bidang
REKAYASA
DHINI DEWIYANTI
Kota yang ideal menurut Lynch, adalah kota yang menyediakan berbagai fasilitas
penghuninya agar tidak „sakit‟ termasuk yang dibutuhkan anak-anak. Untuk itu
kehadiran anak dalam suatu kota, perlu dipertimbangkan keberadaannya. Program
Kota Layak Anak merupakan bagian dari implementasi Konvensi Hak Anak.
Konvensi ini telah diratifikasi hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia,
yang menegaskan pentingnya kepentingan terbaik bagi anak sebagai prinsip yang
harus dijadikan pertimbangan dan tujuan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan
oleh Negara. Pada tahun 2005 Kementerian Pemberdayaan Perempuan (KPP)
mengembangkan program Kota Layak Anak (KLA) di lima kota, yaitu Kota Solo,
Jambi, Gorontalo, Sidoarjo, serta Kutai Kartanegara. Dan tahun 2007 giliran Kota
Padang, Pontianak, Kupang, Manado, Malang, Kabupaten Aceh Besar, Lampung
Selatan, Ogan Komering Ilir, serta Karawang yang mendapatkan kesempatan
mengembangkan KLA. Diantara sekian banyak program dalam konsep kota layak
anak, diantaranya adalah penyediaan fasilitas bermain guna tumbuh kembang
anak. Anak Indonesia, dalam kasus tulisan ini adalah anak kota Bandung, tidak
memiliki area rekreasi dan bermain yang cukup. Tempat rekreasi favorit saat ini
adalah “mall”, yang jelas mengarahkan anak pada pola hidup konsumtif. Padahal
Ruang Terbuka Hijau yang ada di kota Bandung memiliki sejumlah potensi untuk
dikembangkan ke arah positif guna tumbuh kembang anak yang mendidik. Dengan
pertimbangan kebijakan RTH kota Bandung, sudahkah RTH kota Bandung layak
terhadap kepentingan anak dan mengapa Bandung tidak termasuk dalam
perencanaan kota layak anak?Tulisan ini mencoba membahas beberapa kondisi
RTH dalam hal ini dibatasi berupa taman kota yang berada di kawasan Bandung
Utara.
H a l a ma n 13
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Dhini Dewiyanti
H a l a m a n 14
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1
karena perlindungan anak merupakan RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan,
kewajiban yang harus dipenuhi kenyamanan, kesejahteraan, dan
pemerintah, masyarakat dan stakeholder keindahan wilayah perkotaan tersebut.
lainnya. Tipologi RTH berdasarkan bentuknya
Diantara sekian banyak perencanaan dibagi menjadi 2, yaitu RTH berbentuk
kota layak anak, penyediaan fasilitas kawasan atau areal dan RTH yang
taman bermain dan fasilitas bermain anak berbentuk jalur atau memanjang.
merupakan salah satu pemikiran. Berdasarkan lokasi, secara rinci
Lingkungan binaan tempat manusia hidup, dijabarkan dalam Inmendagri No. 14
diciptakan oleh manusia dewasa. Sebagai tahun 1988, yaitu RTH di kawasan
anak yang harus hidup dalam dunia permukiman kepadatan tinggi, kepadatan
dewasa, tentu ada rasa kebimbangan, sedang, kepadatan rendah; kawasan
walaupun pada akhirnya melalui struktur industri, perkantoran, sekolah/ perguruan
pengalaman dan pengetahuan tinggi, perdagangan; jalur jalan, jalur
konseptualnya yang terus berkembang, sungai, jalur pesisir pantai dan jalur
anak tersebut dapat menyesuaikan pengaman utilitas.
dirinya. Secara universal, anak tumbuh Menurut Grey (1996) bentuk-bentuk
dengan karakter budaya yang spesifik RTH diklasifikasikan sebagai taman kota
dalam lingkungan yang diciptakan oleh (city park), lapangan terbuka / bermain
manusia dewasa. ( public squares), halaman gedung /
Pertanyaan yang perlu dijawab pekarangan (ground of city building),
adalah: bagaimana sebenarnya anak pemakaman dan monument, jalur hijau
menerima dan mengerti bahkan (streetsides) dan median jalan, sempadan
selanjutnya menanggapi lingkungannya?. kawasan limitasi (riparian areas) dan
Pertanyaan itu perlu dijawab ketika kawasan khusus (special areas)
manusia dewasa harus merencanakan sedangkan Lovejoy (1976) memasukkan
suatu lingkungan yang salah satu kriteria kawasan pertanian sebagai bagian
pertimbangannya adalah juga dapat dari ruang terbuka hijau.
memenuhi keinginan dan kebutuhan Persyaratan umum tanaman untuk
anak. Kiranya pertanyaan tersebut hanya ditanam di wilayah perkotaan: disenangi
dapat terbaca melalui kacamata seorang dan tidak berbahaya bagi warga kota,
anak. mampu tumbuh pada lingkungan yang
marjinal (tanah tidak subur, udara dan air
KONSEP RUANG TERBUKA HIJAU yang tercemar), tahan terhadap
vandalism, akar dalam dan tidak mudah
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota tumbang, tidak gugur daun, cepat tumbuh,
adalah bagian dari ruang-ruang terbuka bernilai hias dan arsitektural, dapat
(open spaces) suatu wilayah perkotaan menghasilkan O 2 dan meningkatkan
yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan kualitas lingkungan kota, prioritas
vegetasi (endemik, introduksi) guna menggunakan vegetasi endemik/lokal
mendukung manfaat langsung dan/ dan keanekaragaman hayati
atau tidak langsung yang dihasilkan oleh
H a l a ma n 15
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1
RTH Pekarangan:
di halaman-halaman bangunan, baik itu perkantoran,
perdagangan, ataupun perumahan.
taman keluarga, tanaman obat, rempah-rempah, membantu
sirkulasi udara, menambah penyinaran matahari yang cukup
dan mencegah kebakaran masal (terutama di wilayah
permukiman).
RTH Sempadan.
sempadan bangunan, pantai, sungai, danau, dan jalur kereta
api.
melindungi keberadaan dan keberlanjutan sungai, danau, jalur
rel kereta api atau guna lahan yang lain.
H a l a m a n 16
Dhini Dewiyanti Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1
H a l a ma n 17
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Dhini Dewiyanti
H a l a m a n 18
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1
ASPEK FISIK
BERDASAR JENIS Belum mutlak butuh ruang butuh ruang butuh ruang
b er s am a ag ar y a n g y a n g
KELAMIN
dapat berbaur memungkinka memungkinka
antara laki-laki dan n a d a n terjadinya
perempuan kerjasama diskusi
antar laki-laki
d a n
perempuan,
untuk belajar
menghargai
H a l a ma n 19
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Dhini Dewiyanti
H a l a m a n 20
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1
Taman Pramuka
(Foto: Dokumen Pribadi)
Taman ini memiliki potensi positif, hanya
perlu dikembangkan agar dapat lebih
bermanfaat ganda
H a l a ma n 21
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Dhini Dewiyantii
H a l a m a n 22
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1
Elemen fisik
tidak
Elemen fisik tidak Elemen fisik tidak
mendukung
Taman mendukung mendukung
Tidak tersedia padahal
Ganesa padahal ruang padahal ruang
ruang
memungkinkan memungkinkan
memungkink
an
Elemen fisik
tidak
Elemen fisik tidak Elemen fisik tidak
mendukung
Taman mendukung mendukung
Tidak tersedia padahal
Lansia padahal ruang padahal ruang
ruang
memungkinkan memungkinkan
memungkink
an
ASPEK FISIK UNTUK
DAYA
SOSIALISASI DAN Tersedia,
KONSEP PIKIR Tersedia, hanya Tersedia, hanya
Taman hanya tidak
Tidak tersedia tidak lengkap dan tidak lengkap dan
Pramuka lengkap dan
menantang menantang
menantang
Taman eks
Tidak
SPBU Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia
tersedia
Cikapayang
Taman eks
Tidak
SPBU Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia
tersedia
Sukajadi
ASPEK FISIK Taman Tidak
BERDASAR JENIS Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia
Ganesa tersedia
KELAMIN, MELATIH
KONSEP WAKTU, & Taman Tidak
KEINDAHAN Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia
Lansia tersedia
Taman Tidak
Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia
Pramuka tersedia
Taman eks
Tidak
SPBU Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia
tersedia
Cikapayang
Taman eks
Tidak
SPBU Tidak tersedia Tidak tersedia Tidak tersedia
tersedia
Sukajadi
H a l a ma n 23
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Dhini Dewiyantii
PENUTUP
H a l a m a n 24
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1
Sumber: http//www.ouirkyjapan.or.tv/
album/
Children%20andcooll%20playground
Sumber: http//www.phantomranch.net/
images/fdances/mihesu_playground Berbagai kota besar di Jepang, menerapkan
penyediaan sarana bermain di sejumlah
Walau tanpa dilengkapi peralatan, taman kota. Fasilitas ini disediakan gratis,
anak tetap dapat beraktifitas apabila fasilitas ini berada dekat pusat kecamatan
ditunjang oleh rona lingkungan yang yang dilengkapi dengan fasilitas kesehatan,
mendukung perpustakaan dan sejumlah fasilitas
kependudukan.
H a l a ma n 25
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Dhini Dewiyanti
DAFTAR PUSTAKA
H a l a m a n 26