PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Mata adalah suatu panca indera yang sangat penting dalam kehidupan manusia
untuk melihat. Dengan mata manusia dapat menikmati keindahan alam dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik. Jika mata mengalami gangguan
atau penyakit mata, maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi
sudah semestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan
sehari-hari
Mata pada dasarnya memiliki kepekaan terhadap cahaya dan warna. Untuk dapat
melihat warna melalui spektrum cahaya maka mata harus mempunyai kemampuan
untuk membedakan warna dasar yaitu RGB (red green blue) secara akurat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak yang besar bagi
kehidupan manusia sekarang ini, khususnya teknologi di bidang telekomunikasi.
Penerapan teknologi telekomunikasi yang pesat sangat membantu kehidupan manusia
dalam melakukan kegiatan dan aktivitas manusia khususnya kepada masyarakat
berkebutuhan khusus.
Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali
kurang terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata tidak diobati
dengan baik dan menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan. Gangguan
penglihatan yang paling sering dialami adalah rabun, dapat berupa rabun melihat
benda jauh, rabun melihat benda pada jarak dekat. Semua jenis rabun mata pada
intinya merupakan gangguan memfokuskan bayangan benda yang dilihat atau kelainan
refraksi/Ametropia.
PEMBAHASAN
2.1.Data Tutorial
2.2.Skenario LBM 1
LBM 1
PELANGI DI MATAMU
Adi seorang anak laki-laki berusia 6 tahun sedang bermain hujan didepan
rumahnya, saat hujan reda ia melihat sekelompok warna-warni yang begitu indah
diatas langit. Kemudian ia bertanya kepada abangnya, “apakah nama benda itu?”,
abangnya menjelaskan bahwa yang dilihat Adi itu adalah pelangi yang terdiri dari
berbagai warna.
Adi baru saja memiliiki seorang adik perempuan berusia 1 bulan, ia sangat senang
melihat mata adiknya. Matanya bulat besar dan berwarna kecoklatan seperti boneka.
Keesokan harinya nenek Adi dating ke rumah, Adi meminta neneknya untuk
membacakan buku cerita, tetapi neneknya mengatakan bahwa kacamatanya tertinggal
di rumah jadi ia tidak bisa membacakan buku cerita pada Adi, Adi merasa bingung
karena ibu dan ayah tidak memerlukan kacamta untuk membaca.
Mata
Pelangi di Matamu
Mekanisme
pengelihatan
Pergerakan bola
mata
Diferesiasi warna
VI. Referensi
a) Embriologi
1. Sadler, T.W. 2009. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 10. Jakarta:
EGC.
b) Anatomi
1. Waschke. J. 2012. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Ed-23. Jakarta: EGC.
2. Tortora, Gerard J., Bryan Derrickson. 2009. Principles of Anatomy and
Physiology. 12th Ed. America : John Wiley & Sons
c) Fisiologi.
1. Guyton and Hall. 2011. Fisiologi Kedokteran. Ed-11. Jakarta: EGC.
2. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Ed ke-4. Jakarta : Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011
3. Sherwood, L. 2014. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC
d) Histologi
1. Mescher, A. L. 2011. Histologi Dasar Junqueira: teks & atlas. Edisi ke-12.
Jakarta: EGC.
Gambar 3.
Potongan melalui mata pada mudigah 7 minggu. Primordium mata seluruhnya
terbenam dalam mesenkim. Serabut-serabut saraf retina berkumpul ke arah nervus
optikus.
Lapisan dalam dan luar dari cawan ini mula-mula dipisahkan oleh suatu
lumen, ruang intraretina, tetapi lumen ini segera lenyap, dan kedua lapisan
Gambar 4.
Berbagai lapisan dari pars optika retina pada mudigah berusia sekitar 25
minggu.
LENSA
Segera setelah vasikuler terbentuk, sel-sel dinding posterior
mulai memanjang ke arah anterior dan membentuk serabut-serabut
panjang yang secara bertahap mengisi lumen vesikel. Pada akhir
minggu ke-7, serabut lensa primer ini mencapai dinding anterior vasikel
lentis. Namun, pertumbuhan lensa belum selesai tahap ini, karena
serabut-serabut lensa baru (sekunder) terus ditambahkan ke inti sentral
tersebut (Salder, 20013).
KOROID, SKLERA, DAN KORNEA
Pada akhir minggu kelima, primordium mata seluruhnya
diklilingi oleh mesenkim longgar. Jaringan ini segera berdiferensiasi
menjadi lapisan dalam yang setara dengan pia mater otak dan lapisan
luar yang setara dengan duramater. Lapisan dalam kumudian
membentuk lapisan pigmen kaya pembuluh darah yang dikenal sebagai
koroid; lapisan luar berkembang menjadi sklera dan bersambung
dengan dura mater di sekitar nervus optikus (Salder, 20013).
Gambar 6.
Potongan melalui mata mudigah berusia 15 minggu, menunjukkan bilik mata
depan, membrana iridopupilaris, lapisan vaskular dalam dan luar, koroid,
dan sklera.
Gambar 8
A. Pandangan dorsal regio lempeng saraf kranial (area biru) pada mudigah
tahap presomit di usia kehamilan 3 minggu. B,C. Gambar-gambar regio
lempeng saraf kranial yang digambarkan di A menunjukkan tahap awal
perkembangan mata. Faktor transkripsi PAX6 adalah gen utama
perkembangan mata, dan pada awalnya diekspresikan dalam bentuk pita di
bagian tengah anterior neural ridge B Sonic hedgehog (SHH) yang
disekresikan oleh lempeng prekorda, menghambat ekspresi PAX6 di garis
tengah dan meningkatkan ekspresi PAX2 di lokasi yang sama C. PAX2
Gambar 9.
Gambar yang memperlihatkan regulasi molekular interaksi epitel-mesenkim
yang berperan dalam penentuan pola pembentukan mata. A. Setelah PAX6
menetapkan bidang mata, FGFs, yang disekresikan oleh ektoderm
permukaan di tempat terbentuknya bakal lensa di atas vesikula oftalmika,
mendorong diferensiasi lapisan saraf retina; sedangkan anggota-anggota
famili TGF-β yang disekresikan oleh mesenkim sekitar, mendorong
diferensiasi lapisan pigmen retina. Sinyal-sinyal eksterna ini menyebabkan
regionalisasi lapisan dalam dan luar cawan optik dan meningkatkan ekspresi
gen-gen di hilir, termasuk CHX10 dan MITF yang mengatur kelanjutan
diferensiasi struktur-struktur ini. B,C. Selain perannya dalam menentukan
bidang mata, PAX6 mengatur perkembangan lensa. Oleh sebab itu, PAX6
meningkatkan ekspresi SOX2 di bakal lensa, sedangkan BMP4 yang
disekresikan oleh ves ikula luar, meningkatkan ekspresi faktor transkripsi
LMAF. Setelah gen ini diaktifkan, PAX6 menginduksi ekspresi gen-gen
SIX3 dan PROX1 yang mengandung homeodomain. Kombinasi ekspresi
PAX6, SOX2, LMAF, dan PROX1 menyebabkan pembentukan kristalina.
Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga
lapisan. Dari luar ke dalam, lapisan–lapisan tersebut adalah : (1) sklera/kornea, (2)
koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri
atas kornea transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata.
Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung
pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam
dibawah koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di
sebelah luar dan sebuah lapisan saraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel
kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf (Waschke,
2012).
Mata terdapat di regio orbita, yaitu sebuah rongga berebntuk limas dalam
kerangka wajah; alas limas terletak di sebelah anterior dan puncak di sebelah posterior.
d. Dinding medial :
Lapisan ini berfungsi sebagai penyangga, dibentuk oleh sclera dan cornea.
Lapisan tengah memiliki banyak pembuluh darah untuk memberikan nutrisi pada
mata dan berpigmen. Pada lapisan ini terdiri dari choroidea, corpus ciliare dan
iris.
Lapisan neural atau retina terdiri dari sel berpigmen (sel kerucut dan batang)
serta lapisan nervosa (Waschke, 2012).
Sclera
Segmen
Iris
anterior
Pupil
Segmen
lensa
mata
Vitreus
humor
Segmen
Tetina
posterior
Nervus
optikus
Konjungtiva
Kapsula Tenon
Kornea
Epitel
• Tebalnya 50 µm, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang
saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel
gepeng.
Lensa
Aparatus Lakrimalis
Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat yang disusun oleh serat kolagen tipe
1 serta elastin. Susunan ini membentuk struktur dinding bola mata yang
kokoh, disokong oleh tekanan intraokular yang berasal dari humor
akuaeous dan humor vitreus. Bagian belakang sklera yang ditembus oleh
serat saraf optik dinamakan lamina kribrosa. Di sklera dapat ditemukan
pembuluh darah, terutama di limbus(Mescher, 2012).
Tunika Vaskulosa
Koroid
Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung
pembuluh darah dan sel berpigmen sehingga tampak berwarna hitam.
Lapisan ini tersusun dari jaringan penyambung jarang yang
mengandung serat-serat kolagen dan elastin, sel sel fibroblas, pembuluh
darah dan melanosit. Khoroid memiliki 4 lapisan:
Epikhoroid
- Lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat kolagen dan
elastin.
Lapisan pembuluh
Lensa Mata
Korpus Vitreus
ganglion
- Membran limitans dalam --> membran basalis sel
Muller yang memisahkan retina dari korpus
vaskulosa (Mescher, 2012).
Kelenjar Lakrimal
Kelopak Mata
Refraksi mata
Mata membiaskan cahaya masuk untuk memfokuskan bayangan di
retina. Cahaya adalah suat bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri dari
paket-paket individual energy seperti partikel yang disebut foton yang
berjalan sepeti cara-cara gelombang (Sherwood, 2014).
Bola mata digerakan oleh enam otot yang diseb ut otot luar
mata (ekstrinsik) yang terdiri oleh empat otot rektus dan dua otot o
blique. Otot rektus berasal dari suatu tendon yang melingkari foramen
nervus optik pada apeks orbita yang diseb ut annulus Zinn. Otot rektus
berinsersi ke sk lera, sesuai dengan namanya, yaitu o tot rektus
medialis, otot rektus lateralis, otot rektus superior dan otot rektus
inferior (Ilyas, 2011).
Primer Sekunder
M. A bduksi (-) N. VI
Rektus
Lateralis
Rektus
Medial
Rektus Intorsi
superior
Rektus Ekstorsi
Inferior
M. Intorsi Depresi N. IV
Oblique Abduksi
superior
Oblique Abduksi
Inferior
Diver gensi
Kedua mata berputar ke luar untuk melihat benda jauh. Mata
akan searah bila dapat mempertahankan fusi kedu a mata. Kedudukan
mata n ormal disebut dengan ortoforia (Ilyas, 2011).
Difrensiasi Warna
Sel cone
Sel batang
Warna
Warna dapat dibagi menjadi warna primer, yaitu warna dasar ( merah,
hijau, biru) yang dapat memberikan jenis warna yang terlihat dengan campuran
Pembedaan warna
Penglihatan warna terjadi melalui 2 tingkatan proses, yaitu pada tingkat
reseptor sesuai dengan teori triwarna, sedangkan pada saraf optic dan diluarnya
sesuai dengan teori antagonis (Guyton and Hall, 2011).
Pada umumnya ada dua jenis teori penglihatan warna yang dianut yaitu
teori triwarna yang didukung oleh Young Helmholtz dan Maxwell, dan jenis
teori yang kedua yaitu teori tandingan atau antagonis (Guyton and Hall,
2011).
Etiologi
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Mata adalah suatu panca indera yang sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk melihat. Secara embriologi mata mulai tampak pada mudigah
22 hari sebagai sepasang alur dangkal di samping otak depan. Secara anatomi
mata dibagi dua yaitu bagian luar yang terdiri dari bulu mata, alis mata,
kelopak mata palpebra), dan kelenjar air, dan bagian dalam yang terddiri dari
konjungtiva, sklera, kornea, iris, koroid, pupil, lensa, aquous humor, vitrous
humor, dan retina. Secara histologis, dinding bola mata disusun oleh 3 lapisan
yaitu, tunika fibrosa yang terdiri atas sklera dan kornea, tunika vaskularis yang
terdiri atas khoroid, badan siliaris, dan iris, dan tunika neuralis yang terdiri atas
retina. Seiring dengan bertambahnya usia, lensa pada mata menjadi lebih keras
(sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya untuk menjadi cembung, dengan
demikian kemampuan melihat dekat makin berkurang atau yang disebut
dengan pressbiopi.
Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Ed ke-4. Jakarta : Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011
Sadler, T.W. 2009. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi 10. Jakarta: EGC
e) Histologi
Mescher, A. L. 2011. Histologi Dasar Junqueira: teks & atlas. Edisi ke-
12. Jakarta: EGC.