Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TIM BUKU
Penasehat : Nila Farid Moeloek (Menteri Kesehatan Republik Indonesia)
Pengarah : Untung Suseno Sutarjo (Sekretaris Jenderal), Anung Sugihantono
(Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat), M. Subuh (Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit), Bambang Wibowo (Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan), Maura Linda Sitanggang (Direktur
Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan), Purwadi (Inspektur
Jenderal), Siswanto (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan), Usman Sumantri (Kepala Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan).
Penyusun : Akmal Taher (Staf Khusus Menkes Bidang Peningkatan Pelayanan
Kesehatan), Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa (Staf Khusus Menkes
Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi), Sri Henni
Setiawati (Staf Ahli Menkes Bidang Peningkatan Kapasitas Kelem-
bagaan dan Desentralisasi), Trisa Wahjuni Putri (Kepala Pusat Analisis
Determinan Kesehatan), Ernawati Roeslie (Pusat Analisis Determinan
Kesehatan), Abdul Aziz (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), Habibi
Nur Eka Putra (Pusat Analisis Determinan Kesehatan), Ario Baskoro
(Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat), Trihono (Health Policy
Unit), Tini Suryanti (Health Policy Unit), Bambang Hartono (Health
Policy Unit), Lalu Hendi Hutomo (Health Policy Unit)
Koordinator Teknis: Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kementerian Kesehatan
ISBN 978-602-235-992-0
I. COMMUNITY HEALTH SERVICES
II. MATERNAL HEALTH SERVICES
III. COMMUNICABLE DISEASES
IV. NUTRITION
V. NON COMMUNICABLE DISEASES
KATA PENGANTAR
Sebagai pedoman umum, dokumen ini bukanlah dokumen yang statis. Oleh karena
itu, selama perjalanan pelaksanaan program terhadap dokumen ini akan dilakukan
revisi secara periodik. Dengan demikian, “Pedoman Umum Program Indonesia
Sehat Dengan Pendekatan Keluarga” ini dapat membimbing kita ke arah keber-
hasilan pembangunan kesehatan periode 2015 – 2019.
Menyadari permasalahan yang demikian itu, mau tidak mau kita harus membuat
skala prioritas. Untuk mencapai Indonesia Sehat, dalam kurun waktu 2015 – 2019,
sektor kesehatan diarahkan untuk memfokuskan upaya guna:
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
2 Menurunkan prevalensi balita pendek (stunting).
3 Menanggulangi penyakit menular HIV-AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria.
4 Menanggulangi penyakit tidak menular Hipertensi, Diabetes, Obesitas, Kanker,
dan Gangguan Jiwa.
Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka
upaya-upaya tersebut diselenggarakan secara terintegrasi sejak dari perencanaan
sampai ke pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Sasarannya pun difokuskan
kepada keluarga, dengan dihidupkannya kembali “Pendekatan Keluarga”.
1 PENDAHULUAN 1
DAFTAR TABEL
Gambar 1. Penjabaran Visi & Misi Presiden Menjadi Program Indonesia Sehat
2
4 Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
TAHUN 2015 - 2019
2
A. GAMBARAN PEMBANGUNAN serta kesinambungan dengan upaya-
KESEHATAN DI INDONESIA upaya yang telah dilaksanakan dalam
periode sebelumnya.
1. Gambaran Umum dan Perma-
a. Upaya Kesehatan
salahan Kesehatan
1) Kesehatan Ibu dan Anak.
Kesehatan merupakan inves-
Angka Kematian Ibu sudah
tasi untuk mendukung pemba-
mengalami penurunan, namun
ngunan ekonomi serta memiliki
masih jauh dari target MDGs
peran penting dalam upaya
tahun 2015, meskipun jumlah
penanggulangan kemiskinan.
persalinan yang ditolong oleh
Pembangunan kesehatan harus
tenaga kesehatan mengalami
dipandang sebagai suatu inves-
peningkatan. Kondisi ini ke-
tasi untuk meningkatkan kuali-
mungkinan disebabkan antara
tas sumber daya manusia sesuai
lain oleh kualitas pelayanan
dengan Undang-Undang Nomor
kesehatan ibu yang belum
36 Tahun 2009 tentang Kese-
memadai, kondisi ibu hamil
hatan. Pembangunan keseha-
yang tidak sehat dan faktor
tan pada hakekatnya adalah
determinan lainnya. Penyebab
upaya yang dilaksanakan oleh
utama kematian ibu adalah
semua komponen bangsa
hipertensi dalam kehamilan
Indonesia yang bertujuan untuk
dan perdarahan post partum.
meningkatkan kesadaran, kema-
Penyebab ini dapat diminimal-
uan, dan kemampuan hidup
kan apabila kualitas antenatal
sehat bagi setiap orang agar
care dilaksanakan dengan
terwujud derajat kesehatan
baik.
masyarakat yang setinggi-
tingginya. Keberhasilan pem-
Beberapa keadaan yang
bangunan kesehatan sangat di-
dapat menyebabkan kondisi
tentukan oleh kesinambungan
ibu hamil tidak sehat antara
antar-upaya program dan sektor,
lain adalah penanganan
b). Tuberkulosis:
(1). Identifikasi terduga TB di antara
anggota keluarga, termasuk
anak dan ibu hamil.
(2). Memfasilitasi terduga TB atau
pasien TB untuk mengakses pe-
layanan TB yang sesuai standar.
(3). Pemberian informasi terkait peng-
endalian infeksi TB kepada
anggota keluarga, untuk men-
cegah penularan TB di dalam
keluarga dan masyarakat
(4). Pengawasan kepatuhan peng-
obatan TB melalui Pengawas
Menelan Obat (PMO).
c). Malaria:
(1). Skrining ibu hamil pada
daerah berisiko.
a). HIV-AIDS: (2). Pembagian kelambu untuk ibu
(1). Peningkatan konseling dan tes hamil dan balita.
pada ibu hamil. (3). Pemeriksaan balita sakit di wila-
(2). Diagnosis dini pada bayi dan yah timur Indonesia.
balita.
(3). Konseling dan tes pada populasi 4). Upaya Pengendalian Penyakit Tidak
kunci,pasieninfeksimenularseksual Menular (PTM)
(IMS), dan pasien Tuberkulosis (TB) Dalam rangka mengendalikan penyakit
anak usia sekolah, usia kerja, dan tidak menular, khususnya Hipertensi,
usia lanjut. Diabetes Mellitus, Obesitas, dan Kanker,
dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai
DESA
PEND. SIAGA/
KELUARGA UKBM
PHBS ? ?ELUARGA ?
K
?ELUARGA
K KELUARGA SEHAT
PHBS M
? ASYARAKAT
MAS?YARAKAT SEHAT
PHBS ? K
?ELUARGA ?
K
?ELUARGA KELUARGA SEHAT
PEND. DESA
KELU- SIAGA/
ARGA UKBM
Dengan mengunjungi keluarga di rumahnya, arga juga dapat dimotivasi untuk memper-
Puskesmas akan dapat mengenali masalah- baiki kondisi kesehatan lingkungan dan ber-
masalah kesehatan (dan Perilaku Hidup bagai faktor risiko lain yang selama ini meru-
Bersih dan Sehat-PHBS) yang dihadapi kelu- gikan kesehatannya, dengan pendampi-
arga secara lebih menyeluruh (holistik). Indi- ngan dari kader-kader kesehatan UKBM
vidu anggota keluarga yang perlu mendapat- dan/atau petugas profesional Puskesmas
kan pelayanan kesehatan kemudian dapat (gambar 3). Untuk itu, diperlukan pengatu-
dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ran agar setiap keluarga di wilayah Puskes-
ada dan/atau pelayanan Puskesmas. Kelu- mas memiliki Tim Pembina Keluarga.
Pentingnya pendekatan keluarga juga lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi anak
diamanatkan dalam Rencana Strategis balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun muda (usia produktif), dan akhirnya men-
2015 – 2019. Dalam Renstra disebut- jadi dewasa tua atau usia lanjut (lihat
kan bahwa salah satu acuan bagi arah gambar 6). Untuk dapat melaksanakan
kebijakan Kementerian Kesehatan ada- pelayanan kesehatan yang berkesinam-
lah penerapan pendekatan pelayanan bungan terhadap seluruh tahapan siklus
kesehatan yang terintegrasi dan ber- hidup manusia, maka fokus pelayanan
kesinambungan (continuum of care). Hal kesehatan harus pada keluarga. Dalam
ini berarti bahwa pelayanan kesehatan pemberian pelayanan kesehatan, individu-
harus dilakukan terhadap seluruh taha- individu harus dilihat dan diperlakukan
pan siklus hidup manusia (life cycle), sebagai bagian dari keluarganya.
sejak masih dalam kandungan, sampai
Pangan Air (air bersih, Perumahan dan Energi (fosil, Akses (Pendidikan,
(laut, darat) sanitasi, irigasi) lingkungan sehat terbarukan) kesehatan)
S
5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat
istem Kesehatan Nasional (SKN) Kesehatan, dan Makanan.
sebagaimana dimaksudkan da- 6. Subsistem Manajemen, Informasi,
lam Peraturan Presiden Nomor dan Regulasi Kesehatan.
72 Tahun 2012 bertujuan untuk 7. Subsistem Pemberdayaan Masya-
menjamin terselenggaranya pem- rakat.
bangunan kesehatan oleh semua
komponen bangsa, baik Pemerin- Percepatan pembangunan kesehatan
tah, Pemerintah Daerah, dan/atau untuk mencapai Indonesia Sehat di-
masyarakat termasuk badan hukum, lakukan dengan melakukan pengua-
badan usaha, dan lembaga swasta tan subsistem-subsistem dari SKN.
secara sinergis, berhasil guna dan Dengan diterapkannya pendekatan
berdaya guna, sehingga terwujud keluarga, maka penguatan subsistem
derajat kesehatan masyarakat yang upaya kesehatan, subsistem pem-
setinggi-tingginya. biayaan kesehatan, dan subsistem
pemberdayaan masyarakat menjadi
Pendekatan yang dilakukan dalam penting untuk dilakukan.
pengelolaan pembangunan kese-
hatan adalah kombinasi dari pen- Penguatan subsistem upaya keseha-
dekatan sistem, kontingensi, dan tan dilakukan dengan menciptakan
sinergi yang dinamis melalui pe- keseimbangan pelaksanaan upaya
ngelompokan subsistem dari SKN kesehatan perorangan (UKP) dan
yang terdiri dari tujuh subsistem upaya kesehatan masyarakat (UKM)
berikut. melalui pengutamaan kegiatan pro-
1. Subsistem Upaya Kesehatan. motif dan preventif. Harus diciptakan
2. Subsistem Penelitian dan kondisi agar Puskesmas tidak terfokus
Pengembangan Kesehatan. hanya melaksanakan UKP, melainkan
4 Bayi mendapat air susu ibu (ASI) 1. Tersedianya pelayanan konseling ASI Kemenkes & jajarannya
eksklusif selama 6 bulan di PUSKESMAS & FKTP lain
7 Penderita hipertensi melakukan 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
pengobatan secara teratur
2. Tersedianya posbindu PTM disetiap desa/ - Kemendagri/Pemda &
kelurahan yang berfungsi dengan baik jajarannya
- Kemen PDT
8 Penderita gangguan jiwa 1. Akses pelayanan terpadu PTM di FKTP Kemenkes & jajarannya
mendapatkan pengobatan
dan tidak ditelantarkan 2. Promosi oleh NAKES/di FASKES Kemenkes & jajarannya
tentang pengobatan & perlakuan
terhadap penderita gangguan jiwa
9 Anggota keluarga tidak ada 1. Tersedianya pelayanan konselingberhenti Kemenkes & jajarannya
yang merokok merokok di PUSKESMAS/FKTP & RS
10 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya sarana air bersih sampai - Kemenpu & jajarannya
memiliki sarana air bersih ke desa/kelurahan - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen PDT
11 Keluarga mempunyai akses/ 1. Tersedianya jamban sehat disetiap - Kemenpu & jajarannya
menggunakan jamban sehat keluarga - Kemendagri/Pemda &
jajarannya
- Kemen DPT
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu terobosan untuk memenuhi hak rakyat akan
kesehatan. Setelah berjalan beberapa waktu program JKN saja tidaklah cukup untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, bahkan bila tidak cermat, program upaya kesehatan perorangan itu
dikhawatirkan akan menggeser prioritas program kesehatan ke arah kuratif-rehabilitatif.
Untuk menjamin tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, prioritas harus ke arah
promotif-preventif, dibarengi dengan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan sektor lain
yang berwawasan kesehatan.
Buku panduan ini berisi konsep pendekatan keluarga sebagai salah satu jurus jitu untuk menggarap
sisi kesehatan, agar masyarakat yang sehat tidak menjadi sakit, bahkan menjadi lebih prima
kesehatannya. Caranya adalah dengan mengembangkan indeks keluarga sehat, yang merupakan
komposit indikator dari 12 indikator keluarga sehat, yang dirumuskan dari 4 program prioritas yaitu :
• Menurunkan angka kematian ibu
• Menurunkan angka kematian bayi dan prevalensi stunting
• Mengendalikan penyakit menular khususnya HIV (HIDS, tuberkolosis dan malaria)
• Mengendalikan penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes melitus, obesitas, kanker
dan gangguan jiwa.
Melalui pendekatan keluarga, Puskesmas akan mempunyai database keluarga sehat yang meliputi
seluruh keluarga yang tinggal di wilayah kerjanya. Berbasis database inilah kemudian Puskesmas
merancang kegiatan promotif-preventif yang efektif dan effisien, sehingga terjadi percepatan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bila masyarakat sehat, proporsi yang sakit atau
keparahan penyakitnya akan berkurang, sehingga memperbaiki implementasi JKN di Indonesia.