke
zona MCC. Pada zona ini pada prinsipnya sama dengan proses trim circulation,
yaitu pengkondisian suhu dan konsentrasi liquor untuk di sirkulasikan kembali ke
top circulation. Oleh karena itu MCC mengalami pemanasan indirect karana
melewati heater. Pada tahap ini juga terjadi arah pemasakan counter current.
Isotermal Cooking zone (ITC)
Chip dan liquor yang telah melewati MCC, akan masuk ke tahap ITC zone.
Proses pada ITC zone sama seperti proses Trim Circulation yaitu terjadi
pemanasan secara indirect dan pengkondisian suhu dan konsentrasi liquor. Suhu
liquor yang masuk sebesar 142oC kemudian setelah masuk heaeter akan menjadi
162,5oC. setelah dari ITC, chip beserta liquor akan memasuki bottom digister.
3. Bottom Digiester
Chip yang telah melewati proses sebelumnya akan dicuci melalui wash
liquor. Oleh karena itu pada bottom digester terdapat juga proses dilution.
Fungsi dilution oleh wash liquor selain sebagai faktor pencuci juga
mempermudah dalam proses blow pulp. Kemudian chip yang telah dicuci akan
dikeluarkan melalui outlet device menuju pressure difusser dan blow tank untuk
kembali dicuci dan di tampung
5 Brigthness (%ISO) 24 24
C. WASHING PROSESS
Proses pencucian awal berlangsung setelah diblow up. Pada Pulp Making 8 proses
keluarnya pulp dari bottom digester menuju ke Pressure Diffuse. Dalam tahapan
pencucian ini berinisial tag number 822.
Perlu diketahui fungsi dari pencucian pulp bukanlah menurunkan bilangan kappa
tetapi antara lain :
1. Untuk memisahkan zat-zat kimia pemasak dari pulp untuk produksi selanjutnya
dengan demikian soda loss berkurang.
2. Untuk memudahkan pemulihan zat-zat kimia pemasak untuk penghematan cost
produksi
3. Untuk memungkinkan zat-zat terlarut digunakan sebagai energi pemanas dalam
recovery boiler.
Proses pencucian pertama terjadi di Pressure Diffuser (PD). Pulp dari bottom
digester dialirkan melaui pipa menuju PD. Pada PD pencucian menggunakan sistem
tekanan dan hidrolik serta diaduk untuk menimbulkan dan mempercepat terjadinya
difusi antara black liquor dengan air pencuci untuk mencapai kondisi kesetimbangan.
Liquor diextract, sehingga pulp mampu meninggalkan liquor. Hasil dari PD akan
dialirkan menuju Blow tank.
D SCREENING PROSESS
Proses screening atau proses penyaringan pada Pulp Making 8 berlangsung dari
primary screen sampai pulp di cuci di wash filter dan sampai pada MC pump. Maka dari
itu proses screen berinisial 823. Tujuan screening adalah secara selektif memisahkan
bahan-bahan terlarut yang tidak diinginkan dalam pulp dengan pemisahan secara
mechanical. Bahan-bahan yang tidak di inginkan tersebut diantaranya adalah :
1. Knots : bagian kayu yang belum masak, berukuran besar berasal dari kayu
tekan. Dapat kembali dimasak dan kandungan nya 0,5-3% dari hasil
blow up.
2. Debris : segala sesuatu yang terlihat pada akhir proses pemutihan
atau lembaran yang tidak diputihkan seperti noda gelap pada latar
belakang dari sheet
3. Shieve : kumpulan dari dua atau lebih fiber-fiber yang tak dapat dipisahkan
selama pemasakan atau dengan aksi mekanik. Shieve dapat
mempengaruhi kekuatan dan sifat-sifat permukaan kertas. Shieve
pada pulp chemical mungkin didefinisikan sebagai kumpulan fiber
dengan panjang 1 – 3 mm dan lebarnya 0,10 – 0,15 mm
4. Chop : sisa-sisa dari bentuk yang tidak teratur dan biasanya menimbulkan
lebih banyak masalah dalam hard wood. Ini dikarenakan adanya
bentuk vessel-vessel yang tidak teratur dan cell-cell dalam hard
wood.
5. Dirt : noda yang ada di pulp chemical mengandung kotoran partikel
organic dan anorganic.
6. Bark : Kulit kayu, kecil, menghasilkan titik gelap pada pulp hasil
bleaching. Tidak dapat di hilangkan di ozon stage.
7. Others : Ash, pitch, sand, consentrate, n plastics.
Dalam penyaringan terdapat istilah-istilah tertentu yang penting untuk diketahui
yaitu :
1. Inlet : Bahan yang masuk ke dalam mesin saring disebut juga Inject
2. Accept : Bahan yang sesuai standar atau lolos saringan
3. Reject : Bahan yang tidak sesuai standar
Pada pulp Making - 8 proses screening dan fungsi dari masing-masig alat screen
tersebut adalah :
1. Knotter
Pulp yang ditampung pada blow tank akan di distribusikan melewati aliran
feeding pulp ke knoter dengan bantuan pompa 823 U 301 yang totalnya berjumlah
3 buah. Pulp dari feeding pulp akan menjadi inlet pada knoter. Knoter adalah
alat yang berfungsi menyaring knot atau mata kayu dari pulp. Knot tersebut
adalah bagian yang reject dari knoter. Knot yang sebagian terdapat pada chip
yang tidak matang akan tersaring menuju tempat penampungan yaitu stocker. Di
stocker, fiber yang masih menampel di knot akan disaring kembali. Setelah itu
knot akan ditampung kembali di knot bin dengan bantuan transport screw. Knot
bin system terdiri dari knot bin, discharge screw, dan hydrolics unit. Pulp yang
accept pada knoter akan menjadi inlet pada primary screen.
2. Primary screen
Primary Screen berfungsi menyaring hasil accept dari knoter. Fungsinya
adalah menyaring benda-benda yang tidak diperlukan dalam proses pulping
seterusnya. Reject dari tahap primer terlalu banyak mengandung fiber yang
bagus dan tidak dapat dibuang atau dilakukan tanpa screening tambahan. Jika
kwalitas yang dibutuhkan dalam tahap pertama screening tidak tercapai,
acceptnya dapat discreen kembali dalam tahap primer kedua, yang dinamakan
sistem serie. Pada Pulp Making 8, terdapat enam buah primary screen. Sisa dari
penyaringan (Reject) akan disaring di secondary screen
3. Secondary Screen
Secondary screen menerima inlet dari hasil reject primary screen.
Secondary screen bertujuan adalah untuk mengentalkan sisa reject dari screen
primer, dengan kata lain untuk memulihkan atau mendapatkan fiber yang bagus.
Accept dari tahap sekunder dikembalikan ke tahap primer. Ini dinamakan tahap
bertingkat ( cascade ). Sedangkan rejectnya akan disaluran ke tertiary screen.
4. Tertiary Screen
Tertiary screen mendapatkan inlet dari hasil reject secondary screen.tahap
tertiary screen sangat dibutuhkan jika reject sekunder screen masih banyak
mengandung fiber yang bagus. Fungsinya hampir sama dengan secondary yaitu
mengentalkan sisa reject dari secondary screen. Hasil reject dari tertiary screen
akan masuk ke quartenary screen.
5. Quartenary Screen
Quartenary screen mendapat inlet dari tertiary screen. Quartenary screen
bertujuan untuk memastikan reject yang dihasilkan mempunyai tingkat fiber loss
minimal. Accept dari tahap ini dikembalikan lagi ke tertiary screen untuk disaring
kembali. Riject dari proses quartenary screen akan di alirkan ke screew press
untuk dipisahkan fiber dengan Black Liquor yang tersisa. Lalu hasilnya akan
masuk ke tong untuk nanti di buang ke landfill.
6. Wash Filter
Wash filter berfungsi mencuci pulp lebih lanjut. Inlet dari wash filter
bersumber dari hasil accept primary screen. Wash filter dan wash press berfungsi
mencuci pulp dari cairan liquornya. Pencucian diwash filter dan wash press
menggunakan black liquor sebagai salah satu cairan pencucinya. Sisa air dari
wash filter dan wash press akan di tampung di filtrat tank untuk nantinya di
alirkan kembali ke Pressure Diffuser dan ke Digester. sedangkan hasil saringan
daru wash filter akan masuk ke steam mixer dan stand pipe untuk nantinya di
pompakan oleh pompa MC ke MC mixer untuk pencampuran bahan kimia
O2 Delignifikasi (MCO2). Pada MC mixer pulp ditambah bahan kimia NaOH, O2,
dan MPS.
E. MCO2 PROSESS
Poses MCO2 pada PM - 8 merupakan kelanjutan dari proses screening di
wash filter. MCO2 adalah proses modifikasi yang di terapkan di PT IKPP
Perawang bertujuan untuk :
1. Kelanjutan proses delignifikasi (membuang lignin yang masih terikut
dalam pulp) dengan menggunakan chemicals dan panas.
2. Mengurangi konsumsi / pemakaian bahan kimia dalam proses lanjutan
(Bleaching)
3. Mampu mengurangi dampak lingkungan dari proses Bleaching (warna,
BOD, COD) limbah yang dibuang.
MCO2 disebut juga O2 delignifikasi hal ini karena bahan aktif untuk
delignifikasi pulp adalah O2 dan alkali. Prinsipnya Oksigen O2pada kondisi
alkaline, temperatur, dan tekanan akan bereaksi dengan pulp yang masih
mengandung lignin. Oksigen O2 dikonversikan menjadi sejumlah ion dan
komponen radikal seperti O2, HO-,dan lain-lain. Perpindahan massa merupakan
bagian yang penting pada proses O 2 delignifikasi, karena oksigen harus
melewati interface antara gas dengan cairan dan kemudian masuk kedalam
serat. Gas oksigen adalah zat yang kelarutannya rendah di dalam cairan sodium
hidroksida pada temperatur tinggi. Ion -HO meminimumkan lapisan air. Dan
menggunakan shear mixers untuk menambah kontak antara serat dan gas.
Beberapa langkah MCO2 proses setelah wash press sebagai berikut :
1. MCO2 Reaktor
Pulp setelah mendapatkan bahan kimia di MC mixer, di pompa dan
direaksikan di MCO2 reaktor dengan suhu 95 - 98oC dan tekanan 3,5 - 4 bar.
Setelah itu pulp yang keluar di press dan di alirkan ke blow pipe. Blow
pipe tersebut berbentuk seperti corong yang melebar ke bawahnya untuk
meredam tekanan setelah keluar rekator
2. MCO2 Pulp Tank dan Diffuser Washer
Pulp yang telah keluar dari blow pipe akan kembali dicuci di diffuser
washer yang berada dalam MCO2 pulp tank. Fungsi MCO2 Pulp Tank dan
Diffuser Washer adalah mencuci pulp. Air hasil pencucian akan ditempung
dalam filtrat tank. Air tersebut nantinya akan digunakan untuk pencucian
pulp di wash filter. Pulp hasil pencucian di diffuser washer akan dialirkan
ke MCO2 wash press
3. MCO2 Wash Press
Pada MCO2 Wash Press pencucian kembali di lakukan dengan
menggunakan Hot Water (HW) dan talk (Calcium Carbonat). Fungsi dari
talk adalah mengikat pitch dari pulp. Air sisa pencucian dari MCO 2 Wash
Press akan ditampung di filtrat tank untuk dialiirkan kembali ke proses
sebelumnya yaitu MCO2 Pulp Tank dan Diffuser Washer.
4. Unbleach Tower
Unbleach Tower berfungsi menampung pulp hasil dari proses
MCO2proses. Nantinya akan dilanjutkan ke proses pemutihan atau
bleaching.
3.2.9 Standar Parameter MCO2
Pada proses MCO2 terdapat parameter yang harus diketahui untuk
menentukan pulp hasil proses sudah memenuhi standar.
Tabel 4.4 Standar Parameter Proses MCO2
F. BLEACHING
Pada Pulp Making - 8 proses bleaching memiliki inisial tag namber 825.
Proses bleching berawal dari unbleach tower sebagai hasil MCO2 proses sampai
pulp hingga pulp siap didistribusikan ke Pulp Machine atau Paper Machine.
Secara umum sifat dari selulosa berwarna putih sedangkan lignin berwarna
coklat oleh karena itu gabungan lignin didalam pulp akan menyebabkan lignin
berwarnan coklat. Sehingga Proses Bleaching memiliki dua tujuan utama yaitu
membuang komponen-komponen berwarna terutama lignin dengan menurunnya
bilangan kappa dan meningkatkan kecerahan pulp atau brightness. Proses yang
bertujuan menurunkan bilangan kappa adalah CD stage, EO Reaktor, dan E1
stage. Sedangkan proses yang bertujuan meningkatkan kecerahan adalah D1
stage dan D2 stage. Sedangkan tujuan lainnya adalah membersihkan pulp dari
sisa bark dan shives. Bahan kimia aktif yang dipergunakan dalam proses
bleaching dapat dilihat ditabel dibawah ini.
1. CD stage
Setelah pulp keluar dari unbleach tower, pulp akan di campur bahan
kimia ClO2 dan CL2 di MC mixer lalu dipompakan ke CD towers. Pada CD
tower ditambahkan talk untuk mengikat pengotor-pengotor didalam pulp.
Air yang dipergunakan pada CD diffuser bersumber dari ekstrak D1 tower.
Sedangkan air yang telah dipergunakan akan dialirkan ke bagian
enviroment untuk direcovery. Pulp dari CD tower akan dikeluarkan ke
stand pipe untuk ditambah bahan kimia NaOH dan H2O2. Setelah itu,
sebelum pulp masuk ke EO Reaktor pulp akan dipompa dan dicampur
bahan kimia kembali yaitu O2 dan MPS di MC mixer.
2. EO Reaktor
Pulp yang telah ditambahkan bahan kimia tersebut akan masuk ke
reaktor EO untuk direaksikan dengan bahan kimia yang telah di tambahkan
pada MC mixer. Air sisa ekstraksi akan ditampung di EO Filtrat tank untuk
direcovery kembali. Proses EO terjadi pada kondisi basa dimana pH antara
10 - 11,5 dengan waktu retention time adalah 60 - 90 menit. Diharapkan
konsistensi yang tercapai antara 10-15 %. Pulp hasil reaktor akan di blow
pada blow pipe untuk di cuci di EO diffuser
3. EO Tower
EO tower berfungsi mencuci pulp hasil EO reaktor. Pulp di pompa
untuk masuk ke EO tower. Setelah dicuci pulp akan masuk ke stand pipe
untuk ditambah HCL atau H2SO4 penambahan tersebut berguna
menetralkan pH. pH yang netral akan mempermudah CLO2 untuk bereaksi
dengan pulp disebabkan pH ClO2 adalah asam. Pulp yang keluar dari E1
tower memiliki nilai Clorine Ekstraction Kappa (CEK) sebesar ≤ 1.
4. D1 Tower
D1 tower menerima pulp hasil blow up E1 tower. Setelah pulp
menerima asam dari HCL atau H2SO4 maka pulp di pompa dan ditambahkan
CLO2 dan masuk ke MC mixer. Pada proses D1, pulp di cuci dengan ekstrak
D2 diffuser dalam D1 difusser washer. Air yang digunakan untuk pencucian
bersumber dari D2 filtrat tank. Sedangkan air sisa pencucian akan
ditampung di D1 filtrat tank untuk dialirkan ke CD tower. Pulp dari D1 tank
akan diumpankan ke D2 tower
5. D2 Tower
Proses dan funsi dari D2 Tower sama dengan D1 tower. Perbedaannya
pada MC mixer, penambahan ClO2dilakukan secara optional. Jika
kecerahan atau brigthness dari pulp telah memenuhi standart maka pulp
tidak perlu ditambah ClO2 begitu sebaliknya. Kecerahan pulp pada D1
Tower yaitu 86 - 88% ISO sedangkan pada D2 tower yaitu ≥ 88 % ISO.
6. High Density Tower (HDT)
Pulp yang telah melewati tahap bleaching ditampung dan dikirim
sementara di tower HDT. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan
sementara sebelum masuk ke Pulp Machine (MC).