Anda di halaman 1dari 16

PARTISI EKSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Partisi adalah suatu proses pemisahan senyawa kimia yang terdapat


pada suatu ekstrak baik itu ekstrak kental maupun ekstrak kering yang
telah melalui proses ekstraksi dan pengupan, dimana prinsip dari proses
partisi yaitu digunakannya dua pelarut yang tidak saling bercampur untuk
melarutkan zat-zat yang ada dalam ekstrak, pelarut yang digunakan yaitu
pelarut yang bersifat polar dan nonpolar.
Perbedaan partisi dengan ekstraksi yaitu pada ekstraksi kita
menggunakan simplisia yang telah dihaluskan dan ditambahkan dengan
pelarut yang sesuai kemudian diuapkan agar kita mendapatkan ekstrak
kental maupun ekstrak kering tanpa adanya pelarut lagi sedangkan pada
partisi kita memisahkan senyawa kimia menggunakan ekstrak yang telah
melalui proses ekstraksi dan telah melalui penguapan baik itu ekstrak
kering maupun kental.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi dibagi
menjadi dua yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada
ekstraksi cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair dengan
pemisahannya menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur
sehingga terjadi distribusi sampel di antara kedua pelarut tersebut.
Dalam praktikum ini, terlebih dahulu kita lakukan uji kelarutan sampel
dimana jika sampel larut air maka kita memakai metode ekstraksi cair-cair
tetapi jika sampel tidak larut air maka kita menggunakan ekstraksi padat-
cair. Pada uji sampel ekstrak tanaman daun gamal (Gliricidia sepium) larut
dalam pelarut air sehigga dilakukan ekstraksi secara cair-cair untuk
mengetahui persen kadar ekstrak dari pelarut yang digunakan.
Dalam praktikum ini jika kita menggunakan metode ekstraksi cair-cair
dimana ekstrak kental dari tanaman daun gamal (Gliricidia sepium)

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

dengan menggunakan pelarut air, n-butanol, dan n-heksan dan akan


terbentuk 2 fase dimana nantinya kita akan mendapatkan 3 fraksi yaitu
fraksi air, n-heksan dan n-butanol.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yaitu bagaimana cara


melakukan partisi pada ekstrak daun tanaman gamal (Gliricidia sepium)?
C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk melakukan partisi


dari ekstrak daun tanaman gamal (Gliricidia sepium).
D. Tujuan Praktikum

1. Tujuan umum praktikum


Adapun tujuan umum dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
melakukan partisi dari ekstrak daun tanaman gamal (Gliricidia sepium)
2. Tujuan khusus praktikum
Adapun tujuan khusus dari praktikum ini yaitu untuk memisahkan
senyawa kimia dari ekstrak daun tanaman gamal (Gliricidia sepium)
dengan metode partisi ekstrak.
E. Manfaat Praktikum
1. Manfaat teoritis
Mahasiswa dapat memahami cara melakukan partisi ekstrak pada
tumbuhan dengan baik dan benar berdasarkan literatur yang diperoleh.
2. Manfaat praktis
Untuk mengetahui cara memisahkan senyawa kimia dari ekstrak
daun tanaman gamal (Gliricidia sepium) yang telah melalui proses
ekstraksi sampel dan penguapan pelarut.

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tanaman

a. Klasifikasi Tanaman (Integrated Taxonomy Information System, 2018)


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivision : Embryophyta
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Rosanae
Superorder : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Gliricidia Kunth
Species : Gliricidia sepium
b. Morfologi Tanaman
Batang gamal berukuran kecil hingga sedang, tingginya dapat
mencapai 10 - 12 m, sering bercabang dari dasar dengan diameter
basal mencapai 50 - 70 cm. Kulit batang halus dengan warna
bervariasi, dari putih abu-abu kemerah tua-coklat. Batang dan
cabang-cabang pada umumnya ada bercak putih kecil. Daun gamal
menyirip ganjil, biasanya perpasangan sepanjang sekitar 30 cm
melebar 5 - 20 cm, helai daun berbentuk ovale atau elips, panjang
daun 2 - 7 cm, dan lebar daun 1 - 3 cm. Helai daun, pelepah dan
tulang belakang kadang-kadang bergaris-garis merah. Bunga berwarna
merah muda ke unguan, sedikit warna putih, biasanya dengan titik
kuning pucat menyebar di dasar kelopak. Dasar kelopak bunga bulat
dan hampir tegak, dengan ukuran sekitar 20 mm, panjang kelopak
bunga 15 - 20 mm, dan lebarnya 4 - 7 mm. Polong muda berwarna

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

hijau kemerahan-unguan, berwarna kuning-cokelat setelah masak, dan


berwarna kuning coklat muda sampai coklat bila sudah tua. Polong
berbentuk pipih hampir bulat, panjang polong 10 - 18 cm, lebarnya
2 cm, jumlah biji 4 - 10 (Simon and Stewart, 2000).
c. Nama lain
Kerbside, gliriside (kolokial), sliridia (Jawa); cebreng (Sumatra);
bunga jepun (myamar); kakawate (Filipina); madre de cacao (portugis);
gliricidia (inggris) (Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner, 2010).
d. Kandungan kimia
Sifatnya sebagai pestisida ini karena keaktifan senyawa toksik
kumarin yang terdapat dalam daun gamal tersebut. Disamping senyawa
toksik kumarin juga ditemukan adanya senyawa toksik dicoumarol
(furan ring) sebagai derivatnya dari kumarin yang dapat menyebabkan
perdarahan lebih luas, paralysis dan mati apabila kandungannya
melebihi dari 10 ppm. Sementara ditemukan dicoumarol tersebut dalam
daun gamal apabila daun gamal mengalami pembusukan (kering)
dengan adanya kontaminan jamur (Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner, 2010).
e. Manfaat Tanaman
Beberapa peternak memanfaatkannya untuk makanan ternak
(ruminansia) karena daunnya mengandung lebih dari 20% protein kasar
meskipun cukup toksik untuk hewan lain, seperti kuda. Menurut Duke
dan Wain pada tahun 1981, bahwa daun gamal tersebut dapat
digunakan sebagai insektisida, rodentisida dan pengobatan penyakit
kulit, luka dan reumatik (Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner, 2010).

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

B. Partisi Ekstrak
Hubungan zat terlarut yang terdistribusi diantara dua pelarut yang
tidak saling bercampur dinyatakan pertama kali oleh “Walter nernst” yang
dikenal dengan hukum distribusi atau partisi “jika solut dilarutkan
sekaligus kedalam dua pelarut yang tidak saling bercampur, maka solut
akan terdistribusi diantara kedua pelarut’’. Pada saat setimbang
perbandingan konsentrasi solut berharga tetap pada suhu tetap.”
(Yazid, 2005).
Partisi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut atau dapat pula dikatakan
partisi merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
campuran homogen menggunakan pelarut cair sebagai separating gen,
pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponene-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut cair-cair
merupakan satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran yang
dipisahkan dengan bantuan pelarut, ekstraksi cair-cair tidak dapat
digunakan apabila pemisahan campuran dengan cara destilasi karena
kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis. Seperti pada ekstraksi
padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari pencampuran secara
intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair
sempurna (Wibawads, 2012).
Di antara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau
disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik
dan popular, alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat
dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Prinsip metode ini
didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu
antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon
tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat
ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut.
Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian,
pemisahan serta analisis pada semua skala kerja (Khopkar, 2008).

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan


metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya
dalam air) dengan menggunakan pelarut lain (biasanya organik)
(Khamidinal, 2009).
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi
dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair
(Yazid, 2005) :
1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran
yang berbentuk padatan. Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam
usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung di dalam bahan
alam seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.
2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran
yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi
pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau
logam-logam tertentu dalam larutan air.
Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam 2
macam zat pelarut yang tidal saling bercampur atau dengan kata lain
perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut
air. Hal tersebut memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat
terlarut dalam air dan adapula senyawa yang dapat larut dalam pelarut
organik. Ekstraksi bahan alam dilakukan dengan cara : ekstrak metanol
terlebih dahulu dipekatkan kemudian ditimbang dan ditimbahkan sedikit air
hingga diperoleh suspensi yang homogen. Kemudian dipindahkan ke
dalam corong pisah dan ditambahkan dietil eter (pelarut organik), setelah
itu corong pisah ditutup, dibalik dan dikran corong dibuka lalu dikocok satu
arah beberapa kali hingga didapatkan massa yang terdistribusi. Setelah
itu kran corong ditutup lalu corong dibalik dan dibiarkan hingga terjadi
pemisahan. Lapisan air dikeluarkan dan lapisan eter ditampung. Lapisan
air dikocok lagi dengan dieti eter kembali biasanya dilakukan 3 kali
ekstraksi (Khamidinal, 2009).

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

Prinsip metode ini didasarkan pada zat terlarut dengan perbandingan


tertentu antar dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter,
kloroform, karbontetra klorida, dan karbon disulfida. Diantara berbagai
jenis pemisahan, ekstraksi pelarut merupakan metode yang paling baik
dan popular, karena metode ini dapat dilakukan baik tingkat mikro maupun
makro. Pemisahannya tidak memerlukan khusus atau canggih, melainkan
hanya berupa corong pemisah. Seringkali untuk melakukan pemisahan
hanya dilakukan beberapa menit. (Yazid, 2005.)
Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu
pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat
pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan
pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut
kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan
pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar
terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi
yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas
mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan
distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas
pengaduk) (Zenta, 2006).
Ekstraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang
terdapat pada padatan menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan
diekstrak dilembutkan terlebih dahulu, dapat dengan cara ditumbuk atau
dapat juga diiris-iris menjadi bagian yang tipis-tipis. Kemudian padatan
yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang telah
terbungkus kertas saring dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet.
Pelarut organik dimasukkan ke dalam pelarut godog. Kemudian peralatan
ekstraksi dirangkai dengan menggunakan pendingin air. Ekstraksi
dilakukan dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit
terekstrak (Yazid, 2005).

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum adalah
batang pengaduk, cawan porselin, corong kaca, corong pisah,
eksikator, gelas kimia, gelas ukur, gelas piala, hairdryer, labu
erlenmeyer, statif dan klem, timbangan analitik (neraca) dan vial.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
aquadest, ekstrak kental daun tanaman gamal (Gliricidia sepium),
n-butanol, n-heksan dan tissue.
A. prosedur Kerja (Najib dan Malik, 2018)
1. Ekstraksi Cair-Cair (Partisi Cair-Cair)
a. Ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksan
Ekstrak kental ± 1 - 2 g disuspensikan dengan air sebanyak
20 mL, kemudian dimasukkan dalam corong pisah dan
ditambahkan dengan n-heksan sebanyak 20 mL, kojok sampai
merata dengan sesekali membuka kran corong pisah kemudian
diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase air dan fase
n-heksan, pisahkan fase air dan fase n-heksan. Kemudian fase air
dimasukkan kembali ke dalam corong pisah dan diekstraksi lagi
dengan n-heksan sebanyak 30 mL dan dilakukan hingga jernih
(sebanyak 3 kali). Ekstrak n-heksan yang diperoleh dari beberapa
kali penyarian disatukan kemudian diuapkan sampai mendapatkan
ekstrak kental dan dimasukkan kedalam eksikator.
b. Ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-butanol
Lapisan air dari hasil ekstraksi dengan n-heksan dimasukkan
dalam corong pisah kemudian diekstraksi dengan n-butanol jenuh

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

air sebanyak 3 kali masing-masing 20 mL. Lapisan n-butanol


diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental, kemudian dibagi 3 dan
dimasukkan ke dalam vial dan diuapkan dalam eksikator.
2. Ekstraksi padat-cair (partisi padat-cair)
Ekstrak metanol kering yang diperoleh, diambil 5 g untuk
diekstraksi dengan pelarut dietil eter dengan cara partisi padat-cair
yaitu ekstrak metanol kering tersebut dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer 250 mL lalu ditambahkan sekitar 25 mL dietil eter. Batang
pengaduk magnetik dimasukkan kedalam labu erlenmeyer kemudian
diletakkan diatas plat stirrer. Stirrer disambungkan dengan sumber
listrik dan distel dengan kecepatan yang sesuai. Biarkan sampai pelarut
jenuh, kemudian suspense dikeluarkan dan dipisahkan antara padatan
dan cairan (untuk memperoleh hasil yang maksimal gunakan
sentripuge). Bagian yang tidak larut dimasukkan kembali ke dalam labu
erlenmeyer dan ditambahkan 25 mL dietil eter yang baru dilakukan
seperti pada perlakuan pertama. Proses partisi padat cair ini dilakukan
hingga pelarut dietil eter yang ditambahkan bening. Fraksi larut dietil
eter dikumpulkan, pelarutnya diuapkan hingga diperoleh ekstrak dietil
eter kering.

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 : Hasil partisi pada ekstrak daun tanaman gamal


(Gliricidia sepium)dengan metode ekstraksi cair-cair
No Pengamatan Bobot % rendamen
1. Ekstrak air
(penyari pertama)
2. Ekstrak n-heksan
(penyari kedua)
3. Ekstrak n-butanol
(penyari ketiga)

Partisi ekstrak (ekstraksi cair-cair) adalah proses pemisahan zat


terlarut di dalam dua macam zat pelarut yang tidak saling bercampur,
dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut
organik dan pelarut air. Hal tersebut memungkinkan karena adanya sifat
senyawa yang dapat larut dalam air dan ada pula yang dapat terlarut
dalam pelarut organik. Sedangkan ekstraksi padat-cair adalah proses
pemisahan untuk memperoleh komponen zat terlarut dari campurannya
dalam padatan dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Pada
umumnya metode ini digunakan untuk sampel yang tidak larut dalam air.
Tujuan dilakukannya partisi yaitu untuk memisahkan komponen
kimia dari sampel berdasarkan tingkat kepolarannya dimana pada
praktikum ini kita menggunakan metode partisi ekstraksi cair-cair karena
ekstrak dari daun tanaman gamal (Gliricidia sepium) larut dalam air.
Prinsip dari proses partisi ekstraksi cair-cair yaitu digunakannya
dua pelarut yang tidak saling bercampur untuk melarutkan zat-zat yang
ada dalam ekstrak, pelarut yang digunakan yaitu pelarut yang bersifat
polar dan nonpolar.

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

Dalam praktikum ini, terlebih dahulu kita lakukan uji kelarutan sampel
dimana jika sampel larut air maka kita memakai metode ekstraksi cair-cair
tetapi jika sampel tidak larut air maka kita menggunakan ekstraksi padat-
cair. Pada uji sampel ekstrak tanaman daun gamal (Gliricidia sepium) larut
dalam pelarut air sehigga dilakukan ekstraksi secara cair-cair untuk
mengetahui persen kadar ekstrak dari pelarut yang digunakan. Diaman
pada pengerjaan awal ekstrak disuspensikan dengan aquadest setalah
itu, ditambahkan pelarut non polar (n-heksana) hingga tidak ada terbentuk
gumpalan ataupun padatan, alasan digunakan pelarut non polar
n-heksana karena jika pada pengerjaan awal digunakan pelarut polar,
maka dikhawatirkan adanya senyawa nonpolar yang ikut terlarut,
sebagaimana kita ketahui bahwa pelarut polar, selain mampu melarutkan
senyawa yang bersifat polar juga mampu melarutkan senyawa yang
bersifat nonpolar sehingga diperoleh 2 fase yang akan dipisahkan, dan
dilakukan sebanyak 3 kali pemisaha setelah dilakukan 3 kali pemisahan
pada sampel air dan n-heksan maka fase n-heksan diuapkan kemudian
fase air ditambahkan dengan n-butanol jenuh air, alas an digunakan n-
butanol jenuh air yaitu karena jika kita menggunakan n-butanol jenuh air
maka air akan bercampur dengan n-butanol dan tidak terbentuk 2 fase
sementara kita mengingnkan terbentuknya 2 fase tersebut agar kita
memperoleh fraksi n-butanol. Untuk mendapatkan fraksi n-butanol kita
melakukan 3 kali pemisahan.
Adapun hasil cari praktikum yang dilakukan diperoleh bahwa partisi
dengan ekstraksi cair-cair karena sampel

Adapun faktor kesalahan dalam melakukan percobaan sehingga


hasil yang didapatkan biasanya tidak sesuai dengan literatur yaitu
kesalahan dalam pencampuran larutan, ketidaktelitian dalam bekerja, dan
kurangnya/kelebihan pereaksi yang digunakan.

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan skrining
fitokimia yaitu daun gamal (Gliricidia sepium)
B. Saran
Adapun saran saya sebaiknya pada saat praktikum berlangsung
kedisiplinan tetap dijaga dan diharapkan asisten selalu mengawasi
praktikannya agar praktikum berjalan dengan lancar, begitupun juga
dengan pereaksi yang akan dipakai seharusnya dicek terlebih dahulu
layak tidaknya digunakan dalam praktikum ini agar hasil yang diperoleh
lebih efektif.

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

DAFTAR PUSTAKA

Integrated Taxonomic Information System., 2018, Gliricidia sepium.


Diakses tanggal 12 November 2018,
(https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TS
N&search_value=502803#null)

Najib, A dan Malik A., 2018, Penuntun dan Buku Kerja Praktikum
Fitokimia 1, Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia,
Makassar.

Khamidinal., 2009, Teknik Laboratorium Kimia, Pustaka Pelajar Press.


Yogyakarta.

Khopkar, S., 2008, Dasar-dasar kimia analitik, Erlangga Press. Jakarta

Simon and Stewart., 2000, Gliricidia sepium A multi Purpose Forage Tree
Legume.
Seminar Nasional., 2010, ”Keberadaan Kandungan Kumarin dalam Daun
Gamal (Gliricidia Sepium) sebagai Akarisida”, Balai Besar
Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata No. 30, Bogor 16114.
Wibawads, Indra., 2012, Ekstraksi Cair-cair, UGM-press, Yogyakarta.

Yazid, E,. 2005, Kimia Fisika untuk Paramedis. Pustaka Pelajar,


Yogyakarta.
Zenta, F dan Kumanireng H., 2006. Teknik Laboratorium Kimia Organik.
UNHAS-Press, Makassar.

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema kerja praktikum


Ekstraksi Cair-cair

Sampel

Ditimbang 5 gram
Disuspensikan dengan aquadest 20 mL
Ditambahkan 30 mL n-heksan diaduk hingga tidak terbentuk
gumpalan atau padatan
Dimasukkan kedalam corong pisah kemudian dikocok hingga
terbentuk 2 fase
Dipisahkan fase air dengan fase n-heksan
dilakukan sebanya 3x pemisahan
setelah itu fase n-heksan diuapkan dan fase air ditambahkan
dengan n-butanol tidak jenuh air sebanyak 30 mL
setelah terbentuk 2 fase maka dilakukan pemisahan fase air dan
fase n-butanol
Dilakukan sebanyak 3x pemisahan

Fraksi air, n-heksan, dan n-butanol

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

Lampiran 2. Gambar tanaman

Gambar tanaman Gamal (Gliricidia sepium) utuh

Gambar daun Gamal (Gliricidia sepium)

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141
PARTISI EKSTRAK

Lampiran 3. Gambar hasil praktikum

Fase air dan fase n-heksan

Fase air dan fase n-butanol

ANGGUN CAHYANI SAID NUR ENDASARI GUSMAN., S. Farm


15020160141

Anda mungkin juga menyukai