Anda di halaman 1dari 22

Hot Dip Galvanizing

Laporan

Laporan ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik
Pelapisan yang diampu oleh : Dr

Nama :

Angga Gian B 1606000

Fadlan Al Sabil 1602114

Farhan Kamil R 1605793

Iaan Irawan 1602125


Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universias Pendidikan Indonesia

2018
Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas kita ucapkan
kepada Allah STW, karena bimbingan-Nya maka saya bisa menyelesaikan sebuah
laporan berjudul “Aplikasi Kimia dalam Refrigerasi dan Sistem Pendingin”

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis haturkan kepada dosen dan teman-teman
yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari di dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan
yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian.

Oleh karena itu penulis meminta maaf atas ketidaksempurnaannya, juga


memohon kritik dan saran agar kedepannya bisa lebih baik lagi dalam membuat
laporan ini.

Harapan penulis mudah-mudahan isi dari laporan ini bisa memberikan manfaat
untuk diri kita sendiri,teman-teman, serta orang lain.

Bandung, 10 November 2016

Fadlan Al Sabil
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem refrigerasi telah memainkan peranan yang sangat penting saat ini. Hal ini
terlihat dari semakin banyaknya penggunaan sistem ini baik di industri maupun rumah
tangga. Sebagai contoh adalah pada pemrosesan maupun pengawetan
makanan, penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia, pengkondisian udara dan
sebagainya.
Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia.
Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan
sistem kontrol yang menunjang kinerja dari sistem refrigerasi.
Apalikasi dari sistem refrigerasi tidak terbatas, tetapi yang paling banyak
digunakan adalah untuk pengawetan makanan dan pendingin suhu, misalnya lemasi es
gambar 1 freezer, cold strorage, air conditioner/AC Window, AC split dan AC mobil.
Dengan perkembangan teknologi saat ini, refrigeran (bahan pendingin) yang di
pasarkan dituntut untuk ramah lingkungan, disamping aspek teknis lainnya yang
diperlukan. Apapun refrigeran yang dipakai, semua memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing oleh karena itu, diperlukan kebijakan dalam memilih
refrigerant yang paling aman berdasarkan kepentingan saat ini dan masa yang akan
datang.
Pada sistem refrigerasi terdapat beberapa komponen utama yaitu kompresor
untuk menaikkan tekanan refrigeran, kondenser untuk membuang panas dari
refrigeran, alat ekspansi untuk menurunkan tekanan refrigeran, dan evaporator untuk
menyerap panas dari luar kedalam refrigeran.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Refrigerasi

Suatu sistem pengambilan kalor yang lebih tinggi dari suatu benda atau juga
ruangan, dari temperatur yang lebih tinggi menjadi lebih rendah misalnya dari
temperatur 30oC menjadi 20oC atau yang lebih rendah minus 16oC. Pada
pengaplikasian suhu ruangan atau bisa disebut tata udara, pada tata udara, kalor
yang berasal di ruangan atau udara, maka untuk prosesnya memerlukan sebuah media
atau benda yang suhunya lebih rendah. Suatu mesin refrigerasi terbagi pada beberapa
bagian diantaranya :

 Evaburator di dukung juga kipas atau fan sebagai alat untuk mempercepat
prosesnya
 Pembatas suhu atau thermostat untuk mengontrol dan mengendalikannya
 Kondensor serta peralatan pendukungnya misalnya kompresor kapiler atau
lainnya
 Refrigerant ada juga yang menggunakan ammonia atau lainnya

Siklus refrigerasi kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa fluida


yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih dingin jika
dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang ditekan
akan menjadi lebih panas daripada sumber dingin di luar (contoh udara di luar) dan gas
yang mengembang akan menjadi lebih dingin daripada suhu dingin yang dikehendaki.
Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan lingkungan bersuhu rendah dan
membuang panas ke lingkungan yang bersuhu tinggi.
Siklus refrigerasi kompresi uap memiliki dua keuntungan. Pertama, sejumlah besar
energi panas diperlukan untuk merubah cairan menjadi uap, dan oleh karena itu banyak
panas yang dapat dibuang dari ruang yang disejukkan. Kedua, sifat-sifat isothermal
penguapan membolehkan pengambilan panas tanpa menaikan suhu fluida kerja ke suhu
berapapun didinginkan. Hal ini berarti bahwa laju perpindahan panas menjadi tinggi,
sebab semakin dekat suhu fluida kerja mendekati suhu sekitarnya akan semakin rendah
laju perpindahan panasnya.
•. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya, biasanya udara,
air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah bentuknya dari cair
menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi pemanasan berlebih/
superheated gas.
•. Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana tekanannya
dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi yang menuju proses
kompresi dipindahkan ke refrigeran.
• Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan
ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan aliran menuju.

Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada apliksai sehari-hari, baik
untuk keperluan rumah tangga, komersial, dan industri, adalah sistem refrigerasi
kompresi uap (vapor compression refrigeration). Pada sistem ini terdapat refrigeran
(refrigerant), yakni suatu senyawa yang dapat berubah fase secara cepat dari uap ke
cair dan sebaliknya. Pada saat terjadi perubahan fase dari cair ke uap, refrigeran akan
mengambil kalor (panas) dari lingkungan. Sebaliknya, saat berubah fase dari uap ke
cair, refrigeran akan membuang kalor (panas) ke lingkungan sekelilingnya.
Komponen utama dari suatu sistem refrigerasi kompresi uap adalah:
1. Evaporator
2. Kompresor
3. Kondensor
4. Alat ekspansi (metering device)
Evaporator
Evaporator adalah komponen yang digunakan untuk mengambil kalor dari
suatu ruangan atau suatu benda yang bersentuhan dengannya. Pada evaporator terjadi
pendidihan (boiling) atau penguapan (evaporation), atau perubahan fasarefrigran dari
cair menjadi uap. Refrigeran pada umumnya memiliki titik didih yang rendah.
Sebagai contoh, refrigeran 22 (R22) memiliki titik didih -41°C. Dengan demikian,
refrigerant mampu menyerap kalor pada temperatur yang sangat rendah.
Evaporator dapat berupa koil telanjang tanpa sirip (bare pipe coil), koil bersirip
(finned coil), pelat (plate evaporator) shell and coil, atau shell and tube evaporator.
Jenis evaporator yang digunakan pada suatu sistem refrigerasi tergantung pada jenis
aplikasinya.
Kompresor
Kompresor dikenal sebagai jantung dari suatu sistem refrigerasi, dan
digunakan untuk menghisap dan menaikkan tekanan uap refrigeran yang berasal dari
evaporator. Bagian pemipaan yang menghubungkan antara evaporator dengaan
kompresor dikenal sebagai saluran hisap (suction line). Penambahan tekanan uap
refrigeran dengan kompresor ini dimaksud agar refrigeran dapat mengembun pada
temperatur yang relatif tinggi. Refrigeran yang keluar dari kompresor masih berfasa
uap dengan tekanan tinggi. Perbandingan antara absolut tekanan buang (discharge
pressure) dan tekanan isap (suction pressure) disebut dengan ratio kompresi
(compression ratio).
Kompresor pada sistem refrigerasi dapat berupa kompresor torak
(reciprocating compresor), rotary, scrol, screw, dan centrifugal. Kompresor yang
paling umum dijumpai dan terdapat dalam berbagai tingkat kapasitas adalah
kompresor torak.
Refrigerant yang masuk kedalam kompresor harus benar-benar berfasa uap.
Adanya cairan yang masuk ke kompresor dapat merusak piston, silinder, piston ring
dan batang torak. Karena itu, beberapa jenis mesin refrigerasi dilengkapi dengan
liquid receiver untuk memastikan refrigeran yang dihisap oleh kompresor benar-benar
telah berfasa uap.
Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengembunkan atau mengkondensasikan
refrigeran bertekanan tinggi dari kompresor. Pemipaan yang menghubungkan antara
kompresor dengan kondensor dikenal dengan saluran buang (discharge line). Dengan
demikian, pada kondensor terjadi perubahan fasa uap ke cair ini selalu disertai dengan
penbuangan kalor ke lingkungan. Pada kondensor berpendingin udara (air cooled
condenser), pembuangan kalor dilakukan ke udara. Pada kondensor berpendingin air
(water cooled condenser), pembuangan kalor dilakukan ke air.
Alat Ekspansi (Metering Device )
Komponen ini berfungsi memberikan satu cairan refrigerant dalam tekanan
rendah ke Evaporator sesuai dengan kebutuhan. Pada alat ekspansi terjadi penurunan
tekanan refrigerant akibat adanya penyempitan aliran. Alat ekspansi dapat berupa pipa
kapiler, katup ekspansi termostatik (TXV, thermostatik expansion valve), katup
ekspansi automatik, maupun katup ekspansi manual.
1. Fungsi akumulator
Akumulator adalah suatau peralatan bantu dalam sistem refrigeras iyang
mempunyai fungsi untuk menampung atau memisahkan antara cairan refrigerant dan
gas refrigerant agar refrigerant yang masuk ke dalam kompresor semuanya berbentuk
gas refrigerant. Akumulator biasanya dipasang setelah evaporator dan sebelum
kompresor atau pada bagian sisi tekanan rendah dari sistem.
2. Fungsi shock absorber
Fungsi shock absorber adalah untuk meradam getaran dari kompresor pada saat
sistem berjalan agar tidak menyebabkan pipa dari bagian suction dan discharge menjadi
patah. Alat ini dipasang pipa bagian suction dan discharge dari kompresor.
3. Fungsi liquid receiver
Alat ini mempunyai fungsi untuk menampung sementara cairan refrigerant yang
keluar dari kondensor, agar refrigerant yang mengalir ke katup ekspansi semuanya
berbentuk cairan. Cairan refrigerant ditampung pada bagian bawah dari alat ini,
sedangkan uap refrigerant berada di bagian atas dari alat ini.
4. Fungsi solenoid valve
Alat ini mempunyai fungsi untuk mengalirkan dan menghentikan refrigerant dalam
sistem refrigerasi dan tata udara. Cara kerja dari alat ini adalah apabila plunyer ( inti
besi ) dialiri arus listrik maka plunyer tersebut akan menjadi medan magnet sehingga
akan menarik plunyer ke atas dan menyebabkan katup menjadi terbuka dan aliran
refrigerant pun akan mengalir, sedangkan apabila arus listrik diputus maka tidak akan
terjadi medan magnet pada plunyer dan dengan karena beratnya plunyer tersebut akan
turun ke bawah dan menutup aliran refrigerant. Beberapa tipe dari solenoid valve yaitu:
a. Solenoid dua jalan, mempunyai dua sambungan pipa. Satu sambungan masuk dan
satu sambungan keluar.
b. Solenoid tiga jalan, mempunyai tiga sambungan pipa. Satu sambungan masuk dan
dua sambungan keluar.
c. Solenoid empat jalan (reversing valve), banyak digunakan untuk heat pump,
mempunyai satu sambungan masuk dan tiga sambungan keluar.
5. Fungsi filter drier
Alat ini mempunyai fungsi untuk menyaring kotoran dari sistem. Pada alat ini di
dalamnya terdapat silica gel. Silica gel inilah yang dapat menyerap kotoran dari sistem.
Alat ini pasang setelah liquid receiver dan sebelum sight glass.
6. Fungsi sight glass
Alat ini mempunyai fungsi untuk melihat keadaan refrigerant di dalam sistem.
Pada alat ini terdapat dua indikator yaitu kuning dan hijau. Kuning mengindikatorkan
bahwa sistem tersebut terdapat uap air dan jika hijau mengindikatorkan bahwa sistem
tersebut tidak ada uap air. Jika di dalam sight glass terdapat buih-buih refrigerant maka
sistem tersebut kurang rerfigerant.

BAB III
PEMBAHASAN
Pada tahun 1926, Thomas Midgely mengembangkan CFC pertama
(Chlorofluorocarbon), R-12. CFC adalah nonflammable, tidak beracun (bila
dibandingkan dengan Sulfur Dioksida) dan efisien. Produksi komersial dimulai pada
1931 dan dengan cepat dapat di temui di rumah-rumah berpendingin. Willis Carrier
mengembangkan chiller sentrifugal pertama untuk penggunaan komersial dan era
refrigerasi dan pengkondisian udara dimulai.

Penggunaan refrigeran-refrigeran yang disebutkan diatas tersingkir setelah


ditemukannya Freon (merek dagang) oleh E.I. du Point de Nemours and Co pada
sekitar tahun 1930an, dan menjadi sangat populer sampai dengan tahun 1985.
Refrigeran ini disebut sebagai refrigeran halokarbon (halogenated hydrocarbon)
karena adanya unsur-unsur halogen yang digunakan (Cl, Br) atau kadangkala disebut
sebagai refrigeran fluorokarbon (fluorinated hydrocarbon) karena adanya unsur fluor
(F) dalam senyawanya.

Berdasarkan jenis senyawanya, refrigeran dapat dikelompokan menjadi:

1. Kelompok refrigeran senyawa halokarbon.


2. Kelompok refrigeran senyawa organik cyclic.
3. Kelompok refrigeran campuran Zeotropik.
4. Kelompok refrigeran campuran Azeotropik.
5. Kelompok refrigeran senyawa organik biasa.
6. Kelompok refrigeran senyawa anorganik.
7. Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh.

1. Kelompok Refrigeran Senyawa Halokarbon

Kelompok refrigeran senyawa halokarbon diturunkan dari hidrokarbon (HC)


yaitu metana (CH4), etana (C2H6), atau dari propana (C3H8) dengan mengganti
atom-atom hidrogen dengan unsur-unsur halogen seperti khlor (Cl), fluor (F), atau
brom (Br). Jika seluruh atom hidrogen tergantikan oleh atom Cl dan F maka
refrigeran yang dihasilkan akan terdiri dari atom khlor, fluor dan karbon. Refrigeran
ini disebut refrigeran chlorofluorocarbon (CFC). Jika hanya sebagian saja atom
hidrogen yang digantikan oleh Cl dan atau F maka refrigeran yang terbentuk disebut
hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Refrigeran halokarbon yang tidak mengandung
atom khlor disebut hydrofluorocarbon (HFC).

CCl3F (trichlorofluoromethane) dituliskan sebagai R-11 atau CFC-11.

CCl2F2 (Dichlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-12 atau CFC-12. CHClF2


(Chlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-22 atau HCFC-22. C2Cl3F3 dituliskan
sebagai R-113 atau CFC-113. Metana (CH4) dituliskan sebagai R-50, etana (C2H6)
adalah R-170, propane (C3H8) R-290 dan seterusnya. Refrigeran yang mempunyai
banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F ditambahkan agar senyawa menjadi
stabil.

2. Kelompok Refrigeran Senyawa Organik Cyclic

Kelompok refrigeran ini diturunkan dari butana. Aturan penulisan nomor


refrigeran adalah sama dengan cara penulisan refrigeran halokarbon tetapi
ditambahkan huruf C sebelum nomor. Contoh dari kelompok refrigeran ini adalah:

 R-C316 C4Cl2F6 1,2-dichlorohexafluorocyclobutane


 R-C317 C4ClF7 chloroheptafluorocyclobutane
 R-318 C4F8 octafluorocyclobutane
3. Kelompok Refrigeran Campuran Zeotropik

Kelompok refrigeran ini merupakan refrigeran campuran yang bisa terdiri dari
campuran refrigeran CFC, HCFC, HFC, dan HC. Refrigeran yang terbentuk
merupakan campuran tak bereaksi yang masih dapat dipisahkan dengan cara destilasi.

Refrigeran ini diberi nomor dimulai dengan 4 sedangkan digit selanjutnya dibuat
sesuai perjanjian. Yang termasuk refrigeran ini adalah

 R-401A campuran R-22(53%) + R-152a(13%) + R-124(34%)


 R-402B campuran R-125(38%) + R-290(2%) + R-22(60%)
 R-403B campuran R-22(56%) + R-218(39%) + R-290(5%)

Refrigeran campuran zeotropik akan menguap dan mengembun pada temperatur


yang berbeda hal ini akan menyebabkan terjadinya temperature glide baik di
evaporator maupun di kondensor, yaitu refrigeran mengalami perubahan fasa pada
tekanan konstan tetapi temperaturnya terus berubah

4. Kelompok Refrigeran Campuran Azeotropik

Kelompok refrigeran Azeotropik adalah refrigeran campuran tak bereaksi yang


tidak dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Refrigeran ini pada konsentrasi, tekanan
dan temperatur tertentu bersifat azeotropik, yaitu mengembun dan menguap pada
temperatur yang sama, sehingga mirip dengan refrigeran tunggal. Namun demikian
pada kondisi (konsentrasi, temperatur atau tekanan) yang lain refrigeran ini bisa saja
menjadi bersifat zeotropik.

Kelompok refrigeran ini diberi nomor dimulai dengan angka lima, sedangkan
digit berikutnya dibuat sesuai perjanjian, sebagai contoh:

 R-500: R-12 (73.8%) + R-152a (26.2%), Temperatur azeotropik: 0oC


 R-502: R-22 (48.8%) + R-115 (51.2%), Temperatur azeotropik: 19oC

5. Kelompok refrigeran organik lainnya

Kelompok refrigeran ini sebenarnya terdiri dari unsur C, H dan lainnya. Namun
demikian cara penulisan nomornya tidak dapat mengikuti cara penomoran refrigeran
halokarbon karena jumlah atom H nya jika ditambah dengan 1 lebih dari 10 sehingga
angka kedua pada nomor refrigeran menjadi dua digit. Sebagai contoh butana (C4H10),
jika dipaksakan dituliskan sesuai dengan cara penomoran refrigeran halokarbon, maka
refrigeran ini akan bernomor R-3110, sehingga akan menimbulkan kerancuan.

Nomor kelompok refrigeran ini dimulai dengan angka 6 dan digit lainnya dipilih
sebarang berdasarkan kesepakatan. Contoh refrigeran dari kelompok ini adalah:

 R-600 : Butana, CH3CH2CH2CH3


 R-600a : Isobutana, CH(CH3)3
 R-610 : ethyl ether, C2H5OC2H5
 R-611 : methyl format, HCOOCH3
 R-630 : methyl amine, CH3NH2
 R-631 : ethyl amine, C2H5NH2

6. Kelompok refrigeran senyawa unorganik

Kelompok refrigeran ini diberi nomor yang dimulai dengan angka 7 dan digit
selanjutnya menyatakan berat molekul dari senyawanya. Contoh dari refrigeran ini
adalah:

 R-702 : hidrogen
 R-704 : helium
 R-717 : amonia
 R-718 : air
 R-720 : Neon (Ne)
 R-729 : Udara
 R-732 : O2
 R-740 : Argon
 R-744 : CO2
 R-744A : N20
 R-764 : SO2
7. Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh

Kelompok refrigeran ini mempunyai nomor empat digit, dengan menambahkan


angka kempat yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap didepan ketiga angka yang
sudah dibahas dalam sistem penomoran refrigeran halokarbon. Contoh dari jenis
refrigeran ini adalah:

 R-1130 1,2-dichloroethylene CHCl=CHCl


 R-1150 Ethylene CH2=CH2
 R-1270 Propylene C3H6

Refrigerant Hydrocarbon :

 R- 50................Metana .......CH4
 R-170...............Ethana....... CH3CH3
 R-290.............. .Propana......CH3CH2CH3
 R-600................Butana........CH3CH2CH2CH3
 R-600a.........,,,..Isobutana.....CH(CH3)3
 R-1150b.............Ethylena.......CH2=CH2
 R-1270b..............Propil..........CH3CH=CH2

Berdasarkan tingkat mampu nayala dan racun maka refrigeran dapat diklasifikasikan
sebagai

 Refrigeran kelas A1: tidak beracun tidak mudah terbakar. Semua refrigeran
halokarbon masuk kedalam kelas refrigeran ini.
 Refrigeran kelas A2: tidak beracun, tetapi tingkat nayala masuk kelas 2.
Refrigeran campuran zeotropik antara kelas A1 dan A3 bisa masuk kelas
refrigeran ini. R-32, R-141b, dan R-152a juga masuk dalam kelas refrigeran ini.
 Refrigeran kelas A3: tidak beracun, tetapi mudah terbakar. Refrigeran
hidrokarbon, masuk ke dalam kelas ini.
 Refrigeran kelas B1: beracun tetapi tidak mudah terbakar. Tidak ada refrigeran
masuk kelas ini.
 Refrigeran kelas B2: beracun dan bisa terbakar. Amoniak termasuk kelas
refrigeran ini.
 Refrigeran kelas B3: beracun dan mudah terbakar. Kelas refrigeran ini tidak
pernah digunakan.

Media pendinginan yang menggunakan unsur Cl

1. Efek terhadap lingkungan


 Meningkatnya sinar ultraviolet B (UV-B). Bahaya sinar ultraviolet yang sampai
ke bumi karena lapisan ozon yang rusak, dapat mengakibatkan kanker kulit dan
menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit.
 Radiasi sinar ultraviolet di laut, misalnya. Dapat mempengaruhi populasi
hewan laut. Sehingga hasil laut bisa berkurang.
 Radiasi sinar ultraviolet di darat mengakibatkan turunnya kualitas tanaman.
Karena daya tahan tanaman tersebut juga lemah, jadi berefek pada jumlah yang
dihasilkannya (hasil panen) dan kualitas yang kurang baik.
 Merusak imunitas tubuh hewan
 Terjadinya global warming. Inilah akibat peningkatan konsentrasi gas rumah
kaca yang dihasilkan dari berbagai aktifitas manusia. Suhu bumi yang
meningkat berdampak pada perubahan iklim yang tak menentu. CFC berperan
dalam terjadinya efek rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu bumi
(pemanasan global).
2. Kelebihan

Pada dasarnya Gas CFC pada porsi yang cukup, memiliki banyak kegunaan.
Berikut ini diantaranya :

 Sebagai pendingin ruangan (AC)

 Pendingin pada lemari es (kulkas)

 Digunakan dalam proses pembuatan plastik

 Bahan dorong dan bahan pelarut

 Digunakan sebagai cairan pembersih

 Dimanfaatkan dalam proses pembuatan busa

 Bahan aktif pemadam kebakaran


 Bahan aktif fumigasi (di pergudangan)

 Digunakan dalam produk pertanian dan kehutanan

 Untuk perabot (furniture)

 Dry clean

 Dimanfaatkan dalam industri elektronik

3. Kekurangan

CFC pada pengharum ruangan, pendingin pada ac kulkas dll. Ancaman yang
diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang
mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. Satu buah molekul CFC memiliki masa
hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu
kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50
km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan
atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan
LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV
memasuki bumi.

Media pendinginan yang tidak menggunakan unsur Cl

1. Efek terhadap lingkungan

 Dapat mengurangi tingkat terjadinya global warming

 Tidak menimbulkan Efek Rumah Kaca

 Familiar dengan Kehidupan manusia

 Tidak beracun

 Tidak perlu penggantian/penambahan komponen pada Mesin AC

 Kerja kompresor menjadi lebih ringan

 Efek pendinginan lebih baik. Mengapa effek pendinginan lebih baik? Kalor laten
penguapan pada NBP (normal boiling point) dari refrigerant Duracool lebih besar
dari refrigerant freon, sehingga pengambilan panas pada saat penguapan lebih
cepat.

 Suara mesin kompresor menjadi lebih halus Kompatibel dengan semua merek AC
Karena kerja compressor yang ringan maka secara teori usia pakai compressor
akan lebih panjang.

2. Kelebihan

 Hemat Listrik / Energi

 Kompatible terhadap semua mesin pendingin yang biasa menggunakan


Refrigeran Sintetis

 Tidak merusak komponen Mesin AC

 Tidak perlu penggantian komponen peralatan AC

 Produk dalam negeri (Pertamina), bahan baku banyak, Supply terjamin, serta
Backup teknis tersedia
 Memenuhi aturan yang telah ditetapkan (Musicool)

British Standard/BS 4434 : 1995 safety and environmental aspect in the design,
construction and installation of refrigerating system and appliances.

AS/NZS-1677 : refrigeration and air Conditioning safety for the use of all refrigerant,
including hidrocarbons.

SNI 06-6500-2000 : Aturan Keamanan Penggunaan Refrigerant pada Instalasi Tetap.

SNI 06-6511-2000 : Pedoman Keamanan Pengisian, Penyimpanan dan Transportasi


Refrigerant Hidrokarbon.

SNI 06-6512-2000 : Pedoman Praktis Pemakaian Refrigerant Hidrokarbon Pada


mesin Tata Udara Kendaraan Bermotor

3. Kekurangan

 Masih belum familiar disemua kalangan seperti Musicool, Drycool, Hycool

4. Contoh
 Duracool

 Musicool

 Drycool

 Hycool

Aplikasi refrigerasi hampir meliputi seluruh aspek kehidupan sehari-hari. Seperti


yang sudah banyak orang ketahui aplikasi refrigerasi adalah mesin pembuat es,
padahal banyak di bidang lain yang menggunakan aplikasi refrigerasi.
Penerapan mesin pendingin dibagi menjadi 5 [lima] kelompok bidang, di antaranya :
1. Refrigerasi domestik
2. Refrigerasi komersial
3. Refrigerasi industri
4. Refrrigerasi transportasi
5. Tata udara industri dan tata udara kenyamanan

REFRIGERASI DOMESTIK
Refrigerasi domestik biasanya memiliki bentuk yang kecil, yang dayanya berkisar
antara 35 W sampai 375 W, seperti lemari es yang biasa dipakai dirumah tangga
REFRIGERASI INDUSTRI/KOMERSIAL
Refrigerasi industri atau komersial sebenarnya kedua bidang ini berbeda, namun
bisa disebut dalam satu kategori, maka dari itu untuk membedakannya biasaya
refrigerasi industri lebih besar kapasitasnya dibandingkan refrigerasi komersial, dan
untuk refrigerasi industri memerlukan staf yang ahli dalam pengoprasiannya.
Contoh industri yang menerapkan refrigerasi diantaranya pabrik susu, pabrik anggur
dan bir, minyak, industri makanan, industri kimia, industri semen, pabrik karet,
industri penyulingan, industri bahan konstruksi bangunan, tekstil, kertas, industri
logam, dan industri yang lainnya.
REFRIGERASI TRANSPORTASI
Aplikasi sistem refrigerasi yang dalam bidang transportasi sangat diperlukan
seperti pendingin pada kereta api, pesawat terbang, truk pembawa sayuran, baik untuk
jarak yang jauh maupun pengiriman jenis lainnya.
TATA UDARA
Pengkondisian udara ruangan yang melibatkan pengendalian temperatur ruangan,
kelembaban, pergerakan aliran udara, dan kebersihan udara. Diantaranya : Tata Udara
Industri
TATA UDARA INDUSTRI
Tata udara yang fungsi utamanya untuk keperluan industri, misalnya :
• Pengendalian variasi ukuran dari produk
Ukuran bergantung pada pemuaian dan pengerutan akibat naik atau turunnya
temperatur
• Pengendalian kadar uap air suatu bahan
• Pengendalian laju reaksi kimia dan biokimia
• Menciptakan udara yang bersih dan steril pada proses produksi yaitu dengan cara
menyaring udara masuk ke ruangan

BAB IV
HASIL DISKUSI

3.1 Pertanyaan-

1. Cara menimialisir Cl jika kita telah terlanjur menggunakan peralatan yang


menggunakan refrigerant dengan campuran bahan Cl (Edwin Syihab 1606410)
2. Bagaiamana cara kerja freon & fungsi freon (Muhammad Farrel 1606177)
3. Komponen yang membuat AC dingin (M. Farhan Husein 1607377)
3.2 Jawaban
1. Cara meminimalisir ketika kita sudah terlanjur menggunakan peralatan yang
menggunakan refrigerant dengan campuran bahan Cl yaitu :
-Kita bisa mengganti refrigerant yang biasa kita gunakan (freon) dengan yang
lebih baik seperti musicool, drycool, hycool, duracool.
-Kita bisa juga mengurangi kadar Cl yang ada di ozon dengan menanam pohon
atau reboisasi
2. Freon adalah zat perantara untuk menyimpan panas. Fungsi Freon (gas) juga
adalah sebagai refrigerant (pendingin) Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang
umumnya adalah fluorocarbon, yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan
melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap
panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan
lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah
penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi
ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas),
dan kipas pada jendela luar. Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke
cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin,
lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas
refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada
condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi
kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat mengontrol motor kompresor untuk
mengatur suhu ruangan.
3. Yang membuat udara dingin berasal dari freon, tetapi komponen pembantu agar
udara panas menjadi dingin adalah cooling coil

BAB V
KESIMPULAN
Suatu sistem pengambilan kalor yang lebih tinggi dari suatu benda atau juga
ruangan, dari temperatur yang lebih tinggi menjadi lebih rendah. Sistem refrigerasi
yang umum dan mudah dijumpai pada apliksai sehari-hari, baik untuk keperluan
rumah tangga, komersial, dan industri, adalah sistem refrigerasi kompresi uap (vapor
compression refrigeration). Pada sistem ini terdapat refrigeran (refrigerant).
Refrigerant terdapat banyak macamnya ada yang mencampur Cl ada juga yang tidak.
Media yang menggunakan unsur Cl dapat menyebabkan penipisan ozon yang
akhirnya akan membuat lubang di ozon tersebut. Refrigerant yang tidak mencampur
unsur Cl biasanya lebih aman (tidak beracun), dapat menghemat penggunaan listrik,
tidak merusak mesin, tidak perlu penggantian komponen mesin. Dalam perencanaan
sebuah sistem refrigerasi, dibutuhkan peralatan utama yang membentuk suatu sistem
refrigerasi yang ideal. Beberapa peralatan yang merupakan peralatan utama adalah :
kompresor, kondensor, evaporator, dan katup expansi atau pipa kapiler.

Daftar Pustaka
https://serviceac.web.id/pengertian-dan-pemahaman-tentang-sistem-refrigerasi-pendin
ginan/
https://serviceaccengkareng.wordpress.com/2011/04/03/fungsi-freon-refrigerator/
https://cvastro.com/cara-kerja-sistem-ac-ruangan.htm
http://oyteswimbo.blogspot.co.id/2011/11/tugas-iad.html

http://rizqiyahakbarmauliddah.blogspot.co.id/2013/01/mekanisme-penipisan-lapisan-o
zon-oleh.html

http://klinikac.com/index.php/tips/93-refrigerant

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit ANDI

http://en.wikipedia.org/wiki/Chlorofluorocarbon

http://inventors.about.com/library/inventors/blfreon.htm

http://oehha.ca.gov/public_info/pdf/TSD%20Freon

http://www.encyclopedia.com/topic/Freon.aspx

http://celakar.blogspot.co.id/2010/01/hdrocarbon-refrigerant-tugas-kimia.html

http://www.globalindoprima.com/hydrocarbon/menggunakan-musicool-refrigerant-ya
ng-ramah-linkungan-dan-hemat-listrik-pada-mesin-ac

https://indonesiasejahtera.wordpress.com/2007/11/01/karakteristik-bahan-dan-aspek-li
ngkungan-refrigeran-hidrokarbon-2/

http://jhonmesinunib.blogspot.co.id/2011/02/sistem-refrigerasi-2.html

Anda mungkin juga menyukai