BAB III

ANALISA DATA

3.1 Perhitungan Data Curah Hujan Yang Hilang

Rumus:
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

Keterangan:

Px = curah hujan pada stasiun yang dicari

P1,p2,pn = curah hujan pada stasiun 1,2,dan n

Q1,Q2,Qn = curah hujan maksimum tahunan pada stasiun pada stasiun

1,2,dan nn

n = banyaknya data

nx = Curah Hujan Maksimum pada stasiun yang cari.

Perhitungan:

 Stasiun Onembute
1. Pada bulan februari tahun 2003 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 15 mm
P2 stasiun Baito = 80 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Onembute = 42 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 15 80
= ( 42 + 42)
2 62 81

= 25,8 mm
2. Pada bulan februari tahun 2004 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atri Lama= 30 mm
P2 stasiun Baito = 30 mm
Q1 Atri Lama = 50 mm
Q2 Baito = 50 mm
Nx Onembute = 72 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 30 30
= ( 72 + 72)
2 50 50

= 43,2 mm.

3. Pada bulan februari tahun 2012 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atri Lama= 12 mm
P2 stasiun Baito =62 mm
Q1 Atri Lama = 59 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Onembute = 44 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 12 62
= ( 44 + 44)
2 59 81

= 21,3 mm
4. Pada bulan januari tahun 2003 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 35 mm
P2 stasiun Baito = 52 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Onembute = 42 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 35 52
= ( 42 + 42)
2 62 81

= 25,3 mm

5. Pada bulan september tahun 2003 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 0 mm
P2 stasiun Baito = 14 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Onembute = 42 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 0
= ( 42 + 42)
2 62 81

= 3,6 mm
6. Pada bulan oktober tahun 2003 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 2 mm
P2 stasiun Baito = 32 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Onembute = 42 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 2 32
= ( 42 + 42)
2 62 81

= 9 mm

7. Pada bulan november tahun 2003 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 0 mm
P2 stasiun Baito = 81 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Onembute = 42 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 81
= ( 42 + 42)
2 62 81

= 21 mm
8. Pada bulan desember tahun 2003 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 0 mm
P2 stasiun Baito = 35 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Onembute = 42 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 35
= ( 42 + 42)
2 62 81

= 9 mm

9. Pada bulan september tahun 2004 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 0 mm
P2 stasiun Baito = 0 mm
Q1 Atari Lama = 50 mm
Q2 Baito = 50 mm
Nx Onembute = 72 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 0
= ( 72 + 72)
2 50 50

= 0 mm
10. Pada bulan oktober tahun 2004 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 0 mm
P2 stasiun Baito = 0 mm
Q1 Atari Lama = 50 mm
Q2 Baito = 50 mm
Nx Onembute = 72 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 0
= ( 72 + 72)
2 50 50

= 0 mm

11. Pada bulan juli tahun 2005 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 40 mm
P2 stasiun Baito = 63 mm
Q1 Atari Lama = 88 mm
Q2 Baito = 89 mm
Nx Onembute = 92 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 40 63
= ( 92 + 92)
2 92 89

= 53,5 mm
12. Pada bulan agustus tahun 2005 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 18 mm
P2 stasiun Baito = 55 mm
Q1 Atari Lama = 88 mm
Q2 Baito = 89 mm
Nx Onembute = 92 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 18 55
= ( 92 + 92)
2 88 89

= 37,8 mm

13. Pada bulan september tahun 2005 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 3 mm
P2 stasiun Baito = 13 mm
Q1 Atari Lama = 88 mm
Q2 Baito = 89 mm
Nx Onembute = 92 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 3 13
= ( 92 + 92)
2 88 89

= 8,3 mm
14. Pada bulan oktober tahun 2005 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 6 mm
P2 stasiun Baito = 41 mm
Q1 Atari Lama = 88 mm
Q2 Baito = 89 mm
Nx Onembute = 92 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 6 41
= ( 92 + 92)
2 88 89

= 2463 mm

15. Pada bulan september tahun 2006 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 29 mm
P2 stasiun Baito = 3 mm
Q1 Atari Lama = 33 mm
Q2 Baito = 94 mm
Nx Onembute = 63 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 29 3
= ( 63 + 63)
2 33 94

= 28,7 mm
16. Pada bulan oktober tahun 2006 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 9 mm
P2 stasiun Baito = 4 mm
Q1 Atari Lama = 33 mm
Q2 Baito = 94 mm
Nx Onembute = 63 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 9 4
= ( 63 + 63)
2 33 94

= 10 mm

17. Pada bulan novembr tahun 2006 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 15 mm
P2 stasiun Baito = 20 mm
Q1 Atari Lama = 33 mm
Q2 Baito = 94 mm
Nx Onembute = 63 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 15 20
= ( 63 + 63)
2 33 94

= 21 mm
18. Pada bulan oktober tahun 2007 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 0 mm
P2 stasiun Baito = 57 mm
Q1 Atari Lama = 89 mm
Q2 Baito = 70 mm
Nx Onembute = 65 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 57
= ( 65 + 65)
2 89 70

= 26 mm

19. Pada bulan agustus tahun 2009 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 5 mm
P2 stasiun Baito = 1.5 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 63 mm
Nx Onembute = 59 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 5 1.5
= ( 59 + 59)
2 62 63

= 3 mm
20. Pada bulan september tahun 2009 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 14 mm
P2 stasiun Baito = 15 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 63 mm
Nx Onembute = 59 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 14 15
= ( 59 + 59)
2 62 63

= 13,7 mm

21. Pada bulan oktober tahun 2009 pada stasiun Onembute, dengan stasiun
pembanding Atari Lama dan Baito.
Dik : P1 stasiun Atari Lama = 12 mm
P2 stasiun Baito = 5 mm
Q1 Atari Lama = 62 mm
Q2 Baito = 63 mm
Nx Onembute = 59 mm
Dit : Px stasiun Onembute = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 12 5
= ( 59 + 59)
2 62 63

= 59 mm
 Stasiun Atari Lama
1. Pada bulan juli tahun 2003 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 11 mm

P2 stasiun Baito = 31 mm
Q1 Onembute = 42 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Atri Lama = 62 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 11 31
= ( 62 + 62)
2 42 81

= 20 mm

2. Pada bulan maret tahun 2005 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 64 mm

P2 stasiun Baito = 70 mm
Q1 Onembute =92 mm
Q2 Baito = 89 mm
Nx Atri Lama = 88 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama= ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 64 70
= ( 88 + 88)
2 92 89

= 65,2 mm
3. Pada bulan maret tahun 2006 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 23 mm

P2 stasiun Baito = 52 mm
Q1 Onembute = 63 mm
Q2 Baito = 94 mm
Nx Atri Lama = 33 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama= ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 23 52
= ( 33 + 33)
2 63 94

= 15,5 mm

4. Pada bulan juni tahun 2011 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 53 mm

P2 stasiun Baito = 5.6 mm
Q1 Onembute = 56 mm
Q2 Baito = 75 mm
Nx Atri Lama = 66 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama= ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 53 5.6
= ( 66 + 66)
2 56 75

= 31,3 mm
5. Pada bulan januari tahun 2003 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 0 mm

P2 stasiun Baito = 14 mm
Q1 Onembute = 42 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Atri Lama = 62 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 14
= ( 62 + 62)
2 42 81

= 19,9 mm

6. Pada bulan november tahun 2003 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 0 mm

P2 stasiun Baito = 81 mm
Q1 Onembute = 42 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Atri Lama = 62 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 81
= ( 62 + 62)
2 42 81

= 6 mm
7. Pada bulan desember tahun 2003 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 0 mm

P2 stasiun Baito = 35 mm
Q1 Onembute = 42 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Atri Lama = 62 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 35
= ( 62 + 62)
2 42 81

= 31 mm

8. Pada bulan september tahun 2004 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 0 mm

P2 stasiun Baito = 0 mm
Q1 Onembute = 42 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Atri Lama = 50 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 0
= ( 50 + 50)
2 42 81

= 0 mm
9. Pada bulan oktober tahun 2004 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 0 mm

P2 stasiun Baito = 0 mm
Q1 Onembute = 42 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Atri Lama = 50 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 0
= ( 50 + 50)
2 42 81

= 0 mm

10. Pada bulan november tahun 2004 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute=22 mm

P2 stasiun Baito = 0 mm
Q1 Onembute = 42 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Atri Lama = 50 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 22 0
= ( 50 + 50)
2 42 81

= 8 mm
 11. Pada bulan desember tahun 2004 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 33 mm

P2 stasiun Baito = 0 mm
Q1 Onembute = 42 mm
Q2 Baito = 81 mm
Nx Atri Lama = 50 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 33 0
= ( 50 + 50)
2 42 81

= 11,5 mm

12. Pada bulan agustus tahun 2007 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 39 mm

P2 stasiun Baito = 32 mm
Q1 Onembute = 65 mm
Q2 Baito = 70 mm
Nx Atri Lama = 89 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 39 32
= ( 89 + 89)
2 65 70

= 47 mm
13. Pada bulan september tahun 2007 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 18 mm

P2 stasiun Baito = 29 mm
Q1 Onembute = 65 mm
Q2 Baito = 70 mm
Nx Atri Lama = 89 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 18 29
= ( 89 + 89)
2 65 70

= 31 mm

14. Pada bulan oktober tahun 2007 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 30 mm

P2 stasiun Baito = 57 mm
Q1 Onembute = 65 mm
Q2 Baito = 70 mm
Nx Atri Lama = 89 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 30 57
= ( 89 + 89)
2 65 70

= 57 mm
15. Pada bulan juni tahun 2008 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute=53 mm

P2 stasiun Baito = 68 mm
Q1 Onembute = 67 mm
Q2 Baito = 75 mm
Nx Atri Lama = 60 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 53 68
= ( 60 + 60)
2 67 75

= 51,3 mm

16. Pada bulan februri tahun 2009 pada stasiun Atari Lama, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Baito.

Dik : P1 stasiun Onembute= 22 mm

P2 stasiun Baito = 55 mm
Q1 Onembute = 59 mm
Q2 Baito = 63 mm
Nx Atri Lama = 62 mm
Dit : Px stasiun Atri Lama = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 22 55
= ( 62 + 62)
2 59 63

= 38,6 mm
 Stasiun Baito
1. Pada bulan januari tahun 2004 pada stasiun Baito, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Atari Lama.
Dik : P1 stasiun Onembute= 7 mm
P2 stasiun Atri Lama = 2 mm
Q1 Onembute = 92 mm
Q2 Atri Lama = 88 mm
Nx Baito = 50 mm
Dit : Px stasiun Baito = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 7 2
= ( 50 + 50)
2 92 88

= 42,2 mm

2. Pada bulan november tahun 2005 pada stasiun Baito, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Atari Lama.

Dik : P1 stasiun Onembute= 61 mm

P2 stasiun Atri Lama = 42 mm
Q1 Onembute = 72 mm
Q2 Atri Lama = 50 mm
Nx Baito = 89 mm
Dit : Px stasiun Baito = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 61 42
= ( 89 + 89)
2 72 50

= 4,4 mm
3. Pada bulan november tahun 2005 pada stasiun Baito, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Atari Lama.

Dik : P1 stasiun Onembute= 36 mm

P2 stasiun Atri Lama = 19 mm
Q1 Onembute = 63 mm
Q2 Atri Lama = 33 mm
Nx Baito = 94 mm
Dit : Px stasiun Baito = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 36 19
= ( 94 + 94)
2 63 33

= 53,9 mm

4. Pada bulan september tahun 2004 pada stasiun Baito, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Atari Lama.
Dik : P1 stasiun Onembute= 0 mm
P2 stasiun Atri Lama = 0 mm
Q1 Onembute = 72 mm
Q2 Atri Lama = 50 mm
Nx Baito = 50mm
Dit : Px stasiun Baito = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 0
= ( 50 + 50)
2 72 50

= 0 mm
5. Pada bulan oktober tahun 2004 pada stasiun Baito, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Atari Lama.
Dik : P1 stasiun Onembute= 0 mm
P2 stasiun Atri Lama = 0 mm
Q1 Onembute = 72 mm
Q2 Atri Lama = 50 mm
Nx Baito = 50 mm
Dit : Px stasiun Baito = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 0 0
= ( 50 + 50)
2 72 50

= 0 mm

6. Pada bulan november tahun 2004 pada stasiun Baito, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Atari Lama.
Dik : P1 stasiun Onembute= 22 mm
P2 stasiun Atri Lama = 0 mm
Q1 Onembute = 72 mm
Q2 Atri Lama = 50 mm
Nx Baito = 50 mm
Dit : Px stasiun Baito = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 22 0
= ( 50 + 50)
2 72 50

= 8 mm
7. Pada bulan desember tahun 2004 pada stasiun Baito, dengan stasiun
pembanding Onembute dan Atari Lama.
Dik : P1 stasiun Onembute= 33 mm
P2 stasiun Atri Lama = 0 mm
Q1 Onembute = 72 mm
Q2 Atri Lama = 50 mm
Nx Baito = 50 mm
Dit : Px stasiun Baito = ...?
Penye :
1 𝑃1 𝑃2 𝑃𝑛
𝑃𝑥 = ( 𝑛𝑥 + 𝑛𝑥 + ⋯ + 𝑛𝑥)
𝑛 𝑄1 𝑄2 𝑄𝑛

1 33 0
= ( 50 + 50)
2 72 50

= 11,5 mm
3.2. Perhitungan Uji Konsistensi

Untuk menguji konsistensi data curah hujan, terlebih daahulu menentukan

curah hujan maksimum tahunan dengan memilih nilai terbesar dari data curah
hujan bulanan pada masing-masing stasiun yang dapat di llihat pada tabel
berikut.

CURAH HUJAN TAHUNAN

MAKSIMUM CURAH HUJAN
NO TAHUN
STASIUN STASIUN STASIUN (mm)
ONEMBUTE ATRI LAMA BAITO
1 2003 42 62 81 61,67
2 2004 72 50 50 57,33
3 2005 92 88 89 89,67
4 2006 63 33 94 63,33
5 2007 65 89 70 74,67
6 2008 67 60 75 67,33
7 2009 59 62 63 61,33
8 2010 63 83 64 70,00
9 2011 56 66 75 65,67
10 2012 44 59 81,2 61,40

Selanjutnya membandingkan data hujn tahunan kumulatif pada masing-

masing stasiun terhadap stasiun perbandingan ( stasiun referensi ). Stasiun
perbandingan ini terlebih dahulu di rata-ratakna kemudian dicari niai
kumulatifnya. Untuk lebih jelasnyaa dapat dilihat pada tahap-tahap berikut ini
3.2.1 Analisa Perhitungan Uji Konsistensi Kurva Massa Ganda Stasiun
Onembute

Data Hujan Harian Max Stasiun

Kumulatif Stasiun
(mm)
Tahun (B*C)/2
Onembut Referens
Onembute Atri Lama Baito
e i
1 2 3 4 5 6 7
2012 44 59 81 70,1 44 70,1
2011 56 66 75 70,5 100 140,6
2010 63 83 64 73,5 163 214,1
2009 59 62 63,0 62,5 222 276,6
2008 67 60 75 67,5 289 344,1
2007 65 89 70 79,5 354 423,6
2006 63 33 94 63,5 417 487,1
2005 92 88 89 88,5 509 575,6
2004 72 50 50 50 581 625,6
2003 42 62 81 71,5 623 697,1

Tabel data pengujian stasiun Onembute sebelum koreksi

Analisa Kurva Massa Ganda Stasiun Onembute

700
Kumulatif Stasiun Onembute

600
500
400
300
200
100
0
44 100 163 222 289 354 417 509 581 623

Kumulatif Stasiun Referensi

Gambar 1. Kurva massa ganda stasiun Onembute sebelum koreksi

 Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa perubahan kemiringan kurva
terjadi setelah tahun 2006. Oleh karena itu, data dari stasiun Balandete dari tahun
sebelumnya atau sesudah tahun 2006 harus dikoreksi.
Berdasarkan grafik diatas diperoleh :
α = Kemiringan kurva sebelum patahan :
ἁ = Kemiringan kurva sebelum patahan :
417.0 44.0
0.89
487.1 70.1
β = Kemiringan kurva setelah patahan :
ß = Kemiringan kurva setelah patahan :
623.0 417
0.94
697.1 487.1
β
Jadi faktor koreksi = =1.10
α
Tabel data pengujian stasiun Balandete setelah koreksi :
Data Hujan Harian Max Stasiun
Kumulatif Stasiun
Tahun (mm) (B*C)/2
Onembute Atri Lama Baito Onembute Referensi
1 2 3 4 5 6 7
2012 40 59 81,2 70,1 40,1 70,1
2011 56 66 75 70,5 96,1 140,6
2010 63 83 64 73,5 159,1 214,1
2009 67 62,0 63,0 62,5 226,1 276,6
2008 67 60 75 67,5 293,1 344,1
2007 59 89 70 79,5 352,4 423,6
2006 57 33 94 63,5 409,8 487,1
2005 84 88 89 88,5 493,7 575,6
2004 66 50 50 50,0 559,4 625,6
2003 38 62 81 71,5 597,7 697,1
 Analisa Kurva Massa Ganda Stasiun Onembute
700.0
Kumulatif Stasiun Balandete
600.0

500.0

400.0

300.0

200.0

100.0

0.0
40.1 96.1 159.1 226.1 293.1 352.4 409.8 493.7 559.4 597.7
Kumulatif Stasiun Referensi

Gambar 2. Kurva massa ganda stasiun Onembute setelah koreksi

3.2.2 Analisa Perhitungan Uji Konsistensi Kurva Massa Ganda Stasiun Atri
Lama

Data Hujan Harian Max Stasiun

Kumulatif Stasiun
(mm)
Tahun (A*C)/2
Atri
Atri Lama Onembute Baito Referensi
Lama
1 2 3 4 5 6 7
2012 59 44 81,2 62,6 59 62,6
2011 66 56 75 65,5 125 128,1
2010 83 63 64 63,5 208 191,6
2009 62,0 59 63,0 61,0 270,0 252,6
2008 60 67 75 71 330,0 323,6
2007 89 65 70 67,5 419,0 391,1
2006 33 63 94 78,5 452,0 469,6
2005 88 92 89 90,5 540,0 560,1
2004 50 72 50 61 590,0 621,1
2003 62 42 81 61,5 652,0 682,6

Tabel data pengujian stasiun Atri Lama sebelum koreksi

 Analisa Kurva Massa Ganda Stasiun Atri Lama
700

Kumulatif Stasiun Atri Lama

600

500

400

300

200

100

0
59 125 208 270.0 330.0 419.0 452.0 540.0 590.0 652.0
Kumulatif Stasiun Referensi

Gambar 3. Kurva massa ganda stasiun Atri Lama sebelum koreksi

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa perubahan kemiringan kurva
terjadi setelah tahun 2008. Oleh karena itu, data dari stasiun atari lama dari tahun
sebelumnya atau sesudah tahun 2008 harus dikoreksi.
Berdasarkan grafik diatas diperoleh :

α = Kemiringan kurva sebelum patahan :

ἁ = Kemiringan kurva sebelum patahan :
330.0 59.0
= 1.04
323.6 62.6
β = Kemiringan kurva setelah patahan :
ß = Kemiringan kurva setelah patahan :
652. 330.0
= 0.90
682.6 323.6
β
Jadi faktor koreksi = = 0.86
α
Tabel data pengujian stasiun Atri Lama setelah koreksi :
Data Hujan Harian Max Stasiun
Kumulatif Stasiun
(mm)
Tahun (A*C)/2
Atri
Atri Lama Onembute Baito Referensi
Lama
1 2 3 4 5 6 7
2012 59,0 44 81,2 62,6 59,0 62,6
2011 66,0 56 75 65,5 125,0 128,1
2010 83,0 63 64 63,5 208,0 191,6
2009 62,0 59 63,0 61,0 270,0 252,6
2008 69,5 67 75 71 339,5 323,6
2007 103,0 65 70 67,5 442,5 391,1
2006 38,2 63 94 78,5 480,7 469,6
2005 88,0 92 89 90,5 568,7 560,1
2004 50,0 72 50 61 618,7 621,1
2003 62,0 42 81 61,5 680,7 682,6

Analisa kurva massa ganda stasiun Atri Lama

800.0
kumulatif Stasiun Atri Lama

700.0
600.0
500.0
400.0
300.0
200.0
100.0
0.0
59 125 208 270.0 330.0 419.0 452.0 540.0 590.0 652.0
Kumulatif Stasiun Referensi

Gambar 4. Kurva massa ganda stasiun Atri Lama setelah koreksi

3.2.3 Analisa Perhitungan Uji Konsistensi Kurva Massa Ganda Stasiun Baito

Data Hujan Harian Max Stasiun

(Baito* Kumulatif Stasiun
Tahun (mm)
Onembute)/2
Baito Onembute Atri Lama Baito Referensi
1 2 3 4 5 6 7
2012 81,2 44 59 51,5 81,2 51,5
2011 75 56 66 61 156,2 112,5
2010 64 63 83 73 220,2 185,5
2009 63 59 62,0 60,5 283,2 246,0
2008 75 67 60 63,5 358,2 309,5
2007 70 65 89 77 428,2 386,5
2006 94 63 33 48 522,2 434,5
2005 89 92 88 90 611,2 524,5
2004 50 72 50 61 661,2 585,5
2003 81 42 62 52 742,2 637,5

Tabel data pengujian stasiun Baito sebelum koreksi

Analisa kurva massa ganda stasiun Baito

800
700
kumulatif Stasiun Baito

600
500
400
300
200
100
0
81.2 156.2 220.2 283.2 358.2 428.2 522.2 611.2 661.2 742.2
Kumulatif Stasiun Referensi

Gambar 5. Kurva massa ganda stasiun Baito sebelum koreksi

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa perubahan kemiringan kurva

terjadi setelah tahun 2006. Oleh karena itu, data dari stasiun atari lama dari tahun
sebelumnya atau sesudah tahun 2006 harus dikoreksi.
Berdasarkan grafik diatas diperoleh :

α = Kemiringan kurva sebelum patahan :

ἁ = Kemiringan kurva sebelum patahan :
 522.2 81.2
= 1.15
434.5 51.5

β = Kemiringan kurva setelah patahan :

742.2 522.2
= 1.08
637.5 434.5
β
Jadi faktor koreksi = = 0.94
α

Tabel data pengujian stasiun Baito setelah koreksi

Data Hujan Harian Max Stasiun
Kumulatif Stasiun
Tahun (mm) (A*B)/2
Baito Onembute Atri Lama Baito Referensi
1 2 3 4 5 6 7
2012 81,2 44 59 51,5 81,2 51,5
2011 75,0 56 66 61 156,2 112,5
2010 64,0 63 83 73 220,2 185,5
2009 66,9 59 62,0 60,5 287,1 246,0
2008 79,7 67 60 63,5 366,8 309,5
2007 74,4 65 89 77 441,2 386,5
2006 75,0 63 33 48 516,2 434,5
2005 94,6 92 88 90 610,8 524,5
2004 50,0 72 50 61 660,8 585,5
2003 81,0 42 62 52 741,8 637,5

Analisa kurva massa ganda stasiun Baito

800.0
kumulatif Stasiun Baito

700.0
600.0
500.0
400.0
300.0
200.0
100.0
0.0
81.2 156.2 220.2 283.2 358.2 428.2 522.2 611.2 661.2 742.2
Kumulatif Stasiun Referensi

Gambar 6. Kurva massa ganda stasiun Baito setelah koreksi

3.3 Perhitungan Curah Hujan Rencana

3.3.1 Tabel analisa parameter statistik metode distribusi normal

NO TAHUN P (Xi) mm xֿ ( xi - xֿ )² ( xi - xֿ )³ ( x i - xֿ )⁴

61,40 67,24 34,106 1163,192 1163,192

1 2003
65,67 67,24 2,475 6,127 6,127
2 2004
70,00 67,24 7,618 58,028 58,028
3 2005
61,33 67,24 34,889 1217,222 1217,222
4 2006
67,33 67,24 0,009 0,000 0,000
5 2007
74,67 67,24 55,155 3042,116 3042,116
6 2008
63,33 67,24 15,262 232,930 232,930
7 2009
89,67 67,24 502,955 252964,112 252964,112
8 2010
57,33 67,24 98,142 9631,861 9631,861
9 2011
61,67 67,24 31,062 964,851 964,851
10 2012
672,40 781,673 10096,108 269280,439
∑
67,24 78,167 1009,611 26928,044
Rerata

 Analisa Perhitungan Parameter Statistik Metode Distribusi normal

- Nilai rata-rata log x :

∑ Log Xi
Log x = n
672,40
Log x = 10

Log x = 67,240 mm
 - Standar deviasi si
∑ ( Log Xi − Log X′ )²
Si = √ n−1

781,67
Si = √ 9

Si = 9,319 mm

- Koefisien asimetri (skewness) Cs :

n x ∑( Log Xi − Log X′ )³
Cs = (n − 1) (n − 2) S³
10 x 10096,108
Cs = 9 x 8 x 9,3193

= 1,732

- Koefisien variasi Cv :
si
Cv =
xֿ
9,319
Cv = 67,240ֿ

= 0,139

- Koefisien kuartosis Ck
𝑛
1
n
∑ (xi − x ֿ)⁴
𝑖=1
Ck = (n − 1) (n − 2) (n−3) S⁴

102 x 269280,439
Ck = 9 x 8 x 7 x 9,3194

= 7,083

Untuk curah hujan rencana 2 tahun :

Xt = + S x Kt

= 59,777 + 4,430 x 0
= 59,777 mm
 Nilai Kt di peroleh berdasarkan nilaiT pada tabel distribusi normal.

T = 2 Tahun Maka, Kt = 0.0

T = 5 Tahun Maka, Kt = 0.840

T = 10 Tahun Maka, Kt = 1.280

T = 25 Tahun Maka, Kt = 1.708

Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel :

No Periode xֿ S Kt Xt (mm)
(tahun)
1 2 67,240 9,319 0,0 76,559

2 5 67,240 9,319 0,840 77,399

3 10 67,240 9,319 1,280 77,839

78,747
4 25 67,240 9,319 2,118

3.3.2 Tabel Analisa Parameter Statistik Metode Gumbel

No. Tahun P (Xi) mm (Xi - X‾ ) (Xi - X‾ )² (Xi - X‾ )³ (Xi - X‾ )⁴

61,4 -5,8 34,11 -199,18 1163,19

1 2002
65,7 -1,6 2,48 -3,89 6,13
2 2003
70,0 2,8 7,62 21,02 58,03
3 2004
61,3 -5,9 34,89 -206,08 1217,22
4 2005
67,3 0,1 0,01 0,00 0,00
5 2006
74,7 7,4 55,16 409,62 3042,12
6 2007
63,3 -3,9 15,26 59,62 232,93
7 2008
89,7 22,4 502,9 11279,6 252964,1
8 2009
57,3 -9,9 98,14 -972,26 9631,86
9 2010
61,7 -5,6 -173,12 964,85
10 2011 15,38
672,40 0,0 781,67 10096,11 269280,44
Jumlah
Rata-Rata 67,24 0,0 78,17 1009,61 26928,04
(X)
  Analisa Perhitungan Parameter Statistik Metode Gumbel

- Nilai rata-rata log x :

∑ Log Xi
Log x = n
672,40
Log x = 10

Log x = 67,20 mm

- Standar deviasi si
∑ ( Log Xi − Log X′ )²
Si = √ n−1

781,67
Si = √ 9

Si = 9,319 mm

- Koefisien asimetri (skewness) Cs :

n x ∑( Log Xi − Log X′ )³
Cs = (n − 1) (n − 2) S³
10 x 10096,11
Cs = 9 x 8 x9,31903

= 1,732

- Koefisien variasu Cv :
si
Cv = xֿ
9,319
Cv = 67,240ֿ

= 0.139

- Koefisien kuartosis Ck
1 𝑛
∑𝑖=1(xi − xֿ)⁴
n
Ck= (n − 1) (n − 2) (n−3) S⁴

102 x269280,439
Ck = 9 x 8 x 7 x 9.3194

= 7,083
 Untuk curah hujan rencana 2 tahun :

X₂ = xֿ+ S x Kt

= 67,240 + 9,319 x 0
= 559 mm

Ytr − Yn
K=
Sn

Nilai Ytr di peroleh berdasarkan nilai T pada tabel gumbel.

T = 2 Tahun Maka, Ytr = 0.37

T = 5 Tahun Maka, Ytr = 1.5004

T = 10 Tahun Maka, Ytr = 2.2510

T = 25 Tahun Maka, Ytr = 4,1475

Nilai Yn di peroleh berdasarkan jumlah tahun pada stasiun tabel (yn) gumbel.

N = 10 Tahun Maka, Yn = 0,4952

Nilai Sn di peroleh berdasarkan jumlah tahun pada stasiun tabel (Sn) gumbel.

N = 10 Tahun Maka, Sn = 0,9496

Maka :
Ytr − Yn
K= Sn
0.37 − 0.4952
= 0.9496

= - 0.135

Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel :

No Periode Ytr Yn Sn K
(tahun)
1 2 0,37 0,4952 0,9496 -0,135

2 5 1,5004 0,4952 0,9496 1,059

3 10 2,2510 0,4952 0,9496 1,849

 4,1476
4 0,4952 0,9496
25 3,846

Untuk curah hujan rencana 2 tahun dapat dihitung :

Xt= xֿ+ K x Si
= 67,240+ -0,135x 9,319
= 65,980 mm
Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel :

No Periode xֿ K Sx Xt (mm)
(tahun)
1 2 67,240 -0,135 9,319 65,980

2 5 67,240 1,059 9,319 77,105

3 10 67,240 1,849 9,319 84,472

4 25 67,240 3,846 9,319 103,085

3.3.3 Tabel Analisa Parameter Statistik Metode Log Person Type III

P (Xi) Log ( Log Xi - ( Log Xi - Log ( Log Xi - ( Log Xi -

No TAHUN Log Xi
mm X¯ Log X¯ ) X¯ )2 Log X¯ )3 Log X¯ )4
61,4 1,79 1,82 -0,04 0,00130 -0,00005 0,00000
1 2002
65,7 1,82 1,82 -0,01 0,00005 0,00000 0,00000
2 2003
70,0 1,85 1,82 0,02 0,00044 0,00001 0,00000
3 2004
61,3 1,79 1,82 -0,04 0,00134 -0,00005 0,00000
4 2005
67,3 1,83 1,82 0,00 0,00002 0,00000 0,00000
5 2006
74,7 1,87 1,82 0,05 0,00239 0,00012 0,00001
6 2007
63,3 1,80 1,82 -0,02 0,00051 -0,00001 0,00000
7 2008
89,7 1,95 1,82 0,13 0,01648 0,00212 0,00027
8 2009
57,3 1,76 1,82 -0,07 0,00433 -0,00029 0,00002
9 2010
61,7 1,79 1,82 -0,03 0,00117 -0,00004 0,00000
10 2011
∑ 672,40 18,24 0,02802 0,0018 0,00030
-0,01
Rata-rata 67,24 1,82
Log X 0,00093 0,00018 0,00003
 Analisa Perhitungan Parameter Statistik Log Person Type III

- Nilai rata-rata log x :

∑ Log Xi
Log x =
n
18,24
Log x =
10
Log x = 1,824 mm

- Standar deviasi si

∑ ( Log Xi − Log X′ )²
Si = √
n−1

0,028
Si = √ 9

Si = 0,056 mm

- Koefisien asimetri (skewness) Cs :

n x ∑( Log Xi − Log X′ )³
Cs =
(n − 1) (n − 2) S³
10 x 0,0018
Cs =
9 x 8 x 0,06

= 1,447

- Koefisien variasu Cv :
si
Cv = xֿ
0,056
Cv =
1,284ֿ

= 0,031
 - Koefisien kuartosis Ck
1 𝑛
n
∑𝑖=1(xi − xֿ)⁴
Ck =
(n − 1) (n − 2) (n−3) S⁴

102 x 0,00030
Ck =
9 x 8 x 7 x 0,0055804

= 6,171

Nilai Kt di peroleh berdasarkan nilai T pada tabel Log Person Type III.

T = 2 Tahun Maka, K = -0,135

T = 5 Tahun Maka, K = 1,059

T = 10 Tahun Maka, K = 1,849

T = 25 Tahun Maka, K = 3,846

Maka :

Log Xtr = log X+ K x Si

= 1824+ -0,076 x 0,056
= 1.820 mm
Anti log X = 66,066 mm

Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel :

Periode Xt = 10^log Xt +
No Log x K Si Log Xtr
(tahun) Si x K
1 2 1,824 -0,076 0,056 1,820 65,421

2 5 1,824 0,811 0,056 1,869 82,176

3 10 1,824 1,320 0,056 1,898 93,671

4 25 1,824 2,288 0,056 1,952 120,111

 3.3.4 Tabel Analisa Parameter Statistik Metode Log Normal

RH
Log ( Log Xi - ( Log Xi - ( Log Xi - ( Log Xi -
No TAHUN AREA Log X¯
Xi Log X¯ ) Log X¯ )2 Log X¯ )3 Log X¯ )4
(Xi) mm
61,4 1,79 1,82 -0,04 0,00130 -0,00005 0,00000
1 2002
65,7 1,82 1,82 -0,01 0,00005 0,00000 0,00000
2 2003
70,0 1,85 1,82 0,02 0,00044 0,00001 0,00000
3 2004
61,3 1,79 1,82 -0,04 0,00134 -0,00005 0,00000
4 2005
67,3 1,83 1,82 0,00 0,00002 0,00000 0,00000
5 2006
74,7 1,87 1,82 0,05 0,00239 0,00012 0,00001
6 2007
63,3 1,80 1,82 -0,02 0,00051 -0,00001 0,00000
7 2008
89,7 1,95 1,82 0,13 0,01648 0,00212 0,00027
8 2009
57,3 1,76 1,82 -0,07 0,00433 -0,00029 0,00002
9 2010
61,7 1,79 1,82 -0,03 0,00117 -0,00004 0,00000
10 2011
∑ 18,24 0,02802 0,0018 0,00030
-0,01
Rata-rata 1,82 0,00280 0,00018 0,00003
Log X

 Analisa Perhitungan Parameter Statistik Log Normal

- Nilai rata-rata log x :

∑ Log Xi
Log x = n
18,24
Log x = 10

Log x = 1,82 mm

- Standar deviasi si
∑ ( Log Xi − Log X′ )²
Si = √ n−1

0,028
Si = √ 9

Si = 0,056 mm
 - Koefisien asimetri (skewness) Cs :
n x ∑( Log Xi − Log X′ )³
Cs = (n − 1) (n − 2) S³
10 x 0,00181
Cs = 9 x 8 x 0,06

= 1,447

- Koefisien variasu Cv :
si
Cv = xֿ
0,056
Cv = 1,824

= 0,031

- Koefisien kuartosis Ck
1 𝑛
∑𝑖=1(xi − xֿ)⁴
n
Ck = (n − 1) (n − 2) (n−3) S⁴

102 x 0,00030
Ck = 9 x 8 x 7 x 0,055804

= 6,171

Nilai Kt di peroleh berdasarkan nilai T pada tabel Log Person Type III.

T = 2 Tahun Maka, K = -0.076

T = 5 Tahun Maka, K = 0.811

T = 10 Tahun Maka, K = 1.320

T = 25 Tahun Maka, K = 2,288

Maka :

Log Xtr = log X+ K x Si

= 1,824 + 0,056 x 0
= 1,824 mm

Anti log X = 66,72 mm

Untuk hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel :

No Periode Log x Si Kt Log Xtr Xt = 10^log Xt

(tahun)
1 2 1,824 0,056 0,000 1,824 66,717

2 5 1,824 0,056 0,840 1,871 74,321

3 10 1,824 0,056 1,280 1,896 78,644

4 25 1,824 0,056 2,140 1,944 87,832

- Berikut Tabel Rekapitulasi curah hujan Retaan

Periode Distribusi Log Person

No Gumbel Log Normal
(Tahun) Nornal III
1 2 76,559 65,980 65,421 66,717

2 5 77,399 77,105 82,176 74,321

3 10 77,839 84,472 93,671 78,644

4 25 78,747 103,085 120,111 87,832

3.3.5 Parameter PemilihanDistribusi Curah Hujan

No. JenisDistribusi Syarat HasilHitungan keterangan

Cs = 0 1,732 Mendekati
1 Distribusi Normal
Ck= 3 7,083 Mendekati
Cs = 1.1396 1,732 Mendekati
2 GUMBEL
Ck = 5.4002 7,083 Mendekati
Log Pearson
3 Cs ≠ 0 1,447 Memenuhi
Type III
Cs = 0.3 1,447 Mendekati
4 Log Normal
Ck = 3.11 6,171 Mendekati
 Dari tabel di atas maka distribusi uji kecocokan yang digunakan adalah
yang memenuhihasil hitungan yaituLog Person Type III.
Maka untuk lebih meyakinkan dilakukan penggambaran pada kertas probalit
as dan di uji dengan metode Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov.

3.4 Metode Chi Kuadrat

3.4.1 MetodeMengurutkan Data Hujandari yang Tertinggi ke yang

Terendah

No x (mm) x
1 2010 89,7
2 2008 74,7
3 2005 70,0
4 2007 67,3
5 2004 65,7
6 2009 63,3
7 2012 61,7
8 2003 61,4
9 2006 61,3
10 2011 57,3

- MetodeUji Chi-Kuadrat
 Jumlah data (N)

Jumlah Data
N =
10
=

 Kelas
= 1 +
K 3,322 log n
= 4,322
kela
=
5 s

DK = Derajat Kebebasan
= K - ( 2 1 )
+
= 2
 Ei = n / k
= 2

( Xmaks - Xmin)
ΔX =
( k-1)
= ( 66,3 - 54,0 ) / ( 5 - 1 )
= 3,083

Xawal = Xmin - 1/2*Δx

= 64,0 - 1 / 2 ( 3,083 )

=
54,000
54,00
- Rumus Uji Chi-Kuadrat 57,08
60,17
2
n ( Ef -Of ) 63,25
X² =
∑ Ef 66,33
i=1 69,41

( 2 - 3 )²
X² =
2
= 0,5

Jumlah Data
No Kemungkinan Ef-Of X²= (Ef - Of)2 /Ef
Ef Of
1 > 67,240 3 1,39 1,61 0,86
2 69,28 - 75,068 2 1,28 0,72 0,82
3 75,068 - 79,169 0 1,07 -1,07 0
4 79,168 - 83,158 0 1,07 -1.07 0
5 > 83,158 1 1,18 -0,18 1,39
Jumlah 6 6 3,07

derajat signifikan (a) = 5% = 0,05

DK = 2
X2 hasil hitungan = 3,07
X2 kritik = 5,991
3.5 Perhitungan Intensitas Curah Hujan

Analisis intesitas curah hujan menggunakan rumus yang diberikan oleh

DR. Mononabe yaitu:

𝑅24 24
I= x ( )2/3
24 𝑡

Dimana:

I = Intesitas curah hujan (mm/jam)

𝑅24 = Curah Hujan maksimum dalam 1 hari (mm)
t = Lamanya curah hujan (jam)

Perhitungan :
Pada perulangan 2 tahun periode sampai 25 Tahun periode ulang

65,421 24 2/3
I2 =
24 5 / 60
= 121,14 mm/jam

82,176 24 2/3
I5 =
24 5 / 60
= 152,17 mm/jam

93,671 24 2/3
I10 =
24 5 / 60

= 173,45 mm/jam

120,111 24 2/3
I25 =
24 5 / 60
= 222,41 mm/jam
 Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Waktu Intensitas Curah Hujan ( mm/jam)

No
( Menit ) I2 I5 I10 I25
1 5 121,142 152,169 173,454 222,415
2 10 140,990 177,099 201,872 258,854
3 15 107,450 134,969 153,849 197,276
4 20 88,613 111,308 126,878 162,692
5 25 76,308 95,851 109,259 140,099
6 30 67,533 84,829 96,695 123,989
7 35 60,906 76,505 87,207 111,823
8 40 55,694 69,958 79,744 102,253
9 45 51,468 64,649 73,693 94,494
10 50 47,960 60,243 68,670 88,053
11 55 44,993 56,516 64,422 82,606
12 60 42,445 53,316 60,774 77,928
13 65 40,229 50,532 57,600 73,859
14 70 38,280 48,084 54,810 70,281
15 75 36,551 45,912 52,334 67,106
16 80 35,004 43,969 50,119 64,267
17 85 33,611 42,219 48,124 61,708
18 90 32,348 40,633 46,316 59,390
19 95 31,197 39,187 44,669 57,277
20 100 30,143 37,863 43,160 55,342
21 105 29,174 36,645 41,771 53,562
22 110 28,278 35,521 40,490 51,918
23 115 27,449 34,479 39,301 50,395
24 120 26,677 33,509 38,197 48,978
25 125 25,957 32,605 37,166 47,657
26 130 25,284 31,760 36,202 46,421
27 135 24,653 30,967 35,298 45,262
28 140 24,059 30,221 34,449 44,172
29 145 23,500 29,519 33,648 43,146
30 150 22,972 28,856 32,892 42,177

Grafik Hubungan Antara Intensitas Curah Hujan dan Waktu Untuk Periode
Ulang 2 Tahun
 300.0

Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

250.0

200.0

150.0

100.0

50.0

0.0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165
Waktu (menit)

Grafik Hubungan Antara Intensitas Curah Hujan dan Waktu Untuk Periode
Ulang 5 Tahun
350.0
Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

300.0

250.0

200.0

150.0

100.0

50.0

0.0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165
Waktu (menit)

Grafik Hubungan Antara Intensitas Curah Hujan dan Waktu Untuk Periode
Ulang 10 Tahun
 400.0

Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

350.0

300.0

250.0

200.0

150.0

100.0

50.0

0.0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165
Waktu (menit)

Grafik Hubungan Antara Intensitas Curah Hujan dan Waktu Untuk Periode
Ulang 25 Tahun

450.0

400.0
Intensitas Curah Hujan (mm/jam)

350.0

300.0

250.0

200.0

150.0

100.0

50.0

0.0
0 15 30 45 60 75 90 105 120 135 150 165
Waktu (menit)
 Grafik Hubungan Antara Intensitas Hujan dan Waktu

250.0

Intensitas
CH
200.0 Periode 2
INTENSITAS CURAH HUJAN (MM/JAM)

Tahun
(mm/jam)
Intensitas
150.0
CH
Periode 5
Tahun
100.0 (mm/jam)
Intensitas
CH
Periode 10
50.0 Tahun
(mm/jam)

0.0
5 15 25 35 45 55 65 75 85 95 105 115 125 135 145 150

WAKTU (MENIT)