PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini telah muncul berbagai masalah yang terjadi di Negara
Indonesia. Salah satu dampak dari globalisasi adalah keterbukaan informasi dengan
ditandai semakin mudahnya orang mengakses berbagai informasi termasuk tentang
seksologi yang mengakibatkan meningkatnya perilaku seksual yang tidak sehat
khususnya dikalangan remaja. Zaman sekarang ini para remaja dengan sangat mudah
mendapatkan informasi mengenai seks dari berbagai sumber, seperti: dari internet,
handphone, majalah dewasa, vcd porno dan lain sebagainya (Kusmiran, 2012). Hal
ini berimplikasi pada munculnya berbagai fenomena perilaku seksual pranikah
dikalangan remaja.
Hurlock (2000) menyatakan bahwa ada perubahan perilaku seksual remaja masa kini
dari generasi sebelumnya, yaitu terobosan tahap-tahap dalam perilaku heteroseksual
dan sikap yang lebih lunak. Perubahan perilaku seksual tersebut tampak menonjol,
namun perubahan sikap seksual lebih menonjol lagi. Remaja masa lalu akan merasa
malu untuk menceritakan apa yang baru saja dialaminya bersama pacarnya, namun
sekarang banyak hal mengejutkan yang justru dibanggakan oleh remaja.
Penelitian Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) pada 2007 lalu
menemukan, perilaku seks bebas bukanlah sesuatu yang aneh dalam kehidupan
remaja Indonesia. 1% remaja perempuan dan 6% remaja pria mengaku telah
menjalani perilaku seks bebas. Ditelusuri lebih jauh lagi, remaja yang mengetahui
teman mereka melakukan seks bebas di luar nikah jumlahnya sangat besar, mencapai
26%.
Data yang dimiliki oleh PKBI Pusat juga menunjukkan bahwa, penelitian Annisa
Foundation pada tahun 2006 yang melibatkan siswa SMP dan SMU di Cianjur
(Jabar), terungkap 42,3% pelajar telah melakukan hubungan seks yang 2 pertama di
bangku sekolah. Selain itu berdasarkan pengakuan dari beberapa siswa, mereka
melakukan hubungan seks tersebut atas dasar rasa suka dan tanpa ada paksaan.
Contoh kasus, yaitu sepasang remaja yang melakukan bunuh diri di rel kereta api.
Remaja laki-laki yang berusia 17 tahun dan perempuan berusia 13 tahun, nekat
melakukan bunuh diri secara bersama-sama dengan cara merebahkan diri di rel kereta
api yang sedang melaju cepat dari arah Jakarta menuju Bogor sambil berpelukan.
Alasan tindakan bunuh diri yang dilakukan sepasang remaja ini adalah untuk
menutup aib orangtuanya karena telah melakukan hubungan intim layaknya suami
isteri (Sarwono, 2011)