Anda di halaman 1dari 6

Tinjauan Pustaka

Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil


Erna M. Marbun

Staf Pengajar Bagian THT Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jl Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

Abstrak
Abses peritonsil adalah abses yang paling sering ditemukan di antara abses leher dalam. Sekalipun
tonsilitis akut merupakan penyakit yang benigna, abses peritonsil merupakan komplikasi tonsilitis
akut, yang dapat mengancam jiwa jika tidak diobati dengan adekuat dan cepat. Abses peritonsil
disebut juga Quinsy, abses terjadi di antara tonsil dan kapsulnya, infeksi dapat meluas menyebabkan
obstruksi saluran napas, abses dapat pecah, terjadi asfiksi pus dan nekrosis menghasilkan sepsis atau
perdarahan. Pengobatan abses peritonsil masih kontroversial. Apakah tonsilektomi harus dilakukan
pada saat terjadi abses atau dilakukan setelah infeksi tenang, masih belum terpecahan

Kata kunci : Abses peritonsil, Quinsy, tonsilektomi

Diagnosis, Management and Complication of Peritonsil Abscess


Abstract
Although acute tonsillitis usually has a relatively benign course, complication can be life threatening
if the treatment is delayed or inadequate. Peritonsillar abscess also kown Quinsy, is a localized deep
neck infection that develops between the tonsil and its capsule. The infection can progress to airway
obstruction, abscess rupture and asphyxia cause by aspiration of the pus and necrosis resulting in
septicaemia or haemorrhage. The treatment may influence the recurrence rate of peritonsillar
abscess. The surgical treatment whether abscess tonsillectomy or interval tonsillectomy that should
be done in those patients are still controversial

Keywords: Peritonsillar abscess, quinsy, tonsilectomy

Pendahuluan dapat terjadi abses peritonsil yang merupakan


penyakit yang dapat mengancam jiwa, apabila
Abses peritonsil adalah salah satu dari tidak diobati dengan segera dan adekuat. 1
abses leher dalam yang paling sering Pada abses peritonsil ditemukan
ditemukan1. Abses leher dalam terbentuk di kumpulan pus yang berlokasi antara kapsul
dalam ruang potensial di antara fasia leher fibrosa tonsil palatina (biasanya di pul atas)
dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari dan otot konstriktor faringeal superior. Daerah
berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok ini terdiri atas jaringan ikat longgar, infeksi
dan sekitarnya. dapat menjalar dengan cepat membentuk
Abses leher dalam merupakan salah cairan yang purulen. Inflamasi yang progresif
satu penyakit infeksi yang mengancam jiwa , dapat meluas secara langsung ke arah palatum
dibentuk oleh lapisan fasia serfikalis yang mole, dinding lateral faring, dan jarang ke arah
profunda, morbiditas dan mortalitasnya basis lidah
berkisar antara 1,6 - 40 %.1 Abses peritonsil pertama kali disebut
Sekalipun penyakit tonsilitis akut merupakan pada abad ke-14, merupakan penyakit yang
penyakit yang benigna, tetapi komplikasinya

42 J. Kedokt Meditek Volume 22, No. 60 Sept-Des 2016


Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil

mengancam jiwa, sehingga diperlukan sejumlah penonjolan yang bulat atau


penanganan yang tepat dan segera.2 melingkar seperti kripta yang mengandung
Ruangan peritonsil dapat terinfeksi jaringan limfoid, dan di sekelilingnya terdapat
oleh bakteri Streptococcus sp. Ruangan jaringan ikat. Di tengah kripta terdapat muara
peritonsil dibatasi di medial oleh kapsul kelenjar mukus (Gambar 1). Tonsil dan
tonsil, di lateral muskulus konstriktor faringeal adenoid merupakan bagian terpenting cincin
superior, di inferior pilar anterior tonsil, dan waldeyer. 4
di pilar posterior tonsil.3

Anatomi

Tonsil palatina adalah sepasang organ


limfoid yang terletak di antara lipatan
palatoglosal (pilar anterior) dan lipatan
palatofaringeus (pilar posterior) disebut fosa
tonsilaris . Dikelilingi oleh kapsul tipis yang
memisahkan tonsil dari otot konstriktor
faringeus superior dan otot konstriktor
faringeus bagian tengah.
Pilar anterior dan posterior
membentuk bagian depan dan belakang
ruangan peritonsil. Bagian atas ruangan ini
berhubungan dengan torus tubarius, di bagian
bawah dibatasi oleh sinus piriforis. Ruangan Gambar 1. Ruangan Peritonsil5
peritonsil diisi oleh jairngan ikat longgar,
infeksi yang berta dapat dengan cepat
membentuk pus. Inflamasi dan proses Epidemiologi
supuratif dapat meluas dan mengenai palatum
mole, dinding lateral faring, dan jarang sekali Abses peritonsil kira-kira 30% dari
ke basis lidah.4 abses leher dalam,4 sekalipun sudah di era
Faring dibagi menjadi nasofaring, antibiotika, abses peritonsil masih sering
orofaring, dan laringofaring. Nasofaring ditemukan dengan jumlah yang menurun
merupakan bagian dari faring yang terletak di menjadi 18% di United Kingdom dalam
atas palatum mole, orofaring yaitu bagian yang sepuluh tahun terahir ini.4
terletak di antara palatum molle dan tulang Tonsilitis banyak ditemukan pada
hyoid, sedangkan laringofaring bagian dari anak-anak. Abses peritonsil biasanya
faring yang meluas dari tulang hyoid sampai ditemukan pada orang dewasa dan dewasa
ke batas bawah kartilago krikoid. muda, sekalipun dapat terjadi pada anak-anak.5
Orofaring terbuka ke rongga mulut Abses peritonsil umumnya terjadi akibat
pada pilar anterior faring. Palatum mole komplikasi tonsilitis akut , dikatakan bahwa
(vellum palati) terdiri atas serat otot yang abses peritonsil merupakan salah satu
ditunjang oleh jaringan fibrosa yang dilapisi komplikasi umum dari tonsilitis akut, pada
oleh mukosa. Penonjolan di median penelitian di seluruh dunia dilaporkan insidens
membaginya menjadi dua bagian. Bentuk abses peritonsil ditemukan 10 -37 per 100.000
seperti kerucut yang terletak di sentral disebut orang.6,7 di Amerika dilaporkan 30 kasus per
uvula. 100 orang per tahun, 45.000 kasus baru per
Plika triangularis (tonsilaris) tahun. Data yang akurat secara internasional
merupakan lipatan mukosa yang tipis, yang belum dilaporkan.5 Biasanya unilateral,
menutupi pilar anterior dan sebagian bilateral jarang ditemukan.
permukaan anterior tonsil. Plika semilunaris Yang Lin melaporkan sebuah kasus
(supratonsil) adalah lipatan sebelah atas dari bilateral abses peritonsil. Usia bervariasi
mukosa yang memersatukan kedua pilar. Fosa paling tinggi pada usia 15-35 tahun, tidak ada
supratonsil merupakan celah yang ukurannya perberdaan antara laki-laki dan perempuan.1
bervariasi yang terletak di atas tonsil di antara Marom, et al melakukan studi pada 427 pasien
pilar anterior dan posterior. Tonsil terdiri dari dengan abses peritonsil, dikatakan bahwa

J. Kedokt Meditek Volume 22, No. 60 Sept-Des 2016 43


Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil

karakteristik abses peritonsil berubah, juga dapat terbentuk di bagian inferior, namun
dikatakan penyakit ini lebih lama dan lebih jarang. Pada stadium permulaan (stadium
buruk, dan faktor merokok mungkin infiltrat), selain pembengkakan tampak juga
merupakan faktor predisposisi.6 permukaan yang hiperemis. Bila proses
Abses peritonsil adalah kumpulan pus tersebut berlanjut, terjadi supurasi sehingga
di dalam ruangan antara tonsil dan otot m. daerah tersebut lebih lunak dan berwarna
konstriktor superior. Abses peritonsil dapat kekuning-kuningan. Pembengkakan peritonsil
terjadi pada umur 10-60 tahun, namun paling akan mendorong tonsil ke tengah, depan,
sering terjadi pada umur 20-40 tahun. Pada bawah, dan uvula bengkak terdorong ke sisi
anak-anak jarang terjadi kecuali pada mereka kontra lateral.3 Bila proses terus berlanjut,
yang menurun sistem immunnya, tetapi infeksi peradangan jaringan di sekitarnya akan
bisa menyebabkan obstruksi jalan napas yang menyebabkan iritasi pada m. pterigoid interna,
signifikan pada anak-anak. Bukti sehingga timbul trismus.8 Kelenjar Weber
menunjukkan bahwa tonsilitis kronik atau adalah kelenjar mucus yang terletak di atas
percobaan penggunaan antibiotik oral untuk kapsul tonsil, kelenjar ini mengeluarkan air
tonsilitis akut merupakan predisposisi untuk liur ke permukaan kripta tonsil. Kelenjar ini
berkembangnya abses peritonsil. bisa tertinggal pada saat tonsilektomi,
sehingga dapat menjadi sumber infeksi setelah
Etiologi tonsilektomi.8 Dilaporkan bahwa penyakit
gigi dapat memegang peranan dalam etiologi
Abses peritonsil disebabkan oleh abses peritonisl. Fried dan Forest menemukan
organisme yang bersifat aerob maupun yang 27% adanya riwayat infeksi gigi. Abses
anaerob. Organisme aerob yang paling sering peritonsil mengalami peningkatan pada
menyebabkan abses peritonsil adalah penyakit periodontal dibandingkan tonsilitis
Streptococcus pyogene (Group A beta- rekuren.3
hemolitic streptococcus) sedangkan organisme
anaerob yang berperan adalah fusobacterium. Gejala Klinik
Untuk kebanyakan abses peritonsil diduga
disebabkan karena kombinasi antara Nyeri tenggorok yang sangat
organisme aerob dan anaerob. Kuman aerob: (Odinofagi) dapat merupakan gejala menonjol,
Grup A beta-hemolitik streptococci (GABHS) dan pasien mungkin mendapatkan kesulitan
Group B, C, G streptococcus, Hemophilus untuk makan bahkan menelan ludah. Akibat
influenza (type b and nontypeable) tidak dapat mengatasi sekresi ludah sehingga
Staphylococcus aureus, Haemophilus terjadi hipersalivasi dan ludah seringkali
parainfluenzae, Neisseria species. menetes keluar. Keluhan lainnya berupa
Mycobacteria sp mulut berbau (foetor ex ore), muntah
Kuman Anaerob: Fusobacterium (regurgitasi), sampai nyeri alih ke telinga
Peptostreptococcuse, Streptococcus sp. (otalgi). Trismus akan muncul bila infeksi
Bacteroides. Virus : Eipsten-Barr Adenovirus meluas mengenai otot-otot pterigoid.
Influenza A dan B, Herpes simplex, Pemeriksaan fisik kadang-kadang sukar
Parainfluenza7 . dilakukan, karena adanya trismus. Gejala
yang klasik adalah trismus, suara bergumam,
Patofisologi disebut hot potato voice, dan uvula terdorong
ke arah yang sehat. Demam hanya ditemukan
Abses peritonsil biasanya terjadi sebanyak 25% kasus yang dilakukan oleh
sebagai akibat komplikasi tonsillitis akut, Sowerby, dan kawan kawan.9 Palatum mole
walaupun dapat terjadi tanpa infeksi tonsil tampak membengkak dan menonjol kedepan,
sebelumnya. Infeksi memasuki kapsul tonsil dapat teraba fluktuasi. Uvula bengkak dan
sehingga terjadi peritonsilitis dan kemudian terdorong ke sisi kontralateral. Tonsil
terjadi pembentukan nanah. Daerah superior bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus
dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan dan terdorong ke arah tengah, depan, dan
ikat longgar, oleh karena itu infiltrasi supurasi bawah. Palpasi (jika mungkin) dapat
ke ruang potensial peritonsil tersering membedakan abses dari selulitis.
menempati daerah ini, sehingga tampak
palatum mole membengkak. Abses peritonsil

44 J. Kedokt Meditek Volume 22, No. 60 Sept-Des 2016


Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil

Diagnosis peritonsil,segera dilakukan aspirasi kemudian


insisi abses dan drainase. Masih ada
Diagnosis dibuat berdasarkan riwayat kontroversi antara insisi drainase dengan
penyakit, gejala klinis, dan pemeriksaan fisik. aspirasi jarum saja, atau dilanjutkan dengan
Informasi dari pasien sangat diperlukan untuk insisi dan drainase, Gold standard adalah
menegakkan diagnosis. Aspirasi dengan jarum insisi dan drainase abses.1 Pus yang diambil
pada daerah yang paling fluktuatif, atau punksi dilakukan pemeriksaan kultur dan resistensi
merupakan tindakan diagnosis yang akurat test
untuk memastikan abses peritonsil. Yang Penanganan meliputi, menghilangkan
merupakan “gold standar” untuk nyeri, dan antibiotik yang efektif mengatasi
mendiagnosis abses peritonsil adalah dengan Staphylococcus aureus dan bakteri anaerob.
mengumpulkan pus dari abses dengan Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika
menggunakan jarum aspirasi. Untuk dosis tinggi, dan obat simtomatik. Juga perlu
mengetahui jenis kuman pada abses peritonsil kumur-kumur dengan cairan hangat Pemilihan
tidak dapat dilakukan dengan cara usap antibiotik yang tepat tergantung dari hasil
tenggorok. Pemeriksaan penunjang akan kultur mikroorganisme pada aspirasi jarum.
sangat membantu selain untuk diagnosis, juga Penisilin merupakan “drug of chioce” pada
untuk perencanaan penatalaksanaan.6 abses peritonsil dan efektif pada 98% kasus
Pada pemeriksaan penunjang dapat jika yang dikombinasikan dengan
9
dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti metronidazole. Metronidazole merupakan
darah lengkap, pemeriksaan radiologi polos antimikroba yang sangat baik untuk infeksi
posisi antero-posterior hanya menunjukkan anaerob.
“distorsi” dari jaringan tetapi tidak berguna
untuk menentuan pasti lokasi abses, Tehnik Insisi
pemeriksaan CT scan pada tonsil dapat terlihat
daerah yang hipodens, yang menandakan Tindakan dapat dilakukan dengan
adanya cairan pada tonsil yang terkena, di posisi duduk dengan menggunakan anestesi
samping itu juga dapat dilihat pembesaran lokal. Pertama faring disemprot dengan
yang asimetris pada tonsil. Pemeriksaan ini anestesi topikal. Kemudian 2 cc Xilocain
dapat membantu untuk rencana operasi. dengan adrenalin 1/100,000 disuntikkan.
Ultrasonografi merupakan teknik yang Dilakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
sederhana dan noninvasif dapat membantu memeastikan ada pus, kemudian pisau tonsil
dalam membedakan antara selulitis dan awal no 12 atau no 11 dengan plester untuk
abses.6 mencegah penetrasi yang dalam yang
digunakan untuk membuat insisi melalui
Diagnosis Banding mukosa dan submukosa dakat kutub atas fosa
tonsilaris.
Abses retrofiring, abses parafaring, abses Lokasi insisi biasanya dapat
submandibular, angina ludovici. Pada semua diidentifikasi pada : 1, dipalpasi pada daerah
penyakit abses leher dalam, nyeri tenggorok, yang paling fluktuatif dan paling menonol, 2,
demam, serta terbatasnya gerakan membuka pada titik yang terletak dua pertiga dari
mulut merupakan keluhan yang paling umum. garis khayal yang dibuat antara dasar uvula
Untuk membedakan abses peritonsil dengan dengan molar terakhir pada sisi yang sakit 3,
penyakit leher dalam lainnya, diperlukan pada pertengahan garis horizontal antara
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang pertengahan basis uvula dan M3 atas.
cermat.5 Hemostat tumpul dimasukkan melalui insisi
ini dan dengan lembut direntangkan.
Penatalaksanaan Pengisapan tonsil sebaiknya segera disediakan
untuk mengumpulkan pus yang dikeluarkan. 10
Penatalaksanaan harus segera Jika terdapat trismus, maka untuk
dilakukan dan adekuat,untuk mencegah mengatasi rasa nyeri, diberikan analgesia
obstruksi pernafasan dan mencegah meluasnya (lokal), dengan menyuntikkan xylocain atau
abses ke ruang parapfaring dan mediastinum novocain 1% di ganglion sfenopalatinum.
dan basis kranii.1 Ganglion ini terletak di bagian belakang atas
Setelah dibuat diagnosa abses lateral dari konka media. Ganglion

J. Kedokt Meditek Volume 22, No. 60 Sept-Des 2016 45


Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil

sfenopalatinum mempunyai cabang n. palatina Prognosis


anterior, media dan posterior yang
mengirimkan cabang aferennya ke tonsil dan Pemberian antibiotik yang adekuat dan
palatum molle di atas tonsil. Daerah yang drainase abses merupakan penanganan yang
paling tepat untuk insisi mendapat inervasi kebanyakan hasilnya baik, dalam beberapa
dari cabang palatine m. trigeminus yang hari terjadi penyembuhan. Dalam jumlah
melewati ganglion sfenopalatinum. Kemudian kecil,diperlukan tonsilektomi beberapa lama
pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi kemudian. Bila pasien tetap mengeluh sakit
Bila tonsilektomi dilakukan bersama-sama tenggorok setelah insisi abses, maka
dengan tindakan drainase abses maka disebut tonsilektomi menjadi indikasi. Kekambuhan
tonsilektomi “a chaud”, bila tonsilektomi abses peritonsil pada usia lebih muda dari 30
dilakukan 3-4 hari sesudah darinase abses tahun lebih tinggi terjadi, demikian juga bila
disebut tonsilektomi “ a tiede” dan bila sebelumnya menderita tonsilitas sebelumnya
tonsilektomi dilakukan 4-6 minggu sesudah sampai 5 episode.10,11
drainase abses disebut tonsilektomi “ a froid”.
Pada umumnya tonsilektomi dilakukan Penutup
sesudah infeksi tenang, yaitu 2-3 minggu
sesudah drainase abses.8-10 Abses peritonsil merupakan infeksi
Tonsilektomi merupakan indikasi akut yang berlokasi di spatium peritonsiler,
absolut pada orang yang menderita abses yaitu daerah yang terdapat di antara kapsul
peritonsilaris berulang atau abses yang meluas tonsil dengan m. kontriktor superior, biasanya
pada ruang jaringan sekitarnya. Abses unilateral dan didahului oleh infeksi tonsillitis
peritonsil mempunyai kecenderungan besar akut 5-7 hari sebelumnya. Abses peritonsil
untuk kambuh. Sampai saat ini belum ada dapat terjadi pada umur 10-60 tahun, namun
kesepakatan kapan tonsilektomi dilakukan paling sering terjadi pada umur 20-40 tahun.
pada abses peritonsil. Sebagian penulis Organisme aerob yang paling sering
menganjurkan tonsilektomi 6–8 minggu menyebabkan abses peritonsiler adalah
kemudian mengingat kemungkinan terjadi Streptococcus pyogenes (Group A Beta-
perdarahan atau sepsis, sedangkan sebagian hemolitik streptoccus), Staphylococcus aureus,
lagi menganjurkan tonsilektomi segera.9 dan Haemophilus influenzae. Sedangkan
organisme anaerob yang berperan adalah
Komplikasi Fusobacterium. Prevotella, Porphyromonas,
Fusobacterium, dan Peptostreptococcus spp.
Komplikasi segera yang dapat terjadi Untuk kebanyakan abses peritonsiler diduga
berupa dehidrasi karena masukan makanan disebabkan karena kombinasi antara
yang kurang. Abses pecah spontan, organisme aerobik dan anaerobik.
mengakibatkan terjadi perdarahan, aspirasi Gejala klinis berupa rasa sakit
paru atau pyemia ,penjalaran infeksi abses ke tenggorok yang terus menerus hingga
daerah parafaring sehingga terjadi abses keadaan yang memburuk secara progresif
parafaring, penjalaran ke daerah intrakranial walaupun telah diobati. Rasa nyeri terlokalisir,
dapat mengakibatkan trombus sinus demam tinggi, (sampai 40°C), lemah dan
kavemosus, meningitis dan abses otak. mual. Odinofagi dapat merupakan gejala
Pada keadaan ini, bila tidak ditangani menonjol dan pasien mungkin mendapatkan
dengan baik akan menghasilkan gejala sisa kesulitan untuk makan bahkan menelan
neurologis yang fatal. Komplikasi lain yang ludah. Akibat tidak dapat mengatasi sekresi
mungkin timbul akibat penyebaran abses ludah sehingga terjadi hipersalivasi dan
adalah endokarditis, nefritis, dan peritonitis ludah seringkali menetes keluar, hot potato
juga pernah ditemukan.8 Pembengkakan yang voice merupakan suatu perubahan suara.
timbul di daerah supraglotis dapat Penderita mengalami kesulitan berbicara,
menyebabkan obstruksi jalan nafas yang suara menjadi seperti suara hidung,
memerlukan tindakan trakeostomi. membesar seperti mengulum kentang panas
Keterlibatan ruang-ruang faringomaksilaris (hot potato’s voice) karena penderita
dalam komplikasi abses peritonsil mungkin berusaha mengurangi rasa nyeri saat membuka
memerlukan drainase dari luar melalui segitiga mulut.6
submandibular.9,11

46 J. Kedokt Meditek Volume 22, No. 60 Sept-Des 2016


Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil

Menegakkan diagnosis penderita of adult peritonsillar abscess : time for a


dengan abses peritonsil dapat dilakukan re-evaluation. Journal of
berdasarkan anamnesis tentang riwayat Antimicrobiobial Chemoherappy (2013)
penyakit, gejala klinis dan pemeriksaan fisik 10:1093
penderita. Aspirasi dengan jarum pada daerah 4. Gadre AK, Gadre KC. Infection of the
yang paling fluktuatif, atau punksi deep spaces of the neck. In: Bayle BJ,
merupakan tindakan diagnosis yang akurat Johnson JT. editors. Head and Neck
untuk memastikan abses peritonsil. Surgery Otolaryngology.4th ed.
Penatalaksanaan abses peritonsil Philadelphia : Lippincot Company 2006 :
secara medika dan non medika mentosa. Pada 666-81
stadium infiltrasi, diberikan antibiotika 5. Ellis H,editor. Clinical anatomy. 11 ed.
golongan penisliin atau klindamisin, dan obat Australia : 006 : 279-80
simptomatik. Obat kumur-kumur juga 6. Marom T et al. Peritonsil abscess.
diperlukan, dengan menggunakan cairan American J of Otolaryngology- Head and
hangat dan kompres dingin pada leher. Dosis Neck Medicine and surgery 31 (2010)
untuk penisilin pada dewasa adalah 600 mg IV 162-7
tiap 6 jam selama 12-24 jam, dan anak 12.500- 7. Bharudin MI: Managemen of peritonsil
25.000 U/Kg tiap 6 jam. Bila telah terbentuk infection: Hospital university Sains
abses, dilakukan pungsi pada daerah abses, Malaysia Experience, The internet
kemudian diinsisi untuk mengeluarkan nanah. Journal Of Otorhinolaryngology 2008,
Tindakan tonsilektomi juga dilakukan pada volume 10 Number 1.
orang yang menderita abses peritonsilaris 8. Epperly TD,Wood TC. New trends in the
berulang atau abses yang meluas pada ruang management of Peritonsillr Abscess. Am
jaringan sekitarnya. Fam Physician 42 : 102-112, 1990
9. Sowerby LJ, Hussain Z. Journal of
Daftar Pustaka otolaryngology- Head and Neck Surgery
2013 , 10-5
1. Lin YY MD, Lee JC MD . Bilateral 10. Galioto NJ. Peritonsillar abscess. AM
peritonsillar abssses complicating acute Fam Physiciann.2008 Jan 15:77 (2):199-
tonsillitis. CMAJ,August 9,2011,183 (11) 202
2. Segal N,Sabri SE. Peritonsil abscess in 11. Herzon F,Harris P: Peritonsillar abscess :
children in The Southern Distict of Israel. incidence,current management practices,
Int Journal of Ped Otol 2009:73 : 11 : 48- and a proposal for treatment guidelines.
50 Laryngoscope. 1995,105. 1-7
3. Powell EL, Powell J, Samuel JR and
Wilson JA. A review of the pathogenesis

J. Kedokt Meditek Volume 22, No. 60 Sept-Des 2016 47

Anda mungkin juga menyukai