Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

I. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.(Budi Ana Keliat, 2010).

Gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap


diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.(Schult & videbeck,1998) dalam (Fitria, 2014).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri


rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
serta merasa tidak percaya pada diri sendiri.

II. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon


Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri rendah Kerancuan Depersonalisasi


Positif identitas

(Keliat, 1999 dalam Fitria, 2014)

1
Faktor predisposisi dan presipitasi menurut Fitria (2014):
III. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan


orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, ideal diri yang tidak realistis.

IV. Faktor presipitasi


1) Trauma
Masalah khusus tentang konsep diri disebabakan oleh setiap
situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan. Situasi
dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Situasi dan
stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya
bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit,
perubahan struktur dan fungsi tubuh, proses tumbuh kembang,
dan prosedur tindakan dan pengobatan.
2) Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah stres yang berhubungan dengan
frustasi yang dialami individu dalam peran.
3) Transisi perkembangan
Transisi perkembangan adalah perubahan normatif berhubungan
dengan pertumbuhan. Setiap perkembangan dapat menimbulkan
ancaman pada identitas. Setiap tahap perkembangan harus
dilakukan inidividu dengan menyelesaikan tugas perkembangan
yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stressor bagi
konsep diri.
4) Transisi situasi
Transisi situasiterjadi sepanjang daur kehidupan. Transisi situasi
merupakan bertambah atau berkurangnya orang yang penting
dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian

2
orang yang berarti, misalnya status sendiri menjadi berdua atau
menjadi orang tua.
5) Transisi sehat sakit
Transisi sehat sakit berkembang berubah dari tahap sehat ke
tahap sakit. Beberapa stressor pada tubuh dapat menyebabakan
gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri.
Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep
diri yaitu gambaran diri, peran ,dan harga diri. Masalah konsep
diri dapat dicetuskan oleh faktor psikologis, sossiologis, atau
fisiologis, namun yang lebih penting adalah persepsi klien
terhadap ancaman perilaku.

Proses Terjadinya Masalah


Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu
dengan harga diri rendah akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesi
mis dapat menghadapi kehidupan, dan tidak percaya pada diri sendiri.
Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak diam, menyendiri,
tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan social.

Pohon Masalah
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah Kronis

Koping Individu Tidak Efektif

(Fitria, 2014)

3
V. Jenis/Tanda Gejala
Menurut L. J Carpenito dan Keliat , perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain :
Data Subjektif:
 Mengkritik diri sendiri atau orang lain
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Perasaan lemah dan takut
 Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
 Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
 Hidup yang berpolarisasi
 Ketidakmampuan menentukan tujuan
 Mengungkapkan kegagalan pribadi
 Merasionalisasi penolakan

Data Objektif:
 Produktivitas menurun
 Perilaku destruktiv pada diri sendiri dan orang lain
 Penyalahgunaan zat
 Menarik diri dari hubungan social
 Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
 Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
 Tampak mudah tersinggung /mudah marah

4
VI. Proses Terjadinya Keperawatan
6.1 Pengkajian
Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji
Harga diri rendah kronis Subjektif :
 Mengungkapkan dirinya
merasa tidak berguna
 Mengungkapkan dirinya
merasa tidak mampu
 Mengungkapkan dirinya tidak
semangat untuk beraktivitas
atau bekerja
 Mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri
(mandi, berhias, makan atau
toileting).

Objektif :
 Mengkritik diri sendiri
 Perasaan tidak mampu
 Pandangan hidup yang pesimis
 Tidak menerima pujian
 Penurunan produktifitas
 Penolakan terhadap
kemampuan diri
 Kurang memperhatikan
perawatan diri
 Berpakaian tidak rapi
 Berkurang slera makan
 Tidak berani menatap lawan
bicara

5
 Lebih banyak menuhnduk
 Bicara lambat dengan nada
suara lemah

6.2 Diagnosa Keperawatan


Harga diri rendah

6
6.3 Rencana Tindakan Keperawatan Untuk Klien Harga Diri Rendah

Nama Klien : Ruangan :


No CM : Dx Medis :

Tgl No Dx. Diagnosis Perencanaan


Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Harga Diri SP 1 : Setelah ... x interaksi, klien 1. Diskusikan bahwa klien masih Aspek positif penting
Rendah Klien dapat mengidentifikasi mampu mengidentifikasi : memiliki sejumlah kemampuan untuk meningkatkan
kemampuan dan aspek positif - Kemampuan yang dan aspek positif seperti percaya diri serta harga
yang dimilikinya dimiliki klien kegiatan klien dirumah, adanya diri
- Aspek positif yang keluarga dan lingkungan
dimiliki klien terdekat klien.
2. Beri pujian yang nyata dan
hindarkan setiap kali bertemu
dengan klien yang memiliki
penilaian yang negatif.
SP 1 : Setelah ... x interaksi, klien 1. Diskusikan dengan klien Mencari cara yang
Klien dapat meilai kemampuan mampu menilai kemampuan kemampuan yang masih dapat konstruktif dan
yang masih dapat dilakukan yang masih dapat dilakukan digunakan saat in setelah menunjukkan potensi
mengalami masalah. yang dimiliki klien untuk
2. Bantu klien menyebutkannya mengubah dirinya
dan memberi penguatan menjadi lebih baik dan
terhadap kemampuan diri yang berharga.
di ungkapkan klien.
3. Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi
pendengan yang aktif
SP 1 : Setelah ... x interaksi,klien 1. Diskusikan dengan klien Menghindari adanya
Klien dapat menentukan mampu menentukan beberapa aktivitas yang dapat kehilangan atau
kegiatan yang akan dilatih kegiatan yang akan dilatih dilakukan dan dipilih sebagai perubahan peran akibat
7
sesuai dengan kemampuan sesuai dengan kemampuan kegiatan yang akan dilakukan perasaan HDR yang di
klien klien klien sehari hari alami klien serta mencari
2. Bantu klien menetapkan alternatif koping untuk
aktivitas mana yang dapat klien meningkatkan harga diri.
lakukan secara mandiri, mana
aktivitas yang memerlukan
bantuan minimal dari keluarga,
dan aktivitas apa sajayang perlu
bantuan penuh dari keluarga
atau lingkungan terdekat klien
3. Berikan contoh cara
pelaksanaan aktivitas yang
dapat dilakukan klien.
4. Susun bersama klien dan buat
daftar aktivitas atau kegiatan
sehari hari klien.

SP 1 : Setelah ... x interaksi, 1. Diskusikan dengan klien untuk Menghargai kemampuan


Klien dapat melatih menetapkan urutan kegiatan klien serta menunjukkan
kemampuan yang dimiliki (yang sudah dipilih klien) yang kemampuan yang klien
akan dilatihkan. miliki.
2. Bersama klien dan keluarga
memperagakan beberapa
kegiatan yang akan dilakukan
klien.
3. Berikan dukungan dan pujian
yang nyata setiap kemajuan
yang diperlihatkan pasien.
SP 1 : Setelah ... x interaksi, Berikan pujian yang wajar dari perawat Pujian yang wajar akan
Klien mendapatkan pujian untuk kegiatan yang dapat meningkatkan harga diri
yang wajar dari perawat untuk dilakukannya. klien.
kegiatan yang dapat
dilakukannya
8
SP 1 : Setelah ... x interaksi, Masukkan kegiatan yang dilatih Memasukkan kegiatan
Klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian. kedalam jadwal harian
yang dilatih ke dalam jadwal merupakan proses untuk
kegiatan harian membiasakan klien
melakukan aktivitas rutin
yang dapat meningkatkan
harga diri klien.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Evaluasi jadwal harian klien oleh Evaluasi jadwal harian
Jadwal kegiatan harian klien perawat. klien oleh perawat akan
terevaluasi oleh perawat membantu perawat untuk
melihat perkembangan
harga diri klien.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Latih kemampuan kedua klien yang Menghargai kemampuan
Klien dapat melatih dapat dilakukan. klien serta menunjukkan
kemampuan kedua yang dapat kemampuan yang klien
dilakukan miliki selain kemampuan
sebelumnya.
SP 2 : Setelah ... x interaksi, Anjurkan klien untuk memasukkan Memasukkan kegiatan
Menganjurkan klien kemampuan kedua kedalam jadwal kedalam jadwal harian
memasukka dalam jadwal kegiatan harian. merupakan proses untuk
kegiatan harian membiasakan klien
melakukan aktivitas rutin
yang dapat meningkatkan
harga diri klien.

9
VII. Strategi Pelaksanaan Tindakan
 SP KLIEN
SP 1 pada klien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
b. Membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan.
c. Membantu klien menentukan kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan klien.
d. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.
f. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

SP 2 pada klien
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Melatih kemampuan kedua.
c. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.

 SP KELUARGA
SP 1 untuk keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
klien beserta proses terjadinya.

SP 2 untuk keluarga
a. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien harga diri rendah
b. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada klien harga diri
rendah.

SP 3 untuk keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal di rumah termasuk minum obat.
b. Menjelaskan follow up klien setelah pulang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan stretegi
pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi program S1 keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, B.A. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

11
Banjarmasin, 5 Desember 2016

Nurse Muda

Myka Selvia,S.Kep

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

Nor Afni, S.Kep.Ns Yayu Husniati,S.Kep.Ns

12

Anda mungkin juga menyukai