Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH PSIKOLOGI KONSELING

Disusun oleh:
M. Wahyu Nizar 1400013360
Bella Angelia 1400013172
Irbah Syahni 1600013001
Agung Supenki 1600013013
Saktika Binuka P 1600013064
Najla Salsabila 1600013052

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
Bimbingan dan konseling islam merupakan salah satu bukti
kekayaan islam dalam bidang ilmu pengetahuan, karena dasar-dasar
pemikiran manusia dalam bidang konseling banyak ditemukan dalam
Al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber hukum dan ajaran Islam itu
sendiri, walaupun kata bimbingan dan konseling tidak ditemukan
secara etimologi dalam Al-Qur’an dan Hadist. Al-Qur’an dan Hadist
menjadi nilai tambah bagi bimbingan konseling dalam Islam
dibandingkan dengan bimbingan konseling barat. Dalam bimbingan
dan konseling Islam, teori dan prakteknya tidak hanya berdasarkan
pemikiran manusia semata, namun berlandaskan kepada nilai agama.
Oleh karena itu bahwa mempelajari Al-Qur’an dan Hadist sebagai
sesuatu yang sangat penting dalam bidang bimbingan konseling.
Pembahasan Al-Qur’an dan Hadist tentang bimbingan konseling
memiliki cakupan yang luas. Berdasarkan hal itu akan membatasi
pembahasan ini tentang karakteristik bimbingan konseling , yang
meliputi sebagai berikut:
1. Layanan bimbingan konseling adalah bagian dari ibadah kepada
Allah SWT.
2. Bimbingan konseling mengacu kepada Al-Qur,an, Sunnah, logika
dan pengalaman
3. Bimbingan konseling mengacu pada keseimbangan hidup di dunia
dan akhirat
4. Bimbingan konseling membahas masalah pahala dan dosa
5. Bimbingan konseling melayani semua individu
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Bimbingan Konseling dalam
membantu klien kita berpatokan kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul
agar individu/ klien mendapatkan kebahagiaan di dunia dan diakhirat.
Karakteristik Bimbingan Konseling Islami
Bimbingan Konseling Islami adalah suatu usaha yang dapat
dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi dan memecahkan
masalah yang dialami klien agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat berdasarkan ajaran Islam. Adapun karakteristik
Bimbingan Konseling Islami Hamdani Bakran Adz-Dzaky, yaitu:
1. Berparadigma pada wahyu dan keteladanan para Nabi, Rasul dan
para ahli warisnya

2. Hukum konselor memberikan konseling kepada klien dan klien


meminta bimbingan kepada konselor adalah wajib dan suatu
keharusan dan bahkan merupakan ibadah

3. Akibat konselor menyimpang dari wahyu dapat berakibat fatal baik


bagi diri sendiri maupun bagi kliennya

4. System konseling Islam di mulai dari mengarahkan kepada


kesadaran nurani dan membaca ayat-ayat Allah.

Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Islami


Anwar Sutoyo (2007 : 210-216) mengemukakan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling islami sebagai berikut:
a. Prinsip dasar konseling
1) Manusia ada di dunia ini bukan ada dengan sendirinya, tetapi
ada yang menciptakan yaitu Allah SWT, Ada hukum-hukum dan
ketentuan Allah (sunatullah) yang pasti berlaku untuk semua manusia
sepanjang masa.

2) Manusia adalah hamba alllah yang harus selalu beribadah


kepada-Nya sepanjang hayat.

3) Allah menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia


melaksanakan amanah dalam bidang keahlian masing-masing sesuai
ketentuan-Nya (khalifah fil ardh).
4) Manusia sejak lahir dilengkapi dengan fitrah jasmani, rohani,
nafs, dan iman.

5) Iman perlu dirawat agar tumbuh subur dan kokoh, yaitu dengan
selalu memahami dan mentaati aturan Allah.

6) Islam mengakui bahwa pada diri manusia ada sejumlah


dorongan yang perlu dipenuhi, tetapi dalam pemenuhanya diatur sesuai
dengan tuntunan Allah.

7) Bahwa dalam membimbing individu seyogianya diarahkan agar


individu secara bertahap mampu membimbing dirinya sendiri, karena
rujukan utama dalam membimbing adalah agama, maka dalam
membimbing individu seyogianya dibantu agar secara bertahap mereka
mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama secara benar

8) Islam mengajarkan agar umatnya saling menasehati dan tolong


menolong dalam kebaikan dan taqwa.

b. Prinsip yang berhubungan dengan konselor

1) Konselor dipilih atas dasar kualifikasi keimanan, ketaqwaan,


pengetahuan (tentang konseling dan syar’at islam), ketrampilan dan
pendidikan.

2) Ada peluang bagi konselor untuk membantu individu


mengembangkan dan atau kembali kepada fitrahnya.

3) Ada tuntutan Allah agar pembimbing mampu menjadi teladan


yang baik bagi individu yang dibimbingnya.
4) Ada keterbatasan pada diri konselor untuk mengetahui hal-hal
yang gaib, sebagaimana dalam QS, 6 : 50, 11 : 31 yang artinya “Bahkan
Rasulullah sendiri diperintahkan agar ia mengatakan bahwa ia (Rasul
SAW) tidak mengetahui hal-hal yang gaib”.

5) Konselor harus menghormati dan memelihara informasi


berkenaan dengan rahasia mengenai individu yang dibimbingnya.

6) Dalam merujuk ayat-ayat Al-Quran, konselor harus menggunakan


penafsiran para ahli.

7) Dalam mengahadapi hal-hal yang konselor sendiri kurang


memahami, seyogianya ditanyakan atau diserahkan kepada orang lain
yang dipandang lebih ahli.

C. Prinsip yang berhubungan dengan individu yang dibimbing

1) Dalam membimbing individu perlu dimantabkan kembali


hakekat “laa ilaha illallah”, dan konsekuensi ucapan “Ashadu alla ilaha
illallah”.
2) Kehidupan individu secara pribadi maupun keseluruhan pasti
berakhir dalam waktu yang tidak diketahui, setiap orang akan
diperhitungkan amalanya dan mendapat balasannya.

3) Akal dan hati nurani manusia adalah potensi penting bagi


kehidupan yang sehat bagi individu.

4) Manusia ada bukan ada dengan sendirinya, tetapi ada yang


mengadakan yaitu Allah lantaran kedua orang tua.
5) Ada tujuan penciptaan manusia yaitu sebagai khalifah Allah
dan sekaligus beribadah kepada-Nya.

6) Ada tujuan Allah menciptakan setiap bagian organ tubuh


manusia.

7) Pembawaan manusia sejak lahir adalah bersih, suci dan


cenderung kehal-hal yang positif.

d. Prinsip yang berhubungan dengan layanan konseling:

1) Ada perbedaan kewajiban dan tanggung jawab individu


dihadapan Allah SWT.

2) Ada hal-hal yang diciptakan Allah secara langsung (kun fa


yakun), tetapi adapula yang melalui sebab-sebab tertentu.

3) Ada hikmah dibalik ibadah dan syari’ah yang ditetapkan Allah


untuk manusia.

4) Ada hikmah dibalik hal-hal yang kadang tidak disukai


manusia, kewajiban manusia adalah menerima dengan iklas sambil
melakukan koreksi diri dan mohon petunjuk Ilahi.

5) Musibah yang menimpa individu tidak selalu dimaknai sebagai


hukuman, tetapi mungkin saja peringatan atau ujian dari Allah untuk
meningkatkan ketakwaan seseorang.
Tujuan Bimbingan Konseling Islam
Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam dapat
dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai
manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat. Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam
yang lebih terperinci adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan,


dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai,
bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah
Tuhannya.

2. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan


kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri
sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial
dan alam sekitarnya.

3. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa (emosi) pada individu


sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan,
tolong-menolong dan rasa kasih sayang.

4. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu


sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat
kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta
ketabahan menerima ujianNya.

5. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan


potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan
baik dan benar; ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan
hidup; dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
6. Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang
sesuai dengan petunjuk ajaran islam (bersumber pada Al-Quran dan
paradigma kenabian .

Sedangkan dalam bukunya bimbingan dan konseling dalam


islam, Aunur Rahim Faqih membagi tujuan Bimbingan dan Konseling
islam dalam tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umumnya adalah membantu individu mewujudkan dirinya
sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akherat.
Tujuan khususnya adalah:
1. membantu individu agar tidak menghadapi masalah
2. membantu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya
3. membantu individu memlihara dan mengembangkan situasi
dan kondisi yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik
atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah
bagi dirinya dan orang lain.
Bimbingan konseling tidak memberikan label yang tidak jelas
terhadap apa yang menjadi permasalahn kliennya, apakah
permasalahan yang sedang dialaminya terkait dengan pahala atau dosa,
tetapi dalam konseling mengadarkan dan membahas aspek-aspek
prilaku yang berujung kepada pahala dan dosa, serta dalam konseling ini
menguruh klien memikirkan kembali terhadap masalah yang dihadapinya
itu termasuh pahala atau dosa. Sebagaimana terdapat dalam hadits
dibawah ini:
ِ ‫ع ِن ْالبِ ِر َو‬
‫اإلثْ ِم فَقَا َل‬ َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو َل‬ُ ‫سأ َ ْلتُ َر‬
َ ‫ى قَا َل‬
ِ ‫ار‬
ِ ‫ص‬َ ‫س ْمعَانَ األ َ ْن‬ َ ‫اس ب ِْن‬ ِ ‫َع ِن النَّ َّو‬
]]‫ [رواه مسلم‬.» ‫اس‬ َّ َ‫صد ِْركَ َوك َِر ْهتَ أ َ ْن ي‬
ُ ‫ط ِل َع َعلَ ْي ِه ال َّن‬ َ ‫اإلثْ ُم َما َحاكَ فِى‬
ِ ‫ق َو‬ ِ ُ‫« ْال ِب ُّر ُح ْس ُن ْال ُخل‬
“Saya telah bertanya kepada Rasulullah tentang kebaikan dan
kejahatan maka Rasulullah berkata kebaikan adalah akhlak yang baik,
dan kejahatan adalah membenci apa yang menjanggal atau menyesak
didalam dadamu dan kamu membencinya apabila berbagi pada manusia
lain.”
Berdasarkan hadist diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa

Rasulullah mengukai orang yang berakhlak yang baik dan membenci,

orang yang berakhlak yang tidak baik, dan oleh karena itu tujuan

bimbingan konseling juga membantu dalam mengenal, memahami,

menghayati, mengamalkan, dan mengembangkan akidah keimanannya,

sehingga menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Allah

SWT, mantap (istiqamah), dan mandiri (al-kaiyis), sehat dan bahagia,

baik lahiriah maupun batiniah, berdasarkan rukun Islam yang enam.

Karakteristik bimbingan konseling islam menjadi pembeda antara

bimbingan konseling islam dengan bimbingan konseling barat. Selain itu

hadist yang dibahas di atas sebagai bukti kekayaan bimbingan konseling

islam dibandingkan dengan bimbingan konseling barat.


Daftar Pustaka
Mohammmad Surya, Psikologi konseling, Pustaka Bani Quraisy.
Bandung: 2003
Asy`ari, Ahm dkk., Pengantar Studi Islam (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel, 2004), Ahmad bin Muhammad al-Mali al-Shawi, Syarh al-Shawi
`ala Auhar al-Tauhid,.
Ahmad Mubarok, Al-Irsyad an Nafsy, Konseling Agama Teori dan
Kasus(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002)

Anda mungkin juga menyukai