Anda di halaman 1dari 9

NAMA : REFFY SHANIA NOVIANTI

KELAS : A1
NIM : 131611133010
TEMA : HAL-HAL YANG MELANGGAR ETIS YANG DILAKUKAN DOSEN DAN MAHASISWA

The Importance of Ethic for Proffesion


Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.
Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik
perguruan tinggi disebut dosen. Mahasiswa adalah calon ilmuwan muda yang sedang
belajar suatu disiplin ilmu pengetahuan agar dapat menjadi seorang ahli yang
professional dan tekun dalam pengembangan ilmu di kemudian hari. Sejak awal mereka
bergaul dan berkomunikasi dengan para dosen yang mengajar suatu bidang ilmu
pengetahuan tertentu. Mahasiaswa mempunyai peranan penting sebagai pembuat
semua perubahan di masyarakat. Mahasiswa merupakan motor penggerak perubahan
dari suatu sistem yang ada. Mahasiswa dianggap sebagai pemegang posisi strategis
untuk bergerak dan mengkontrol semua perubahan kebijakan-kebijakan dengan
bermodalkan skill, etika, kritis dalam berpikir dan intelektual yang tinggi. Mahasiswa
juga merupakan agen of change masa depan. Dengan visinya dalam koridor moral
intelektual, mahasiswa punya peran untuk membawa perubahan bagi bangsa kearah
yang lebih baik. Mahasiswa siap menjadi apa saja untuk memperjuangkan suatu tatanan
kehidupan yang ideal. Tekad yang kuat dalam menghadapi tantangan masa depan dan
kemampuan melihat sisi kehidupan secara holistik menjadi stimulus mahasiswa untuk
terus berjuang bangkit dari keterpurukan.
Jika menilik dari sejarah bangsa Indonesia, tak berlebihan jika istilah “pemuda
adalah tulang punggung bangsa” selalu jadi pedoman. Di Era sebelum kemerdekaan
misalnya, pemuda merupakn sentral dari pergerakan untuk mewujudkan kemerdekaan
bangsa ini. Sumpah Pemuda pada tahun 1928 adalah salah satu bukti nyata pergerakan
pemuda saat itu.. dewasa ini istilah pemuda tersebut mengalami spesialisasi dengan
sebutan mahasiswa, sosok yang memiliki kadar intelektual tinggi. Hal ini sah-sah saja
karena untuk mengadakan perubahan bangsa tidak cukup dengan semangat ‘muda’
dituntut juga intelektual yang mumpuni dan yang menjadikan nilai lebih mahasiswa
adalah gerakan mereka relatif bebas dari berbagai intrik politik. Sebut saja kedudukan,
jabatan dan bahkan kekayaan. Salah satu faktor penting dalam pencapaian prestasi
adalah faktor internal, karena, Lunandi (1993) menyatakan bahwa sumber terkaya
untuk bahan belajar adalah dalam diri sendiri. Sehingga bisa dikatakan bahwa faktor
internal adalah modal dasar bagi peserta didik dalam berprestasi. Berdasarkan informasi
yang diperoleh dari artikel Ratna Megawangi yang berjudul ’Pendidikan Berbasis
Karakter’ bahwa seseorang yang bisa lulus ke perguruan tinggi IQnya berada diatas 120.
Informasi ini didukung oleh penelitian para ahli yang menyebutkan bahwa faktor
dominan yang menentukan prestasi seseorang adalah intelegensi (Widayatun, 1999).
Oleh karena itu penting untuk mengetahui bagaimana faktor internal lainnya yaitu sikap,
minat dan motivasi mahasiswa berkontribusi terhadap pencapaian prestasi . Sikap
menjadi amat penting untuk diketahui karena menurut Attkinson dalam Widayatun
(1999) sikap mempunyai fungsi instrumental, dimana apabila objek sikap dapat
membantu individu mencapai tujuan, maka individu akan bersikap positif yang pada
akhirnya akan mempermudah pencapaian prestasi akademik. Salah satu hal yang harus
disikapi oleh peserta didik adalah mata kuliah yang harus dipelajari di Fakultas
Keperawatan, karena nilai yang diraih dalam mata kuliah merupakan salah satu
parameter dalam menentukan prestasi akademik Dengan demikian akan terlihat perilaku
peserta didik dalam mencapai prestasi. Faktor lain yaitu minat peserta didik, yang dalam
hal ini adalah minat untuk menjadi perawat dan motivasi peserta didik untuk
berprestasi. Minat dan motivasi menjadi suatu hal yang penting karena minat dan
motivasi adalah faktor yang turut mempengaruhi sikap, sehingga ketika minat dan
motivasi peserta didik tinggi, maka akan mendorong sikap positif peserta didik.
Sedangkan bila melihat fenomena sekarang, ternyata banyak mahasiswa keperawatan
yang tidak begitu berminat untuk menjadi perawat, oleh karena itu ini akan sangat
berpengaruh terhadap motivasi peserta didik untuk meraih prestasi. Padahal, bila
melihat prospek kerja ke depan, seorang lulusan Fakultas Keperawatan mempunyai
prospek yang cukup menjanjikan. Karena, lulusan Fakultas Keperawatan selain bisa
menjadi perawat, juga bisa melanjutkan jenjang karier ke dunia pendidikan yaitu
dengan menjadi dosen.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu
yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral
sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan
memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik.
Perawat merupakan profesi yang berhubungan lansung dengan manusia. Perawat
harus mampu melihat manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dan unik. Perawat
membutuhkan sebuah alat bantu yang dapat digunakan sebagai landasan membangun
interaksi dengan pasien, masyarakat maupun teman sejawat. Landasan tersebutlah
yang akan mengatur tanggung jawab perawat terhadap pasien, keluarga pasien,
masyarakat, profesi, dan teman sejawat. landasan mengenai tanggung jawab perawat
itulah yang pada akhirnya disebut dengan kode etik keperawatan.
Kode etik keperawatan terdiri dari tanggung jawab perawat pada pasien, keluarga
dan masyarakat, tanggung jawab perawat terhadap profesi dan teman sejawat. Kode
etik berperan penting dalam melindungi praktek professional perawat. Dengan adanya
perlindungan ini, maka perawat tidak akan dengan mudah dipidanakan karena asuhan
yang diberikannya. Selagi asuhan yang diberikannya sesuai dengan standart yang
berlaku dan tidak melanggar kode etik, maka perawat akan mendapat perlindungan dari
praktek professional yang dilakukannya.
Kode etik disusun dari prinsip etik. prinsip etik mulai dari otonomi, beneficience,
nonmalefecience, justice, equality, veracity dan confidentiality. Aplikasi dari prinsip etik
diatas akan menjadikan asuhan keperawatan yang diberikan perawat bermutu dan
terlindungi dari kesalahan atau malpraktik. Prinsip etik diatas berperan dalam
memanusiakan klien secara utuh dan unik sehingga tindakan yang diberikan perawat
tidak akan membahayakan pasien, perawat, keluarga maupun lingkungan.
Sebagai seorang perawat, kita harus memahami benar prinsip etik keperawatan.
Karena dengan menjunjung tinggi prinsip tersebut kita akan mampu memberikan
asuhan keperawatan yang terbaik dan bermutu serta jauh dari kemungkinan
mengancam atau membahayakan pasien. sehingga asuhan keperawatan yang kita
berikan akan terlindungi secara professional oleh kode etik profesi keperawatan.
Etika dan moral merupakan suatu hal utama yang mutlak harus dimiliki oleh
mahasiswa dalam menghadapi dunia perkuliahan dan dapat berperan aktif dalam
masyarakat. Di lingkungan kampus mahasiswa harus memiliki etika dalam kampus bagi
pribadi mahasiswa sendiri seperti memakai baju yang sopan, tidak memakai sandal, dan
tidak terlambat dalam kuliah. Jika berkomunikasi dengan pihak lain seperti dosen,
mahasiswa juga senantiasa harus bersikap sopan, ramah, serta bersikap dan berbicara
dengan memikirkan dan mempertimbangkan terlebih dahulu resiko yang akan
ditimbulkan oleh kita. Mahasiswa merupakan insan terdidik yang perilaku sehati-harinya
akan menjadi acuan dan teladan bagi masyarakat sekitar, dan melalui keteladanan akan
memberi pengaruh positif terhadap pembentukan warga masyarakat sekitar. Artinya
pada diri mahasiswa ada proses mulai dari mendengar atau melihat, memahami,
menyadari, dan mengambil keputusan untuk melakukannya karena peran mahasiswa
sesungguhnya nantinya akan terjun dan mengabdi ke masyarakat. Namun banyak sekali
pelanggaran-pelanggaran yang sering di lakukan oleh mahasiswa di mulai dari hal kecil
maupun hal besar seperti Mahasiswa melanggar peraturan kampus, Mahasiswa sering
tidak menghadiri jam kuliah, Mahasiswa terlambat datang ke kelas, Mahasiswa bersikap
tidak sopan terhadap dosen, Mahasiswa tingkat atas sering berperilaku semena-mena
terhadap adik tingkat. Pelanggaran tersebut tentunya tidak cocok bila dilakukan oleh
mahasiswa keperawatan karena mahasiswa keperawatan harus memiliki sikap yang
profesional yaitu mau menerima, merespon, menghargai, dan bertanggung jawab.
kepribadian perawat lainnya yang harus dimiliki di antaranya harus berpenampilan
menarik, jujur, ceria, sportif dalam menjalankan tugas. Selain itu, senantiasa
mengevaluasi diri, dapat dipercaya, menjaga privasi, dan loyalitas yang tinggi.
Mahasiswa keperawatan harus memiliki pengetahuan luas terutama yang berkaitan
dengan bidang kesehatan dan praktek keperawatan. Perawat profesional bertindak
berdasarkan kaidah keilmuaan yang ditetapkan. komponen kognitif tidak menjadi
komponen utama dalam menjabarkan bagaimana perawat ideal. Hanya 10 subjek
mengatakan bahwa perawat ideal adalah yang memiliki pengalaman yang banyak.
Artinya, pengalaman tentunya berkorelasi dengan waktu dalam menjalani profesi
sebagai perawat. Menjadi Perawat profesional harus berlandaskan ilmu pengetahuan dan
kebutuhan masyarakat. Artinya seseorang perawat dikatakan profesional apabila dia
mampu melakukan pekerjaannya secara baik dan benar sesuai dengan ilmu
pengetahuan tentang praktek keparawatan. Oleh karena itu, pengetahuan merupakan
kompetensi utama dalam membentuk perawat profesional. Untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan tersebut mahasiswa harus bersungguh-sungguh dalam belajar di
perguruan tinggi, menghargai dosen dan mengerjakan tugas yang diberikan, bukan
malah membolos dan mengabaikan materi yang telah disampaikan oleh dosen. etika
memiliki peran yang penting dalam praktek keperawatan. Perawat yang memiliki etika
yang bagus, memiliki sopan santun dalam melakukan keperawatan, tentunya akan
mendapat respek dari pasiennya. Bila kondisi ini dapat dijaga akan menguntungkan
kedua belah pihak yaitu perawat dan pasien.
Perawat harus memiliki kebersihan dan kerapihan dalam berpakaian. Hal ini
penting karena perawat berkaitan dengan pelayanan terhadap pasien. Kalau perawat
berpenampilan tidak menarik, atau kotor dan kurang rapi, tentunya akan menimbulkan
ketidak percayaan terhadap perawat. Hal tersebut berdampak pada kualitas pelayanan
khususnya kenyamanan pasien. Bahkan bisa jadi pasien tidak mau dilayani perawat
yang tidak memperhatikan penampilan fisiknya. Maka dari itu mahasiswa keperawatan
harus membiasakan sejak dini untuk selalu berpakaian rapi, sekarang dapat ditemukan
mahasiswa keperawatan yang melanggar peraturan dalam hal berpakaian, seperti
memakai celana dan baju yang terlalu ketat. Tentu saja itu sangat mengganggu dan
tidak sesuai dengan etika keperawatan. Disiplin merupakan salah satu karakteristik
perawat yang sangat berguna dalam pelayan keperawatan. Seoarang perawat dituntut
untuk disiplin dalam menjalankan tugasnya. Dispilin berangkat dari keinginan untuk
dapat menjalankan tugas secara baik dan tepat. Dengan dispilin pelayanan akan
maksimal dan target pekerjaan akan tercapai. Sikap disiplin harus ditanamkan sedini
mungkin, sehingga mahasiswa keperawatan harus membiasakan diri untuk tidak
terlambat dalam kegiatan apapun dan harus dapat bertanggung jawab dengan
waktunya. Dalam menjalankan tugas, perawat harus mempunyai sifat rendah hati.
Perawat harus dapat menerima masukan atau saran dari lingkungan kerja, sehingga
kinerja selalu dapat ditingkatkan. Mahasiswa keperawatan tidak boleh egois, mereka
harus dapat mendengarkan dan menerima aspirasi dari teman-temannya tanpa
menjatuhkan meskipun merasa dirinya benar dan lebih pintar. Ramah yaitu suatu
kondisi psikologis yang positif dengan ditunjukkan dengan perilaku dan eksperesi muka
yang selalu murah senyum, perhatian dan suka menyapa. Ramah merupakan salah satu
sifat yang harus dimiliki perawat. Perawat yang ramah tentunya akan disukai pasien,
dan secara tidak langsung dapat membatu kesembuhan pasien. Kebiasaan selalu
tersenyum juga harus dibiasakan sejak dini, mahasiswa keperawatan diwajibkan
menerapkan 5S di lingkungan kampus agar terbiasa untuk bersikap ramah kepada
siapapun. Sabar berarti menahan dan menerima segala kondisi dengan ikhlas dan ridho.
Sifat sabar merupakan salah satu yang terpuji dan sangat berguna bagi perawat
khususnya dalam melayani pasien. Profesi perawat rentan dengan stress yang
diakibatkan beban kerja atau perilaku dari pasien dan keluarga pasien. Oleh karena itu,
sifat sabar membantu perawat dalam mengatasi beban psikologis dalam bekerja.
Dengan sabar, perawat akan tetap konsisten dalam menjalankan tugasnya, tanpa
dipengaruhi kondisi kerja. Sabar juga membuat perawat lebih tegar, kuat , dan mampu
memahami sitiuasi dengan hati dan pikiran jernih. Selain sabar, perawat juga harus
baik. Baik merupakan salah satu sifat positif yang ditandai dengan perilaku yang
bermanfaat bagi orang lain, seperti senang membantu, perhatian, dan berkata baik.
Sifat baik dalam diri perawat dapat terwujud jika perawat memahami dengan baik apa
tugas dan fungsi seorang perawat. Seorang perawat dituntut untuk mempunyai sifat
baik terhadap pasien. Perawat harus mampu memberikan pertolongan secara fisik, dan
psikologis kepada pasiennya. Intinya perawat harus mampu menjalin hubungan baik
dengan pasien dan keluarga pasien.
Salah satu masalah yang utama dan serius di dalam perguruan tinggi adalah
menyontek disaat ujian, bahkan ini sudah menjadi budaya yang biasa. Para mahasiswa
menyatakan bahwa menyontek umum dilakukan oleh pelajar sampai mahasiswa. Dari
respon yang diperoleh dapat diketahui bahwa perilaku menyontek dipandang sebagai
perbuatan yang tidak baik, tidak terpuji dan perbuatan berdosa yang harus dihindari.
Lebih lanjut, perilaku menyontek juga dipandang sebagai perilaku menjerumuskan diri
dalam hal yang negatif dan membohongi diri sendiri karena menyontek tidak dapat
mengukur seberapa jauh kemampuan yang dimilik, merupakan tindak pembodohan
yang menyebabkan orang menjadi tergantung pada contekan atau orang lain. Namun
demikian, ada pula mahasiswa yang menganggap menyontek sebagai perilaku yang
biasa dilakukan dalam keadaan terpaksa. Dalam hal ini perilaku menyontek disamakan
dengan belajar karena saat menulis dalam kertas kecil ibarat menyalin catatan kembali
atau meringkas catatan dengan membaca. Para mahasiswa menyatakan bahwa
menyontek umum dilakukan oleh pelajar sampai mahasiswa. Dari respon yang diperoleh
dapat diketahui bahwa perilaku menyontek dipandang sebagai perbuatan yang tidak
baik, tidak terpuji dan perbuatan berdosa yang harus dihindari. Lebih lanjut, perilaku
menyontek juga dipandang sebagai perilaku menjerumuskan diri dalam hal yang negatif
dan membohongi diri sendiri karena menyontek tidak dapat mengukur seberapa jauh
kemampuan yang dimilik, merupakan tindak pembodohan yang menyebabkan orang
menjadi tergantung pada contekan atau orang lain. Namun demikian, ada pula
mahasiswa yang menganggap menyontek sebagai perilaku yang biasa dilakukan dalam
keadaan terpaksa. Dalam hal ini perilaku menyontek disamakan dengan belajar karena
saat menulis dalam kertas kecil ibarat menyalin catatan kembali atau meringkas catatan
dengan membaca. Para mahasiswa menyatakan bahwa menyontek umum dilakukan
oleh pelajar sampai mahasiswa. Dari respon yang diperoleh dapat diketahui bahwa
perilaku menyontek dipandang sebagai perbuatan yang tidak baik, tidak terpuji dan
perbuatan berdosa yang harus dihindari. Lebih lanjut, perilaku menyontek juga
dipandang sebagai perilaku menjerumuskan diri dalam hal yang negatif dan
membohongi diri sendiri karena menyontek tidak dapat mengukur seberapa jauh
kemampuan yang dimilik, merupakan tindak pembodohan yang menyebabkan orang
menjadi tergantung pada contekan atau orang lain. Namun demikian, ada pula
mahasiswa yang menganggap menyontek sebagai perilaku yang biasa dilakukan dalam
keadaan terpaksa. Dalam hal ini perilaku menyontek disamakan dengan belajar karena
saat menulis dalam kertas kecil ibarat menyalin catatan kembali atau meringkas catatan
dengan membaca.
Sebagai mahasiswa seharusnya kita menjunjung tinggi sikap moral dan etika
terhadap dosen, terhadap sesama mahasiswa dan terhadap orang-orang di lingkungan
kampus, namun kadang mahasiswa merasa paling berkuasa sehingga tidak mengontrol
diri dan bersikap semaunya. Tidak hanya di dalam kampus bahkan di luar kampus,
sebagai contoh ketika mahasiswa sedang berdemo sering kali mereka bersikap anarkis
sehingga merugikan banyak orang lain. Padahal pada saat berdemo seharusnya mereka
hanya menyampaikan suatu aspirasi tanpa harus berikap anarkis. Tentunya hal ini tidak
patut dilakukan oleh mahasiswa manapun karena mahasiswa seharus nya memberikan
contoh yang baik terhadap masyarakat, karena mahasiswa adalah penerus masa depan
bangsa sudah seharusnya mahasiswa mencerminkan sikap dan contoh yang baik
terhadap orang lain bukan malah sebalik nya. Sikap dan perbuatan mahasiswa yang
kurang baik tentunya tidak patut untuk kita contoh, untuk itu untuk menghindari sikap
seperti itu kita harus bepedoman kepada agama karena dari agama kita belajar mana
yang di larang dan mana yang tidak dilarang, orang tua pun berperan penting dalam
mengawasi setiap kegiatan anak-anak nya di kampus maupun di luar kampus, dan juga
perbanyak kegiatan di kegiatan organisasi kampus itu adalah hal yang positif karena
tugas utama seorang mahasiswa adalah belajar dengan sungguh-sungguh agar menjadi
pnerus yang baik bagi bangsa di masa depan. Kesimpulan dari hal di atas, ada tiga hal
penting yang perlu diperhatikan, hal pertama komitmen yang memiliki arti senantiasa
ingin melaksanakan sesuatu dengan baik dan benar, serta memiliki tanggung jawab
terhadap kegiatan yang diikuti, hal kedua adalah adanya kesadaran yang merupakan
persoalan moral yang dimiliki seseorang untuk memahami dan menerima serta
menentukan pilihan-pilihan dalam situasi yang konkrit dengan mendasarkan pada aturan
yang ada, hal ketiga adalah kompetensi yang menunjukkan kemampuan melakukan
pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan moral, yang mencakup apa saja
yang ada dan menentukan pilihan dari berbagai alternatif tersebut. Hal-hal yang telah
dijabarkan diatas merupakan bagian dari pembentukan moral dan sikap moral yang
harus dan mutlak dimiliki oleh mahasiswa.
Dosen adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di perguruan
tinggi. Dalam proses pendidikan di perguruan tinggi, dosen memegang tugas ganda
yaitu sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar, dosen bertugas menuangkan
sejumlah bahan pelajaran kedalam otak mahasiswa, sedangkan sebagai pendidik dosen
bertugas membimbing dan membina mahasiswa agar menjadi manusia berguna yang
cakap, aktif, kreatif, dan mandiri. Mengajar maupun mendidik merupakan tugas dan
tanggung jawab dosen sebagai tenaga profesional. Oleh sebab itu, tugas yang berat dari
seorang dosen ini pada dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh dosen yang memiliki
kompetensi profesional yang tinggi. Ibarat sebatang lilin, dosen rela mengorbankan
dirinya untuk orang lain, akan tetapi di era sekarang ini sepertinya filsafat tersebut
sudah tidak lagi berlaku bagi sebagian masyarakat. Selain mahasiswa, dosen juga sering
melakukan beberapa pelanggaran di dalam kampus. Tidak sedikit dosen yang sering
terlambat dalam melakukan kegiatan pembelajaran padahal sikap yang harus dimiliki
seorang perawat adalah disiplin dan tepat waktu.
Penerapan prinsip etik keperawatan tidak lepas dari prilaku caring dan motivasi
dari seorang perawat. Semakin baik prilaku caring dan motivasi perawat semakin baik
penerapan prinsip etik keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dan sebaliknya semakin kurang baik perilaku caring dan motivasi perawat
semakin kurang baik penerapan prinsip etik keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien. Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang
lain tidaklah selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung
jawab etik dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan
mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien,
perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik.
Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi
keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus
mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan
keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki
tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat
klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan
praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan
tindakan profesional yang mereka lakukan.
Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat
memperoleh kepercayaan dari masyarakat atau bilamana dalam diri para profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin
memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika
profesi, apa yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera
jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa yang sedikitpun
tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan
tidak-adanya lagi respect maupun kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
para profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, N. (2013). Prinsip etika keperawatan.

Isnanto, R. R. (2009). Buku ajar etika profesi.

Prof. Dr. dr. Eryati Darwin, P.A., & Dr. dr. Hardisman, M.H.I.D.D.P.H. (2015). Etika
Profesi Kesehatan: Deepublish.

Pujiatni, K., & Lestari, L. (2010). Studi kualitatif pengalaman menyontek pada
mahasiswa.

Rosihan, A. (2014). ETIKA & KOMUNIKASI; DOKTER–PASIEN-MAHASISWA.

RIKO, A. (2015). GAMBARAN PENERAPAN PRINSIP ETIK KEPERAWATAN PERAWAT


PELAKSANA MENURUT PERSPEKTIF PASIEN DI IRNA BEDAH DI RSUP M. DJAMIL
PADANG. Fakultas Keperawatan.
RIKO, A. (2015). GAMBARAN PENERAPAN PRINSIP ETIK KEPERAWATAN PERAWAT
PELAKSANA MENURUT PERSPEKTIF PASIEN DI IRNA BEDAH DI RSUP M. DJAMIL
PADANG. Fakultas Keperawatan.

Safitri, M. K. (2010). Penerapan kode etik keperawatan di rumah sakit bhakti wira
tamtama semarang. Jurnal Keperawatan, 14, 42-51.

Wijayanti, A. E., & Kusumawati, A. S. GAMBARAN STRES MAHASISWA TERHADAP


PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN.

Anda mungkin juga menyukai