Grace
Grace
Pemikiran tentang negara demokrasi oleh Hobbes, Locke dan Rousseau bahwa negara
terbentuk karena adanya pembenturan kepentingan hidup mereka dalam hidup bermasyarakat
dalam culture state. Akibatnya terjadilah penindasan diantara satu dengan lainnya.
Individu – individu dalam suatu masyarakat itu membentuk satu persekutuan hidup bersama
yang disebut negara, dengan tujuan untuk melindungi kepentingan dan hak individu dalam
kehidupan masyarakat Negara. Kadangkala muncul kekuasaan otoriterisme.
Menurut Held ( 1995 : 10 ), bahwa demokrasi perwakilan liberal merupakan suatu
pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan
memaksa dan kebebasan. Yang senantiasa merupakan suatu manifestasi perlindungan serta
jaminan atas kebebasan individu dalam hidup bernegara. Yaitu : politik, ekonomi, sosial,
keagamaan bahkan kebebasan anti agama.
Konsekwensi dari implementasi system dan prinsip ini adalah berkembang persaingan
bebas, terutama kehidupan ekonomi. Yang lemah akan tenggelam . Akibatnya kekuasaan
kapitalisme yang meguasai berbagai kebijakan negara.
Analisis P.L.Berger bahwa dalam era global dewasa ini dengan semangat pasar bebas yang
dijiwai oleh filosofi demokrasi liberal, maka kaum kapitalisme yang berkuasa. Kapitalisme
telah menjadi fenomena global dan dapat mengubah masyarakat diseluruh dunia baik dalam
bidang sosial, politik maupun kebudayaan ( Berger, 1988 )
Berdasarkan teori serta praktek pengertian demokrasi secara filosofi bahwa kekuasaan
ada ditangan rakyat.
Demokrasi Deliberatif, berasal dari kata latin deliberatio atau deliberasi ( Indonesia ) artinya
konsultasi, menimbang – nimbang, atau yang lebih populer dalam politik disebut “
musyawarah “. Semua arti leksikal ini harus ditempatkan dalam konteks “ public “ atau
kebersamaan dalam konteks politik ( Habermas, 2009 )( Hardiman, 2009 ; 128 ). Jadi dalam
pelaksanaan demokrasi tidak hanya didasarkan atas prinsip kuantitas matematis belaka,
melainkan dalam berbagai aspek ditentukan dengan musyawarah, dengan berbagai
pertimbangan akan tetapi tetap paradikmanya demi kesejahteraan rakyat. Dalam konteks
tidak hanya bersifat positivistis kuantitatif, melainkan memberikan tempat bagi asas moralitas
musyawarah. Contoh ; Daerah Istimewa Yogyakarta.
Negara kebangsaan yang berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila berarti bahwa
kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat dan dalam sisitem kenegaraan dilakukan menurut
UUD. Negara kebangsaanyang berkedaulatan rakyat adalah suatu negara demokrasi.
Demokrasi monodualis artinya sebagai makhluk individu memiliki hak dan sebagai makhluk
sosial harus disertai tanggung jawab.
Hak – hak demokrasi (1) disertai tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.(2)
Menjunjung dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta(3) disertai dengan
tujuan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial, yaitu kesejahteraan dalam hidup bersama.
Dasar moralitas dalam system demokrasi negara didasari oleh moral Ketuhanan,
kemanusiaan serta persatuan, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan
berkeadilan. Pokok – pokok “ kerakyatan “ yang terkandung dalam sila ke empat dalam
penyelenggaraan negara, sebagai berikut :
1). Manusia Indonesia sebagai warga Negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan
dan hak yang sama.
2). Dalam menggunakan hak – haknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kepen-
tingan Negara dan masyarakat.
3). Karena mempunyai kedudukan, hak serta kewajiban yang sama maka pada dasarnya tidak
dibenarkan memaksakan kehendak kepada orang lain.
4). Sebelum mengambil keputusan terlebih dahulu diadakan musyawarah.
5). Keputusan diusahakan ditentukan secara musyawarah.
6). Bilamana tidak ditemukan melalui musyawarah dapatlah dilakukan mengambil keputusan
berdasarkan suara terbanyak.
7). Meskipun demikian pemungutan bukan hanya didasarkan atas rasio saja, melainkan juga
berdasarkan moralitas kebersamaan.
8). Musyawarah untuk mencapai mufakat, diliputi oleh suasana dan semangat kebersamaan
( Bandingfkan Suhadi, 1998 ).