DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NGABANG
Jl. Affandi Rani, Jalur II Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak
Kodepos 78357
TENTANG
PELAYANAN OBAT
MENETAPKAN :
Ditetapkan di : NGABANG
Pada Tanggal : 2018
KEPALA PUSKESMAS NGABANG
PELAYANAN FARMASI
1. Penilaian obat merupakan proses untuk mengetahui seberapa banyak obat yang tersedia dan tidak
tersedia untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngabang dengan mengevaluasi permintaan obat
selama 6 bulan dari data LPLPO. Untuk penyediaan obat petugas pengelola obat membuat
perencanaan kebutuhan obat tahunan dan menentukan stok minimal masing-masing obat dan apabila
tidak dapat dipenuhi agar dapat dilakukan pengadaan sesuai dengan E-katalog. Dalam
mengendalikan obat petugas memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi
dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan, dan kekurangan/kekosongan
obat diunit pelayanan Puskesmas Ngabang. Dalam praktek pelayanan obat menggunakan obat yang
rasional.
2. Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan bagi keperluan Puskesmas Ngabang harus mengikuti
Standard Prosedur Operasional Penyediaan Obat yang menjamin ketersediaan obat untuk Puskesmas
Ngabang.
3. Puskesmas Ngabang memberikan pelayanan obat selama jam kerja kepada pasien yang datang di
Puskesmas Ngabang dan memberikan pelayanan obat 24 jam untuk pasien persalinan. Pelayanan
obat tersebut dilakukan oleh tenaga teknis non kefarmasian (paramedis) yang telah diberikan
pelatihan tentang obat. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan obat diluar jam kerja, petugas tersebut
bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas Ngabang.
4. Ketentuan Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat;
A. PERESEPAN
a. Penulisan Resep
Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi
dan praktisi lainnya yang berizin kepada pengelola obat di Puskesmas Ngabang untuk
menyediakan atau membuatkan obat dan menyerahkannya kepadapasien. Resep merupakan
sarana komunikasi professional antara dokter, penyedia obat dan pasien (pengguna obat). Isi
resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Untuk itu agar obat berhasil resep harus
rasional.
Kriteria resep yang tepat, aman dan rasional yaitu:
1. Tepat obat sesuai dengan diagnosa penyakitnya;
2. Tepat indikasi penyakit;
3. Tepat pemilihan obat;
4. Tepat dosis;
5. Tepat cara pemberian obat;
6. Tepat pasien.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan sebagai
bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan (statis) sehingga resep
obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas.Dalam resep untuk pasien rawat jalan
di Puskesmas Ngabang harus tercantum:
1. Tanggal penulisan resep;
2. Nama pasien;
3. Umur pasien;
4. Alamat pasien;
5. Diagnosa penyakit;
6. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat;
7. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan per oral;
8. Nama obat, jumlah dan dosis obat yang diberikan parenteral pada kolom suntikan;
9. Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep;
10. Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum;
11. Kode pasien Umum dan BPJS.
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memahami isi resep dan memperhatikan:
1. Nama obat;
2. Jenis dan bentuk sediaan obat;
3. Nama dan umur pasien;
4. Dosis;
5. Cara pemakaian dan aturan pemberian;
6. Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas;
7. Konsultasi alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak
tersedia;
8. Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya;
9. Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat.
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh dokter atau
praktisi lain yang berizin harus memperhatikan:
1. Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep;
2. Pemberian obat melalui apotik;
3. Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien;
4. Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping obat
kepada pasien atau keluarga pasien.
B. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Ngabang berasal dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Landak. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas Ngabang adalah
obat – obat yang tercantum dalam DOEN yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Ngabang diajukan oleh
Kepala Puskesmas Ngabang kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Landak dengan
menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas
dilakukan secara periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di Puskesmas
Ngabang sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah Kecamatan Ngabang.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
1. Menentukan jenis permintaan obat
a. Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Landak untuk Puskesmas Ngabang.
b. Permintaan Khusus
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
Kebutuhan meningkat;
Terjadi kekosongan;
Ada KLB atau bencana.
2. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
a. Data pemakaian obat periode sebelumnya;
b. Jumlah kunjungan resep;
c. Jadwal distribusi obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten Landak;
d. Sisa Stok.
3. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan pemakaian pada
periode sebelumnya.
SO = SK + SWK + SWT + SP
Keterangan:
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan)
SWK = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu kekosongan obat
SWT = Jumlah yang dibutuhkan pada waktu tunggu (Lead Time)
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
C. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian, tepat
penggunaan dan tepatmutunya di tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
1. Perencanaan dan permintaan;
2. Penerimaan;
3. Penyimpanan dan distribusi;
4. Pencatatan dan pelaporan; serta
5. Supervisi dan evaluasi pengelolaan obat.
5. Persyaratan patugas yang berhak menyediakan obat bagi pelanggan / pasien di Puskesmas Ngabang
antara lain:
a) Tenaga tekhnis kefarmasian yang telah memiliki surat ijin kerja Asisten Apoteker (SIKAA) di
Puskesmas Ngabang;
b) Tenaga non tekhnis kefarmasian terlatih, dibawah pengawasan dan tanggung jawab langsung
asisten apoteker;
Ketentuan tentang petugas yang berhak menyediakan obat ini berlaku untuk semua pelayanan obat
kepada pelanggan di Puskesmas Ngabang;
6. Pelatihan petugas yang diberi kewenangan menyediakan obat apabila tidak tersedia tenaga yang
berkompetensi dilakukan secara external Puskesmas Ngabang yang dilakukan Oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Landak.
7. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pelanggan di Puskesmas Ngabang antara lain :
a. Dokter umum yang telah memiliki izin praktek dokter di Puskesmas Ngabang.
b. Dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter gigi di Puskesmas Ngabang.
c. Perawat Umum, Perawat Gigi dan Bidan yang telah diberikan pendelegasian wewenang oleh
dokter dan dokter gigi serta mempunyai izin praktek di Puskesmas Ngabang
8. Ketentuan yang berhak memberikan resep obat Narkotika dan Psikotropika bagi pasien antara lain:
a. PERESEPAN NARKOTIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter/ dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter di
Puskesmas Ngabang
2) Resep Narkotika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa menimbulkan kemungkinan
salah tafsir
3) Setiap resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus diberikan, dosis
pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan penuh oleh dokter/ dokter gigi
penulis resep
b. PERESEPAN PSIKOTROPIKA :
1) Dokter penulis resep adalah dokter / dokter gigi yang telah memiliki izin praktek dokter di
Puskesmas Ngabang.
2) Resep Psikotropika ditulis dengan jelas dan dapat dibaca tanpa menimbulkan kemungkinan
salah tafsir
3) Setiap Resep dilengkapi dengan; kekuatan takaran, jumlah yang harus diberikan, dosis
pemakaian, cara pemakaian, dan dibubuhi tanda tangan penuh oleh dokter penulis resep
9. Tidak ada ketentuan yang mengikat mengenai rekonsiliasi obat.
10. Ketentuan tentang penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/ keluarganya antara lain:
a. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga harus diketahui oleh dokter pemeriksa
pasien,
b. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga telah mendapat persetujuan dari Asisten
Apoteker Puskesmas Ngabang,
c. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak mempunyai kontra indikasi dengan
kondisi fisik pasien,
d. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien tidak mempunyai efek bertentangan dengan obat
yang dipergunakan dalam proses pengobatan oleh dokter di Puskesmas Ngabang,
e. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan efek ganda dengan
obat yang dipergunakan dalam pengobatan pelanggan,
f. bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga tidak menimbulkan interaksi obat dan
berdampak negatif terhadap pengobatan pasien.
11. Persyaratan Penyimpanan Obat:
a. Petugas obat menerima obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten dengan memeriksa keadaan obat
yang diterima antara lain : kesesuaian jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa serta kondisi fisik obat;
b. Petugas obat menyusun obat kedalam rak obat secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan;
c. Petugas obat mengendalikan sirkulasi obat mengikuti sistem FIFO dan FEFO;
d. Petugas obat menyimpan obat Narkotika dan Psikotropika dalam lemari khusus;
e. Petugas obat menyimpan sediaan cair dipisahkan dari sedian padat;
f. Petugas obat menyimpan vaksin,dan suppositoria dalam lemari pendingin dan melakukan
control suhu setiap hari;
g. Petugas obat mencatat semua obat kedalam Buku Penerimaan Puskesmas dan Buku
Pengeluaran obat;
h. Petugas obat mencatat semua obat yang diterima dan dikeluarkan ke dalam kartu stok obat
sebagai kartu kendali persediaan;
i. Petugas obat membuat laporan persediaan obat melalui LPLPO setiap bulannya;
j. Petugas obat melaporkan LPLPO kepada Kepala Puskesmas dan IFK Landak.
12. Menjaga tidak terjadinya pemberian obat yang kadaluarsa :
a. Petugas obat memeriksa semua obat yang diterima termasuk tanggal kadaluwarsa dan keadaan
fisik barang.
b. Petugas obat memasukkan obat kedalam gudang penyimpanan obat Puskesmas Ngabang.
c. Petugas obat menyimpan obat dalam rak dan menyusun sesuai jenis obat dengan mengikuti
system FIFO dan FEFO.
d. Petugas obat melakukan pencatatan obat yang disimpan kedalam Kartu Stock Obat sebagai
kartu kendali.
e. Petugas obat mendistribusikan obat dari dalam gudang mengikuti system FIFO dan
memperhatikan FEFO nya.
f. Petugas obat melakukan control rutin terhadap kualitas obat termasuk tanggal kadaluwarsa.
g. Petugas obat memilah obat yang telah kadaluwarsa dan menyimpan di tempat terpisah dari obat
lain.
h. Petugas obat membuat daftar obat yang telah kadaluwarsa.
i. Petugas obat melaporkan obat kadaluwarsa kepada Kepala Puskesmas.
j. Petugas obat mengambil obat kadaluwarsa dengan membuat Berita Acara Serah Terima Obat
Kadaluwarsa kepada IFK.
13. Pencatatan, Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat dan Kejadian Tidak Diinginkan
a. Petugas obat menyampaikan formulir Monitoring efek samping obat (MESO) kepada petugas
kesehatan pemeriksaan pasien.
b. Petugas kesehatan melakukan pemantauan terhadap kemungkinan timbulnya efek samping obat
yang dipergunakan dalam terapi terhadap pelanggan.
c. Petugas kesehatan mencatat kejadian efek samping obat dalam formulir MESO.
d. Petugas kesehatan menyerahkan laporan MESO kepada petugas obat.
e. Petugas obat memberikan kompilasi data hasil monitoring efek samping obat yang diterima dari
petugas kesehatan.
f. Petugas obat membuat laporan monitoring efek samping obat Puskesmas Ngabang
g. Kepala puskesmas memeriksa dan menandatangani laporan Monitoring Efek Samping Obat.
h. Petugas tata usaha membubuhkan nomor surat keluarLaporan Monitoring Efek Samping Obat.
i. Petugas obat mengirimkan Laporan Monitoring Efek Samping Obat ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Ngabang
j. Petugas obat mendokumentasikan arsip Laporan Monitoring Efek Samping Obat.
14. Ketentuan penyediaan dan penyimpanan obat – obat emergensi di unit pelayanan, harus sesuai
dengan cara penyimpanan masing-masing obat. Petugas di unit pelayanan membuat permintaan
obat emergensi yang persediaannya telah menipis dan/atau habis. Dan bertanggung jawab atas
penyimpanan obat – obat emergensi tersebut, baik dalam hal kualitas obat maupun keamanannya.
Dalam monitoring petugas di unit pelayanan mencatat semua jenis obat emergensi yang disimpan
kedalam kartu stok obat. Petugas unit pelayanan melakukan pemeriksaan rutin (setiap pagi)
terhadap keadaan obat yang dikelola perihal; kecukupan stok, tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik
obat. Serta memisahkan dan mencatat obat emergensi yang rusak dan/atau kadaluarsa. Dan
menyerahkan obat emergensi yang telah rusak dan/atau kadaluarsa kepada petugas obat Puskesmas
Ngabang. Untuk pelaporan penerimaan dan pengeluaran obat emergensi di unit kerjanya secara
rutin setiap bulan kepada petugas obat Puskesmas Ngabang
Ditetapkan di : NGABANG
Pada Tanggal : 2018
KEPALA PUSKESMAS NGABANG