Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Dengan iringan rahmat, inayah dan hidayah dari Allah SWT, kami telah diberi
kemampuan dapat menyusun sebuah proposal penelitian dihadapan anda ini dengan
judul PENYEBAB TIMBULNYA PENYAKIT DALAM PANDANGAN ISLAM.
Alhamdulillah tiada halangan suatu apapun, sehingga bisa kita baca buku ini, serta
dapat kita ambil manfaatnya.
Adapun tujuan penulis menyusun buku ini mengingatkan di zaman sekarang
banyak para pemuda yang lalai dalam menanggapi penyebab akan timbulnya
penyakit-penyakit di kalangan masyarakat , tak lupa juga melihat penyebab
timbulnya penyakit dalam pandangan Islam .
Nah, itulah sebabnya makalah ini disusun dan sebagai harapan penulis,
semoga dengan hadirnya makalah ini dapatlah dijadikan sebagai bahan pengetahuan,
terutama bagi penulis dan bagi segenap pembaca sekalian, sehingga kita benar-benar
bisa mengamalkan bagaimana cara hidup sehat itu agar tidak menimbulkan penyakit.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan ketidak makalah ini, untuk itu
penulis mengharapkan saran, pendapat dan masukan guna perbaikan menuju pada
kesempurnaan makalah selanjutnya. Demikianlah , semoga makalah ini dapat
menghantarkan penulis dan pembaca dalam merenungi dan memahami akan cara
hidup sehat dan menjauhi tata hidup yang dapat menimbulkan penyakit.

Medan, 5 Desember 2012

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN .................................. 1


1.1 Latar Belakang ................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................... 2
1.3 Pembahasan Masalah ....................................... 3
1.4 Tujuan dan Manfaat ......................................... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................... 10


2.1 Tinjauan Teoritis .............................................. 12

BAB III. METODOLOGI .................................... 11


3.1 Metode Wawancara ......................................... 11

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............. 13


4.1 Kesimpulan dan Saran ..................................... 13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula penyakit yang tibul. Tidak
penyakit dari segi kejiwaan , tidak juga dari segi fisik. Ada banyak penyakit yang timbul
seperti penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh pemikiran-pemikiran yang berlebihan
mengenai duniawi. Kebanyakan dari manusia sekarang terlalu memikirkan duniawi, tamak
akan harta dan kemewahan semua perhiasan duniawi.
Tak juga dari penyakit yang dilihat dari segi fisik, ada banyak penyebab yang
ditibulkan layaknya penyakit jiwa. Ada yang disebabkan oleh banyaknya fikiran , tidak
mendekat akan Allah, dan banyak faktor lainnya.
Oleh karenanya, haruslah kita ketahui akan apa itu penyebab penyakit menurut
perspektif Islam.
Dalam hidup, selain dekat akan Allah, kita juga harus menjaga kebersihan dan tahu
akan cara hidup sehat itu yang seperti apa dan bagaimana. Seperti dalam Islam, itu sangat
ditekankan akan hidup bersih dan sehat yang dikatakan “ annazhafathu minal Iman” yang
artinya kebersihan sebaghagian dari Iman.
Jadi , kita dalam Islam sangat dianjurkan dan ditekankan untuk hidup bersih, bersih
dari kotoran, bersih dari lingkungan kotor dan bersih dari pikiran kotor. Karena
sesungguhnya, penyakit hati dan jiwa itu disebabkan oleh pikiran yang dikotori oleh
pikiran-pikran negatif yang akhirnya bisa saja menimbulkan penyakit hati seperti iri,
dengki, cemburu, dendam , munafik, khianat dan banyak lagi penyakit hati lainnya dan ada
penyakit jiwa .

Perlu diketahui bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya , karena sebagaimana hadis yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra dari Nabi saw bersabda: ‫اه فداَءء إشلل أفننفزفل لفهه ششففاَءء‬
‫ فماَ أفننفزفل ل‬-
Allah swt tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari).

Bila dalam kondisi sakit, umat Islam juga dijanjikan oleh Allah Swt berupa penghapusan
dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya. Hal ini akan
lebih dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.
1.2 Tujuan

 Agar kita dapat mengetahui apa-apa saja penyebab timbulnya penyakit dalam
pandangan Islam
 Agar kita dapat mengetahui pengobatan-pengobatan sesuai dengan ajaran dan
pandangan islam

 Agar kita bisa lebih mengerti dan menerapkan cara hidup sehat menurut pandangan
Islam
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sakit dalam perspektif Islam

Dalam setiap perjalanan hidup manusia, senantiasa dipertemukan pada tiga kondisi
dan situasi yakni sehat, sakit atau mati. Sebagian manusia memandang sehat dan sakit
secara berbeda. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan
mengabaikan perintah Allah Swt, sebaliknya pada kondisi sakit dianggapnya sebuah beban
penderitaan, malapetaka dan wujud kemurkaan Allah Swt kepadanya. Padahal Allah SWT
dalam Q.S. Shaad : 27 selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada
hambanya pasti ada hikmah/pelajaran dibalik itu semua.

Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh
Sang Pencipta Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda
Rasulullah SAW yang artinya “Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum,
dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan
memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan
memperoleh kemurkaan Allah SWT” (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi). Sakit juga dapat
dipandang sebagai peringatan dari Allah SWT untuk mengingatkan segala dosa-dosa akibat
perbuatan jahat yang dilakukannya selama hidupnya. Pada kondisi sakit, kebanyakan
manusia baru mengingat dosa-dosa dari perbuatan jahatnya dimasa lalu. Dalam kondisi
sakit itulah, kebanyakan manusia baru melakukan taubat dengan cara memohon ampunan
kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan jahatnya di kemudian
hari.

Kondisi sehat dan kondisi sakit adalah dua kondisi yang senantiasa dialami oleh
setiap manusia. Allah SWT tidak akan menurunkan suatu penyakit apabila tidak
menurunkan juga obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra
dari Nabi saw bersabda: ‫اه فداَءء إشلل أفننششفزفل لفششهه شششففاَءء‬
‫ فماَ أفننفزفل ل‬-Allah swt tidak menurunkan sakit,
kecuali juga menurunkan obatnya (HR Bukhari).

Bila dalam kondisi sakit, umat Islam dijanjikan oleh Allah Swt berupa penghapusan
dosa apabila ia bersabar dan berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya.
Sebagaimana sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, “Tidaklah seorang
muslim tertimpa derita dari penyakit atau perkara lain kecuali Allah hapuskan dengannya
(dari sakit tersebut) kejelekan-kejelekannya (dosa-dosanya) sebagaimana pohon
menggugurkan daunnya.”

Sementara bagi Umat Islam lainnya yang berada dalam kondisi sehat dianjurkan oleh Allah
Swt untuk menjenguk saudara seiman yang menderita sakit. Apabila orang yang sehat
minta didoakan dari orang yang sakit, maka Allah Swt berjanji akan mengabulkannya. Hal
ini diriwayatkan Asy-Suyuti, “Jika kamu menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar
berdoa kepada Allah untukmu, karena doa orang yang sakit seperti doa para malaikat.”

Dengan demikian, kedudukan orang yang menderita sakit bukanlah orang yang hina,
malah memiliki kedudukan yang mulia. Simak hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari
“Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinambungan
(kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia
tertusuk karenanya, kecuali dengan itu Allah menghapus dosanya.”

Menurut Aswadi Syuhadak dalam sebuah tulisannya berjudul “Sakit versus


Kesembuhan Dalam Islam”, kata maradl (Sakit) dan syifa’ (Sembuh) dalam QS. Al-
Syu`ara’ [26/47]: 80 ‫ت ففههششفو يفنشششفيِشن‬ ‫ فوإشفذاَ فمشر ن‬yang artinya, “apabila aku sakit, Dialah Yang
‫ض ه‬
menyembuhkan aku“, dikaitkan dengan manusia, sedangkan syifa’ (kesembuhan) diberikan
pada manusia dengan disandarkan pada Allah swt. Kandungan makna demikian ini juga
mengantarkan pada sebuah pemahaman bahwa setiap ada penyakit pasti ada obatnya, dan
apabila obatnya itu mengenai penyakitnya sehingga memperoleh kesembuhan, maka
kesembuhannya itu adalah atas ijin dari Allah swt. sebagaimana diisyaratkan dalam hadis
Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi saw bersabda: ‫ب فدفواَهء اَللداَشء بففرأف‬ ‫لشهكلل فداَءء فدفواَءء ففإ شفذاَ أه ش‬
‫صيِ ف‬
‫بشإ شنذشن ل‬. -Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk
‫اش فعلز فوفجلل‬
mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas ijin Allah swt (HR. Muslim).

Lebih lanjut merujuk pada catatan Ibnu Faris, maradl merupakan bentuk kata yang berakar
dari huruf-huruf m-r-dl (‫ ض‬-‫ ر‬-‫ )م‬yang makna dasarnya berarti sakit atau segala sesuatu
yang mengakibatkan manusia melampaui batas kewajaran dan mengantar kepada
terganggunya fisik, mental bahkan tidak sempurnanya amal atau karya seseorang atau bila
kebutuhannya telah sampai pada tingkat kesulitan. Terlampauinya batas kewajaran tersebut
dapat berbentuk ke arah berlebihan yang disebut boros, sombong maupun takabbur; dan
dapat pula ke arah kekurangan yang disebut kikir, bodoh, dungu dan kolot. oleh
karenanya maradl juga dapat dikatakan sebagai hilangnya suatu keseimbangan bagi
manusia.

Aswadi Syuhadak menemukan sebanyak tiga belas kali dalam Al-Qur’an katamaradl,
kesemuanya dikaitkan dengan qulub ‫))قلوب‬, hati dalam bentuk jamak, kecuali sekali disebut
kata qalb dalam bentuk tungal. Kata maradl juga biasa diidentikkan dengan
kata saqam. Dalam hal ini, kata saqam hanya difokuskan pada penyakit jasmani,
sedangkan maradl terkadang digunakan untuk sebutan penyakit jasmani, ruhani dan
psikologis.

Sementara kata syifa’ itu sendiri adalah berakar dari huruf-huruf ‫ ي‬-‫ ف‬- ‫ ش‬dengan pola
perubahannya ‫ شششفاَء‬-‫ يشفي‬-‫( شفى‬syafa-yasyfi-syifa’) yang menurut catatan ibnu Mandhur
berarti obat yang terkenal, yaitu obat yang dapat menyembuhkan penyakit Ibnu Faris
bahkan menegaskan bahwa term ini dikatakan syifa’ karena ia telah mengalahkan penyakit
dan menyembuhkannya. Sejalan dengan pengertian ini, al-Raghib al-Ashfahani justru
mengidentikkan term syifa’ min al-maradl (sembuh dari penyakit) dengan syifa’ al-
salamah (obat keselamatan) yang pada perkembangan selanjutnya term ini digunakan
sebagai nama dalam penyembuhan, baik mabarrat, klinik maupun rumah sakit.

Beberapa pengertian syifa’ tersebut secara sederhana dapat dipahami bahwa syifa’ itu
sendiri selain menunjuk pada proses dan perangkat tekniknya juga merujuk pada hasil yang
diperolehnya, yaitu sebuah kesembuhan dari suatu penyakit. Sedangkan kata sehat yang
merujuk pada kata salim sebagaimana tercantum dalam QS al-Shaffat [37]:85-86 dan QS
as-Syu’ara’ ayat 87-90. Kandungan ayat ini menunjukkan upaya dan permohonan Nabi
Ibrahim kepada Allah swt untuk memperoleh keselamatan maupun kesehatan sejak dalam
kehidupan di dunianya hingga di hari kebangkitan.

Secara filosofis, makna kesehatan menurut ajaran Islam adalah kebersihan dalam diri
manusia meliputi sehat jasmani dan rohani atau lahir dan batin. Orang yang sehat secara
jasmani dan ruhani adalah orang berperilaku yang lebih mengarah pada tuntunan nilai-nilai
ruhaniyah, uluhiyah (ilahiyah) maupun rububiyyah (insaniyah) sehingga melahirkan amal
saleh. Jasad, raga, dan badan serta unsur-unsur fisik yang mengalami kerusakan hingga
kesakitan dapat disembuhkan melalui ayat-ayatqauliyah sebagaimana tersebut dalam QS
al-Isra’: [17/50]: 82-83, ayat-ayat kauniyahdalam QS al-Nahl [16/70]: 69 dan gabungan
antara ayat-ayat qauliyah dan kauniyahsebagaimana diisyaratkan dalam QS al-Taubah
[9/113]: 14 dan 15 yang dapat disebaut sebagai penyembuhan dan kegunaannya secara
holistik.

Untuk mencegah datangnya penyakit, manusia dibebaskan untuk berikhtiar. Namun Islam
sudah memberikan kuncinya secara umum dengan cara mencegah kelebihan makan.Al
Quran mengingatkan, “Makan dan minumlah tapi jangan berlebih-lebihan. Allah tidak
senang kepada orang yang berlebih-lebihan (QS Al-A’raf [7]: 31). Rasulullah juga
memberikan tips dalam sabdanya,” Tidak ada bencana yang lebih buruk yang diisi oleh
manusia daripada perutnya sendiri. Cukuplah seseorang itu mengonsumsi beberapa suap
makanan yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Kalau terpaksa, maka ia bisa
mengisi sepertiga perutnya dengan makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga
sisanya untuk nafasnya” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim).

2.2 Faktor-faktor penyebab penyakit

Faktor penyebab penyakit itu ada 2 yaitu :

1. Penyakit yang disebabkan karena factor medis ( jasmani /tubuh )


2. Penyakit yang disebabkan karena factor non medis ( rohani / jin /setan ).

Penyebab penyakit yang disebabkan dari faktor medis jarang sekali terjadi apalagi hingga
menyebabkan kematian . Faktor non medislah sebenarnya yang banyak menjadi penyebab
timbulnya penyakit yang berbahaya , menular hingga mengakibatkan kematian . Sakit
karena factor non medis yang dibiarkan lama di dalam tubuh manusia maka efeknya
menjadi penyakit medis , padahal apabila penyakit tersebut sudah menyerang jaringan sel –
sel organ tubuh (medis) maka proses penyembuhannya selain sangat sulit juga
membutuhkan waktu yang sangat lama . Penyakit dan makanan itu sama sekali tidak
berhubungan .Pendapat dari ilmu pengetahuan yang salah dan sengaja untuk menjadikan
umat Islam jatuh dalam kekafiran adalah dengan mengatakan karena sakit A maka tidak
boleh makan….. atau jangan makan …..akan membuat sakit B . Inilah salah satu dari
kesalahan umat Islam padahal Allah telah menurunkan petunjuk bagi mereka yaitu kitab Al
Qur’an yang berisikan tentang apapun yang ada di dunia ini :
“Mengapa kamu tidak mau memakan binatang –binatang yang halal yang disebut nama
Allah ketika menyembelihnya ,padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada
kamu apa yang diharamkan atasmu ,kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya .Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia benar –benar hendak menyesatkan orang lain dengan
hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan . Sesungguhnya Tuhanmu ,Dia lah yang lebih
mengetahui orang –orang yang melampui batas ,Qs Al An ‘am ; 119 .

Berbagai ilmu pengetahuan dari semua disiplin ilmu terdapat di dalamnya termasuk ilmu
kesehatan. Sebagai hamba yang beriman kita dilarang mengharamkan makanan yang tidak
diharamkan Allah :

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut –sebut oleh lidahmu secara
dusta “ Ini halal dan ini haram “ untuk mengadakan kebohongan terhadap Allah
.Sesungguhnya orang – orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
mereka beruntung “,Qs An Nahl ; 116 .Inilah diantaranya firman – firman Allah yang
menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara makanan dan penyakit .Adalah dosa
kekafiran bagi mereka yang mengharamkan / melarang / tidak boleh memakan makanan
yang telah di halalkan Allah .Bukankah Allah telah memperingatkan umat Islam tentang
akan adanya penyesatan seperti ini serta dalam hal apapun Allah tidak menyukai segala
sesuatu yang berlebihan .

” Dan mereka mengatakan : Inilah binatang ternak dan tanaman yang dilarang ; tidak
boleh memakannya ,kecuali orang yang kami kehendaki menurut anggapan
mereka,semata –mata membuat kedustaan tehadap Allah .Kelak Allah akan membalas
terhadap mereka atas apa yang selalu mereka ada –adakan “. Qs Al An ‘am ; 138 .

Maka obatnya adalah : Qs YUNUS ; 57


“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit – penyakit didalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang
– orang yang beriman ” .

Salah satu sunnatullah (ketentuan-ketentuan Allah Subhanallahu wa Ta’ala) pada para


hamba-Nya adalah Allah menguji mereka dengan berbagai macam musibah. Dan musibah
ini bentuknya bisa bermacam-macam. Terkadang ia menimpa tubuh kita, terkadang
menimpa harta yang kita miliki, dan terkadang menimpa anak keturunan kita.

Adapun jika timbul pertanyaan: “Mengapa seorang muslim diuji dengan berbagai musibah
secara umum, dan dengan penyakit secara khusus?” Maka jawabannya adalah bahwa
terjadinya penyakit itu memiliki beberapa sebab, di antaranya:

- Seorang hamba melalaikan atau meremehkan sebagian perintah Allah. Sehingga


penyakit tersebut merupakan hukuman dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Allah
Subhanallahu wa Ta’ala berfirman:

“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula)
menurut angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan
diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula)
penolong baginya selain dari Allah.” (An-Nisa’: 123)

Dan Allah Subhanallahu wa Ta’ala juga berfirman:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-
Syuura: 30)

Salah seorang yang shalih dahulu berkata: “Tidaklah aku melakukan suatu perbuatan dosa,
kecuali aku lihat hukumannya menimpa tubuhku, keluargaku, atau hartaku.”

- Penyakit tersebut merupakan penghapus sekian banyak dosa yang dilakukan oleh
seorang hamba, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:

“Tidaklah seorang muslim ditimpa oleh satupun kelelahan, tidak pula penyakit, tidak pula
kegundahan, tidak pula kesedihan, tidak pula gangguan, tidak pula kekhawatiran, bahkan
sampai duri yang menusuknya, kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosanya karenanya.”
(HR. Bukhari 5641, Muslim 6513)

Dan ini adalah sebab kedua timbulnya penyakit.

- Terkadang suatu penyakit merupakan sebab diangkatnya derajat orang yang sakit
di akhirat kelak, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam:
“Sesungguhnya ada seseorang yang mempunyai suatu derajat (yang tinggi) di sisi Allah
namun ia tidak bisa mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan terus-menerus
mengujinya dengan perkara-perkara yang menyusahkannya sampai Dia menyampaikan
orang itu kepada derajat (yang tinggi) tersebut.” (Dikeluarkan oleh Abu Ya’laa 6095, dan
Al-Haakim 344/1 dan hadits ter sebut dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)

Begitu juga sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam:

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan maka Allah akan menimpakan ujian musibah
padanya.” (Dikeluarkan oleh Bukhari 5645)

Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam:

“Jika Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menguji mereka dengan berbagai
macam bala’.”

- Terkadang penyakit itu menjadi sebab untuk mencegah terjadinya sesuatu yang
tidak disenangi, sebagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (Al-Baqarah: 216)

Maka wahai saudaraku, semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala senantiasa memberimu


kesehatan dan selalu melindungimu, ini adalah empat sebab timbulnya penyakit.
Terkadang sebab-sebab tersebut terkumpul dalam satu waktu, dan terkadang pula terpisah
pada kesempatan yang lain. Maka tanyakanlah kepada hatimu -syafaakallaah-: “Termasuk
golongan yang manakah kamu dari keempat kemungkinan sebab di atas?”

Jika engkau termasuk orang yang selalu menjaga dan melaksanakan setiap perintah Allah
Subhanallahu wa Ta’ala, maka optimislah bahwa penyakitmu itu adalah sebab diangkatnya
derajatmu di sisi Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Atau bahwa penyakitmu itu sebagai
penghapus dosa-dosa yang telah engkau lakukan di waktu yang telah lalu.

Jika engkau terkadang lalai mengerjakan suatu kewajiban yang telah Allah Subhanallahu
wa Ta’ala tetapkan, maka segeralah memohon ampun kepada-Nya dari dosa-dosa yang
telah engkau perbuat. Kemudian bergegaslah untuk memperbarui taubatmu kepada Allah
Subhanallahu wa Ta’ala.
Akhlak baik = sehat.

Kadang Banyak masalah timbul akibat kejengkelan pada orang-orang terdekat kita, mulai
hidup dengan rasa ikhlas dan sabar. Inilah berbagai macam penyakit yang ditimbulkannya:

Alergi : Keinginan yang kuat di barengi dengan kejengkelan, ada amalan


untuk keselamatan

Batu ginjal : Ketika istri melakukan kesalahan dan suami ngerti bahwa itu
salah kemudian diam dan jengkel.

Pendengaran kurang: Tidak mendengarkan nasehat orang terutama orang yang terdekat.

Katarak : Memandang pasangan terlalu rendah dan tidak menuruti nasehat


baik pasangannya.

Janin Sungsang : Ketika ada masalah sama suami kemudian istrinya diam dan
jengkel.

Dismenor : Sama suami/anak/orang lain kalau ada masalah sering uring-


uringan.

Anak nakal : Orang tuanya juga sering marah-marah/uring-uringan/emosi.

Tumor ovarium : Punya rasa jengkel banget sama orang tua atau suami.

Nyeri perut : Punya amalan-amalan atau selalu mempunyai ke inginan yang


kuat dan kalu tidak terpenuhi akan jengkel.

Kanker payudara : Sering marah-marah sama suami atau anak.

Asam urat : Tidak luwes dalam keluarga.

Nyeri lutut : Mempunyai keinginan yang kuat dan kalau tidak terlaksana akan
jengkel atau marah.
Nyeri lengan atas kanan : Memberikan nasehat yang baik kepada seseorang kemudian
jengkel karena orang tersebut tidak mampu
melaksanakannya.

Tumor tulang : Mempunyai keinginan yang kuat tapi diam dan jengkel.

Tumor : Orangnya ketaka ada masalah kemudian diam tapi dalam


hatinya emosi.

Diabetes melitus : Suka memerintah terutama sama orang yang dekat dan kalau
tidak di laksanakan akan marah/jengkel.

Ketuban pecah dini: Istri mempunyai rasa jenkel banget sama orang tuanya
terutama ibunya dan suaminya ada rasa marah sama
bapaknya.

Hidrosepalus : Suka marah-marah tapi marahnya di dalam hati atau


marahnya tidak keluar.

Mata min: Memandang sesuatu selalu serius.

Penebalan Kulit : Ada amalan-amalan yang selalu di baca ketika ngelamun atau
lagi beraktifitas.

Susah punya anak : Kurang cekatan/agresif dalam beribadah dan kurang mesra
terhadap pasangan atau sudah dingin.

Semua penyakit semuanya berawal dari perbuatan kita atau orang tua masing-masing.Serta
berawal dari penyakit hati, sehingga jagalah hati kita dan selalu berfikir positif.Agar kita
selau terhindar dari penyakit.

AL QUR’AN menjelaskan PENYAKIT, PENYEBAB DAN PENYEMBUHANNYA

“Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat di dunia
sebelum azab yang lebih besar di akhirat ; mudah – mudahan mereka kembali ke jalan
benar”. SAJDAH ; 21 .
Banyaknya jenis penyakit baru yang menular dan berbahaya saat ini di seluruh
dunia ternyata tidak membuat manusia menjadi sadar akan kesalahannya . Menurut data di
Indonesia dalam 1 hari jumlah manusia yang mati karena sakit mencapai +/- 300 orang
/hari ,ini merupakan PR yang sangat berat bagi pemerintah untuk mengatasinya. Manusia
terlalu yakin dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dikuasainya sehingga lupa
bahwa sakit – sehat ,hidup – mati ,miskin – kaya semua di tangan ALLAH .Tanpa sadar
sebenarnya saat ini kita telah kembali ke jaman jahiliyah ,inilah yang disebut JAHILIYAH
MODERN dimana manusia menyembah ilmu pengetahuan dan teknologi ( berhala /
kebendaan ) . Kenyataan yang kita lihat hingga saat ini teknologi medis /dokter tidak
mampu menyembuhkan penyakit seperti diabet , stroke , kolesterol , lupus , aids , flu
burung /babi dll .Saat ini ilmu kedokteran hanyalah sekedar untuk mengurangi rasa sakit .
Dan saya yakin dalam waktu dekat akan muncul lagi penyakit – penyakit baru sebagai azab
/ hukuman Allah karena kekafiran manusia .

Apabila kita cermati munculnya semua penyakit yang berbahaya itu adalah dari
negara non muslim (kafir) yang kemudian menular kepada orang – orang Indonesia yang
kafir , terlebih saat ini penyakit -penyakit tersebut sudah menyerang baik kalangan tua /
muda , miskin / kaya .Bahkan akhir – akhir ini ada penyakit yang namanya diharamkan
agama Islam yaitu babi (flu babi) . Anehnya justru dari pondok – pondok pesantrenlah
yang banyak terserang penyakit flu babi .

Mengapa di Indonesia flu babi banyak berjangkit di pondok –pondok pesantren


bukan di lingkungan perumahan atau tempat – tempat belajar yang lain ? .Inilah akibat
terlalu kafirnya umat Islam di Indonesia sehingga petunjuk Allah di depan mata sendiri
juga mereka tidak kelihatan

Lebih jelasnya kita lihat bagaimana Al Qur’an menjawab masalah tersebut :

Penciptaan manusia adalah terdiri dari :

Tubuh diciptakan dari tanah sebagai tempat bagi :

 Nyawa berpusat di otak sbg pengendali seluruh anggota tubuh .


 Jiwa berpusat di hati sebagai filter darah sebelum ke otak .

 Roh ( listrik atau energi ) .


Masing – masing bagian tersebut memiliki daya /energi sendiri – sendiri .Daya masing –
masing harus seimbang ,apabila dari salah satu berkurang / berlebihan /berubah dayanya
maka itulah yang disebut dengan penyakit .

Sebagai umat muslim maka perlu kita ketahui bahwa dunia medis itu berkiblat kepada
bangsa Yahudi yang sebagai mana tersebut di dalam Al Qur’an Allah memerintahkan
kepada kita kaum muslim untuk berhati – hati dan waspada kepada mereka .Bangsa Yahudi
diberi Allah karunia kepandaian lebih dari bangsa lain di seluruh dunia maka mereka akan
selalu berupaya untuk menjadikan umat Islam menjadi kafir .Penyebab utama munculnya
penyakit non medis adalah jiwa ,

“ Demi jiwa dan apa yang menyempurnakannya .Lalu diilhamkan Allah kepadanya jalan
yang salah dan jalan yang benar .Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
membersihkan jiwanya ….”, Qs As -Syams ; 7 – 10 .

Jiwa adalah sarana bagi setan untuk menyesatkan manusia ( nafsu ammaroh / Qs Yusuf ; 53
dan lauwwamah /Qs Al Qiyamah ; 2) dan juga sarana bagi Allah untuk memberi petunjuk
manusia ( nafsu sufiah /Qs mariyam ; 17 dan mudmainah /Qs Al Fajr ; 27) .Karena
manusia banyak melakukan perbuatan kekafiran maka hukuman / azab Allah di dunia akan
diturunkan kepadanya yaitu berupa penderitaan rasa sakit yang diderita tubuhnya yang
sebelumnya diawali dengan , “ Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka
dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat ”,Qs Al baqarah ;
7.

Selain pendengaran dan penglihatan tubuh /dunia kita juga memiliki pendengaran dan
penglihatan hati maka apabila keduanya ditutup oleh Allah ,kita akan merasakan siksa
/sakit yg berat ; lebih jelasnya adalah sebagai berikut :

Karena seseorang melakukan perbuatan kekafiran maka dengan mudah masuklah jin kafir /
setan /virus ke tubuh .Sebab pada saat manusia melakukan kekhafiran maka pada saat itu
lepaslah iman di hatinya ,sehingga tidak ada pertahanan pada tubuh manusia tersebut
.Masuk melalui pori –pori kulit ke pembuluh darah yang ditandai dengan rasa kesemutan
pada bagian tubuh tertentu sehingga mengakibatkan terganggunya peredaran darah .Selang
beberapa lama kemudian anggota tubuh terasa berat /ringan / mati rasa .

Apabila hal ini tidak segera ditangani dengan benar dan tepat yaitu dengan bertobat dan
kembali ke jalan yang benar maka penyakit akan lebih parah “Dalam hati mereka ada
penyakit lalu di tambah ALLAH penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan
mereka berdusta “,Qs Al Baqarah ; 10. bagian tubuh yang telah mati rasa tersebut lambat
laun akan tidak berfungsi sehingga akan merusak sel -sel jaringan tubuh manusia (anggota
tubuh menjadi mengecil atau rusak /luka ) jin kafir tersebut akan terus menyebar ke hati
dan akhirnya ke otak yang akan menyebabkan penderitaan yang sangat pedih hingga
kematian .Nyawa pusatnya di otak manusia mengendalikan seluruh tubuh manusia dengan
darah sebagai sarana pengendalinya .Otak sangat tergantung kepada hati (jiwa) yang
berfungsi sebagai filter bagi darah ( sirkulasi )yang akan masuk ke otak .Terganggunya
peredaran darah di bagian tubuh inilah yang menyebabkan munculnya penyakit (diabet,
kolesterol, asam urat dll) ) .Apabila hati (jiwa) sudah tidak bisa lagi menjadi filter yang
baik sehingga mengakibatkan darah yang ke otak telah terkontaminasi oleh virus
/penyakit /jin kafir inilah penyebab penyakit yang sangat kecil sekali kemungkinannya
dapat disembuhkan (stroke,tumor, aids, lupus, dll) ) .Selain itu juga mengakibatkan
gangguan dalam berpikir karena peredaran darah dan syaraf – syaraf yang menuju ke otak
telah tersumbat /terganggu dengan adanya jin kafir tersebut .

Tubuh manusia dikendalikan oleh otak dan hati ( nyawa dan jiwa ) ,apabila manusia dalam
kehidupannya banyak mengikuti kemauan nafsu amarah (berbuat kejahatan) dan
lauwwamah (iri ,dengki ,serakah dll) atau kekafiran ,musryk dan syirik adalah
perbuatan dosa yang tidak diampuni Allah maka Allah menurunkan azab /
menghukumnya dengan penyakit / sakit yang sangat menyiksa dan sesungguhnya
hukuman Allah kelak di akhirat jauh lebih pedih / menyakitkan, juga sebagai
peringatan bagi manusia agar segera bertaubat dan kembali ke jalan yang benar
.Karena penyakit yang berbahaya selama ini dikatakan sebagai cobaan dari Allah oleh
para ulama ,akibatnya umat Islam tidak mengetahui kesalahannya dan bertobat .Ini
disebabkan karena hampir semua ulama terkena penyakit tersebut sehingga dibuatlah
hadist oleh mereka untuk menutupi ayat – ayat Al Qur’an . Mereka telah berdusta
kepada Allah dan kepada umat Islam .Sesungguhnya setan adalah musuh manusia
yang nyata maka apabila dibiarkan setan mengendalikan otak dan hati manusia maka
siksa Allah baginya di dunia dan akhirat .
Hanya keimanan yang dapat menangkal semua penyakit itu maka “ Jagalah Imanmu “.
Dalam bahasa medis dikenal dengan istilah virus / kuman ,maka bahasa non medis
(keimanan) disebut dengan jin dan setan ,itulah mengapa virus / kuman digambarkan
dengan manusia yang sangat kecil dengan memiliki tanduk di kepalanya serta ekor
yang pada ujungnya tajam dan runcing itu sakit dalam pandangan Islam.

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan umat
manusia secara beramai-ramai memburu kemewahan hidup, disisi lain masih banyak
manusia yang terkungkung dengan penderitaan hidup. Akibat ketidak mampuan mengatasi
kesulitan hidup banyak manusia yang mengalami kegoncangan jiwa karena tertekan oleh
suatu kondisi. Kondisi yang menekan ini membuat jiwanya goncang lalu menimbulkan
penderitaan bathin atau muncul bermacam-macam penyakit pada fisik.

Dalam perjalanan hidupnya didunia, manusia menjalani tiga keadaan penting: sehat, sakit
atau mati. Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan,
yang saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit
merupakan warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih
hidup. Tetapi kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil.
Kebanyakan mereka menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit
hanya dianggap sebagai beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali.
Orang yang beranggapan demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT
selalu menciptakan sesuatu atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada
hikmah / pelajaran dibalik itu semua. (Q.S. Shaad : 27)

Walaupun demikian tidak seorang pun menginginkan dirinya sakit, namun kalau
dia datang manusia tidak kuasa untuk menolaknya. Dalam keadaan sakit seseorang selain
mengeluhkan penderitaan fisiknya juga biasanya disertai gangguan/guncangan jiwa dengan
gejala ringan seperti stes sampai tingkat yang lebih berat. Hal ini wajar karena secara fisik
seseorang yang sedang sakit akan dihadapkan kepada tiga alternatif kemungkinan yang
akan dialaminya, yaitu : sembuh sempurna, sembuh disertai cacat sehingga terdapat
kemunduran menetap pada fungsi-fungsi organ tubuhnya, atau meninggal dunia. Alternatif
meninggal umumnya cukup menakutkan bagi mereka yang sedang sakit, karena mereka
seperti juga kebanyakan diantara kita belum siap menghadapi panggilan malakul maut.
Kecemasan atau ketakutan pada penderita ini, dapat menyebabkan timbulnya stess psikis
yang justru akan melemahkan respons imonologi (daya tahan tubuh) dan mempersulit
proses penyembuhan diri bagi mereka yang sakit. Menghadapi kondisi seperti ini
bimbingan ruhani sangat diperlukan agar jiwa manusia tidak terguncang dan menjadi lebih
kuat, yang pada akhirnya akan membantu proses kesembuhan

Gangguan psikis lainnya yang sering dialami oleh orang sakit adalah rasa putus asa,
terutama bagi penderita yang kronis dan susah sembuh. Karena tipisnya aqidah (keimanan)
kemudian muncul keinginan pada diri orang sakit untuk mengakhiri hidup dengan jalan
yang tidak diridhai Allah SWT. Semua ini diakibatkan oleh hilangnya keyakinan kepada
rahmat Allah SWT, sehingga kadang kala ada pasien yang sengaja meninggalkan ibadah
sehari-hari, seperti doa, dzikir, atau sholat. Akibatnya semakin gersanglah nurani orang
sakit tersebut dari sibghah ilahi rabbi.

Sakit sebagai salah satu ciptaan Allah SWT yang ditimpakan kepada manusia juga pasti
ada maksudnya. Salah satu hikmah Allah SWT kepada hamba-Nya adalah sebagai ujian
dan cobaan untuk membuktikan siapa-siapa saja yang benar-benar beriman. Firman Allah
SWT :

Artinya : 214- Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum
kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan
(dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang
yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Q.S. Al Baqarah : 214)

Demikianlah Allah SWT akan menguji hamba-hamba-Nya dengan kebaikan dan


keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan
mengetahui keutamaan Allah SWT serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian Allah
SWT juga akan menguji manusia dengan keburukan seperti sakit dan miskin, agar mereka
bersabar dan memohon perlindungan serta berdo'a kepada-Nya.
Amat banyak orang yang tidak memahami kenapa ia harus sakit, sehingga secara
tidak sadar ia menganggap bahwa penyakit yang dideritanya tersebut sebagai malapetaka
atau kutukan Allah yang dijatuhkan kepadanya. Tidak sedikitpun orang yang tatkala
ditimpa penyakit menjadi putus asa, kehilangan pegangan, bahkan berburuk sangka kepada
Allah SWT. Lalu timbul rasa tidak puas kepada Allah SWT, merasa bahwa dengan sakitnya
itu Allah bersikap tidak adil, sehingga ia tidak lagi menjalankan kewajiban-kewajiban-Nya
sebagai hamba Allah. Padahal di waktu sehat, ia selalu mengucapkan dalam salatnya :

Artinya : "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam" (Q.S. Al An'am : 162)

Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada
hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit disana terkandung pahala,
ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT. Aisyah pernah
meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Tidak ada musibah yang menimpa diri
seorang muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, sampai-sampai sakitnya
karena tertusuk duri sekalipun" (H.R. Buchari)

Sabda Rasulullah SAW :

‫وإن ا تعالى أذا أحب قوما ابتلهام فمن رضي فله الرضاومن فله السخط‬

(‫)رواه ابن ماجه و الترمذى‬

Artinya : Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan
berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh
keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan
memperoleh kemurkaan Allah SWT. (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi)

Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda :


‫ ما يصيب المسلم من نصب ول هام ول حححزن ول‬: ‫ عن النبي صلى ا عليه وسلم قال‬: ‫عن ابي هاريرة رضي ا عنه‬
(‫فر ا بها خطاياه)رواه البخارى و مسلم‬: ‫أذى ولغام حتى شوكة يشاكها إل‬

Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang
muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada
dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya (H.R. Bukhari dan Muslim).

Allah SWT menciptakan cobaan antara lain untuk mengingatkan manusia terhadap rahmat-
rahmat yang telah diberikan-Nya. Allah SWT memberikan penyakit agar setiap insan dapat
menyadari bahwa selama ini dia telah diberi rahmat sehat yang begitu banyak. Namun
kesehatan yang dimilikinya itu sering kali di abaikan, bahkan mungkin disia-siakan.
Padahal ia mempunyai harga yang sangat bernilai tiada tolak ukur dan bandingannya.

Disamping itu, sakit juga digunakan oleh Allah SWT untuk memperingatkan manusia atas
segala dosa-dosa dan perbuatan jahatnya selama hidup di dunia. Kalau dahulu seorang
insan yang banyak berbuat kesalahan tidak berfikir tentang dosa dan pahala, maka disaat
sakit biasanya manusia teringat akan dosa-dosanya sehingga ia berusaha untuk bertaubat
dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan umat
manusia secara beramai-ramai memburu kemewahan hidup, disisi lain masih banyak
manusia yang terkungkung dengan penderitaan hidup. Akibat ketidakmampuan mengatasi
kesulitan hidup banyak manusia yang mengalami kegoncangan jiwa karena tertekan oleh
suatu kondisi. Kondisi yang menekan ini membuat jiwanya goncang lalu menimbulkan
penderitaan bathin atau muncul bermacam-macam penyakit pada fisik.

Dalam perspektif Islam, setiap penyakit merupakan cobaan yang diberikan oleh
Sang Pencipta Allah SWT kepada hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Sabda
Rasulullah SAW yang artinya “Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum,
dicobanya dengan berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan
memperoleh keridhoan Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan
memperoleh kemurkaan Allah SWT” (H.R. Ibnu Majah dan At Turmudzi). Sakit juga dapat
dipandang sebagai peringatan dari Allah SWT untuk mengingatkan segala dosa-dosa akibat
perbuatan jahat yang dilakukannya selama hidupnya. Pada kondisi sakit, kebanyakan
manusia baru mengingat dosa-dosa dari perbuatan jahatnya dimasa lalu. Dalam kondisi
sakit itulah, kebanyakan manusia baru melakukan taubat dengan cara memohon ampunan
kepada Allah SWT dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan jahatnya di kemudian
hari.

3.2. Saran

 Baiknya kita jangan mencari kemewahan dunia, sehingga kita dapat menjauh dari
penyakit hati maupun jiwa
 Dapat terhindar juga dari penyakit fisik yang disebabkan oleh pikiran-pikiran
duniawi.
 Jangan sekalipun lupa akan kebersihan , karena kebersihan itu adalah pangkal
kesehatan. Seperti di dalam Islam , dikatakan Annazhafathu minal Iman yang
artinya “kebersihan itu adalah sebagian dari Iman”.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai