Anda di halaman 1dari 15

ISOTERM FREUNLICH

(ISOTERM ADSORBSI FREUNLICH)

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan:
a. Mempelajari proses adsobsi karbon aktif dengan larutan asam organic
b. Menentukan besarnya tetapan Isoterm Absobsi Freulinch

II. ALAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN:


- Alat yang digunakan:
1. Erlenmeyer 250 ml, 100 ml 1,4 buah
2. Gelas Ukur 100 ml 1 buah
3. Buret 50 ml 1 buah
4. Labu ukur 100 ml, 250 ml 1,1 buah
5. Gelas Kimia 250 ml 4 buah
6. Pipet Ukur 10 ml, 25 ml 1 buah
7. Bola Karet 1 buah
8. Corong Gelas 2 buah
9. Spatula 1 buah
10. Pengaduk 1 buah
11. Kaca Arloji 1 buah

- Bahan kimia yang digunakan:


1. Asam Oksalat 1N dan Asam Asetat 1N
2. Larutan NaOH 0,1 N
3. Karbon Aktif

III. DASAR TEORI


Absorbsi adalah gejalan mengumpulan molekul-molekul suatu zat (gas, cair) pada
permukaan zat lain (padatan, cair) akibat adanya kesetimbangan gaya. Zat yang mengadsobsi
disebut adsorben dan zat yang teradsobsi disebut adsorbat.
Adsorben umumnya adalah padatan adsorbatnya umumnya adalah padatan sedangkan
adsorbatnya adalah cair atau gas.
Proses adsobsi merupakan proses kesetimbangan baik adsorbs gas maupun cairan.
Contoh ptoses adsobrsi yang digunakan sehari-hari misalnya: penyerapan air oleh zat
pengering, penghilangan warna dalam industry tekstil.
1. Pengeringan udara/pengambilan uap air dengan silikagel di laboratorium
2. Penghilangan zat warna, bau
3. Penghilangan zat warna pada pabrik gula

Proses adsorbs ini dipengaruhi oleh beberapa faktor:


1. Konsentrasi, makin besar konsentrasi adsorbat maka jum;ah yang teradsorbsi makin
banyak begitu juga luas permukaan kontak
Makin halus atau makin besar luas permukaan kontak, maka jumlah adsorbs makin
banyak.
2. Temperatur, makin besar temperature maka adsobrsi makin kecil karena proses adsorbs
merupakan proses yang isothermal
3. Sifat adsorben dan adsorbat
Proes adsorbs dibagi menjadi 2 bagian:
a. Proses adsobsi kimia, yaitu proses adsorbs yang disertai reaksi kimia. Pada adsorbs
ini terjadi pembentukan senyawa kimia dan umumnya terjadi pada adsorbs yang
multilapisan.
Contoh:
CO2(s) + NaOH(g) Na2CO3 + H2O
H2O(i) + CaCI(p) Ca(OH)2 + HCI
b. Proses adsobsi fisika, yaitu proses adsorbs yang tidak disertai reaksi kimia. Ikatan
yang terjadi pada proses imi adalah ikatan van Der Waals yang relative lemah. Pada
adsorbs ini panas yang dilepaskan relative kecil dan umumnya terjadi pada suatu lapis
(monolayer).
Contoh:
- Adsobsi uap air CaCI2 atas silica gel
- Adsobsi asam asetat, asam oksalat oleh karbon aktif

Efektifitas adsorbs makin tinggi jika kedua zat adsorbat dan adsorben mempunyai
polaritas yang sama.
Beberapa persamaa isotherm adsorbat:
1. Isoterm adsorbs Freunlich
2. Isoterm adsorbs Langmuir
3. Isoterm BET (Brunauer, Emmet, Teller)

Add 1. Isoterm Freunlich


X = KC1/n
m (cair-padat)……(1)

x = jumlah zat (gr, mol) yang teradsorbsi oleh m gr, adsorben


C = Konsentrasi zat terlarut yang bebas
K dan n = tetapan isotherm freunlich
Persamaan ini berlaku untuk gas dan cair
V = K P1/n
V = Jumlah gas teradsorbsi persatuan massa adsorben pada tekanan P
k dan n = tetapan isotherm Freunlich

Add 2. Isoterm Langmuir


P = p + 1
V Vm a.Vm
Dimana:
Vm = volume gas yag dibutuhkan untuk
V = volume gas yang sebenarnya manutupi satuan massa adsorben pada tekana

Add 3. Isoterm BET


P = 1 = (C-1) . P
V (Po – P) Vm+C Vm.C Po
Dimana:
Po = tekanan uap jauh
Vm = kapasitas volume monolayer
C = tetaan isotherm Langmuer

IV. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)


V. KESELAMATAN KERJA
- Dari percobaan ini yang harus diperhatikan adalah pengenceran asam oksalat atau
asetat dari pekat ke konsentrasi yang diingkan
- Hika pembuatan naOH 0,1 N harus menggunakan kaca mata dan sarung tangan
karena berbahay terhadap mata dan kulit

VI. CARA KERJA


1. Menyiapkan 5 buah Erlenmeyer 250 ml
2. Memasukkan masing-masing 0,5 gram karbon aktif. Sebelumnya dipanaskan
selama +- 15 menit pada suhu 600C
3. Pada tiap Erlenmeyer memasukkan 50 ml asam oksalat atau asam asetat untuk
masing-masing komponen
4. Mengocok campuran tersebut selama 10 menit kemudian diamkan selama 1 jam
5. Mengocok lagi selama 1 menit
6. Menyaring larutan tersebut dengan kertas saring, ukur volume filtrate
7. Titrasi filtrate dengan larutan NaOH 0,1 N (boleh alikot saja, misalnya 10 ml) dan
menambahkan indikator pp (phenolphtalin) sampai terjadi perubahan warna
(jumlah filtrate yang dititrasi sebaiknya tidak sama antara konsentrasi asam
tertinggi dan yang terendah)
DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Praktikum KIMIA FISIKA. Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.


2017
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
"ISOTERM FREUNLINCH"

Disusun oleh :
KELOMPOK 1 :
 AULIA AGUSTINA : 061630400315
 BEN HARRIZKI : 061630400316
 DEVINA VERIYANSARI : 061630400318
 FITHRA MALVARINDA : 061630400320
 MARYAM SEYASKI FITRIA : 061630400323
 PAN RONALDO : 061630200329
 RAHMAIDA SARI : 061630400330
 SANIAH : 061630400331
 SISKA PUTRI APRIDAYANA : 061630400333
 YUSTIKA DESMA DALID : 061630400336
 RIZKA DWI UTAMI : 0616304001015

Kelas : 2 KB
Instruktur : Ir. Nyayu Zubaidah,M.Si

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang


Tahun akademik 2017
GAMBAR ALAT
VII. DATA PENGAMATAN
7.1. Data PengamatanTitrasi

NO KONSENTRASI VOLUME TITRASI


ASAM OKSALAT ASAM ASETAT
1 1N 6mL 4,8mL
2 0,8N 4mL 4,5mL
3 0,6N 2mL 3,1mL
4 0,4N 1,8mL 3,0mL
5 0,2N 0,7mL 1,5mL

5.2. Data PengamatanGrafik (ASAM ASETAT)

NO M(gram) KONSENTRASI x(gram) x/m log(x/m) log C


Awal Akhir
(N) (N)
1 0,5 1 0,96 2,402 . 10-4 4,804 . 10-4 -3,31 -1,39
2 0,5 0,8 0,90 6,005 . 10-4 12,01 . 10-4 -2,92 -1
3 0,5 0,6 0,62 22,819 . 10-4 45,638 . 10-4 -2,34 -0,42
4 0,5 0,4 0,60 24,02 . 10-4 48,04 . 10-4 -2,31 -0,39
5 0,5 0,2 0,30 42,035 . 10-4 84,07 . 10-4 -2,07 -0,5
VIII. DATA PERHITUNGAN

8.1. Pembuatan larutan

8.1.1 Pembuatan Larutan NaOH 1N

Dik: BM: 40 gr/mol Dit : gr..?

V : 1000ml = 1L

N:1N=1M

Penyelesain:

gr = MxBmxV(l)

= 1x40x1

= 40 gram

8.1.2. Pembuatan Asam Asetat 1N

Dik: BM = 60,05 gr/mol % v/v = 100% N = 1N = 1M

P = 1,049 V2 = 250 ml

Dit : V1…?

Penyelesaian:

M1 = P x % x1000 = 1,049 x 100% x 1000

BM 60,05

= 17,47 N

V1M1 = V2M2

V1 = V2M2

M1

= 250 x 1

17,47 M

= 14,31 ml
8.2. Konsentrasi Setelah Titrasi

8.2.1. AsamAsetat

 AsamAsetat 1N
Dik :N.NaOH=1N Dit:N.AsamAsetat…?

V.NaOH=4,8mL

V.AsamAsetat=5mL

Peny:

𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑁. 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑉. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 𝑁𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡

4,8𝑚𝐿 . 1𝑁 = 5𝑚𝐿 . 𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡


4,8𝑚𝐿.1𝑁
𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 5mL

= 0,96N

 AsamAsetat 0,8N
Dik :N.NaOH=1N Dit:N.AsamAsetat…?

V.NaOH=4,5mL

V.AsamAsetat=5mL

Peny:

𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑁. 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑉. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 𝑁𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡

4,5𝑚𝐿 . 1𝑁 = 5𝑚𝐿 . 𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡


4,5𝑚𝐿.1𝑁
𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 5mL

= 0,90N

 AsamAsetat 0,6N
Dik :N.NaOH=1N Dit :N.AsamAsetat…?

V.NaOH=3,1mL

V.AsamAsetat=5ml

Peny:
𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑁. 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑉. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 𝑁𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡

3,1𝑚𝐿 . 1𝑁 = 5𝑚𝐿 . 𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡


3,1𝑚𝐿.1𝑁
𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 5mL

= 0,62 N

 AsamAsetat 0,4N
Dik :N.NaOH=1N Dit :N.AsamAsetat…?

V.NaOH =3,0mL

V.AsamAsetat=5mL

Peny:

𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑁. 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑉. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 𝑁𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡

3,0𝑚𝐿 . 1𝑁 = 5𝑚𝐿 . 𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡


3,0𝑚𝐿.1𝑁
𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 5mL

= 0,60𝑁

 AsamAsetat 0,2N
Dik :N.NaOH=1N Dit :N.AsamAsetat…?

V.NaOH=1,5mL

V.AsamAsetat=5mL

Peny:

𝑉. 𝑁𝑎𝑂𝐻 . 𝑁. 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 𝑉. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 . 𝑁𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡

1,5𝑚𝐿 . 1𝑁 = 5𝑚𝐿 . 𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡


1,5𝑚𝐿.1𝑁
𝑁. 𝐴𝑠𝑎𝑚𝐴𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 = 5mL

= 0,30𝑁
8.3. MenghitungBeratZat yang TeradsorbsiOlehAdsorben (x)

8.3.1. AsamAsetat

 AsamAsetat 1N
𝑥 = ∆𝐶. 𝑉. 𝐵𝐸
5𝑚𝐿 1𝐿 𝑔𝑟
= (1𝑁 − 0,96𝑁) (50𝑚𝐿 𝑥 1000𝑚𝐿) . 60,05 ⁄𝑒𝑘
𝑔𝑟
= 0,04𝑁. 10−4 . 60,05 ⁄𝑒𝑘

= 2,402. 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚

 AsamAsetat 0,8N
𝑥 = ∆𝐶. 𝑉. 𝐵𝐸
5𝑚𝐿 1𝐿 𝑔𝑟
= (1𝑁 − 0,90𝑁) (50𝑚𝐿 𝑥 ) . 60,05 ⁄𝑒𝑘
1000𝑚𝐿

𝑔𝑟
= 0,1𝑁. 10−4 . 60,05 ⁄𝑒𝑘

= 6.005. 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚

 AsamAsetat 0,6N
𝑥 = ∆𝐶. 𝑉. 𝐵𝐸
5𝑚𝐿 1𝐿 𝑔𝑟
= (1𝑁 − 0,62𝑁) ( 𝑥 ) . 60,05 ⁄𝑒𝑘
50𝑚𝐿 1000𝑚𝐿
𝑔𝑟
= 0,38𝑁. 10−4 . 60,05 ⁄𝑒𝑘

= 22,819. 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚

 AsamAsetat 0,4N
𝑥 = ∆𝐶. 𝑉. 𝐵𝐸
5𝑚𝐿 1𝐿 𝑔𝑟
= (1𝑁 − 0,60𝑁) (50𝑚𝐿 𝑥 ) . 60,05 ⁄𝑒𝑘
1000𝑚𝐿

𝑔𝑟
= 0,4𝑁. 10−4 . 60,05 ⁄𝑒𝑘

= 24,02. 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚


 AsamAsetat 0,2N
𝑥 = ∆𝐶. 𝑉. 𝐵𝐸
5𝑚𝐿 1𝐿 𝑔𝑟
= (1𝑁 − 0,30𝑁) ( 𝑥 ) . 60,05 ⁄𝑒𝑘
50𝑚𝐿 1000𝑚𝐿
𝑔𝑟
= 0,7𝑁. 10−4 . 60,05 ⁄𝑒𝑘

=42,035. 10−4 𝑔𝑟𝑎𝑚


IX. ANALISA PERCOBAAN

Padapraktikum kali ini yaitu ISOTERM FREUNLICH yang telah dilakukan, Tujuan dari
praktikum kali ini adalah untuk mempelajari proses Adsorbsi karbonaktif dengan larutan asam
organic serta menentukan besarnya tetapan ISOTERM FREUNLICH. Isoterm berdasarkan
asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen da ntiap moleku lmempunyai
persamaan yang paling banyak digunakan saatini. Pada percobaan kali ini menggunakan karbon
aktif sebagai adsorben/ asam asetat dengan berbagai konsentrasi sebagai adsorbat, serta larutan
NaOH 0,1N sebagai larutan standar.

Sebelumnya, arang diaktifkan dengan cara dipanaskan dalam oven selama ±15menit,
tetapi pada percobaan kali ini tidak perlu dipanaskan. Lalu karbon yang telah ditimbang
kemudian dimasukan kedalam larutan asam asetat dengan konsentrasi yang berbeda. Kemudian
diaduk 10menit, kemudian didiamkan selama 1jam. Setelah satu jam, masing-masing larutan
dikocokkembali kemudian dititrasi menggunakan NaOH, larutan tersebut sebelum dititrasi
ditambahkan dengan indicator Phenopthalin dan lihat perubahan yang terjadi.

Dari data yang diperoleh, diketahui bahwa konsentrasi asam asetat sebelum adsorbs lebih
besar dibandingkan dengan setelah adsorbsi. Hal ini dikarenakan asam asetat telah mengalami
adsorbs karena penambahan karbon aktif. Adsorbsi karbon aktif mengakibatkan penurunan
konsentrasi asam asetat.

X. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpul kan bahwa:

1. Isoterm freunlich berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang telah
heterogen dan tiapmolekulnya mempunyai persmaan yang paling banyak digunakan
2. Semakin besar konsentrasi asam asetat, maka semakin besar zat dalam larutan asam
asetat yang terserap
3. Konsentrasi asam asetat sebelum adsorbs lebih besar dibandingkan dengan setelah
adsorbsi
4. Volume yang lebih besar saat titrasi adalah asam asetat dibandingkan asam oksalat
5. Proses adsorbsi dipengaruhi oleh:
o Konsentrasi
o Temperature
o Sifat adsorben
o Sifat adsorbat
GAMBAR GRAFIK

Log c
0
-1.39 -1 -0.42 -0.39 -0.15
-0.5

-1
log x/m

-1.5 log x/m


y = 0.309x - 3.517 Linear (log x/m)
-2.07 -2
-2.34 -2.31
-2.5

-2.92 -3

-3.31
-3.5

Anda mungkin juga menyukai