Bab 1 Jadi
Bab 1 Jadi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lebih dari 3000 jurnal dan penelitian yang dipublikasikan sejak tahun
rokok akan mengakibatkan kematian sekitar 8,4 juta jiwa di seluruh dunia dan
Indonesia’s tobacco profile. WHO report on the global tobacco epidemic. The
dewasa dengan usia di atas 15 tahun di seluruh dunia dan dari jumlah tersebut
sebanyak 250 juta adalah perempuan. Prevalensi perokok dewasa usia di atas
dari tahun ke tahun. Selama kurun waktu antara tahun 1970 hingga 2000,
konsumsi rokok di Indonesia meningkat tujuh kali lipat dari 33 milyar batang
1
2
menjadi 217 milyar batang. Pada tahun 2008 menjadi 240 milyar batang
rokok pertahun. Dengan jumlah perokok di Indonesia lebih dari 60 juta dan
konsumsi rokok yang mencapai 240 milyar batang pertahun, maka dapat
dikalkulasi konsumsi rokok rata-rata per hari yaitu 10,95 batang. World
Organization; 2010.
Penduduk Indonesia yang merokok pada usia >15 tahun setiap hari
4,9%.5 Pada tahun 2010, penduduk Indonesia berusia >15 tahun yang
Indonesia; 2010.
antara tahun 1995 hingga 2007. Pada kelompok usia 10-14 tahun terjadi
peningkatan dari 0,3% menjadi 2%, usia 15-19 tahun 13,7% menjadi 18,8%,
dan usia 20-24 tahun 20,3% menjadi 32,8%. Berdasarkan data ini didapatkan
Indonesia; 2007.
bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 kali atau lebih
dalam 1 hari). Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan
kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan
tubuh, tidak sepenuhnya benar. Terapi kausal tentunya diperlukan pada diare
akibat infeksi, dan rehidrasi oral maupun parenteral secara simultan dengan
kausal memberikan hasil yang baik terutama pada diare akut yang
4
Sedangkan menurut UNICEF setiap 30 detik ada satu orang yang meninggal
dunia karena diare. Ada sekitar 2 juta kasus diare penyakit di seluruh dunia
setiap tahun dan 1,9 juta anak-anak lebih muda dari 5 tahun meninggal karena
dari semua kematian anak-anak di bawah usia 5 dan berarti bahwa > 5000
Indonesia adalah 3,5 persen dan 7,0 persen. Lima provinsi dengan insiden dan
period prevalen diare tertinggi adalah Papua (6,3% dan 14,7%), Sulawesi
Selatan (5,2% dan 10,2%), Aceh (5,0% dan 9,3%), Jawa Barat (4,7% dan
10,1%), dan Sulawesi Tengah (4,4% dan 8,8%). Insiden diare pada kelompok
usia balita di Indonesia adalah 6,7 persen. Lima provinsi dengan insiden diare
tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi
terjadi di Desa Kedungsolo pada tahun 2016 yaitu sebanyak 1.994 kasus.
2016 sebanyak 656 kasus, kasus ini sedikit lebih banyak jika dibandingkan
tahun 2015 sebanyak 65 kasus. Berdasarkan jenis kelamin kasus yang terjadi
kasus diare.Dari perkiraan kasus diare tersebut kasus diare yang ditangani
faktor kuman, malabsorbsi dan faktor makanan. Aspek yang paling banyak
terjadi diare pada balita yaitu infeksi kuman E.colli, Salmonella, Vibrio
chorela (kolera) dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebih dan
(Widjaja, 2004).
seseorang tersebut, karena beberapa hal tersebut akan menentukan sikap dan
dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu lingkungan biologis (flora dan
penyakit, tumbuhan dan binatang pembawa sumber bahan makanan, obat, dan
lainnya. Dan juga lingkungan fisik, yang bersifat abiotik: yaitu udara,
keadaan tanah, geografi, air dan zat kimia. Keadaaan lingkungan yang sehat
dan kebiasaan masyarakat untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
yang telah memenuhi syarat pada tahun 2016 sebanyak 7.071 (82.80%).
jumlah yang dipantau sebanyak 2.272 rumah tangga dan didapatkan 1.690
B. Rumusan Masalah
Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Kabupaten Sidoarjo.
2. Tujuan khusus
Sidoarjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
2. Bagi puskesmas
3. Bagi masyarakat
9
4. Bagi institusi