SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUNDA NONI PALEMBANG
NOMOR : /SK-DIR/RSIABN/II/2018
TENTANG
Menimbang : a. bahwa penggunaan antimikroba bahwa penggunaan antimikroba dalam pelayanan kesehatan seringkali tidak
tepat sehingga dapat menimbulkan pengobatan yang kurang efektif,peningkatan resiko terhadap keamanan
pasien meluasnya resistensi dan tingginya biaya pengobatan;
b. bahwa untuk meningkatkan ketepatan penggunaan antimikroba dalam pelayanan kesehatan perlu suatu panduan
yang sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang;
c. bahwa untuk maksud sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, maka perlu ditetapkannya dengan keputusan
Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang.
Mengingat : 1.Undang-Undang Republik Indonesia No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2.Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3.Undang-undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 tahun 2011 tentang tentang Keselamatan Pasien;
4.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 08 tahun 2015 tentang Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotik.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : PEMBERLAKUAAN PANDUAN PENGGUNAAN ANTIMIKROBA PROFILAKSIS DAN TERAPI DI RUMAH SAKIT IBU
DAN ANAK BUNDA NONI YANG
KESATU : Isi panduan penggunaan antimikroba Profilaksi dan Terapi akan disempurnakan secara tersu menerus oleh tim
pengendalian antimikroba Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan perkembangan terkini;
KEDUA : Mewajibkan sem,ua tenaga medis menulis resep antimikroba sesuai yang tercantum dalam panduan penggunaan
Antimikroba Profilaksisv dan terapi;
KETIGA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan dilakukan perubahan
bilamana ada kekeliruan.
DITETAPKAN DI : Palembang
PADA TANGGAL : 02 Februari 2018
DIREKTUR RSIA BUNDA NONI,
drg. Donarita
NIK. 0010140784
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya, tim penyusun dapat menyelesaikan buku
Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi (PPAM) Tahun 2018 Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang.
Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis dan Terapi (PPAM) adalah acuan bagi seluruh petugas yang terkait dengan pemberian
antimikroba kepada pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang. Dengan adanya Panduan Penggunaan Antimikroba Profilaksis
dan Terapi Tahun 2017 Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Noni Palembang diharapkan terwujud pemberian antimikroba yang sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika.
Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi di dalam penyusunan panduan ini, kami menyampaikan terima
kasih atas saran dan kritik yang sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
1.2 Tujuan
a. Sebagai acuan bagi klinisi dalam memberikan terapi antimikroba baik profilaksis maupun terapi empiris secara bijak
b. Untuk mencegah terjadinya resistensi antimikroba
b. Keterbatasan
Panduan ini perlu dilakukan revisi dan penyempurnaan secara berkala sesuai dengan usulan materi dari SMF.
BAB II
INDIKASI PENGGUNAAN ANTIMIKROBA
2.1 Alur Rekomendasi Penggunaan AntimikrobaDiluar Pedoman Penggunaan Antimikroba Dan Formularium Nasional
CATATAN :
1. Bila terdapat ketidaksesuaian antara diagnosis, kondisi klinis pasien, hasil kultur
mikrobiologi,
dengan pemilihan antibiotika (PPAM/Formularium Nasional/Formularium Pendamping
RS),
mohon menghubungi PIC SMF masing–masing.
2. Pengambilan spesimen mikrobiologi harap dilakukan sebelum antibiotika pertama
masuk dan
evaluasi tiap 3–5 hari (kondisi klinis, hasil lab. dasar, kultur spesimen)
I. Case Finding :
A. Dokter
1. Lakukan permintaan kultur spesimen klinik berdasarkan indikasi medis sebelum pemberian antibiotika
2. Lakukan permintaan kultur skrining karier MRSA (swab hidung, swab tenggorok, dan swab luka terbuka bila ada) yang
dilakukan dalam waktu 48 jam masuk rumah sakit (MRS) terhadap pasien :
a. Pasien rujukan
b. Pasien pernah MRS dalam 1 tahun terakhir
c. Pasien pernah terdeteksi kolonisasi dan atau infeksi MRSA
B. Perawat
a. Lakukan pengambilan dan pengiriman spesimen klinik untuk pemeriksaan kultur mikrobiologis sesuai yang tertulis
b. Lakukan pengambilan dan pengiriman sampel swab hidung, swab tenggorok, dan swab luka terbuka (bila ada) untuk
pemeriksaan kultur skrining karier MRSA yang dilakukan dalam waktu 48 jam MRS terhadap :
pasien rujukan,
pasien pernah MRS dalam 1 tahun terakhir,
pasien pernah terdeteksi kolonisasi dan atau infeksi MRSA.
Tulis “SKRINING MRSA” di pojok kanan atas dari formulir permintaan pemeriksaan (sesuai SPO Komite PPI
tentang Skrining dan Eradikasi MRSA).
B. Komite PPI
1. Lakukan pencatatan kasus MDRO yang dilaporkan oleh Instalagi Mikrobiologi Klinik baik dari kultur spesimen klinik
maupun kultur skrining karier MRSA
2. Informasikan kasus MDRO pada poin 1 kepada IPCN dan IPCLN untuk seger melakukan investigasi
3. Laporkan kepada Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA)
III. Investigasi
A. Tim PPI (IPCN dan IPCLN)
1. Lakukan telusur terhadap pasien kontak dengan infeksi dan atau kolonisasi MDRO yang sama dengan index case selama
1 minggu terakhir di ruang rawat yang sama
2. Lakukan konsultasi dengan dokter Instalasi Mikrobiologi Klinik untuk konfirmasi poin 1.
3. Laporkan kepada Komite PPI dalam 24 jam
IV. Intervensi
A. MDRO Non MRSA dan TIDAK ditemukan pasien kontak :
I. Tim PPI (IPCN dan IPCLN)
1. Lakukan koordinasi dengan kepala ruang dan perawat pelaksana
2. Lakukan cohorting (pemisahan) pasien dengan infeksi dan atau kolonisasi MDRO dari pasien negatif menggunakan
partisi/sketsel atau ruang isolasi
3. Berlakukan kewaspadaan transmisi kontak
4. Sosialisasikan kepatuhan hand hygiene
5. Sosialisasikan prosedur cleaning dan disinfecting ruang rawat sesuai SPO Komite PPI tentang Cleaning dan
Disinfecting Area Pasien dengan Kolonisasi dan atau infeksi MDRO
(single case)
I. Tim PPI
Lakukan poin IV.A.I