0]
JUNE 1, 2016
PANDUAN PELAKSANAAN
MANAJEMEN ASUHAN
KEPERAWATAN
METODE TIM
2016
1
DAFTAR ISI
2
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT EFARINA ETAHAM
NOMOR: .../RS-ETA/SK_04/1.VI/2016
TENTANG
3
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT EFARINA ETAHAM
TENTANG PANDUAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN DI
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT EFARINA ETAHAM
KEDUA : Panduan Manajemen Asuhan Keperawatan di Lingkungan Rumah Sakit
Efarina Etaham sebagaimana terlampir dalam peraturan ini.
KETIGA : Panduan Manajemen Asuhan Keperawatan di Lingkungan Rumah Sakit
Efarina Etaham digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Rumah
Sakit Efarina Etaham.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Berastagi
Pada tanggal : 01 Juni 2016
4
Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit Efarina Etaham
Nomor : ..../RS-ETA/SK_04/1.VI/2016
Tanggal :01 Juni 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penugasan pekerjaan dalam pemanfaatan tenaga keperawatan di Rumah sakit adalah
keterampilan yang dikembangkan oleh perawat, pengelola oleh manajer unit berdasarkan
pengetahuan megenai kebutuhan keperawatan pasien dan pengetahuan kemampuan staf
termasuk jenis-jenis kategori tenaga yang ada. Beberapa metode yang digunakan dalam
perencanaan pelayanan keperawatan dalam unit tergantung misi, falsafah dan tujuan serta
model keperawatan yang dianut. Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam
pelayanan keperawatan, oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi
secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen asuhan
keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan dalam manajemen
tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan oleh perawat melalui berbagai
pendekatan model asuhan keperawatan yang diberikan
Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di
suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah bagaimana
pemahaman perawat tentang model-model asuhan keperawatan tersebut. pengembangan
metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan menggunakan
kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas keyakinan
bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf berhak
menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang terbaik
sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapkan dengan menggunakan
kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non pofesional,
dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok
pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki tanggung jawab dalam perencanaan,
kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan
oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas
untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.
B. TUJUAN
6
C. DEFINISI
7
Diagram Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan ”Team Nursing”
(Marquis & Huston, 1998,p.1149)
Kepala Ruang
8
BAB II RUANG LINGKUP
Dalam konsep Metode Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan. Komunikasi yang efektif sangat penting agar kontinuitas
rencana terjamin. Peran kepala ruanganpun penting dalam model ini. Model tim akan
berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.
1. Tanggung jawab kepala Ruangan.
a. Perencanaan:
1) Menunjuk ketua tim dan ketua shift yang akan bertugas di ruangan masing-
masing berdasarkan kompetensi dan kapabilitasnya.
2) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien / pasien bersama dengan ketua tim, mengatur penugasan /
penjadwalan.
3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di Rumah Sakit
b. Pengorganisasian:
1) Mengkoordinasikan tanggung jawab tiap tim terhadap jumlah ruangan yang
akan dipegang.
2) Mengatur pelaksanaan kolaborasi antara perawat dan tenaga kesehatan lainnya
guna memberikan asuhan yang komprehensif dan menyeluruh.
3) Mengkoordinasikan / mengendalikan sistim komunikasi antar tim keperawatan
dan antar tim dengan tenaga kesehatan lainnya.
4) Mengikuti proses timbang terima yang dipimpin oleh ketua shift sebelumnya
guna mengetahui gambaran umum kondisi pasien.
5) Mengendalikan logistik ruangan.
c. Pengarahan:
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2) Memberi reinforcement positif kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
3) Meminta informasi yang berhubungan dengan Askep pasien, kemudian
memberikan umpan balik terhadap hal-hal yang dianggap penting.
9
4) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
5) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lainnya.
6) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
d. Pengawasan:
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien.
2) Melalui supervisi:
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki / mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga.
b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim.
Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
3) Evaluasi: mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim yang meliputi
proses dan hasil / pencapaian dari tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
2. Tanggung jawab Kepala Shift.
a. Mengorganisasikan seluruh kegiatan yan telah direncanakan oleh kepala ruangan.
b. Melakukan identifikasi tingkat ketergantungan pasien berdasarkan kriteria LOD.
c. Mengambil keputusan yang bersifat situasional dan mendesak demi kelancaran
pelayanan asuhan keperawatan.
d. Memimpin proses timbang terima dalam shift yang menjadi tanggung jawabnya.
e. Menerima laporan dari tiap ketua tim dalam shift yang dipimpinnya yang
berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan.
f. Melakukan pendistribusian anggota tim dari satu tim ke tim lainnya sesuai dengan
kebutuhan.
g. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
h. Melalui supervisi:
10
1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki / mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
i. Evaluasi: mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim yang meliputi proses dan hasil /
pencapaian dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
3. Tanggung jawab Ketua Tim.
a. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
b. Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan.
c. Membuat penugasan, supervisi, evaluasi dan umpan balik terhadap seluruh
kegiatan anggota tim.
d. Mengenal / mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
e. Mengembangkan kemampuan anggota.
f. Mengetahui kondisi pasien yang menjadi tanggungjawabnya.
g. Melakukan Case Conference sesuai jadwal yang telah ditentukan namun bersifat
fleksibel dan dilakukan bila dinilai perlu dilakukan.
h. Memberikan laporan mengenai kondisi dan perkembangan pasien yang menjadi
tanggungjawabnya, serta intervensi yang telah dilaksanakan oleh timnya kepada
kepala shift.
4. Tanggung jawab Anggota Tim.
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung jawabnya.
b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.
d. Memberikan laporan tentang kondisi klien yang menjadi tanggung jawabnya.
11
BAB III TATA LAKSANA
1. Timbang terima / operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Tujuan dari proses timbang
terima yaitu menyampaikan kondisi / keadaan klien secara umum, menyampaikan hal-
hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya, tersusunnya rencana kerja
untuk dinas selanjutnya.
2. Prosedur timbang terima meliputi: Ketua tim shift dalam keadaan sudah siap dan shift
yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal yang akan
disampaikan.
3. Kepala tim menyampaikan kepada kepala tim penanggungjawab shift yang
selanjutnya meliputi identitas dan diagnosa medis pasien, masalah keperawatan yang
kemungkinan masih muncul, intervensi dependensi dan kolaboratif, kondisi pasien,
tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan, rencana kerja untuk dinas yang
menerima operan.
4. Kepala tim dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat
keadaan klien.
12
Skema Timbang terima Pasien
Pasien
Tindakan
Perkembangan keadaan
pasien
13
BAB IV DOKUMENTASI
________________________ ______________________
Nama Terang & Tanda tangan Nama Terang & Tanda tangan
14
15