Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PENGUKURAN RESISTIVITAS TANAH

2.1 Tujuan
1. Mengetahui cara pengukuran resistivitas tanah.
2. Mengetahui dan memahami tingkat korosivitas beberapa jenis tanah.
3. Mengetahui pengaruh berbagai jenis tanah terhadap laju korosi pada baja
didalam lingkungan tanah.

2.2 Teori Dasar


Indikasi mengenai kecenderungan arus yang mengalir dapat diketahui
dengan penentuan resistivitas tanah. Tanah dengan resistivitas yang tinggi dapat
memberikan banyak aliran arus. Penentuan resistivitas tanah dengan sering
sangatlah penting ketika membuat sebuah survey yang detail mengenai perpipaan.
Selain dalam menafsirkan seberapa parahnya daerah korosif, profil resistivitas
tanah juga sangat membantu selanjutnya dalam pemilihan tempat untuk instalasi
proteksi katodik.
Tanah merupakan kumpulan mineral, bahan organik, air, dan gas (udara).
Tanah terbentuk dengan kombinasi proses terjadinya cuaca (angin, air) maupun
pembusukan organik. Contohnya, humus memiliki kandungan bahan organic yang
sangat tinggi. Sedangkan pasir pantai tidak mengandung bahan organik. Variasi
sifat dan karakteristik tanah dapat mempengaruhi terjadinya korosi pada sebuah
struktur.
Konduktivitas tanah merupakan hal yang penting sebagai bukti mekanisme
elektrokimia yang dapat digunakan untuk kontrol laju korosi. Konduktivitas yang
tinggi akan mengakibatkan laju korosi yang tinggi. Konduktivitas tanah merupakan
hal penting untuk stray-current corrosion. Karakteristik physical dan chemical
tanah sangat mempengaruhi tingkat korosi. Tanah yang kasar, berpasir cenderung
mudah untuk dilewati oleh air dan udara. Namun, lempung, atau silt menunjukan
tingkat aerasi dan drainase yang buruk. Underground storage tank, pipelines
transmisi minyak dan gas, pipelines distribusi, dan struktur lainnya yang tertanam

6
BAB II PENGUKURAN RESISTIVITAS TANAH Kelompok 8

dalam tanah beresiko terkena korosi tanah. Terdaat beberapa faktor yang
mempengaruhi soil corrosion:
1. Karakteristik aerasi dan permeabilitas tanah.
2. Kandungan garam di dalam tanah.
3. Tingkat keasaman tanah.
4. Adanya spesies ionik pada tanah seperti klorida atau aktivitas
mikrobiologi seperti bakteri.
Parameter tanah yang mempengaruhi korosifitas :
1. Air.
2. Derajat Aerasi.
3. pH.
4. Soil resistivity.
5. Redox potential.
6. Sulfates.
7. Chlorides.
Tingkat korosifitas dapat ditentukan dengan mengetahui nilai resistivitas
dari tanah tersebut. Satuan yang dipakai untuk nilai resistivitas tanah adalah ohm-
cm. Resisitivitas dari suatu tanah secara numerik adalah nilai tahanan dari tanah
berbentuk kubus dengan dimensi 1 cm. Untuk mengukur resistivitas dari sampel
tanah yang banyak/luas serta pada kedalaman tertentu. Dimana nilai resistivitas dari
kedalaman tanah kurang lebih sama dengan jarak antar elektroda.
Tanah dibedakan berdasarkan komposisi dan interaksi terhadap beberapa
faktor terhadap lingkungan. Tanah pada umumnya diklasifikasikan tergantung dari
range ukuran partikelnya, yaitu jenis pasir (sand), lumpur (silt), dan tanah liat
(clay). Partikel berukuran antara 0.07 hingga 2 mm merupakan jenis pasir, lumpur
mempunyai range 0.005 mm hingga 0.07, sedangkan tanah liat mempunyai range
diameter 0.005 mm hingga berukuran koloid. Perbandingan ukuran antara ketiga
jenis partikel tersebut akan menentukan perbedaan sifat tanah.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam T.A 2018/2019 7


BAB II PENGUKURAN RESISTIVITAS TANAH Kelompok 8

Tabel 2.1 Klasfikasi Tanah Menurut USDA dan Sistem International

Tekstur tanah merupakan distribusi partikel mineral dalam tanah tersebut.


Tanah dengan kadar pasir yang tinggi memiliki kandungan air yang sedikit,
sedangkan tanah liat mengandung banyak air. Saat ini tanah diklasifikasikan secara
global, dapat digunakan pada banyak lokasi. Pada klasifikasi ini, tanah
dipertimbangkan sebagai suatu individu tiga dimensi yang dapat disamakan
terhadap sifat fisik, kimia, dan meneralogi. Hal ini berarti bahwa makin halus
ukuran partikel tanah, makin banyak ukuran pori mikro yang terbentuk dan
sebaliknya jika ukuran partikel tanah makin besar. Tanah yang didominasi pasir
akan memiliki banyak pori-pori makro yang lebih besar, sedangkan tanah yang
didominasi debu akan banyak mempunyai pori-pori berukuran sedang (agak
poreus), dan tanah yang didominasi liat akan banyak mempunyai poripori mikro
atau tidak poreus.
Struktur tanah yang terdiri berbagai lapisan yang mengakibatkan nilai
resistivitas tanah yang berbeda berdasarkan jenisnya. Banyak faktor yang
mengakibatkan perbedaan nilai resistivitas antara lain: homogenitas tanah,
kandungan mineral logam, kandungan aquifer (misalnya: air, minyak, dan gas),
porositas, permeabilitas, suhu, dan umur geologi tanah. Faktor-faktor ini
menunjukkan ketika dilakukan pengukuran maka yang terukur adalah nilai
resistivitas kombinasi dari berbagai jenis tanah. Hal ini mengakibatkan nilai yang
diukur disetiap titik memiliki nilai yang berbeda.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam T.A 2018/2019 8


BAB II PENGUKURAN RESISTIVITAS TANAH Kelompok 8

Resistivitas telah digunakan sebagai indikator utama terhadap korosi pada


tanah. Saat transfer ion bereaksi dengan korosi pada tanah, resistivitas tanah yang
tinggi akan memperlambat reaksi korosi. Resistivitas tanah berkurang dengan
meningkatnya kandungan air dan konsentrasi ion. Resistivitas tanah memiliki
pengaruh yang kuat terhadap laju korosi.

Tabel 2.2 Pengaruh Resistivitas Tanah Terhadap Korosifitas


Soil Resistivity (Ohm cm) Corrosivity Rating
>20.000 Essentially non-corrosive
10.000 – 20.000 Mildly corrosive
5.000 – 10.000 Moderately corrosive
3.000 – 5.000 Corrosive
1.000 – 3.000 Highly Corrosive
< 1.000 Extremely Corrosive

Pada umumnya, resistivitas tinggi (diukur dalam ohm-cm) akan menunjukkan


laju korosi yang rendah. Resistivitas tanah meningkat dari beberapa faktor,
contohnya tanah dengan partikel halus memiliki resistivitas rendah sehingga
memudahkan terjadinya reaksi korosi. Namun resistivitas tanah bukan satu-satunya
parameter yang menyebabkan kerusakan korosi. Resistivitas tanah yang tinggi tidak
menjamin keberadaan korosi.
Keasaman tanah menjadi bagian dari terbentuknya asam karbonat dari karbon
dioksida akibat aktivitas biologi dan air. Selain itu, keasaman tanah juga disebabkan
oleh perubahan cuaca, jenis mineral tanah, hilangnya kebasaan atau elemen asli
akibat leaching, terbentuknya keasaman organik dan inorganik akibat aktivitas
mikrobiologi, pengeluaran akar, polusi terhadap tanah khususnya limbah industri.

2.3 Metodologi Praktikum

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam T.A 2018/2019 9


BAB II PENGUKURAN RESISTIVITAS TANAH Kelompok 8

2.3.1 Skema Proses


Persiapkan alat dan bahan

Penentuan lokasi tanah yang akan diukur

Pemasangan pins pada tanah

Koneksikan pins pada alat resistivity

Lakukan pengukuran resistivity

Amati dan catat besar resistivity pada layar

Analisa

Kesimpulan
Gambar 2.2 Skema proses pengukuran resistivity tanah

2.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Menentukan lokasi area tanah yang diukur, dengan panjang area
pengukuran ± 5 m, pasang batas safety line untuk keamanan.
3. Memasang pins pada tanah dengan variasi jarak 1,2, dan 3 meter pada
satu titik pengukuran.
4. Mengkoneksikan pins dengan kabel konektor merah kesoket VΩ (C) dan
hijau ke COM (E) pada alat resistivity meter digital.
5. Mensetting switch kesalah satu posisi resistansi (2000Ω) lalu lakukan
setting pengatura nol dan tekan tombol TEST kemudian hold.
6. Mengamati dan catat besaran resistansi yang ditunjukan layar.
7. Menganalisa dari data hasil yang didapatkan selama praktikum.
8. Menyimpulkan hasil yang diperoleh selama praktikum.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam T.A 2018/2019 10


BAB II PENGUKURAN RESISTIVITAS TANAH Kelompok 8

2.3.3 Gambar Proses

Penentuan lokasi yang akan diukur

Pemasangan pins dengan jarak 1 meter tiap pins

Pengukuran resistivitas tanah


Gambar 2.3 Gambar proses pengukuran resistivitas tanah

2.4 Alat dan Bahan


2.4.1 Alat
1. Soil resistance meter digital : 1 buah
2. Pins : 3 buah

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam T.A 2018/2019 11


BAB II PENGUKURAN RESISTIVITAS TANAH Kelompok 8

3. Kabel : 1 buah
4. Palu : 1 buah
5. Safety line : secukupnya
2.4.2 Bahan
1. Lokasi tanah yang diukur : seperlunya

2.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data

2.5.1 Pengumpulan Data


Tabel 2.3 Data hasil pengukuran resistivity tanah

P R
Jarak Pins Ρ
No Area Tanah Ohm Keterangan
( cm ) ( Ω cm )
(m) (Ω)
1 0 cm 2m 0,653 Ω 821 Ω cm Extremely corrosive
2 100 cm 2m 1,146 Ω 1440 Ω cm Highly corrosive
3 100 cm 2m 1,176 Ω 1476 Ω cm Highly corrosive

2.5.2 Pengolahan Data


Perhitungan
1. ρ = 821 Ω cm
821 Ω𝑐𝑚
R1 = 2 .3,14 .200 𝑐𝑚

= 0,653 Ω
2. ρ = 1440 Ω cm
1440 Ω 𝑐𝑚
R2 = 2 .3,14 .200 𝑐𝑚

= 1,146 Ω
3. ρ = 1476 Ω cm
1476 Ω 𝑐𝑚
R1 = 2 .3,14 .200 𝑐𝑚

= 1,176 Ω

2.6 Analisa dan Pembahasan

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam T.A 2018/2019 12


BAB II PENGUKURAN RESISTIVITAS TANAH Kelompok 8

2.7Kesimpulan dan Saran


2.7.1 Kesimpulan
1. Tingkat kelembaban tanah akan mempengaruhi nilai resistivitasnya.
2. Pengukuran resistivitas tanah menggunakan alat soil resistance meter
digital dengan bantuan pins.
3. Pins dalam resistivitas tanah harus sejajar dalam pengukurannya.
4. Pins ketika mengukur resistivitas tanah harus pada kedalaman tertentu
untuk mengetahui nilai resistivitasnya.
2.7.2 Saran
1. Pins yang digunakan untuk pengukuran sebaiknya memiliki tingkat
ketajaman yang lebih.
2. Dalam pengukuran dipersiapkan juga palu, jika sewaktu-waktu tanah
untuk penanaman pins keras.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam T.A 2018/2019 13

Anda mungkin juga menyukai