Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM IV

Topik : Alga Makroskopis


Tujuan : Untuk mengamati berbagai bentuk awetan alga
Hari / Tanggal : Rabu/ 10 Oktober 2018
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan:
1. Lup
2. Pinset
3. Baki
4. Kaca arloji
Bahan yang digunakan:
1. Ulva sp
2. Codium sp
3. Gracilaria sp
4. Enteromorpha sp
5. Gigartina papillata
6. Padina sp
7. Sargasum sp
8. Fucus sp
9. Eucheuma spinosum

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil awetan yang telah disediakan.
3. Mengamati bagian-bagiannya dengan menggunakan lup.
4. Menggambar awetan dan memberi nama pada setiap awetan serta
keterangan.
III. TEORI DASAR
Alga pada umumnya hidup di air, baik di air tawar maupun di air laut serta
tempat-tempat lembab. Tubuh alga menunjukan keanekaragaman yang sangat
banyak tetapi semua selnya selalu jelas memiliki plastida dan inti. Dalam
plastida terdapat klorofil dan pigmen lain yang kadang-kadang lebih
menonjol, sehingga memudahkan untuk mengelompokan dan memberi nama
berdasarkan pigmen tersebut. Sehingga kita mengenal istilah ganggang hijau,
ganggang merah, ganggang biru, ganging coklat, dan ganggung keemasan.
Hampir semua ganggang termasuk plantae kecuali ganggang biru.
Alga merupakan sumber daya nabati berbagai bahan kebutuhan manusia,
ada yang langsung dipakai sayuran dari jenis alga hijau. Ada yang
menghasilkan bahan obat dari jenis alga pirang dan merah. Selain itu ada
yang menghasilkan soda, magnet, yodium dan lain-lain.

IV. HASIL PENGAMATAN


A. Tabel Hasil Pengamatan
No Nama alga Keterangan Gambar pengamatan
1. Ulva sp Panjang : 5 cm
Warna : coklat kusam
Bentuk : lembaran
Tekstur : tipis
Permukaan : licin
Habitat : dasar pantai,
berbatu atau pasir
2. Codium sp Panjang : 12 cm
Warna : putih kusam
Bentuk : silinder
Tekstur : kenyal
Permukaan : kasar
Habitat : air laut
3. Glacilaria sp Panjang : 4,8 cm
Warna : putih kusam
Bentuk : seperti akar
Tekstur : keras
Permukaan : kasar
Habitat : air laut
4. Enteromorpha Panjang : 3 cm
sp Warna : hijau tua
Bentuk : lembaran
Tekstur : tipis
Permukaan : licin
Habitat : air laut
5. Gigartina Panjang : 5 cm
papillata Warna : krim
Bentuk : lembaran
Tekstur : berdaging
Permukaan : licin
Habitat : air laut
6. Padina sp Panjang : 2 cm
Warna : coklat bening
Bentuk : seperti kipas
Tekstur : lembek tipis
Permukaan : licin
Habitat : air laut
7. Sargassum sp Panjang : 4 cm
Warna : kecoklatan
Bentuk : seperti thallus
Tekstur : rapuh
Permukaan : kasap
Habitat : batu karang
8. Fucus sp Panjang : 4 cm
Warna : coklat
Bentuk : bulat
Tekstur : kenyal
Permukaan : licin
Habitat : air laut
9. Eucheuma Panjang : 5 cm
spinosum Warna : putih kusam
Bentuk : memanjang
Tekstur : kenyal
Permukaan : kasar
Habitat : air laut

B. Foto Pengamatan
1. Ulva sp 4. Enteromorpha sp

Sumber: Dok. Pribadi.2018 Sumber: Dok. Pribadi.2018


2. Codium sp 5. Gigartina papillata

Sumber: Dok. Pribadi.2018 Sumber: Dok. Pribadi.2018


3. Glacilaria sp 6. Podina sp

Sumber: Dok. Pribadi.2018 Sumber: Dok. Pribadi.2018


7. Sargassum sp 9. Eucheuma spinosum

Sumber: Dok. Pribadi.2018 Sumber: Dok. Pribadi.2018


8. Fucus sp

Sumber: Dok. Pribadi.2018

C. Foto Literatur
1. Ulva sp 3. Enteromorpha sp

Sumber: Firman.2010 Sumber: Cinta.2012


2. Codium sp 4. Gigartina papillata

Sumber: Jacinto.2009 Sumber: Ramadhan.2016

5. Glacilaria sp 6. Padina sp

Sumber: Firman.2010 Sumber: Anjelia.2014


7. Sargassum sp 8. Eucheuma spinosum

Sumber: Firman.2010 Sumber: Rayhan.2018


9. Fucus sp

Sumber: Firman.2010
V. ANALISIS DATA
1. Ulva sp
Klasifikasi:
Divisio : Thallophyta
Classis : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Familia : Ulvaceae
Genus : Ulva
Species : Ulva sp
Sumber: (Gembong, 1989)
Pada saat pengamatan terlihat Ulva ini berwarna coklat kusam,
berbentuk lembaran dan permukaannya licin. Pada pengamatan terlihat
berwarna coklat kusam dikarenakan alganya berupa awetan dan sudah
berumur cukup lama sehingga terjadi perubahan warna. Ulva atau yang biasa
disebut selada air, banyak ditemukan di lautan dan muara perairan, ada yang
menempel di batu atau kayu. Thalusnya terdiri dari dua lapis sel yang
membentuk struktur seperti parenkim. Ulva yang dewasa tidak mempunyai
stromatik karena mengalami kegagalan pada saaat pembentukan thalus.
Ulva atau selada laut (sea lettuce) adalah rumput laut yang tergolong
dalam divisi Chlorophyta. Termasuk dalam divisi Chlorophyta karena sel-sel
mengandung banyak mengandung klorofil a sehingga memberikan warna
hijau pada rumput laut ini. Morfologinya berupa thallus tipis dan gepeng
seperti pedang yang terdiri atas 2 lapis sel. Tidak ada diferensiasi jaringan
dan seluruh sel memiliki bentuk yang kurang lebih identik, kecuali pada sel-
sel basal yang mengalami elongasi membentuk rhizoid penempel. Masing-
masing sel pada spesies ini terdiri atas sebuah nukleus, dengan kloroplas
berbentuk cangkir, dan sebuah pirenoid (Guiry, 2007).

2. Gracilaria sp
Klasifikasi:
Divisio : Thallophyta
Classis : Rhodophyceae
Ordo : Nemastomales
Familia : Sphaerococcaceae
Genus : Gracillaria
Spesies : Gracillaria sp
Sumber: (Gembong, 1989)
Pada saat pengamatan Gracilaria sp ini berwarna putih kusam,
berbentuk silinder dan permukaannya kasar. Gracilaria sp termasuk alga
merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau
kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan
mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain
tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang
mengadakan fluoresensi.. Spesies ini termasuk alga merah karena memiliki
pigmen berwarna merah (Rhodon) sehingga thallus berwarna merah. Pada
pengamatan terlihat berwarna putih kusam dikarenakan alganya berupa
awetan dan sudah berumur cukup lama sehingga terjadi perubahan warna.
Bentuk thallus bulat memanjang dengan pinggir bergerigi. Thallus
Gracillaria sp berbentuk gepeng dengan percabangan dikhotom. Alga ini
bermanfaat sekaligus mempunyai nilai ekonomi karena dapat menghasilkan
bahan agar-agar
Gracilaria sp. merupakan tumbuhan makroalga yang kebanyaan hidup
dilaut dangkal. Gracilaria sp memiliki ciri umum empunyai bentuk thallus
silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai
pada yang rumit dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli
(kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus atau
berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5 –2 mm. Panjang dapat
mencapai 30 cm atau lebih dan Glacilaria tumbuh di rataan terumbu karang
dengan air jernih dan arus cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28 per mil
(Anggadiredja et al. 2006)

3. Padina sp
Klasifikasi:
Divisio : Thallophyta
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Dictyotales
Familia : Dictyotaceae
Genus : Padina
Species : Padina sp
Sumber : (Gembong, 1989)
Pada saat pengamatan Padina sp ini berwarna coklat bening berbentuk
seperti kapas dan permukaannya lembek tipis, melekat dengan menggunakan
rizoid. Di sepanjang permukaan thalusnya terdapat garis-garis yang
melengkung. Memiliki kromatofora berwarna coklat karena banyak
mengandung pigmen fotosintetik fukosantin, disamping klorofil a, selnya
berflagel dua, tidak sama panjang. Termasuk Phaeophyta yang multiseluler.
Kromatofora berwarna cokelat pada Padina sp karena banyak
mengandung pigmen fotosintetik fukosantin, disamping klorofil a. selnya
berflagel dua, tidak sama panjang. Di bagian yang menyerupai kipas terdapat
garis-garis horisontal yang disebut garis konsentris. Di ujung daun terdapat
penebalan yang disebut penebalan gametangia yang berfungsi sebagai
reproduksi gamet dan pelindung daerah pinggiran daun agar tidak sobek
karena ombak besar pada zona pasang-surut. (Hoek, 1995)

4. Sargassum sp
Klasifikasi:
Divisio : Thallophyta
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Familia : Sargassumceae
Genus : Sargassum
Spesies : Sargassum sp
Sumber : (Gembong, 1989)
Pada saat pengamatan Sargassum sp ini berwarna kecoklatan
berbentuk seperti thallus dan permukaannya kasap. Bentuk daun melebar,
lonjong atau seperti pedang. Mempunyai gelembung udara (bladder) yang
umumnya soliter.. Adanya pigmen coklat yang menutupi warna hijau, hasil
fotosintesis terhimpun dalam bentuk laminaran dan alginat serta adanya
flagel.
Sargassum sp.adalah rumput laut yang tergolong divisi Phaeophyta
(ganggang coklat). Spesies ini dapat tumbuh sampai panjang 12 meter.
Tubuhnya berwarna cokelat kuning kehijauan, dengan struktur tubuh terbagi
atas sebuah holdfast yang berfungsi sebagai struktur basal, sebuah stipe atau
batang semu, dan sebuah frond yang berbentuk seperti daun. Warna coklat
pada algae divisi Phaeophyta muncul akibat dominansi dari pigmen
fucoxanthin, klorofil a dan c, beta-karoten, dan xantofil lainnya. Karbohidrat
yang disimpan sebagian besar tersedia dalam bentuk laminaran (polisakarida
glukosa; terbentuk dari proses fotosintesis), disertai dengan pati dalam
jumlah tertentu tergantung spesiesnya. Dinding selnya terbuat dari selulosa
dan asam alginat (Guiry, 2007).

5. Gigartina papillata
Klasifikasi:
Divisio : Thallophyta
Classis : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Gigartinaceae
Genus : Gigartina
Species : Gigartina papillata
Sumber : (Gembong, 1989)
Pada saat pengamatan Gigartina papillata ini berwarna krim
berbentuk lembaran dan permukaannya licin. Pada dasarnya Alga ini
berwarna kemerahan dan thallusnya bercabang-cabang beraturan dan
mempunyai bentuk seperti lembaran-lembaran, percabangannya menyirip
atau menggarpu. Pada pengamatan terlihat berwarna krim dikarenakan
alganya berupa awetan dan sudah berumur cukup lama sehingga terjadi
perubahan warna. Habitat pada air laut, tempat melekat pada batuan pantai.
Perkembangbiakan seksual berlangsung dari ujung sel-sel cabang thallus
terbentuk dua anteridium yang masing-masing terdiri dari satu sel saja.
Berasal dari penonjol gametagonium betina yang disebut dengan
karpogonium.
Spesies ini biasanya tumbuh menempel di rataan batu pada terumbu,
terutama di tempat-tempat yang masih tergenang air pada saat air surut
rendah. (Afrianto dan Liviawat,2001). Spesies ini biasanya tumbuh menempel
di rataan batu pada terumbu, terutama di tempat-tempat yang masih tergenang
air pada saat air surut rendah. Alga ini dimanfaatkan sebagai sumber agar-
agar, carragenan, bahan anti bakteri dan bahan anti tumor. Alga ini juga kaya
akan asam folat dan asam folinat. Sejumlah dari mereka dapat diunakan
sebagai bahan mentah karageenan, sebagai contoh Gigartina stellatai
(Romimohtarto dan Juwana, 2007)

6. Codium sp
Klasifikasi:
Divisio : Thalophyta
Classis : Rhodophyceae
Ordo : Gelidiales
Familia : Codiaceae
Genus : Codium
Spesies : Codium sp
Sumber : (Gembong, 1989)
Pada saat pengamatan Codium sp ini berwarna putih kusam berbentuk
silinder dan permukaannya kasar. Pada dasarnya alga ini berwarna hijau tua
yang berbentuk bulat memanjang atau silindris yang bercabang-cabang
seperti ranting dan banyak mengandung bahan agar-agar (floridean). Pada
pengamatan terlihat berwarna krim dikarenakan alganya berupa awetan dan
sudah berumur cukup lama sehingga terjadi perubahan warna. Alga ini
tumbuh mendatar pada substratnya dan bagian atasnya yang bercabang
merupakan alat reproduksinya. Sebagian besar epifit pada alga yang lain atau
air.
Codium sp alga yang termasuk dalam kelas phaeophyceae yaitu alga
yang memiliki pigmen coklat.Berdasarkan literature, Ciri-ciri umum spesies
ini adalah tumbuh tegak dan rimbun, warna hijau, alat pelekatnya berupa
serabut rhizoid, tinggi sekitar 10 cm, thallus lunak seperti spon, bentuknya
seperti buluh (silindris), tersusun oleh filamen utrikula yang berbentuk unik.
Habitat dari spesies ini banyak hidup di zona pasang surut. Menempel pada
batu karang yang sedikit tertutup pasir. Sebagai alga tropis dan tersebar di
hampir sebagian besar perairan kepulauan Nusantara. Codium sp. dapat
dikonsumsi sebagai sayuran segar. (Yudianto,1992)

7. Fucus sp
Klasifikasi
Divisio : Phaeophyta
Classis : Phaeophyceae
Ordo : Fucales
Familia : Fucaceae
Genus : Fucus
Spesies : Fucus sp
Sumber : (Gembong, 1989)
Pada saat pengamatan Codium sp ini berwarna coklat berbentuk bulat
dan permukaannya licin, terdapat bintik-bintik halus, teksturnya kenyal, dan
habitatnya di bebatuan di laut.
Menurut literatur, Fucus sp merupakan salah satu alga coklat sehingga
termasuk dalam kelas Phaeophyceae, hal ini dikarenakan Fucus sp. memiliki
pigmen fikosantin yang menyebabkan organisme ini berwarna coklat. Fucus
sp. hidup di laut dan merupakan daerah beriklim dingin di belahan bumi
utara.Berwarna coklat tua berbentuk pita yang bercabang dikotom dengan
suatu rusuk tengah, melekat pada karang dengan suatu alat pelekat. Fucus sp.
mempunyai gelembung udara yang berfungsi untuk menyimpan udara untuk
mengapung. Alga ini juga dapat melapukkan bebatuan dan dapat dijadikan
sebagai indikator adanya pencemaran logam berat seperti Cadmium, Cu, dan
Pb. Fucus sp. merupakan salah satu alga yang tidak memiliki pergiliran
keturunan. (Yudianto,1992)

8. Enteromorpha sp
Klasifikasi
Divisi : Chlorophyta
Classis : Ulvophyceae
Ordo : Ulvales
Familia : Ulvaceae
Genus : Enteromorpha
Spesies : Enteromorpha sp
Sumber : (Gembong, 1989)
Pada saat pengamatan Enteromorpha sp ini berwarna hijau tua
berbentuk lembaran dan permukaannya licin, Thalus dari enteromorpha adalah
berbentuk tabung dengan dinding tabung lapisan sel tunggal tebal. Talus dapat
bercabang atau tidak bercabang, dan ada berbagai macam bentuk dalam genus.
Struktur tubuhnya memanjang dan berbentuk lembaran, bercabang dari dasar,
daunnya berongga dengan warna hijau. Enteromorpha melekat ke substrat
dengan pegangan erat disk-seperti. Pegangan erat ini dibentuk oleh sel basal
membagi menjadi tiga atau empat sel pegangan erat yang memanjang dan
mengalami pembelahan lanjut.

9. Eucheuma spinosum
Klasifikasi:
Divisio : Thallophyta
Classis : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Familia : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Species : Eucheuma spinosum
Sumber : (Gembong, 1989)
Eucheuma spinosum dikenal dengan nama ilmiah Eucheuma
muricatum dan Eucheuma denticulatum merupakan penghasil utama iota
karaginan. Ciri fisik Eucheuma spinosum mempunyai bentuk thallus bulat
tegak, dengan ukuran panjang 5-30 cm, transparan, warna coklat kekuningan
sampai merah kekuningan. Permukaan thallus tertutup oleh tonjolan yang
berbentuk seperti duri-duri runcing yang tidak beraturan, duri tersebut ada
yang memanjang seolah berbentuk seperti cabang. Tanaman tegak karena
percabangannya yang rimbun dapat membentuk rumpun. Percabangan thallus
tumbuh pada bagian yang tua ataupun muda tidak beraturan. Di daerah
Cirebon, Solor, Selat Sunda dikenal sebagai rambu kasang, di Madura dikenal
sebagai bulung agar dan di Pulau Seribu dikenal sebagai agar patah tulang
(Atmadja dkk., 1996).

VI. KESIMPULAN
1. Algae atau ganggang merupakan tumbuhan thalus (Thallophyta) yang
memiliki klorofil sehingga dapat berfotosintesis dan bersifat autotrof.
2. Bentuk thalus alga bermacam–macam ada yang berbentuk lembaran,
lembaran yang bercabang, lembaran dun yang pipih, dan bercabang-
cabang seperti ranting
3. Tempat hidup alga adalah tempat yang basah atau di air tawar, seperti
danau, kolam dan ada juga yang hidupnya di laut.
4. Permukaan thalus alga ada yang kasar dan ada pula yang licin.
5. Yang termasuk alga makroskopis antara lain Ulva sp, Gracilaria sp,
Padina sp, Sargassum sp, enteromorpha sp, Gigartina papillata, dan
Codium sp, Fucus sp, Eucheuma spinosum

VII.DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2018. Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Rendah.
Banjarmasin: CV Batang.

Anggadiredja, T. Dkk. (2006). Rumput Laut . Jakarta : Penerbit Penebar

Anjelia.2014.https://bellaanjeliafkipbiologi2014.wordpress.com/materi-
algae/. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018.

Cinta.2012.http://nandhacinta.blogspot.com/2012/10/gak-terlalu-sulit-dan-
gak-terlalu-mudah.html. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018

Firman.2010.http://firmangalung07.blogspot.com/2010/07/alga-
rhodophyceae-chlorophyceae-dan.html. Diakses pada tanggal 16
Oktober 2018

Hoek, et al. 1995. Ganggangi in Introduction to Phycology. New York.


Cambridge University Press.

Jacinto,valter.2009.https://www.flickr.com/photos/valter/3945972884.
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018

Ramadhan.2016.http://latelitepost.blogspot.com/2016/10/macam-macam-
alga.html. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018

Rayhan.2017.http://www.rikarayhanmandiri.co.id/eucheuma-spinosum/.
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018

Romimohtarto Kasijan dan Juwana Sri. 2007. Biologi Laut. Djambatan.


Jakarta.

Widyastuti, Sri.2009. Kadar Alginat Rumput Laut yang Tumbuh di Perairan


Laut Lombok. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 10 No. 3. Hal : 144-
152. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018

Widyastuti, Sri.2010. SIFAT FISIK DAN KIMIAWI KARAGENAN YANG


DIEKSTRAK DARI RUMPUT LAUT Eucheuma cottonii DAN E.
spinosum PADA UMUR PANEN YANG BERBEDA. Agroteksos
Vol. 20 No.1. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2018

Yudianto, Adi suroso. 1992.Pengantar Cryptogame. Tarsito. Bandung

Anda mungkin juga menyukai