Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN SELF GENERATED ANALOGY SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA


PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH
Fiqa Islamiati1, Kusnadi2, Suhara3
Penulis Penanggung Jawab
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia
fiqaislamiati@student.upi.edu

ABSTRAK
PENERAPAN SELF GENERATED ANALOGY SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA PADA
MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan kemampuan berpikir kreatif


siswa pada materi sistem peredaran darah melalui penerapan self generated analogy.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMA Negeri di Cimahi sebanyak dua kelas, kelas
eksperimen berjumlah 36 siswa dan kelas kontrol berjumlah 31 siswa. Metode yang
digunakan adalah quasi experimental. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
cara purposif. Data penelitian diperoleh dari tes kemampuan berpikir kreatif berupa soal
uraian, angket respon siswa, lembar kerja siswa, dan observasi aktivitas siswa. Perbedaan
kemampuan berpikir kreatif ini ditinjau dari hasil tes sebelum dan sesudah pembelajaran
diberikan dan dilihat peningkatannya menggunakan N-gain. Hasil tes dibandingkan
dengan melakukan uji statistik menggunakan software program SPSS statistic 16. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara kemampuan berpikir kreatif
siswa pada kelas eksperimen dan konvensional, dengan peningkatan termasuk kategori
tinggi pada kelas eksperimen dan kategori sedang pada kelas konvensional. Rata-rata
nilai posttest pada kelas self generated analogy adalah 83,2 lebih besar daripada kelas
konvensional yaitu 65,9. Perolehan N-gain kemampuan berpikir kreatif yang dilakukan
siswa pada kelas self generated analogy sekitar 0,59 (kategori tinggi), pada kelas
konvensional sekitar 0,28 (kategori rendah). Hal tersebut menunjukkan bahwa self
generated analogy meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil angket
menunjukkan respon positif bahwa penerapan self generated analogy pada materi sistem
peredaran darah mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kata kunci : Berpikir kreatif, self generated analogy, sistem peredaran darah
ABSTRACT

APPLYING SELF GENERATED ANALOGY TO IMPROVE SENIOR


HIGHSCHOOL STUDENTS’ CREATIVE THINKING IN CIRCULATION
SYSTEM LESSON

This research aims to analyze the improvement of students’ creative thinking ability in
blood circulation system by applying self generated analogy. This research was done in a
Public High School in Cimahi and was applied to two classes, the experiment class with
36 students and control class with 31 students. The method used for this research was
quasi experimental. The sample was selected by purposive technique. The data were
collected by doing creative thinking ability test in form of essay, students’ questionnaire,
and classroom observation. The difference of the creative thinking ability was reviewed
form the result of the test given before and after treatment, and the improvement was seen
using N-gain. The test result was compared by doing a statistical test using a software
program, SPSS statistic 16. The result of the research shows that there is a significant
difference in the creative thinking ability between the treatment and control group class,
with a high improvement in the treatment class and medium improvement in control
class. The average of posttest in the self generated analogy class is 83,2 higher than the
control class, which is 65,9. The N-gain result of creative thinking ability in the treatment
class is around 0,59 (high category) whereas the control class is around 0,28 (low
category). It shows that self generated analogy improves students’ creative thinking
ability. The questionnaire shows positive response from students that self generated
analogy is able to improve students creative thinking ability in teaching circulation
system.

Key words : Creative thinking, self generated analogy, verification, circulatory system.

PENDAHULUAN pemahaman siswa sehingga dapat


Pendidikan merupakan suatu terwujud tujuan dari suatu
proses pengembangan dan perubahan pembelajaran. Sudjana (2009)
sikap, tingkah laku seseorang melalui menyebutkan bahwa Pengajaran
suatu pengajaran dan pelatihan untuk akan lebih efektif apabila objek dan
dapat beradaptasi dengan lingkungan kejadian yang menjadi bahan
sekitar sehingga dapat tercapai suatu pengajaran dapat divisualisasikan
tujuan tertentu. Menurut Syah (2010) secara realistik atau menyerupai
Pendidikan dapat diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya, namun
suatu proses dengan metode-metode tidaklah berarti bahwa media harus
tertentu sehingga orang memperoleh selalu menyerupai keadaan yang
pengetahuan, pemahaman dan cara sebenarnya.
bertingkah laku yang sesuai dengan Salah satu tingkat keberhasilan
kebutuhan. seorang pendidik dalam
Terdapat berbagai banyak faktor menyampaikan pembelajaran adalah
yang dapat memengaruhi apabila dalam proses
ketercapaian proses pembelajaran pembelajarannya siswa dapat
yang baik diantaranya adalah memahami materi dari pembelajaran
strategi, model, metode, pendekatan, tersebut dan mencapai hasil belajar
dan media. Komponen-komponen yang optimal. Keberhasilan tersebut
tersebut dapat membantu sangat bergantung kepada seorang
bertambahnya pengetahuan dan pendidik dalam mengelola proses
pembelajaran yang baik. Dalam inspiraif, menyenangkan, menantang,
proses pembelajaran, Interaksi dan memotivasi peserta didik untuk
komunikasi antara seorang pendidik berpartisipasi aktif, serta
dengan siswa maupun siswa dengan memberikan ruang yang cukup bagi
siswa yang lain diharapkan dapat prakarsa, kreativitas, dan
terjalin dengan baik. Oleh karena itu kemandirian sesuai dengan bakat,
dalam proses pembelajaran minat, dan perkembangan fisik serta
diperlukan strategi pembelajaran psikologis peserta didik (learning
yang baik sehingga tujuan how to learn).
pembelajaran dapat tercapai. Munandar (2001) berpendapat
Menurut Aswan, dkk., (2006) bahwa pengajaran di sekolah pada
strategi dalam pembelajaran umumnya hanya melatih proses
mempunyai arti secara sempit sama berpikir konvergen, terbatas pada
dengan pengertian teknik dan penalaran verbal dan pemikiran
metode, yaitu sama-sama merupakan logis. Sehingga siswa akan terbiasa
cara dalam rangka mencapai tujuan. dengan berpikir konvergen dan bila
Sedangkan secara umum startegi dihadapkan pada suatu masalah
mempunyai pengertian suatu garis- siswa akan mengalami kesulitan
garis besar haluan untuk bertindak memecahkan masalah secara kreatif.
dalam usaha mencapai sasaran yang Penemuan Rofi’udin (dalam
telah ditentukan. Strategi Arnyana, 2009) menyatakan bahwa
pembelajaran yang baik apabila terjadi keluhan tentang rendahnya
seorang pendidik mampu membuat kemampuan berpikir kritis dan
semua siswa menjadi aktif dan kreatif yang dimiliki oleh peserta
mendapatkan peran, serta mampu didik karena pendidikan berpikir
mengembangkan kemampuan yang belum ditangani dengan baik. Oleh
ada pada siswa sehingga proses karena itu, penanganan kemampuan
belajar mengajar menjadi lebih berpikir kritis dan kreatif sangat
efektif, menarik, menantang, penting untuk diterapkan dalam
menyenangkan untuk siswa dan setiap pembelajaran.
nantinya prestasi dari siswa tersebut Melalui proses belajar mengajar
dapat meningkat. yang diberikan di sekolah, siswa
Namun pada kenyataannya, diharapkan memiliki kemampuan
hingga saat ini strategi dalam proses berpikir untuk menyelesaikan suatu
belajar mengajar yang dilakukan oleh masalah.Untuk menyelesaikan
guru kurang bervariasi. Kebanyakan masalah tersebut, siswa harus
pada saat ini guru melakukan proses memiliki kemampuan berpikir untuk
belajar mengajar dengan cara menentukan dan mengatasi berbagai
ceramah atau konvensional. Dalam solusi dari permasalahan tersebut.
proses belajar mengajar, kemampuan Siswa akan dapat menentukan
berpikir jarang dilatih terutama berbagai alternatif pemecahan
kemampuan dalam berpikir kreatif. masalah yang ia hadapi apabila siswa
Hal ini tidak sejalan dengan Standar mampu melihat berbagai
Nasional Pendidikan (PP No. 19 kemungkinan yang mengarah pada
Tahun 2005 Bab IV tentang Standar pemecahan masalah tersebut (Hu &
Proses Pasal 19) menyebutkan bahwa Adey, 2002). Hal tersebut berkaitan
pembelajaran pada satuan pendidikan dengan kemampuan kreativitas yang
diselenggarakan secara interaktif, dimiliki siswa. Namun permasalahan
dalam pendidikan pada saat ini dalam melakukan proses
adalah rendahnya pengembangan pembelajaran mengenai sistem
kreativitas yang disebakaan karena peredaran darah yang diterapkan oleh
pembelajaran di sekolah hanya guru agar siswa menjadi mudah
dituntut untuk menguasai konsep dan dalam mempelajarinya dan
materi tertentu sehingga kemampuan memahami materi tersebut.
berpikir kritis dan kreatif jarang Salah satu inovasi pembelajaran
dilatih. Amabile (dalam Lederman, yang dapat diterapkan pada materi
2015) menyebutkan bahwa sistem peredaran darah adalah
kreativitas umumnya didefinisikan pembelajaran dengan menggunakan
sebagai sebuah kemampuan untuk analogi. Pembelajaran menggunakan
menghasilkan ide-ide dan solusi yang analogi merupakan pembelajaran
keduanya asli dan sesuai. yang akan mendorong siswa untuk
Kreativitas dibutuhkan ketika memvisualisasikan konsep yang
siswa menciptakan sesuatu yang baru hendak dipelajari (Glynn, 1994).
atau menciptakan sesuatu yang relatif Siswa melibatkan imajinasi dalam
berbeda dari yang sudah ada proses visualisasi ini. Rachmawati
sebelumnya. Pada saat siswa (2010) menyebutkan bahwa melatih
berusaha untuk menyelesaikan suatu imajinasi merupakan salah satu cara
permasalahan, kreativitas dibutuhkan yang dapat dilakukan untuk dapat
dalam mengeksplorasi pengetahuan mengembangkan kreativitas. Alasan
dan mengimajinasikan berbagai rute menggunakan analogi dalam
alternatif atas permasalahan tersebut pembelajaran yang abstrak yaitu
(Hu & Adey, 2002). Oleh karena itu, untuk mengetahui sumber domain
kreativitas perlu dikembangkan yang lebih konkrit dan dikenal siswa.
dalam proses pembelajaran. Biologi Siswa membuat analogi berdasarkan
merupakan salah satu mata pelajaran pengetahuan awal sehingga tingkat
yang memiliki konsep yang abstrak pemahaman mereka akan terlihat dari
dan sulit (Sudesti, dkk., 2014). hasil analogi yang dibuat. Selama
Materi dalam pelajaran biologi juga siswa membuat analogi akan diajak
memiliki tingkat kesulitan yang untuk mengonstruksi pengetahuan
berbeda-beda. sistem peredaran baru yang mereka dapat selama
darah adalah salah satu materi yang membuat analogi tersebut.
tersulit dan materi tersebut Kemampuan berpikir kreatif siswa
membutuhkan metode pembelajaran dapat dilatih dalam pembelajaran
yang dapat dengan mudah dipahami menggunakan analogi.Karena siswa
dengan baik oleh peserta didik. dituntut untuk berimajinasi dan
Dalam proses penyampaian materi menemukan konsep analog yang
ini harus diajarkan kepada peserta memiliki kemiripan dengan konsep
didik secara kreatif dan inovatif, agar target.
peserta didik tidak merasa bosan dan Penerapan analogi dalam
jenuh serta keinginan untuk belajar pembelajaran bertujuan untuk
menjadi lebih meningkat daripada memudahkan siswa memahami suatu
sebelumnya. Proses peredaran darah konsep yang dipelajari. Dalam proses
yang terjadi di dalam tubuh belajar mengajar, seorang guru tanpa
manusiapun tidak dapat dilihat secara disadari sering menyisipkan analogi-
langsung oleh peserta didik. Oleh analogi pada materi tertentu. Guru
karena itu, diperlukan adanya inovasi sering menyampaikan analogi pada
saat mereka melihat siswa kesulitan kelas XI IPA 5 sebagai kelas
memahami konsep (Coll & Treagust, eksperimen dan kelas XI IPA 6
2008). Beberapa penerapan analogi sebagai kelas kontrol. Siswa yang
pada pembelajaran Biologi terbukti berpartisipasi dalam penelitian ini
efektif dan memudahkan siswa sebanyak 67 siswa yang terdiri dari
dalam belajar (Harrison & Coll, 36 siswa pada kelas eksperimen dan
2008). Oleh karena itu, Coll & 31 siswa pada kelas kontrol.
Treagust (2008) menyebutkan bahwa Pemilihan kelas ini dilakukan secara
analogi efektif pada beberapa purposive sampling.
pelajaran, namun tidak pada Penelitian ini dilakukan dalam
pelajaran yang lain. empat tahap yaitu tahap pertama
Pada umumnya, dalam kegiatan untuk mengetahui kemampuan awal
belajar mengajar, analogi yang siswa, guru memberikan soal pretest
digunakan dalam pembelajaran berupa tes uraian sebagai salah satu
adalah analogi yang sudah instrumen untuk mengukur
disediakan oleh guru, seperti halnya kemampuan berpikir kreatif siswa.
penelitian yang dilakukan oleh Tahap kedua kegiatan pembelajaran
Suciyanti (2011). Analogi yang dilakukan dikelas kontrol
diterapkan dalam proses menggunakan sistem pembelajaran
pembelajaran sudah disediakan oleh konvensional sedangkan pada kelas
guru, sehingga kemampuan dan eksperimen menggunakan penerapan
imajinasi siswa menjadi lebih self generated analogy. Kedua kelas
terbatas karena pemikiran siswa tersebut belajar tentang sistem
sudah diarahkan untuk peredaran darah. Tahap ketiga.
memvisualisasikan analogi tertentu. Dikelas eksperimen guru membagi
Kemampuan imajinasi yang dimiliki siswa menjadi beberapa kelompok
oleh siswa sangat berbeda-beda, hal kecil. Di kelas kontrol siswa
tersebut sangat mungkin dapat dilatih diberikan media yang ada di sekolah
dan dimanfaatkan untuk siswa berupa media yang ada di sekolah
membuat analoginya sendiri. Coll & sedangkan di kelas eksperimen siswa
Treagust (2008) mengungkapkan harus membuat self generated
bahwa berdasarkan teori analogy. Tahap keempat, setelah
konstruktivisme, pembelajaran lebih dilaksanakan kegiatan pembelajaran,
baik berpusat pada siswa daripada siswa diberikan lagi soal yang sama
berpusat pada guru. Berdasarkan hal saat diberikan pretest. Soal tersebut
ini berarti siswa seharusnya terlibat berisi tentang pernyataan mengenai
aktif dalam membuat analogi konsep sistem peredaran darah sesuai
ataupun merekonstruksi analogi yang dengan indikator kemampuanberpikir
disampaikan oleh guru untuk kreatif.
disesuaikan dengan pengalaman
siswa itu sendiri.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimen. Penelitian ini dilakukan
di SMA Negeri 3 Cimahi. Partisipan
pada penelitian ini adalah siswa
Tabel 1. Kisi-kisi Kemampuan digunakan untuk membuat analogi
Berpikir Kreatif pada pertemuan selanjutnya. Setelah
itu pada pertemuan kedua guru
Indikator Perilaku siswa yang memberikan sedikit ulasan materi
diidentifikasi
mengenai sistem peredaran darah
Berpikir lancar a. Lancar dalam
(fluency) mengemukakan dengan pokok bahasan organ
jawaban. jantung, komponen-komponen darah,
b. Mampu mekanisme sistem peredaran darah,
memberikan kelainan sistem peredaran darah dan
jawaban secara golongan darah dengan
tepat mengenai menggunakan power point,
objek yang selanjutnya siswa dibagi menjadi
diamati. beberapa kelompok, pada pertemuan
a. Lancar dalam sebelumnya guru menugaskan siswa
mengemukakan untuk membawa alat-alat dan bahan-
pertanyaan.
bahan yang akan digunakan untuk
Berpikir luwes a. Memberikan
membuat self generated analogy
(flexibility) macam-macam
penafsiran mengenai materi sistem peredaran
terhadap suatu darah, lalu Guru membagikan LKS
gambar. self generated analogy untuk
Berpikir asli a. Membuat didiskusikan setiap kelompok, Guru
(originality) kombinasi- menjelaskan cara pengisian LKS self
kombinasi dari generated analogy, pada saat siswa
bagian atau berdiskusi mengenai lks self
unsur generated analogy Guru menjelaskan
Berpikir merinci a. Menambahkan dan mengarahkan mengenai analogi
(elaboration) atau memperinci yang akan dibuat oleh siswa, Setiap
detil-detil dari
kelompok ditugaskan untuk
suatu objek,
berdiskusi mengenai rancangan self
gagasan, gambar
atau situasi generated analogy yang akan mereka
sehingga menjadi buat, Guru mengkonfirmasi hasil
lebih menarik diskusi kelompok, Guru menugaskan
dan jelas siswa untuk membaca materi sistem
peredaran darah dan membuat self
HASIL DAN PEMBAHASAN generated analogy di rumah secara
berkelompok dan membawa analogi
Cara penggunaan self generated yang telah dibuat pada pertemuan
analogy untuk meningkatkan selanjutnya untuk dipresentasikan
kemampuan berpikir kreatif siswa dan didiskusikan. Pada pertemuan
SMA pada materi sistem peredaran ketiga, Guru mengulas kembali
darah, pada pertemuan pertama yang sedikit materi yang telah dijelaskan
dilakukan oleh guru adalah pada pada pertemuan sebelumnya
melakukan pembelajaran pembiasaan mengenai bagian-bagian organ
dengan menggunakan analogi pada jantung dan fungsinya, mekanisme
materi sistem respirasi manusia, sistem peredaran darah, kelainan dan
diakhir pembelajaran guru penyakit pada sistem peredaran
menugaskan siswa untuk membawa darah, serta golongan darah dengan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan menggunakan power point. Setiap
perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil dari self Berdasarkan Gambar 1. dapat
generated analogy yang telah dibuat dinyatakan bahwa, dapat dinyatakan
dan LKS yang telah didiskusikan. bahwa, rata-rata nilai posttest lebih
Setiap kelompok melakukan diskusi tinggi daripada rata-rata nilai pretest.
dengan cara menyanggah atau Rata-rata nilai posttest yaitu 83,2
menambahkan hasil dari self sedangkan rata-rata nilai pretest yaitu
generated analogy yang 65,9 yang menunjukkan adanya
dipresentesaikan oleh kelompok lain. peningkatan kemampuan berpikir
Setelah semua kelompok telah kreatif siswa yang cukup baik. Hal
selesai mempresentasikan hasil self ini disebabkan karena nilai setiap
generated analogy, kemudian Guru aspek pada setiap siswa sangat
mengkonfirmasi dan menyimpulkan bervariasi. Hal tersebut sependapat
hasil diskusi, Setiap kelompok dengan Kim (2006) yang
mengumpulkan LKS dan self mengemukakan bahwa setiap orang
generated analogy yang telah dibuat. sebenarnya memiliki kemampuan
Data mengenai kemampuan berpikir kreatif, tetapi potensi kreatif
berpikir kreatif siswa didapatkan tersebut berbeda-beda. Tidak ada
melalui tes awal (pretest) yang orang yang sama sekali tidak
diberikan kepada siswa sebelum memiliki kreativitas atau
pembelajaran dan melalui tes akhir kemampuan berpikir kreatif, yang
(posttest) yang diberikan setelah diperlukan hanyalah cara untuk
pembelajaran dengan menggunakan mengembangkannya. Hasil posttest
penerapan self generated analogy perbandingan pada tiap indikator
pada kelas eksperimen. Data yang kemampuan berpikir kreatif dapat
didapat berupa skor dengan rentang dilihat pada Gambar 2.
0-32. Perolehan skor ini Gambar 2. Hasil posttest
menunjukkan pola berpikir kreatif perbandingan tiap indikator
yang dimiliki oleh siswa. kemampuan berpikir kreatif
Gambar 1.Perbandingan Nilai 120
Pretest dan Posttest pada Kelas Self
Generated Analogy dan 96.8 95.1
100 91.8 92.3
Konvensional
90 83.25 80
67.7
61.5 64.5 62.9
80
60 Analogy
Nilai rata-rata pretest dan posttest

70 65.97
58.41 40
60
Self Konvensional
50 45.36 Generated 20
Analogy
40 Konvensiona
l 0
30
20
10
0 Pada Gambar 2. dapat dilihat,
Pretest Postest bahwa hasil posttest pada semua
indikator kemampuan berpikir kreatif
pada kelas self generated analogy darah dengan menggunakan botol,
maupun kelas konvensional selang, styrofoam, pewarna makanan
mengalami peningkatan. Pada kelas berwarna merah. Hal tersebut sejalan
self generated analogy indikator dengan yang dikatakan oleh Harrison
flexibility memeroleh nilai yang (2013) yang menyatakan bahwa
paling tinggi yaitu sebesar 96,8. analogi merupakan agen perubah
Sedangkan pada kelas konvensional konseptual yang efektif karena dapat
indikator elaboration memeroleh meningkatkan pemahaman dengan
nilai yang paling tinggi yaitu sebesar menghubungkan antara konsep-
67,7. Berdasarkan hasil rata-rata konsep ilmu dengan pengalaman
pretest dan posttest pada kelas yang siswa serta membantu siswa dalam
menerapkan self generated analogy memvisualisasikan hal yang abstrak.
menunjukkan bahwa pembelajaran Kemiripan yang ditemukan
dengan analogi dapat dalam perumpamaan sistem
mengembangkan kemampuan peredaran darah demgan alat alat
berpikir kreatif siswa lebih baik seperti botol, selang, styrofoam dan
daripada metode ceramah hal ini lainnya menghadirkan ketertarikan
sejalan dengan yang dikatakan oleh tersendiri bagi siswa terhadap
Harrison (2013) yang menyatakan pembelajaran. Hal tersebut sesuai
bahwa analogi merupakan agen dengan penelitian Gentner yang
perubah konseptual yang efektif menunjukkan bahwa kemiripan
karena dapat meningkatkan menyebabkan para murid tertarik
pemahaman dengan menghubungkan pada anlogi, dan membantu mereka
antara konsep-konsep ilmu dengan mencari hubungan yang ada antara
pengalaman siswa serta membantu situasi sehari-hari dengan kosnep
siswa dalam memvisualisasikan hal sains (Harrison, 2013).
yang abstrak. Penggunaan perumpamaan dengan
Setelah diterapkannya hal-hal yang sudah siswa ketahui
pembelajaran penerapan self sebelumnya dapat mempermudah
generated analogy, rata-rata nilai siswa untuk memehami konsep yang
pada setiap indikator kemampuan diajarkan. Seperti yang dijelaskan
berpikir kreatif ini meningkat. Slavin dalam jurnal yang ditulis oleh
Menurut buku yang diedit oleh Harjono (2006), bahwa analogi
Harrison et al.,(2013) dikatakan mengaitkan konsep-konsep baru
bahwa mengajar dengan analogi dengan informasi yang telah
dapat lebih menyenangkan dan dipahami. Penggunaan analogi dapat
memotivasi murid. Suasana membantu siswa dalam memahami
pembelajaran yang kondusif dan suatu pelajaran atau bacaan yang
menyenangkan tentunya akan diberikan. Hasil perolehan N-
mempengaruhi pemahaman siswa gain setelah dilakukan pengujian
terhadap meteri yang diajarkan. statistika menunjukkan bahwa
Penggunaan self generated analogy peningkatan kemampuan berpikir
mampu memberikan gambaran dan kreatif kedua kelas menunjukkan
perumpamaan tentang konsep sistem perbedaan yang signifikan. Meskipun
peredaran darah dengan hal yang memiliki data yang berbeda
sudah mereka ketahui dan kenal signifikan tetapi kedunya mengalami
sebelumnya, dalam hal ini peningkatan jika dilihat dari
perumpamaan sistem peredaran
kemampuan awal kedua kelas mekanisme sistem peredaran darah,
tersebut. kelompok 3 dan 4 membahas dan
Pada kelas yang menerapkan self membuat analogi mengenai
generated analogy memiliki nilai N- komponen sel-sel darah, kelompok 5
gain yaitu sebesar 0,59 yang berada dan 6 membahas dan membuat
dalam kategori sedang, sedangkan analogi mengenai kelainan sistem
pada kelas konvensional memiliki peredaran darah.
nilai N-gain 0,28 berada dalam Selanjutnya dilakukan analisis
kategori rendah. Dari peningkatan hubungan untuk mengetahui apakah
tersebut dapat dilihat bahwa kelas terdapat hubungan penerapan self
self generated analogy mengalami generated analogy demgan
peningkatan N-gain yang lebih tinggi kemampuan berpikir kreatif pada
jika dibandingkan dengan kelas materi sistem peredaran darah.
konvensional. Berdasarkan hasil analisis uji
Selain menggunakan instrument korelasi penerapan self generated
kemampuan berpikir kreatif berupa analogy dengan kemampuan berpikir
pretest dan posttest, penerapan self kreatif siswa pada materi sistem
generated analogy juga didukung peredaran darah menunjukkan
oleh Lembar Kerja Siswa, self adanya hubungan antara penerapan
generated analogy dan obervasi self generated analogy dengan
aktifitas siswa selama proses kemampuan berpikir kreatif siswa
pembelajaran penerapan self dengan nilai signifikasi 0,000. Nilai
generated analogy. koefisien korelasi (r2) sebesar 0,559
Lembar Kerja Siswa self yang menunjukkan terdapat
generated analogy merupakan hubungan penerapan self generated
lembar kerja siswa yang digunakan analogy dengan kemampuan berpikir
pada saat pembuatan self generated kreatif siswa dalam kategori sedang
analogy yang bertujuan untuk karena berada pada rentang 0,40 –
mengetahui rancangan analogi yang 0,599 (Sugyono, 2007). Selain itu
akan dibuat oleh siswa. LKS tersebut menunjukkan hubungan yang
berisi judul, tujuan, tabel hasil berkolerasi positif (+) artinya
pengamatan dengan kolom berupa kenaikan rata-rata penerapan self
daftar nama struktur, analogi dan generated analogy dengan rata-rata
fungsi organ, nama alat-alat dan kemampuan berpikir kreatif.
bahan-bahan yang digunakan dalam Sedangkan 45% dipengaruhi faktor-
pembuatan analogi, langkah kerja, faktor lainnya seperti pada saat akan
kesimpulan, dan pertanyaan- dilaksanakan ulangan siswa belajar
pertanyaan yang berkaitan dengan dengan giat, lalu dipengaruhi juga
self generated analogy pada konsep oleh faktor internal, yaitu kondisi
sistem peredaran darah. Hasil psikologi seperti minat, kecerdasan,
penilaian lembar kerja siswa bakat, motivasi, kemudian faktor
menunjukkan bahwa rata-rata fisiologi siswa seperti kesehatan
keseluruhan kelompok yaitu 85. . yang prima, kelelahan, selain itu
Hasil penilaian self generated faktor lingkungan juga berpengaruh
analogy menunjukkan bahwa rata- termasuk keadaan sosial yang ada
rata keseluruhan kelompok yaitu 87. disekitar siswa.
Kelompok 1 dan 2 membahas dan
membuat analogi mengenai
SIMPULAN DAN SARAN yang dapat menyesuaikan dengan
Berdasarkan hasil analisis data kebutuhan siswa sehingga mampu
dan pembahasan dalam penelitian mengoptimalkan kemampuan
mengenai penerapan self generated berpikir kreatif siwa.
analogy untuk meningkatkan Self Generated Analogy yang
kemampuan berpikir kreatif siswa dibuat siswa masih mengalami
pada kelas eksperimen memperoleh beberapa kekurangan, namun sangat
nilai postest 83,2 sedangkan kelas membantu dalam proses
konvensional 65,9. pembelajaran. Maka dari itu
Dari keempat indikator pembutan self generated analogy
kemampuan berpikir kreatif yang yang selanjutnya diharapkan dapat
diukur, kemampuan berpikir luwes mengalami perbaikan untuk lebih
(flexibility) memiliki tingkat baik lagi, serta lebih inovatif pada
kemampuan tertinggi dengan indeks penelitian selanjutnya.
N-Gain yang diperoleh sebesar 0,92 Self Generated Analogy
dengan kategori tinggi pada kelas sebaiknya mengalami
self generated analogy. Sedangkan penyempurnaan pada saat proses
pada kelas konvensional, mekanisme peredaran darah organ
kemampuan berpikir luwes jantung dapat dibuat analogi sekat
(flexibility) memiliki indeks N-Gain jantungnya karena self generated
sebesar 0,35 dengan kategori sedang analogy yang telah dibuat oleh siswa
lebih rendah daripada kelas self dalam penelitian ini belum bisa
generated analogy. menganalogikan organ jantung yang
Kemampuan berpikir kreatif sesungguhnya.
tertinggi pada kelas konvensional
yaitu pada indikator kemampuan
berpikir merinci (elaboration) REFERENSI
dengan indeks N-Gain sebesar 0,48 Arnyana, I. B. P. (2009). Pengaruh
dengan kategori sedang, sedangkan Penerapan Strategi
pada kelas self generated analogy Pembelajaran Inovatif pada
indikator kemampuan berpikir Pelajaran Biologi Terhadap
merinci (elaboration) diperoleh Kemampuan Berpikir Kreatif
indeks N-Gain sebesar 0,81 dengan Siswa SMA. Jurnal
kategori tinggi. Pendidikan dan Pengajaran.
Respon siswa yang dijaring No. 3
melalui angket pembelajaran
menunjukkan hasil yang positif Aswan., dkk. (2006). Strategi
terhadap penerapan self generated Belajar Mengajar. Jakarta:
analogy. Hampir seluruh siswa dapat Rineka Cipta
merasakan manfaat dalam
pembelajaran dengan menggunakan Baer, J. 1993. Craetivity and
analogi tersebut, meskipun pada saat Divergent Thinking: A Task
proses pembuatan analogi terdapat Spesific Approach. London:
beberapa siswa yang merasa Lawrence Elbaum Associates
kesulitan. Publisher.
Kemampuan berpikir kreatif Coll, R. K & Treagust D.F. (2008).
siswa masih perlu ditingkatkan lagi. Inquiry-based teacher-and
Diperlukan rancangan pembelajaran student-generated analogies.
Dalam Harrison, A. G. &
Coll, R. K. (Penyuting), Harrison, A. G & Coll, R. K. (2013).
Using analogies in middle Using analogies in middle
and secondary science and secondary science
classrooms: the FAR guide classrooms: the FAR guide
an interesting way to teach an interesting way to teach
with analogies (hlm. 66-82).
with analogies. California:
California Corwin Press.
Corwin Press.
De Caroli, M. E., & Sagone, E.
(2012). Creative Thinking Hu, W. & Adey, P. (2002).A
and Big Five Factors of scientific creativity test for
Personality Measured in secondary school
Italian School Children. students.International Journal
Faculty of Educational of Science Education, 24(4),
Science University of hlm. 389–403.
Catania, Italy.
Munandar, U. (2009).
Edward de Bono. (2004). Pengembangan Kreativitas
Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Anak Berbakat. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana
PT.Rineka Cipta. Indonesia

Glynn, S. M. (1994). Teaching Parkins, D.N. 1995. What Creative


science with analogies a Thinking Is. Costa, A.L.
strategy for teachers and (Ed).Developing Minds A
textbook authors.Athens:
Resource Book for Teaching
National Reading Research
Center. Thinking. (hlm. 58-61)
Harrison, A. G. (2008). Multiple Alexandra, Virginia:
analogies are better than one- Assosiation for Supervisions
size-fits-all analogies. Dalam and Curriculum Development
Harrison, A. G. & Coll, R. K. (ASCD).
(Penyunting), Using analogies
in middle and secondary
science classrooms: the FAR
guide- an interesting way to
teach with analogies (hlm. 46-
65). California: Corwin Press.
Harrison, A. G & Coll, R. K.
(Penyuting). (2008). Using
analogies in middle and
secondary science
classrooms: the FAR guide
an interesting way to teach
with analogies. California:
Corwin Press.

Anda mungkin juga menyukai