Anda di halaman 1dari 40

BAB 1

KONSEP DAN TEORI MANAJEMEN

A. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan
ini dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi – fungsi
manajemen itu. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan suatu tujuan yang diinginkan.
Untuk lebih jelasnya tentang pengertian manajemen saya mengutip beberapa
definisi sebagai berikut.
1. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni megnatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber – sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Manullang
Pengertian manajemen menurut Manullang adalah seni dan ilmu
pencatatan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, pengawasan
terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
3. John D. Millet:Menurut John. D. Millet
Berpendapat dalam bukunya yang berjudul Managemen in the public
service bahwa pengertian manajemen adalah proses dalam memberikan
arahan pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organisasi guna
mencapai tujuan.
4. Harold Koontz dan Cyrill O' Donnel
Pengertian manajemen menurut Harold Koontz dan Cyrill O'Donnel dalam
bukunya The Principles of Management yang mendefinisikan pengertian
manajemen bahwa manajemen adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu
melalui kegiatan yang lain.
5. George R. Terry

1
Pengertian manajemen menurut George R. Terry bahwa dalam
bukunya ThePrinciples of Management yang mengemukakan bahwa
pengertian manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan menggunakan kegiatan orang lain.
6. Henry Fayol
Menurut Henry Fayol, bahwa pengertian manajemen dalam
bukunya General Industrial Management bahwa manajemen adalah proses
tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan sumber daya manusia dan menggandakan pengendalian
dalam rangka mencapai tujuan.
7. Mary Parker Follet
Pengertian manajemen adalah sebuah seni atau management is an art).
Setiap pekerjaan mampu diselesaikan oleh orang lain.
8. James A.F Stoner
Pengertian manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan
penggunaan sumber daya organisasi yang lain agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
9. Lawrence A. Appley
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha
orang lain.
10. Wilson Bangun
Manajemen adalah rangkaian aktivitas-aktivitas yang dikerjakan oleh
anggota-anggota organisasi untuk mencapai tujuannya.
B. Prinsip – prinsip Manajemen
1. Pembagian Kerja. Pekerjaan harus menjadi unsur – unsur yang lebih kecil
atau di spesialisasi sehingga output karyawan dan efektivitas akan
meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan dan keahlian pada
tugas yang diembannya.
2. Wewenang dan Tanggung Jawab. Para Manager memiliki wewenang
dalam memerintahkan bawahan melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Setiap Karyawan diberikan wewenang untuk melakukan suatu pekerjaan.

2
Tetapi suatu hal yang perlu diingat, Wewenang tersebut berasal dari suatu
Tanggung Jawab. Oleh karena itu, Wewenang dan Tanggung Jawab harus
seimbang, makin besar wewenangnya makin besar pula
pertanggungjawabannya.
3. Disiplin. Disiplin harus ditegakkan dalam suatu organisasi, namun setiap
organisasi memiliki cara yang berbeda-beda dalam menegakkan
kedisiplinannya. Kedisiplinan merupakan dasar dari keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya.
4. Kesatuan Komando. Berdasarkan Prinsip Kesatuan Komando, Karyawan
seharusnya hanya menerima perintah dari seorang atasan saja dan juga
bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu banyak Atasan
yang memberikan perintah, karyawan yang bersangkutan akan sulit untuk
membedakan prioritasnya. Hal ini juga akan menimbulkan kebingungan
dan tidak fokus pada tugas yang diberikannya.
5. Kesatuan Arah. Karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi harus
memiliki tujuan dan arah yang sama dan bekerja berdasarkan rencana yang
sama.
6. Mengutamakan Kepentingan Organisasi diatas Kepentingan Individu.
Kepentingan Organisasi harus didahulukan dari Kepentingan Individu
seorang karyawan. Termasuk kepentingan Individu Manager itu sendiri.
7. Kompensasi yang Adil. Salah satu faktor yang mempengaruhi Kepuasan
kerja karyawan adalah Upah atau Gaji yang didasarkan pada tugas yang
dibebankannya. Kompensasi yang dimaksud ini dapat berupa Finansial
maupun non-finansial.
8. Sentralisasi. Menurut Fayol, seorang pemimpin atau Manajer harus
mengadopsi prinsip Sentralisasi yang seimbang (bukan Sentralisasi penuh
ataupun Desentralisai penuh). Hal ini dikarenakan Sentralisasi penuh
(Complete Centralization) akan mengurangi peranan bawahan dalam suatu
organisasi, sedangkan desentralisasi akan menimbulkan kesimpangsiuran
dalam pengambilan keputusan. Wewenang tertentu harus didelegasikan
sebanding dengan Tanggung Jawab yang diberikan.

3
9. Rantai Skalar. Rantai Skalar adalah garis wewenang dari atas sampai ke
bawah. Setiap karyawan harus menyadari posisi mereka di dalam Hirarki
Organisasi. Garis wewenang ini akan menunjukan apa yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya.
10. Tata Tertib. Tata Tertib memegang peranan yang penting dalam bekerja
karena pada dasarnya semua orang tidak dapat bekerja dengan baik dalam
kondisi yang kacau dan tegang. Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi
dalam bekerja, fasilitas dan perlengkapan kerja harus disusun dengan rapi
dan bersih.
11. Keadilan. Manager harus bertindak secara adil terhadap semua karyawan.
Peraturan dan Perjanjian yang telah ditetapkan harus ditegakan secara adil
sehingga Moral karyawan dapat terjaga dengan baik.
12. Stabilitas Kondisi Karyawan. Mempertahankan Karyawan yang produktif
merupakan prioritas yang penting dalam Manajemen. Manager harus
berusaha untuk mendorong dan menciptakan loyalitas Karyawan terhadap
organisasi.
13. Inisiatif. Karyawan harus diberikan kebebasan untuk berinisiatif dalam
membuat dan menjalankan perencanaan, tentunya harus dengan batas-
batas wewenang dan tanggung jawab yang diberikan.
14. Semangat Kesatuan. Dalam Prinsip “esprits de corps” ini, Manajemen
harus selalu berusaha untuk mengembangkan dan meningkatkan semangat
kesatuan Tim.
C. Sumber – sumber Dalam Manajemen
1. Men / Sumber Daya Manusia
Sejauh mana organisasi mampu menampilkan Sumber Daya Manusia
yang kompeten dan profesional sesuai dengan tupoksi masing-masing,
sehingga melahirkan sinegritas antara kepentingan organisasi dengan
kepentingan individu.
a. Rekrutmen
b. Penempatan
c. Pengembangan

4
d. Promosi
e. Pensiun
2. Money
Sejauh mana organisasi mampu melakukan pengelolaan keuangan secara
profesional sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan manajemen.
a. Pemasukan
b. Pengeluaran
c. Prinsip efisiensi
d. Efektivitas
e. Prinsip akuntabilitas
f. Prinsip pengawasan
3. Material
Sejauh mana organisasi mampu melakukan pengelolaan terhadap
sarana/prasarana organisasi, sehingga dapat menfukung pelaksanaan
manajemen secara efektif, efisien, dan terpadu.
a. Kebutuhan
b. Pemeliharaan
c. Penambahan
4. Methode (cara)
Sejauh mana organisasi memilih cara atau metode kerja yang tepat,
sehingga mampu mendukung keberhasilan pelaksanaan manajemen.
a. Pemilihan metode kerja
b. Adaptasi
c. Pengembangan metode kerja
d. Evaluasi
5. Machine
Mesin yang dimaksud adalah peralatan kerja yang bersifat mekanis yang
dibutuhkan guna mendukung pelaksanaan manajemen.
a. Penggunaan mesin secara tepat guna
b. Pemeliharaan
c. Peningkatan teknologi mesin

5
d. Adaptasi Sumber Daya Manusia terhadap penggunaan mesin
6. Market
Sejauh mana organisasi mampu memasarkan produk kerja organisasi
secara tepat dan kompetitif.
a. Kuantitas produk
b. Kualitas produk
c. Sistem promosi
d. Evaluasi produk
e. Pengembangan produk
D. Fungsi – fungsi Manajemen
Ada 4 fungsi utama dalam manajemen, yaitu :
1. Planning (Perencanaan), yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan
untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
Kegiatan dalam fungsi perencanaan :
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan
target bisnis
2. Pengorganisasian (organizing), yaitu proses yang menyangkut bagaimana
strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam
sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
Kegiatan dalam fungsi organisasi antara lain:
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan
menetapkan prosedur yang diperlukan

6
b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukan adanya garis
kewenangan dan tanggung jawab
c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan sumber
daya manusia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
3. Pengarahan (actuating), yaitu proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam fungsi pengarahan ini antara lain:
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif
dan efisien dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Pengawasa (controling), yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan
seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang
dihadapi.
Kegiatan dalam fungsi pengawasan yaitu :
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang
mungkin ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif soluasi atas berbagai masalah terkait
dengan pencapaian tujuan dan target bisnis
E. Hubungan Manajemen, Administrasi dan Organisasi

Ada beberapa orang yang beranggapan bahwa sesungguhnya administrasi


dan manajemen adalah sama, hanya saja istilah administrasi digunakan pada
badan / organisasi pemerintah, sedangkan istilah manajemen dipergunakan

7
untuk organisasi swasta. Administrator sama artinya dengan manajer, tetapi
organisasi untuk pemerintah..
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara administrasi, organisasi dan
manajemen adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan merupakan arti dari manajemen


2. Melalui manajemen semua kegiatan di koordinir dan diarahkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
3. Administrasi merupakan suatu kegiatan pelayanan, termasuk di dalam kegiatan
administrasi adalah kegiatan pengelolaan atau manajemen administrasi dapat
dilaksanakan di dalam atau diluar organisasi (formal).
4. Organisasi (formal) merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan administrasi.

BAB 2
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN
A. Sejarah
Beberapa ahli berpendapat awal mula sejarah manajemen tidak mempunyai
sejarah pra-modern, dan hanya merupakan pertanda. Beberapa ahli yang lain
mengemukakan bahwa sejak dulu telah terdeteksi tindakan tindakan atau
aktivitas yang mirip manajemen pada masa pra modern akhir.
Piramida Mesir, salah satu contoh adanya aktivitas yang paling tidak terdeteksi
sebagai manajemen. Piramida Mesir dibangun oleh ratusan ribu orang dalam
rentang waktu 20 tahun lamanya. Bisa dibayangkan jika piramida tersebut
dibangun tanpa ilmu manajemen, sulit rasanya untuk terealisasi. Dalam
pembangunan piramida tersebut telah dilakukan perencanaan, pengorganisasian
para pekerja dan bahan baku, memimpin serta mengarahkan para pekerja,
menegakkan pengendalian untuk menjamin semuanya berjalan dengan yang
telah direncanakan sebelumnya.
B. Sejarah Perkembangan Manajemen
Ahli Manajemen Daniel Wren, membagi fase fase perkembangan ilmu
manajemen kedalam empat tahapan, mulai dari tahap pemikiran awal. era
manajemen sains, fase manusia sosial, serta era modern.
1. Pemikiran awal manajemen
Ilmu Manajemen pada sebelum abad 20 terjadi 2 peristiwa yang cukup
penting.

8
Peristiwa pertama tahun 1776 saat Adam Smith memunculkan
doktrin ekonomi klasic "The Wealth of Nation yang dalam buku yang ia
terbitkan mengemukakan tentang keungulan ekonois yang akan didapat
oleh organisasi atas pembagian kerja. Pembagian kerja atau division of
labor ini oleh Adam Smith yaitu mengenai perincian pekerjaan pekerjaan
kepada tugas yang lebih spesifik serta berulang. Dengan meneliti sebuah
industri pabrik peniti sebagai penelitian, Adam Smith mengungkapkan
bahwa dengan 10 orang menjalankan tugas khusus perusahaan bisa
memproduksi sekitar 48 ribu peniti dalam sehari, namun apabila tiap orang
bekerja sendiri menyelesaikan pada tiap tiap bagian dari pekerjaan,
menghasilkan 10 peniti saja sehari sudah sangat bagus. Adam Smith
berkesimpulan bahwa suatu pembagian kerja bisa meningkatkan tingkat
produktifitas dengan :
1. Menghemat waktu
2. Menigkatkan keterampilan para pekerja
3. Menciptakan mesin serta penemuan yang lain yang bisa
menghemat tenaga kerja
Peristiwa yang ke-2 adalah terjadinya Revolusi Industri di Britania.
Revolusi industri ini ditandai dengan banyaknya penggunaan mesin yang
mengantikan peran manusia yang kemudian mengakibatkan perpindahan
aktivitas produksi yang awalnya dari rumah kerumah menuju tempat yang
khusus untuk produksi yang kita kenal sebagai "pabrik". Akibat kejadian
ini membuat para manajer kala itu memerlukan teori yang bisa membantu
dalam meramalkan permintaan, kecukupan bahan baku, memberikan tugas
tugas untuk bawahan, mengarahkan aktivitas sehari hari dan yang lainnya
sehingga menyebabkan ilmu manajemen kemudian mulai dikembangkan
oleh ahli.
2. Era Manajemen Sains
Manajemen Sains atau manajemen ilmiah dipopulerkan oleh ahli
manajemen Frederick Winslow Taylor yang ditulis dalam bukunya yang
berjudul "Principles of Scientific Management" (1911). Taylor
memaparkan manajemen sains sebagai penggunaan metode yang ilmiah
dalam menentukan cara terbaik untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dalam perkembangannya, manajemen juga didukung oleh berbagai


pemikiran pemikiran yang baru dari Henry Gantt dan Gilberth. Henry
Gantt mengemukakan ide bahwa seorang mandor seharusnya mampu
untuk memberikan pendidikan kepada para pekerja atau karyawan untuk
lebih bersifat rajin dan kooperatif. Kemudian dia mendesain sebuah grafik
untuk berupaya membantu manajememen yang bisa dipergunakan dalam
merancang serta mengontrol pekerjaan yang kemudian diberinama Gantt
Chart. Sementara itu, Lillian Gilbreth dan Frank yang merupakan
pasangan suami istri menciptakan alat yang bisa mencatat gerakan yang
dalakukan oleh pekerja serta lama waktu yang mereka habiskan dalam
sgerakan tersebut. Alat ini dipergunakan untuk mewujudkan sistem

9
produksi yang efisien yang disebut sebagai "micromotion"

Era manajemen sains juga diramaikan oleh teori administratif, yaitu teori
tentang hal apa yang harus dilakukan oleh manajer serta bagaimana
membentuk sebuah praktek manajemen yang baik. Henry Fayol, seorang
industriawan yang berasal dari Prancis mengemukakan gagasan tentang
Lima fungsi manajemen yang utama. fungsi fungsi manajemen
menurut Henry Fayol tersebut antara lain
1. Merancang
2. Mengorganisasi
3. Memerintah
4. Mengkoordinasikan
5. Mengendalikan
Gagasan fungsi manajemen menurut henry fayol ini kemudian
dipergunakan sebaagai kerangka kerja dalam buku ajar ilmu manajemen
pada tahun 1950 dan terus berkembang sampai saat ini.

Pada era ini, Max Weber, seorang ahli sosiologi asal Jerman
mengambarkan sebuah tipe ideal bagi organisasi yang disebut dengan
birokrasi. bentuk oraganisasi yang bercirikan dengan pembagian kerja,
hirarki yang didefinisikan secara jelas, peratran serta kettapan yang sangat
rinci, dan sejumlah hubungan impersonal. Namun begitu, Max Weber
sadar bahwa birokrasi yang ideal tidaklah ada dalam realita. Max Weber
bermaksud menggambarkan tipe organisasi itu dengan menjadikan
landasan dalam berteori mengenai bagaimana pekerjaan bisa dijalankan
dalam kelompok yang besar. Teori tersebut telah menjadi contoh bagi
banyak organisasi besar pada masa sekarang.

Pada tahun 1940 an, Patrick Blackett menelurkan ilmu tentang riset
operasi yang merupakan ilmu kombinasi dari mikroekonomi dan teori
statistika. Riset operasi ini lebih familiar dikenal dengan 'manajemen sains'
dengan mencoba pendekatan ilmiah dalam menyelesaikan masalah yang
ada pada manajemen khususnya dibidang operasi danllogistik. Tahun
1946, Peter F Drucker menerbitkan buku mengenai manajemen terapan.
"Concept of the Corporation". Buku ini menugaskan penelitian mengenai
organisasi.
3. Era Manusia Sosial
Pada akhir era manajemen sains ditandai dengan adanya madzab
perilaku dalam pemikiran tentang manajemen. mahzab ini tidak
memperoleh pengakuan luas hingga tahun 1930-an. yang menjadi katalis
utama atas kelahiran mahzab ini adalah studi penelitian yang dikenal
dengan eksperimen Hawthrone. Eksperimen ini dilaksanakan pada tahun
1920 an hingga 1930 an yang bertempat di Pabrik Hawthrone yang
dimiliki Western Electric Company. Pada awalnya, kajian ini hanya

10
bertujuan untuk mempelajari pengaruh penerangan lampu terhadap
produktifitas kerja. Dan hasil kajiannya mengindikasikan insentif semisal
jabatan, lama jam kerja, upah, periode istirahat memiliki pengaruh yang
sedikit terhadap output para pekerja dibandingkan tekanan kelompok, rasa
aman dan penerimaan kelompok. Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa
norma sosial atau standar kelompok adalah penentu yang utama perilaku
kerja tiap individu

Ahli lainnya. Mary Parker Follet menerbitkan bukunya yang berjudul


"Creative Experience" - 1924 berisikan suatu filosofi bisnis yang lebih
mengutamakan integrasi sebagai suatu cara dalam mengurani konflik
tanpa dominasi ataupun kompromi. Follet berpendapat bahwa tugas
pemimpin adalah menentukan tujuan sasaran organisan serta
mengintegrasikannya dengan tujuan kelompok dan tujuan individu,
organisasi harus berdasarkan pada etika kelompok daripada
individualisme, Jadi dengan demikian para manajer dan karyawan
harusnya menjadikan mereka sebagai mitra, bukan sebagai lawan.

Buku "The Functions of the Executive" yang diterbitkan pada tahun 1938
oleh Chester Barnard menggambarkan teori tentang organisasi dalam
upayanya merangsang orang lain untuk memeriksa sifat sistem koperasi.
Menelaah perbedaan antara motif pribadi dengan organisasi, Barnard
kemudian menjelaskan dikotomi "efektif - efisien". Efektivitas menurut
Barnard saling berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi
merupakan sejauh mana motif motif para individu bisa terpuaskan.
Barnard memandang organisasi formal sebagai suatu sistem yang terpadu
yang menjadikan kerjasama, tujuan, dan kominikasi sebagai elemen yang
universal, sementara itu pada organisasi yang bersifat informal,
kekompakan, komuniasi serta pemeliharaan perasaan harga diri sangat
diutamakan. Barnard juga mengembankan teori "penerimaan otoritas"
yang berlandaskan pada gagasan ide bahwa atasan hanya mempunyai
wewenang jika bawahannya menerima otoritas.
4. Era Modern
Dalam Era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep
manajemen kwalitas total pada abad ke 20 yang kenalkan oleh ahli
manajemen W. Edwards Deming dan Joseph Juran

Deming yang di Jepang dianggap sebagai Bapak Kontrol Kwalitas


mengemukakan bahwa mayoritas permasalahan dalam hal kualitas
bukanlah berasal dari kesalan para pekerja, tetapi pada sistemnya. Dia
menekankan akan pentingnya peningkatan kualitas dengan menyusun teori

11
lima langkah reaksi berantai. Apabila kualitas bisa ditingkatkan maka:

a. Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang,


kesalahan yang sedikit, minim terjadi penundaan serta pemanfaatan
yang jauh lebih baik atas waktu serta material
b. Produktifitas meningkat
c. Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan terhadap
kualitas serta penurunan harga
d. Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan
e. Jumlah pekerjaan bertambah.

BAB 2
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN

A. Persamaan
1. .Administrasi digunakan di bidang administrasi negara, manajemen
digunakan di bidang administrasi niaga.
2. Administrasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan hanya kegiatannya
yang dapat dibedakan.
3. Administrasi bersifat konsep menentukan tujuan dan kebijaksanaan umum
secara umum, sedangkan manajemen sebagai subkonsep yang bertugas
melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan
yang sudah ditetapkan pada tahap administrasi.
B. Perbedaan
1. Administrasi pemerintah dilakukan oleh Presiden dan menteri selaku
penentuk kebijakan, sedangkan yang harus melaksanakannya adalah
manajemen.
2. Adminitrasi menekankan pada pentaan tugas pokok suatu usaha kerjasama,
manajeman adalah usaha yang hanya membatasi pada segi kepemimpinan.

12
3. Administrasi memiliki lingkup yang lebih luas, manajemen mengatur
tindakan pelaksanaan personel yang disebut bawahan.

BAB 3
PERAN, KETERAMPILAN, DAN PENDEKATAN MAJERIAL

A. Pengertian dan Tipe Manajer


Manajer adalah orang yang memiliki pengalaman, pengetahuan dan
keterampilan yang baik yang diakui oleh organisasi untuk dapat memimpin,
mengelola, mengendalikan, mengatur serta mengembangkan organisasi dalam
rangka mencapai tujuannya. Atau definisi manajer yang lainnya adalah
seseorang yang dapat mengarahkan orang lain dan mampu bertanggung jawab
atas kegiatan atau pekerjaan tersebut.
B. Peran Manajerial
Henry Mintzbergh menyimpulkan bahwa peran – peran tersebut dibagi
menjadi 3 kategori yaitu :
1. Peran Interpersonal, yaitu peran sebagai kepala figur, pemimpin, serta
penghubung dalam sebuah organisasi dimana peran ini libatkan kesemua
hubungan dengan orang lain.
 Peran Manajer yaitu mengajak makan tamu, menghadiri acara
penting dan lain – lain.
 Peran manajer dalam organisasi yaitu sebagai pemimpin, merekrut,
melatih, dan memotivasi karyawan.
 Peran manajer sebagai penghubung yaitu sebagai kordinator atau
penghubung antar orang dengan organisasi.
2. Peran Pemberi Informasi, mengalir secara alami dari peran penghubung
interpersonal. Peran dalam pemberian informasi adalah sebagai berikut.
 Pengawasan (monitoring), seseorang mencari informasi yang
mungkin berharga.

13
 Manajer sebagai penyebar informasi (disseminator), mengirimkan
kembali informasi yang relevan ke orang lain di tempat kerja atau
dalam kawasan sebuah organisasi.
 Komuniksi eksternal, juru bicara secara formal memberi informasi
kepada orang – orang diluar.
3. Peran Pengambilan Keputusan. Peran manajer sebagai penyebaran
informasi pada dasarnya mengarah pada peran pengambilan sebuah
keputusan.
C. Pendekatan Dalam Manajemen
Adapun pendekatan-pendekatan manajemen sedikitnya ada dua belas
pendekatan, sebagai berikut :

1. Pendekatan empirikal atau kasus, pendekatan ini mengajarkan bahwa dalam


mempelajari manajemen didasarkan atas pengalaman-pengalaman,
peristiwa-peristiwa atau kasus-kasus. Dalam pendekatan ini kita dapat
mempelajari bagaimana seseorang dapat meraih sukses atau seseorang
mengalami kegagalan.
2. Pendekatan perilaku interpersonal, pendekatan ini menekankan pada
pendekatan antar pribadi yang terjadi dalam organisasi. Intinya adalah dalam
mencapai tujuan tidaklah mungkin dilakukan secara pribadi-pribadi, namun
bagaimana terjalinnya hubungan antar pribadi-pribadi dalam organisasi
dalam mencapai tujuan.
3. Pendekatan prilaku kelompok, dengan adanya ilmu sosiologi dapat dipelajari
hbungan antar kelompok. Dalam hubungan antar kelompok dapat ditemukan
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang dalam
kegiatan manajemen dan organisasi.
4. Pendekatan sistem sosial dan kerjasama, dalam pendekatan ini dipelajari
bahwa hubungan manusia di dalam sistem sosial kerjasama ternyata faktor
distribusi akan hasil kerjasama akan sangat mempengaruhi kerjasama itu
sendiri.

14
5. Pendekatan sistem sosioteknikal, ini diakibatkan adanya kemajuan dalam
teknologi yang dirintis sejak jaman revolusi industri, penggunaan alat-alat
kerja dan mesin-mesinyang semakin canggih, telah memberikan pengaruh
yang besar dalam keseimbangan kerjasama antar manusia. Oleh sebab itu
kaidah keadilan saja tidaklah cukup untuk menjamin kelangsungan
kerjasama antar manusia.
6. Pendekatan teori keputusan, pandangannya adalah sukses atau tidaknya
suatu usaha dalam pencapaian tujuan tergantung pada pemilihan alternatif
kegiatan untuk mencapai tujuan itu sendiri. Hal ini disebabkan bahwa untuk
mencapai tujuan memiliki banyak alternatif, cara dan jalannya.
7. Pendekatan matematika, pendekatan ini mengemukakan bahwa setiap
hubungan dapat dibuatkan model matematikanya. Misalnya dalam hal
pemakaian bahan baku dengan jumlah yang dapat diproduksi dengan bahan
baku yang tersedia. Dengan penemuan tersebut maka manajemen dapat
dipelajari dengan pendekatan model matematika misalnya dalam hal
perencanaan orang dapat menggunakan model trend.
8. Pendekatan kontingensi atau situasional, pendekatan ini menganjurkan
bahwa setiap keputusan manajemen harus menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi pada saat keputusan tersebut diambil.
9. Pendekatan peran manajerial, pendekatan ini lahir dari apa yang dilakukan
oleh para manajer sehari-hari, pendukung pendekatan ini mengemukakan
bahwa apa yang dikerjakan oleh para manajer tidak sama seperti
digambarkan sebelumnya, yakni melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, dan pengendalian, tetapi para manajer ini justru
melakukan pekerjaan sebagai : 1. Kepala dalam organisasi, 2. Pemimpin
organisasi, 3 Wakil organisasi dalan bertindak keluar, 4. Penerima informasi,
5. Penterjemah inforamasi untuk disampaikan kepada bawahannya, 6.
Humas atau juru bicara organisasi, 7. Wirausaha, 8. Penangkal gangguan
organisasi, 9. Pembagi sumber daya dalam organisasi, dan 10. Negosiator
bagi organisasi.

15
10. Pendekatan operasional, pendekatan ini didasarkan dengan mempelajari
praktek-praktek para manajer. Yang hasilnya adalah para manajer dalam
menjalankan tugasnya ternyata menggabungkan berbagai ilmu pengetahuan
untuk memecahkan problema yang dihadapi.
11. Pendekatan peran tim manajemen, didasarkan atas "bagaimana" para
manajer bekerja, sehingga para pendukung pendekatan ini menyimpulkan
bahwa para manajer tidak pernah bekerja sendirian, melainkan mereka
bekerja secara tim, baik yang terdiri dari dua orang saja, maupun banyak
orang. Sehingga peran manajer dapat dibedakan ke dalam empat peran yaitu
1. Sebagai produser, 2. Sebagai administrator, 3. Sebagai "enterpreneur", 4.
Sebagai integrator

Terlepas dari kedua belas pendekatan di atas, bahwa dalam mempelajari


manajemen secara utuh kita perlu mengkombinasi pendekatan-pendekatan
yang ada sehingga dapat diperoleh gambaran secara lengkap apa manajemen
itu sendiri.

BAB 5
PERENCANAAN (PLANNING)

A. Definisi Perencanaan (Planning)


1. George R. Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan
menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-
asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan
merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk
mencapai suatu hasil tertentu.
2. Henry Fayol, Perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-
tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek, program,
prosedur, metode, sistem anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan.

16
3. Harold Koontz dan Cyril O’Donnel, Perencanaan adalah fungsi seorang
manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-
kebijakan, prosedur-prosedur, program-program dari alternatif-alternatif
yang ada.
4. Sondang P. Siagian (1994:108), Perencanaan dapat didefinisikan sebagai
keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada
hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
5. Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan, Perencanan adalah sejumlah keputusan
mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap rencana mengandung dua unsur,
yaitu: ”tujuan dan pedoman”.
B. Tujuan Perencanaan
Menurut Husaini Usman (2011 : 65), Perencanaan bertujuan untuk :
1. Standart Pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan
perencanaannya
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik
kualifikasinya maupun kuantitasnya
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas
pekerjaan
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat
biaya, tenaga dan waktu
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemi
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
C. Manfaat Perencanaan
Husaini Usman dalam Bukunya yang berjudul “Manajemen, Teori, Praktik
dan Riset Pendidikan” (2011 : 65) menuliskan bahwa manfaat perencanaan
sebagai berikut:

17
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan,
2. Pemilihan berbagai alternatif terbaik,
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan,
4. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi,
5. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan,
D. Hambatan-hambatan Perencanaan Efektif
1. Ada 2 jenis hambatan dalam pengembanganan rencana efektif, yaitu :
a. Penolakan internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan
pembuatan rencana untuk mencapainya
b. Keengganan umum para anggota organisasi untuk menerima
perencanaan karena perubahan–perubahan yang ditimbulkanya
2. Adapula hambatan hambatan dalam pembuatan rencana efektif, yaitu :
Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi pertama dalam
perencanaan, para manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang
cukup significant akan gagal untuk membuat perencanaan efektif.
Berikut adalah alasan–alasan manajer ragu/gagal menetapkan tujuan,
yaitu :
a. Kurang pengetahuan tentang organisasi
b. Kurang pengetahuan tentang lingkungan
c. Ketidak mampuan melakukan peramalan secara efektif
d. Kesulitan perencanaan operasi operasi yang tidak berulang
e. Biaya
f. Takut gagal
g. Kurang percaya diri
h. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan–tujuan alternatif
3. Selain itu hambatan-hambatan dalam perencanaan efektif juga terjadi
karena adanya masalah kontemporer atau kelamahan dalam perencanaan
itu sendiri. Berikut adalah kritik kontemporen dalam perencanaan :
a. perencanaan dapat menyebabkan kekakuan
b. rencana tidak dapat dikemangkan untuk lingkungan yang dinamis
c. rencana foral tidak dapat mengganti intuisi dan kreativitas

18
d. perencanaan memfokuskan perhatia manajer pada persaingan
dewasa ini, bukan kemampuan bertahan hidup esok.
e. perencanaan formal memperkuat kesuksesan, yag dapat
menimbulkan kesalahan
f. hanya perencanaan belumlah cukup.
E. Proses Penyusunan Perencanaan
Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau
mengendalikan, terlebih dahulu mereka harus membuat rencana yang
memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada tahap perencanaan para
manajer menentukan apa yang akan dikerjakan, kapan akan mengerjakan,
bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya. Kebutuhan
akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin meningkat
pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu
mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan
organisasi. Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir
semua waktu perencanaannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari
seluruh organisasi. Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan
terutama untuk subunit mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih
pendek.
Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang
tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan
khusus manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh
perhatian pada perencanaan jangka6. Memilih satu arah tindakan, artinya
langkah yang terakhir dari perencanaan ini merupakan langkah yang paling
menentukan untuk melanjutkan pada proses pelaksanaan.

BAB 6
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)

A. Definisi Pengorganisasian dan Organisasi

19
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam manajemen
dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi.
1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan : pengorganisasian adalah suatu proses
penentuan, pengelompokan, dan pengaturan bermacam-macam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempaykan orang-orang
oada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap
individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
2. George R. Terry : Organizing is the establishing of effective behavioral
relationship among persons so that they may work together efficiently
and gain personal satisfaction in doing selected tasks under given
environmental conditions for the purpose of achieving some goal or
objective.
3. Koontz and O’Donnel : The organizing function of the manager involves
the determination and enumeration of the activities required to achieve
the objective of the enterprice, the grouping of these activties, the
assignment of such group activition to a department headed by a manager
and the delegation of authority carry them out.
Pengertian organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi
sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk
tujuan tertentu. Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumber daya
tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang,
dan beberapa sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi
tersebut. Orang orang yang terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat
untuk mencapai tujuan tertentu melalui sumber daya secara sistematis
dan rasional yang terkendali dan adanya pemimpin organisasi yang akan
memimpin operasional organisasi dengan terencana.
1. Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan
yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer
mengejar tujuan bersama.
2. Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Menurut Chester I. Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem
aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
B. Asas-asas Organisasi
Suatu organisasi harus didasarkan pada asas (prinsip-prinsip) organisasi
sebagai berikut:

20
a. Principle of Organizational Objective (asas tujuan organisasi)
b. Principle of Unity of Objective (asas kesatuan tujuan)
c. Principle of Unity of Command (asas kesatuan perintah)
d. Principle of the Span of Management (asas rentang kendali)
e. Principle of Delegation of Authority (asas pendelegasian
wewenang)
f. Principle of Parity of Autyority and Responsibility (asas
keseimbangan wewenang dan tanggung jawab)
g. Principle of Responsibility (asa tanggung jawab)
h. Principle of Departementation (principle of devision of work =
asas pebagian kerja)
i. Principle of Personnel Placement (asas penempatan personalia)
j. Principle of Scalar Chain (asas jenjang berangkai)
k. Principle of Efficiency (asas efisiensi)
l. Principle of Continuity (asas kesinambungan)
m. Principle of Coordination (asas koordinasi)
C. Macam-macam Organisasi
1. Berdasarkan Proses Pembentukannya, Dikenal dua macam,
yaitu”organisasi formal dan organisasi informal”
 Organisasi formal adalah organisasi yang dibentuk secara sadar dan
dengan tujuan-yujuan tertentu yang disadari pula, yang diatur dengan
ketentuan-ketentuan formal, dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangganya. Kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalamnya
adalah kegiatan jabatan sebagaimana diatur dalam ketentuan-
ketentuan tertuliss. Ikatan –ikatan yang terdapat dalam organisasi
adalah berdasarkan ikatan-ikatan formal.
 Organisasi informal adalah organisasi yang terbentuk tanpa disadari
sepenuhny, tujuannya juga tidak jelas, Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangganya tidak ada dan hubungan-hubungan terjalin secara
pribadi saja (personal/private relatinship bukan formal relationship).
2. Berdasarkan kaitan hubungannya dengan Pemerintah.
 Organisasi resmi, adalah organisasi yang dibentuk oleh(ada
hubungannya) dengan pemerintah dan atau harus terdaftar pada
Lembaga Negara. Misalnya : jawatan-jawatan, lembaga-lembaga
pemerintah, yayasan-yayasan, dan perusahaan-perusahaan yang
berbadan hukum.
 Organisasi tidak resmi, adalah organisasi yang tidak ada hubungannya
dengan pemerintah atau tidak terdaftar pada Lembaga Negara, seperti
organisasi-organisasi swasta. Misalnya , klub bola voli, klub sepak
bola, grup kesenian, organisasi pendaki gunung, kelompok belajar dll.
3. Berdasarkan Skala besar kecilnya
 Organisasi besar
 Organisasi sedang

21
 Organisasi kecil
Tolak ukur besar-kecilnya organisasi ini sifatnya relatif, karena
ditentukan oleh banyak faktor, tetapi besar-kecilnya organisasi perlu
diketahui, karena akan mempengaruhi pilihan manajemen yang akan
diterapkan.
4. Berdasarkan Tujuannya
 Public organization (organisasi sosial), yaitu organisasi yang
(nonprofit), tujuan utamanya untuk melayani kepentingan umum,
tanpa perhitungan rugi-laba. Misalnya :pemerintah, yayasan-
yayasan sosial, dll
 Business organization (organisasi perusahaan) adalah organisasi
yang didirikan untuk tujuan komersial (mendapatkan laba) dan
semua tindakannya selalu bermotifkan laba(profit motive). Jika
organisasi perusahaan tidak memberikan laba/keuntungan lagi maka
tidak rasional untuk melanjutkan lagi.
D. Teori-teori Organisasi
1. Teori Organisasi Klasik adalah teori yang memiliki konsep organisasi
mulai dari tahun 1800 (abad 19) yang mendefinisikan organisasi adalah
sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan,
peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor lain ketika
orang bekerja sama. Teori klasik sangat tersentralisasi dan tugas-
tugasnya terspesialisasi serta pemberian petunjuk mekanistik struktural
yang kaku dan tidak kreatif yang digambarkan oleh para teoritisi.
2. Teori Klasik disebut juga dengan teori tradisional. Teori klasik
berkembang dalam 3 jenis aliran antara lain sebagai berikut.
3. Teori Birokrasi, teori birokrasi dikemukakan oleh Max Weber dalam
bukunya yang berjudul "The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
4. Teori Administrasi, teori administrasi dikembangkan atas sumbangan
dari Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooeny dan
Reliey dari Amerika.

BAB 7
ACTUATING ( PENGGERAKAN)

A. Pengertian Penggerakan
Penggerakan secara bahasa adalah pengarahan, sedangkan secara
istilah adalah mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan
bekerja efektif dalam mencapai tujuan.

22
Adapun pengertian penggerakan menurut beberapa ahli adalah sebagai
berikut :
1. George R. Terry, penggerakan adalah menempatkan semua anggota
kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
2. Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan bahwa penggerakan
adalah pengaktifan orang-orang sesuai dengan rencana dan pola
organisasi yang telah ditentukan.
3. Prof. Dr. H. Arifin Abdurrachman, penggerakan adalah kegiatan
manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja.
Dengan kata lain penggerakan (actuating) adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada
perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian.
B. Fungsi Penggerakan (Actuating)
Menurut Azwar (1996) tujuan fungsi penggerakan antara lain :
1. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
C. Prinsip-prinsip Penggerakan (Actuating)
Menurut Kurniawan (2009) Prinsip-prinsip dalam penggerakan (actuating)
antara lain :
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
D. Tahapan-tahapan Penggerakan
Tindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu :
1. Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga
timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik.
Tindakan ini juga disebut motivating.
2. Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan.
Tindakan ini juga disebut koordinasi yang meliputi beberapa tindakan
seperti : pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara
pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota

23
kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun keterampilan
staf.
3. Pengarahan (directing) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk
yang benar, jelas dan tegas. Segala saran atau instruksi kepada staf
dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana
dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.

BAB 8
PENGAWASAN (CONTROLING)

A. Definisi Controling
Controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus
dilaksanakan oleh seorang controller (pengawas). Pengawasan dilakukan
untuk menemukan dan mengoreksi adanya penyimpangan-penyimpangan
dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana kerja yang telah
ditetapkan, pada setiap tahap-tahap kegiatan perlu dilakukan pengawasan.
Sebab apabila terjadi penyimpangan akan lebih cepat melakukan koreksi
atau perbaikan.

1. George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai


mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi
prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif
sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu
merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga
membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan
organisasi.
3. Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses
melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan perencanaannya.
4. Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk
menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan

24
mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin
agar hasilnya sesuai dengan rencana.
5. Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak
hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan
mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan
meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang
direncanakan.
6. Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada
pokoknya pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang
membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah
dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
7. Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.

Dapat disimpukan bahwa pengawasan merupakan suatu usaha


sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-
tujuan perencanaan,merancang system informasi umpan
balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.

B. Fungsi Controling

Sebagai suatu pengendalian manajemen yang bebas dalam


menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif maka fungsi pengawasan
adalah :

1. Untuk menilai apakah pengendalian manajemen telah cukup memadai


dan dilaksanakan secara efektif.

25
2. Untuk menilai apakah laporan yang dihasilkan telah menggambarkan
kegiatan yang sebenarnya secara cermat dan tepat.
3. Untuk menilai apakah setiap unit telah melakukan kebijaksanaan dan
prosedur yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Untuk meneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efisien.
5. Untuk meneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efektif yaitu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
C. Tipe-tipe Controling

Ada tiga tipe dasar dalam controlling (pengawasan) yaitu :

1. Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control)


Pengawasan ini sering disebut juga dengan Steering Control. Ini
dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-
penyimpangan dari standar dan tujuan dan memungkinkan koreksi
dibuat sebelum suatu tahap diselesaikan (kegiatan belum dilaksanakan).
2. Pengawasan Concurrent
Pengawasan concurrent maksudnya pengawasan yang
dilakukan bersamaan dengan melakukan kegiatan. Pengawasan ini
sering disebut pengawasan “ Ya-Tidak “, screening control, “berhenti
terus” dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.
3. Pengawasan Umpan Balik (Feedback Control)
Pengawasan ini biasa juga dikenal sebagai “Past-Action
Control” yang mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah
diselesaikan dan pengukuran ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.

Ketiga bentuk pengawasan ini sangat berguna bagi manajemen


karena memungkinkan manajemen membuat tindakan koreksi dan tetap
dapat mencapai tujuan.

D. Jenis-jenis Controling
1. Pengawasan Intern dan Ekstern,

26
a. Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang
atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan
dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat
(built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh
inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat
wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan
menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam
Negeri.
b. Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit
pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam
hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang
merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh
kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak
mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern
pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu
terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara.
Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK
untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas
pemerintah.
2. Pengawasan Preventif dan Represif.
a. Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan
yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu
dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.”
Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud
untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan
negara yang akan membebankan dan merugikan negara lebih besar.
Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem
pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang
dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan
bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga

27
penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih
awal.
b. Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang
dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.”
Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada akhir tahun
anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian
disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan
pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
penyimpangan.
3. Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan


yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini
berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan
melalui “penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung
jawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan
pengeluaran.” Di sisi lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan
kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah “pemeriksaan
terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak
kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak
berdasarkan pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud tujuan
pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap
pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu
pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah
mungkin.”

4. Pengawasan kebenaran formil


Menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan. kebenaran
materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid). Dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan
untuk menghindari terjadinya “korupsi, penyelewengan, dan
pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai

28
negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan
pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara
dapat berjalan sebagaimana direncanakan.

BAB 9
KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP)

A. Definisi Kepemipinan
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakan
perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan juga dapat
diartikan sebagai proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada karyawannya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Adapun definisi kepemimpinan menurut para ahli :
 George R. Terry, kepemimpinan merupakan aktivitas
mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan untuk mencapai
tujuan organisasi.
 Stoner, kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan
dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan
anggota kelompok.
 Wexley dan Yuki (1977), kepemimpinan adalah mempengaruhi
orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam
tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.
B. Fungsi Kepemimpinan
Secara umum kepemimpinan memiliki beberapa fungsi antara lain
sebagai berikut :
 Memprakarsai struktur organisasi
 Menjaga koordinasi dan integritas di dalam organisasi agar dapat
berjalan dengan efektif
 Merumuskan tujuan institusional atau organisasional dan
menentukan sarana serta cara-cara yang efisien dalam mencapai
tujuan tersebut

29
 Mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan
mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang
 Mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan dan
penyempurnaan dalam organisasi
C. Tipe Kepemimpinan
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat
diklasifikasikan menjadi lima tipe utama, yaitu :
a. Pemimpin Otokratis, tipe ini menganggap bahwa pemimpin adalah
merupakan suatu hak.
b. Pemimpin Militeristik, tipe pemimpin seperti ini bukanlah tipe
pemimpin yang ideal.
c. Pemimpin Paternalistis, tipe pemimpin ini menggunakan pengaruh
yang sifat kebapaan dalam menggerakan bawahan mencapai tujuan.
d. Pemimpin Kharismatik, tipe pemimpin ini mempunyai daya tarik
yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat
besar.
e. Pemimpin Demokrasi, tipe kepemimpinan ini dianggap tipe
kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe ini
selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan individu.
D. Teori Kepemimpinan
 Teori Genetie, inti dari teori ini mengatakan bahwa seorang
pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan
bakat pemimpin. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi
pemimpin.
 Teori Sosial, penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang
dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan
untuk itu.
 Teori Situasional, keberhasilan seorang pemimpin menurut teori ini
ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang
disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi

30
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor
ruang dan waktu.

BAB 10

KOORDINASI

A. Pengertian dan Definisi Koordinasi


Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak
yang sederajat untuk saling memberikan informasi dan bersama mengatur
atau menyepakati sesuatu, sehingga di satu sisi proses pelaksanaan tugas
dan keberhasilan pihak yang satu tidak mengganggu proses pelaksanaan
tugas dan keberhasilan pihak yang lainnya.

Definisi menurut para ahli, diantaranya :

 James G March dan Herben A Simon, koordinasi adalah suatu


proses untuk mencapai kesatuan tindakan di antara kegiatan yang
saling bergantungan.
 Terrry, koordinasi adalah suatu sinkronisasi yang tertib dalam upaya
untuk memberikan jumlah yang tepat, waktu dan mengarahkan
pelaksanaan yang mengakibatkan harmonis dan tindakan terpadu
untuk tujuan lain.
B. Tujuan Koordinasi
1. Untuk menciptakan dan memelihara efektivitas organisasi setinggi
mungkin melalui sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan, dan
keseimbangan antara berbagai kegiatan dependen suatu organisasi.
2. Untuk mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya
di setiap kegiatan interdependen yang berbeda-beda melalui
kesepakatan yang mengikat semua pihak yang bersangkutan.

31
3. Untuk menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling responsif-
antisipasif di kalangan unit kerja interdependen dan independen yang
berbeda-beda, agar keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh
keberhasilan unit kerja yang lainnya, melalui jaringan informasi dan
komunikasi efektif.
C. Tipe-tipe Koordinasi
1. Koordinasi Vertikal merupakan kegiatan-kegiatan penyatuan,
pengerahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit,
kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung
jawabnya.
2. Koordinasi Horizontal merupakan mengkoordinasikan tindakan-
tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan
terhadap kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.
D. Fungsi Koordinasi Manajemen
1. Perencanaan, memfasilitasi koordinasi dengan mengintegrasikan
berbagai rencana melalui diskusi bersama, pertukaran ide. Misalnya
koordinasi antara anggaran keuangan dan anggaran pembelian.
2. Pengorganisasian, money menganggap koordinasi sebagai esensi
pengorganisasian. Bahkan ketika manajer kelompok dan memberikan
berbagai kegiatan untuk bawahan, dan ketika ia menciptakan menonjol
koordinasi departemen dalam benaknya.
3. Staffing, seorang manajer harus ingat bahwa hak no. Personil di
berbagai posisi dengan tepat jenis pendidikan dan keterampilan yang
diambil yang akan menjamin orang yang tepat pada pekerjaan yang
tepat.
4. Mengarahkan, tujuan memberi perintah, instruksi, dan bimbingan
kepada bawahan dilayani hanya ketika ada keselarasan antara atasan dan
bawahan.
5. Mengontrol, manajer memastikan bahwa harus ada koordinasi antara
kinerja aktual dan kinerja standar untuk mencapai tujuan organisasi.

32
BAB 11

KOMUNIKASI

A. Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis
yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Komunikasi adalah suatu
proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non-verbal.

Beberapa definisi komunikasi menurut para ahli adalah:

1. Astrid
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti
atau makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam
kegiatan komunikasi
2. Roben.J.G
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau
informasi tentang pikiran atau perasaan
3. Davis, 1981
Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu
orang ke orang lain
4. Schram,W
Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang
lain
5. Modul PRT, Lembaga Administrasi

33
Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang
kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial.
B. Jenis-jenis Komunikasi
1) Jenis komunikasi menurut cara penyampaianya
1. Komunikasi lisan
Yang dimaksudkan dengan komunikasi lisan adalah komunikasi yang
terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, yang artinya
komunikasi bentuk ini dilakukan antara kedua belah pihak secara
bertatap muka.
2. Komunikasi tertulis
tertulis adalah salah satu bentuk komunikasi yang berupa tulisan,
komunikasi ini biasanya berupa:
 Dibuat dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan
suatu berita yang singkat, jelas, dan dipandang perlu untuk ditulis
dengan maksud tertentu.
 Naskah, naskah biasanya dipergunakan untuk mengirim berita
yang sifatnya komplek.
 Balngko-blangko, dipergunakan untuk mengirimkan suatu berita
dalam bentuk daftar.
 Gambar dan foto, komunikasi bentuk ini biasanya karena hal yang
ingin disampaikan tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau
kalimat.
 Spanduk, spanduk biasanya digunakan untuk menyampaikan
sebuah informasi massa yang sasaranya adalah orang banyak.
2) Jenis komunikasi menurut kelangsunganya
1. Komunikasi langsung
Proses komunikasi langsung maksudnya adalah bahwa komunikasi
yang dilakukan tanpa bantuan, campur tangan, perantara pihak lain
ataupun media komunikasi serta tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi tidak langsung

34
Komunikasi tidak langsung dilakukan melalui perantara, baik itu pihak
ketiga atau bantuan alat-alat komunikasi lainnya.
3) Jenis komunikasi menurut perilakunya
Komunikasi dipelari oleh manusia melalui proses kehidupannya,
melaui belajar, bersosial dan lain sebagainya yang tentunya akan secara
otomatis dipengaruhi oleh perilaku dan posisi seseorang didalam
masyarakat, berikut merupakan jenis komunikasi menurut perilakunya:
1. Komunikasi formal
Komunikasi formal biasanya terjadi dalam suatu organisasi,
komunikasi seperti ini biasanya sudah mempunyai aturan dan tata
caranya sendiri menurut rules dari organisasi atau perusahaanya.
2. Komunikasi informal
Komunikasi informal terjadi dalam suatu oraganisasi yang tidak
ditentukan dalam struktur organisai dan tidak dapat pengakuan resmi
yang juga tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi yang
bersangkutan, misalnya adalah obrolan antar teman, desa-desus dan lain
sebagainya.
3. Komunikasi nonformal
Komunikasi nonformal adalah komunikasi yang terjadi antara bersifat
formal dan informal, yaitu komunikasi yang bertujuan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi.
4) Jenis komunikasi menurut maksudnya
Menurut maksud dilakukanya komuniksi ada beberapa komunikasi
yang jika diperhatikan dilakukan dengan maksud tertentu dari yang
menyampaikan informasi, inisiatif komunikator menjadi suatu penentu
diantaranya adalah:
1. Pidato
2. Ceramah
3. Wawancara
4. Memberi tugas atau perintah
5) Jenis komunikasi menurut ruang lingkupnya

35
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis
komunikasi yang sedang dilakukan. Maka dalam komunikasi menurut
ruang lingkup dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Komunikasi Internal.
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau lingkungan
organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi atau
perusahaan tersebut saja (komunikasi yang dilakukan orang dalam).
Didalamnya komunikasi internal dibagi lagi menjadi 3 macam yaitu:
 Komunikasi vertikal
 Komunikasi horizontal, dan
 Komunikasi diagonal
2. Komunikasi Eksternal.
Komunikasi eksternal merupakan komunikasi yang berlangsung
antara organisasi kepada pihak masyarakat yang ada di luar organissi
atau perusahaan tersebut.
Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
 Eksposisi, pameran, promosi, publikasi, dan sebagainya.
 Komperensi pers
 Siaran televise, radio, dan sebagainnya.
 Bakti social, pengabdian pada masyarakat, dan sebagainnya.

Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapatkan pengertian,


kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan masyarakat luas sehingga
pihak yang berkepentingan dapat berkontribusi terhadap perusahaan
sekaligus daerahnya.

6) Jenis komunikasi menurut aliran informasi


Komunikasi yang didasarkan menurut aliran informasi dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Komunikasi satu arah, yaitu merupakan komunikasi yang berlangsung
dari satu pihak saja.

36
2. Komunikasi dua arah, yaitu merupakan komunikasi yang bersifat
timbale balik, dalam hal ini komunikasi diberi kesempatan untuk
memberikan respons atau feedbeck kepada komunikatornya.
3. Komunikasi ke atas yaitu merupakan komunikasi yang terjadi dari
bawahan kepada atasan
4. Komunikasi ke bawah, yaitu meruakan komunikasi yang terjadi dari
atasan kepada bawahan.
5. Komunikasi kesamping, yaitu merupakan komunikasi yang terjadi
diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar. Dengan demikian
arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi
komunikasinya.
7) Jenis komunikasi menurut jaringan kerja
Di dalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan
dapat terlaksana menurut sistem yang ditetapkanya dalam jaringan kerja
yang dinanungi. Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan
menjadi
1. Komunikasi jaringan kerja rantai : Komunikasi terjadi menurut saluran
hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola
komunikasi formal.
2. Komunikasi jaringan kerja lingkaran : Komunikasi terjadi melalui
saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran.
3. Komunikasi jaringan bintang : Komunikasi yang terjadi melalui satu
sentral dan saluranya yang dilalui lebih pendek.
8) Jenis komunikasi menurut peranan individu
Komunikasi yang dilakukan seseorang atau individu kepada pihak-
pihak lain baik secara kelompok maupun secara individual. Dalam
komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses
komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain :
1. Komunikasi antara individu dengan individu yang lain
2. Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas
3. Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih

37
9) Jenis komunikasi menurut jumlah pelaku dalam komunikasi
Komunikasi yang selalu terjadi diantara sesama manusia baik
individu maupun kelompok. Jumlah dari orang yang berkomunikasi akan
mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri, disamping sifat dan tujuan
komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Komunikasi perseorangan
Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual antara
pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga.
2. Komunikasi kelompok
Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau group tentang
masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang dalam
kelompok.
C. Karakteristik Komunikasi
1. Komunikasi adalah suatu proses.
2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai
tujuan.
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari pada
pelaku yang terlibat.
4. Komunikasi bersifat simbolis.
5. Komunikasi bersifat transaksional.
6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu

BAB 12

MOTIVASI

A. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata movere yang berarti dorongan atau
menggerakan. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber
daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.

38
Dibawah ini merupakan definisi motivasi dari berbagai pakar, antara lain
:
1. Malayu S.P. hasibuan (2005:143). Motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan
segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
2. Anwaar Prabu Mangkunegara (2007:93). Motivasi adalah kondisi
yang menggerakan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya.
3. Marihot Tua efendi Hariandja (2002:321). Motivasi adalah faktor-
faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan
seseorang.
B. Jenis Motivasi
Motivasi dibagi 2, yaitu :
1. Motivasi Intrinsik, yaitu pendorong kerja yang bersumber dari
dalam diri pekerja sebagai individu, berupa kesadaran mengenai
pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Motivasi Ekstrinsik, yaitu pendorong kerja yang bersumber dari luar
diri pekerja sebagai individu berupa suatu kondisi yang
mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal.
C. Fungsi Motivasi
a. Meningkatkan efektivitas manajer dalam memotivasi,
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi pada para
karyawan.
b. Menjadikan para staf/karyawan bersemangat dalam menjalankan
pekerjaannya.
c. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan dalam suatu perusahaan.
D. Tujuan Motivasi
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
c. Mempertahabkan kestabilan karyawan perusahaan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan S.P Malayu. 2014. Manajemen:Dasar,Pengertian,dan Masalah. Jakarta.


Bumi Aksara
http://sosio-ekonomi.weebly.com/blog/pendekatan-pendekatan-manajemen
http://gurupendidikan.com/10-peran-manajerial-dalam-manajemen-
terlengkap
http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/02/sejarah-manajemen-dan-
perkembangan.html
http://googleweblight.com/?lite_url=http://susanti1109.blogspot.com/2013/12/pen
gertian-perencanaan-menurut-para-ahli.html?m%3D1&ei=TIIc7IV3&lc=id-
ID&s=1&m=923&host=www.google.co.id&ts=1493805350&sig=AJsQQ1ChTt
M0prfwZhWbJ-QHs8sEwE2w0g
http://diiyahbook.blogspot.co.id/2011/12/penggerakan-actuating.html
http://tugaskuliahku09.blogspot.co.id/2014/02/makalah-controlling-dalam-
manajemen.html

http://seputarilmu.com/2015/11/koordinasi-di-dalam-manajemen.html?m=1
http://mentaryblog.blogspot.co.id/2015/01/motivasi-dalam-
manajemen.html?m=1

40

Anda mungkin juga menyukai