Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENARIK DIRI
Di Ruang 23 Empati RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Oleh:
Tim PKMRS

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR


RSU Dr.SAIFUL ANWAR
MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


MENARIK DIRI
DI RUANG 23 EMPATI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Tanggal 29 Desember 2015

Oleh:
Kelompok 10
Achmad M. Napik 201310300511034
Ayu Maya Rafikasari 201310300511045
Evi Liani Sasmita 201310300511007
Rifsan Aprianto 201310300511053

Telah Diperiksa Dan Disahkan:

Hari :
Tanggal :

Pembimbing Klinik Pembimbing Klinik

Ollyvia Freeska Dwi Marta, S.Kep, Ns Wachid Abdillah S.ST


19800514 200801 1013

Mengetahui,
Karu R. 23 Empati Psikiatri

Rus Yuliati, S.Kep., Ns.


196207281986032005
SATUAN ACARA PENYULUHAN KEPERAWATAN JIWA
MENARIK DIRI
RUANG 23 EMPATI

Oleh :
Achmad M. Napik 201310300511034
Ayu Maya Rafikasari 201310300511045
Evi Liani Sasmita 201310300511007
Rifsan Aprianto 201310300511053

PROGRAM STUDI AKADEMI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG MENARIK DIRI

Topik : Menarik diri


Sub Topik : menarik diri dan Peran Serta Keluarga
Hari/Tanggal : selasa, 29 Desember 2015
Waktu : 50 menit
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien R.23
Jumlah Peserta : Target 5 orang
Tempat : Ruang 23 Empati

I. Latar Belakang
Pada dasarnya kemampuan Hubungan Sosial berkembang sesuai dengan
proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut untuk
mengembangkan hubungan sosial yang positif. Setiap tugas perkembangan sepanjang
daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses, kemampuan berperan serta dalam
proses hubungan diawali dengan kemampuan tergantung pada masa bayi dan
berkembang pada masa remaja dan dilanjutkan dengan kemampuan saling
tergantung (tergantung dan mandiri) pada masa dewasa.
Klien yang mengalami gangguan dalam interaksi sosial tidak mau terlibat
dalam aktivitas sosial dan cenderung untuk menarik diri. Klien yang menarik diri
kehilangan kontak dengan dunia luar dan berisiko untuk bunuh diri. Perawatan di rumah
sakit diperlukan bila ada resiko bunuh diri. Asuhan keperawatan pada klien ini untuk
melindungi dan menjamin agar klien tidak mencelakakan diri sendiri.
Prilaku menarik diri cenderung terlihat pada klien yang mengalami
depresi, disamping prilaku-prilaku lainnya. Perawatan sebagai salah satu bagian integral
dari pelayanan kesehatan, yang salah satu perannya adalah memberikan asuhan
keperawatan kesehatan mental dan bekerjasama dengan pemberi perawatan serta
konsultasi dengan pemberi pelayanan lain (Stuart dan Sundeen,1995 : 922).
Dengan kenyataan yang ada maka jelaslah peranan perawat dituntut untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitasnya karena tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan dalam hal ini pelayanan kesehatan jiwa, disamping itu perawatan pasien
depresi perlu perawatan paripurna yang melalui/meliputi bio psiko-sosial spiritual secara
komprehensif.
II. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat
mengetahui tentang Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri
2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta/klien mampu :
 Menyebutkan Pengertian Menarik Diri
 Menyebutkan Penyebab Menarik Diri
 Menyebutkan Gejala Menarik Diri
 mengatasi Masalah Menarik Diri
III. Materi (terlampir)
IV. Metoda
Ceramah
Tanya jawab
V. Media
Leaflet
LCD
Laptop
VI. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens


1. 5 menit Pembukaan
- Memberi salam - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Menjelaskan topik dan tujuan - Mendengarkan dan
penyuluhan. memperhatikan
- Menjelaskan kontrak waktu - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Membagikan soal Pretest - Mengerjakan soal
Pretest
2. 30 menit Pelaksanaan
- Menanyakan pendapat audien - Mengemukakan pendapat
tentang menarik diri
- Menyebutkan pengertian - Mendengarkan dan
menarik diri memperhatikan
- Menjelaskan penyebab menarik - Mendengarkan dan
diri memperhatikan
- Menyebutkan gejala menarik - Mendengarkan dan
diri memperhatikan
- Menyebutkan cara penyelesaian - Mendengarkan dan
masalah memperhatikan
3. 10 menit Penutup
- Bersama klien menyimpulkan - Bersama mahasiswa
materi penyuluhan. menyimpulkan materi
- Melakukan evaluasi (posttest) penyuluhan
- Menutup penyuluhan dan - Menjawab pertanyaan
memberikan salam - Menjawab salam

VII. Setting Tempat

M P

F A A O

A A A A

O A A F
Keterangan :
A : Pasien P : Presenter M : Moderator
F : Fasilitator O : Observer
IX. Pengorganisasian
1. Pelaksana
a. Presenter : Achmad M. Napik
b. Moderator : Evi Liani Sasmita
c. Observer : Rifsan Aprianto
d. Fasilitator : Ayu Maya Rafikasari

2. Tugas pelaksana :

a. Presenter : Bertugas menjelaskan materi penyuluhan

b. Moderator : Pemimpin dan penanggungjawab secara umum terhadap


jalannya penyuluhan, bertugas membuka acara
penyuluhan dan mengatur jalannya penyuluhan serta
memperhatikan kelancaran penyuluhan.
c. Observer : Bertanggungjawab mengamati kegiatan penyuluhan
apakah telah sesuai dengan yang direncanakan serta
segala faktor pendukung ataupun faktor pengganggu
jalannya penyuluhan.
d. Fasilitator : Bertanggung jawab memfasilitasi audien untuk
berpartisipasi aktif.
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Klien menyepakati kontrak yang telah disepakati dan tersedianya media
penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Klien berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan
pelaksanaan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi Hasil
Klien mampu menyebutkan :
a. Pengertian menarik diri
b. Menyebutkan 3 dari 4 penyebab menarik diri
c. Menyebutkan 8 dari 12 gejala menarik diri
d. Menyebutkan 5 dari 8 tindakan yang dapat dilakukan keluarga di
rumah
Lampiran 1: MATERI PENYULUHAN
MENARIK DIRI

I. Pengertian Menarik Diri


Menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal
merupakan suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya
terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara
atau menetap.
Menurut Rawlins, R.P & Heacock, P.E (1988 : 423) menarik diri
merupakan usaha menghindar dari interaksi dan berhubungan dengan orang
lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai
kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam
kegagalan.
II. Penyebab Menarik Diri
a. Faktor tumbuh kembang
Pada masa tumbuh kembang seorang individu ada perkembangan
tugas yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan
sosial.
b. Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
untuk terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.
c. Faktor sosial budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial
merupakan faktor pendukung untuk terjadinya gangguan hubungan
sosial.
III. Tanda Gejala Menarik Diri
 Kurang spontan, kurang energi
 Apatis, tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk
 Ekspresi wajah kurang berseri
 Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
 Mengisolasi diri, kurang harga diri
 Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya
 Intake makanan dan minuman terganggu
 Retensi urin dan feses
 Aktifitas menurun, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, seperti
tidak melakukan perawatan diri atau kegiatan rumah tangga sehari hari
 Postur tubuh berubah, seperti posisi janin pada saat tidur
 Menolak berhubungan dengan orang lain
IV. Dampak menarik diri
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai dampak gangguan interaksi sosial
menarik diri terhadap kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh
Abraham Maslow.
Kebutuhan Fisiologis
Klien dengan interaksi sosial menarik diri kurang memperhatikan
diri dan lingkungannya sehingga motivasi untuk makan sendiri tidak ada.
Klien kurang memperhatikan kebutuhan istirahat dan tidur, karena asyik
dengan pikirannya sendiri sehingga tidak ada minat untuk mengurus diri dan
keberhasilannya.
Kebutuhan Rasa Aman
Klien dengan gangguan interaksi menarik diri cenderung merasa
cemas, gelisah, takut dan bingung sehingga akan menimbulkan rasa tidak
aman bagi klien.
Kebutuhan Mencintai dan Dicintai
Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri cenderung
memisahkan diri dari orang lain.
Kebutuhan Harga Diri
Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan
mengalami perasaan yang tidak berarti dan tidak berguna. Klien akan
mengkritik diri sendiri, menurunkan dan mengurangi martabat diri sendiri
sehingga klien terganggu.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Klien dengan gangguan interaksi sosial menarik diri akan merasa
tidak percaya diri, merasa dirinya tidak pantas menerima pengakuan dan
penghargaan dari orang lain dan klien akan merasa rendah diri untuk meminta
pengakuan dari orang lain.
V. Tindakan Yang Dapat Dilakukan Keluarga Di Rumah
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Berikan perhatian dan penghargaan, misalnya temani dia saat sendiri.
3. Dengarkan pembicaraannya dengan empati, contohnya beri di
kesempatan bicara dan jangan dipotong.
4. Lakukan interaksi sering dan singkat.
5. Bantu dalam melakukan aktiftas hidup sehari-hari.
6. Bicarakan dengan mereka penyebab tidak ingin bergaul dengan orang
lain dan diskusikan akibatnya.
7. Bantu dan dorong mereka untuk bergaul dengan orang-orang disekitar
da berikan pujian atas usaha yang mereka lakukan.
8. Pantau mereka dalam penggunaan obat.
Kesimpulan
Menarik diri merupakan gangguan hubungan sosial dimana seseorang
menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan
orang lain. Klien yang mengalami gangguan dalam interaksi sosial tidak mau
terlibat dalam aktivitas sosial dan cenderung untuk menarik diri. Asuhan
keperawatan pada klien ini untuk melindungi dan menjamin agar klien tidak
mencelakakan diri sendiri.
Lampiran 2: Format Pre dan Post Test

Soal
1. Apa Yang Anda ketahui Tentang Menarik Diri, Coba jelaskan?
a.
b.
c.
2. Sebutkan Penyebab dari seseorang melakukan menarik diri dari
lingkungan fisik dan sosialnya ?
a.
b.
c.
3. Sebutkan tanda gejala atau ciri-ciri dari sesorang yang menarik diri dari
lingkungan fisik dan sosialnya ?
a.
b.
c.
4. Apa dampak menarik diri ?
a.
b.
c.
5. Apa yang anda lakukan ketika mendapatkan saudara anda termasuk salah
satu orang yang menarik diri dari lingkungannya ?
a.
b.
c.
STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu dan bapak , perkenalkan nama saya ….. ini adalah
teman saya ….
Ayo kenalan dulu, dimulai dari ibu . siapa namanya ? “
b. Evaluasi/Validasi
“ Bagaimana perasaan ibu dan bapak hari ini ?”
c. Kontrak topic, waktu, dan tempat
“ Hari ini kami akan memberikan penjelasan menarik diri serta
penatalaksanaannya. Kami akan menjelaskan selama 20 menit. Bagaimana bu
pak ? kita akan berbicara diruangan ini
2. Fase Kerja
“ sekarang kita akan membagikan soal pre test sebelum kegiatan di mulai, kami
akan memberikan waktu selama 5menit. Silahkan soalnya dibaca dan dikerjakan.
(setelah 5menit) baik silahkan dikumpul solanya. Sekarang kita akan mulai
materinya ya, mohon ibu dan bapak memperhatikannya dengan baik. Hari ini
kami akan menjelaskan tentang menarik diri”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
 Subjektif: “ Bagaimana perasaan ibu dan bapak setelah mendapatkan
penyuluhan tentang tanda dan gejala gangguan jiwa ini ?”
 Objektif: “baik bapak dan ibu kan sudah paham semua tentang apa
yangtelah dijelaskan tadi, mungkin dari bapak ibu ada yang ingin
menjelaskan kembali tentang menarik diri”.
b. Rencana Tindak Lanjut: “bapk ibu apa yang telah dijelaskan tadi kami
berharap untuk diterapkan apabila nantinya ada kejadian seperti yang ada
pada contoh yang telah disebutkan”

c. Kontrak
 Topik: “bapak ibu insyallah nanti kita akan bertemu kembali untuk
membahas tentang halusinasi, apa itu halusinasi, tanda-tandanya
seperti apa, dan apa yang akan kita lakukan jika terjadi hal seperti
itu”.
 Waktu: “untuk waktunya insyaallah pada hari rabu, 6 januari 2016,
jamnya insyaallah seperti jam sekarang”
 Tempat: “tempatnya sama seperti sekarang diruang rehabilitasi
ini”
“Baik bu, pak terimakasih atas perhatiannya. Semoga apa yang telah kita pelajari
tadi bermanfaat dan semoga kita semua selalu diberi kesehatan. Amin. Kami
pamit dulu wassalamualaikum wr wb”.
REFERENSI

Stuart, G. W. dan Sundeen, S.J. (1995). Principle and Practice of Psychiatric


th
Nursing. (5 ed.). St.Louis:Mosby Year Book.
Stuart, G. W. dan Laraia, M. T. (1998). Principle and Practice of Psychiatric
th
Nursing. (6 ed). St.Louis:Mosby Year Book.
Townsend, M. C. (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri:
Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta:EGC
(terjemahan)

Anda mungkin juga menyukai