Anda di halaman 1dari 5

A.

Tujuan
Tujuan praktikum ini untuk menambah kemampuan mahasiswa sebagai berikut :
(1) Mendefinisikan sistol, diastol, dan siklus jantung
(2) Menggunakan stetoskop untuk mendengarkan suara jantung dan menghubungkan
suara jantung dengan siklus jantung
(3) Menentukan panjang normal siklus jantung, perubahan tekanan relatif yang terjadi
di dalam atria dan ventrikel selama siklus, dan waktu ketika katup menutup
(4) Menentukan tempat pada toraks dimana suara jantung pertama dan kedua secara
jelas dapat didengarkan
(5) Mengukur tekanan darah subyek secara teliti dengan menggunakan
sphygmomanometer
B. Dasar Teori
Mendengarkan suara denyut jantung dalam tubuh disebut auskultasi dan
biasanya dilakukan dengan memakai alat yang disebut stetoskop. Pada saat berdenyut,
setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah, selanjutnya jantung berkontraksi dan
memompa darah keluar dari ruang jantung. Kedua atrium jantung dapat berkontraksi
dan relaksasi secara bersamaan, kedua bilik juga dapat berkontraksi dan relaksasi secara
bersamaan. Darah dari tubuh masuk ke dalam atrium kanan, ventrikel kanan, dan
kemudian dipompakan ke paru-paru. Katup-katup menjaga agar darah tidak mengalir
balik dari aorta ke ventrikel, atrium, dan vena. Katup-katup tersebut membuka dan
menutup karena perbedaan tekanan darah dalam ruang-ruang jantung. Adanya cairan
perikardial menghalangi gesekan membran perikardial satu dengan yang lainya pada
setiap denyutan jantung (Soewolo, dkk, 2003).
Sistem kardiovaskular merupakan sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi menuju dan dari sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari
organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang
mengalirkan darah dari jantung dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Pada
setiap siklus jantung, perubahan tekanan terjadi karena atrium dan ventrikel secara
bergantian kontraksi dan relaksasi, dan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke
daerah bertekanan rendah. Karena ruang jantung kontraksi, tekanan cairan di dalamnya
berubah. dalam satu siklus normal jantung, dua atria kontraksi sedang dua ventrikel
relaks. Kemudian, ketika dua ventrikel kontraksi, dua atria relaks. Istilah sistol
(kontraksi) mengacu pada fase kontraksi. Fase relaksasi adalah distol (dilasi) (Soewolo,
dkk, 2003).
Dalam keadaan sehat, tekanan sistol dan diastol seseorang adalah 120/80.
Artinya tekanan sistol=120 mmHg, sedangkan tekanan diastol 80 mmHg. Perbedaan
antara besaranya tekanan sistol dan diastol disebut tekanan denyutan yang rata-ratanya
adalah 40 mmHg (Soewolo, 2005). Nilai tekanan darah yang sehat untuk orang dewasa
yang berusia 18 tahun keatas adalah bertekanan sistolik kurang dari 121mmHg. Bila
nilai sistoliknya berkisar antara 121 – 139 mmHg, maka orang tersebut mengalami
Prehypertansion, dimana tekanan darahnya lebih tinggi dari tekanan darah yang
dianjurkan. Tekanan darah tinggi (Hypertension) dibagi menjadi dua tahap, yaitu
tekanan darah tinggi tahap 1 dan tahap 2. Bila nilai tekanan sistolik berada diantara 140
– 159 mmHg maka disebut tekanan darah tinggi tahap 1 (Stage 1 Hypertension).
Kondisi dimana nilai sistolik lebih tinggi dari 159 mmHg disebut dengan tekanan darah
tinggi tahap 2 (Stage 2 Hypertension) (Kumboyono dkk, 2012). Sedangkan tekanan
normal vena bervariasi antara 30-90 mmHg; tekanan vena pada tangan antara 30-40
mmHg (Soewolo dkk, 2001).
Satu siklus jantung terdiri dari satu sistol dan distol dari kedua atria ditambah
satu sistol dan diastol kedua ventrikel. Suara jantung dapat didengarkan dengan
menggunakan stetoskop. Ada dua suara jantung yang jelas dapat didengar pada setiap
siklus jantung. Suara tersebut biasanya digambarkan sebagai “lup” dan “dup”, dan
dengan urutan sebagai berikut: lup-dup, istirahat, lup-dup, istirahat, dan seterusnya.
Suara jantung pertama (lup) diasosiasikan dengan penutupan kelep atrioventrikular
(klep AV) pada permukaan sistol. Suara jantung yang kedua (dup) umumnya
diasosiasikan dengan menutupnya katup semilunar yang bertepatan dengan akhir sistol.
Secara normal, katup mitral terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidal. Sama
dengan pada katup mitral dan trikuspidal, pada katup semilunar juga terdapat
desinkronisasi penutupan katup. Katup semilunar aortik secara normal mengatup
dengan bunyi keras lebih dulu daripada katup semilunar pulmonari. Bila nafas ditarik
pelan-pelan dan dalam, maka pengisian ventrikel kanan akan sedikit tertunda sebab
pembuluh darah pulmonari tertekan oleh peningkatan tekanan intrapulmonari (Basoeki,
dkk, 2000).
Setiap kontraksi dan relaksasi ventrikel kiri akan menyebabkan perubahan
tekanan pada arteri, yang ditunjukkan dengan membesar-mengecilnya arteri, yang
disebut sebagai denyut nadi. Normalnya kecepatan denyut nadi sama dengan kecepatan
denyut jantung. Dalam keadaan istirahat denyut jantung rata-rata 70-76 kali/menit.
Denyut nadi dapat diraba dengan mudah pada setiap arteri superfisial, bila arteri ditekan
ke tulang atau jaringan padat. Beberapa titik denyut nadi pada permukaan tubuh yang
mudah diraba adalah: arteri karotid pada sisi leher, arteri temporal anterior telinga di
daerah pelipis, arteri brakhial pada fosa antekubital, arteri radial pada sisi lateral
permukaan pergelangan tangan pada pangkal ibu jari (Basoeki, dkk, 2000).
Denyutan dinyatakan sebagai ekspresi dan dorongan balik arteri secara
berganti-ganti. Ada 2 faktor yang bertanggungjawab bagi kelangsungan denyutan yang
dapat dirasakan. Pertama, pemberian darah secara berkala dengan selang waktu pendek
dari jantung ke aorta, yang tekannya berganti-ganti naik turun dalam pembuluh darah.
Bila darah mengalir teta dari jantung ke aorta, tekanan akan tetap sehingga tidak ada
denyutan. Faktor yang kedua, elastisitas dari dinding arteri yang memungkinkannya
meneruskan aliran darah dan aliran balik. Bila dinding tidak elastis maka tetap ada
pergantian tekanan tinggi rendah dalam sistol dan diastole ventrikel, namun dinding
tersebut tidak dapat melanjutkan alirannya dan mengembalikan aliran sehingga
denyutpun tidak dapat dirasakan (Soewolo, dkk, 2003).
Usia, jenis kelamin, kebugaran fisik dan suhu tubuh juga mempengaruhi laju
jantung sehingga berpengaruh juga pada jumlah denyutan pada nadi. Bayi yang baru
lahir mempunyai laju jantung >120 denyut/menit, kemudian akan turun di usia anak-
anak dan akan semakin turun pada usia dewasa. Wanita umumnya sedikit lebih tinggi
laju jantungnya daripada pria (Gray, 2005).
C. Kesimpulan
1. Diastol adalah fase relaksasi atrium dan ventrikel. Hal ini terjadi setelah
repolarisasi berikutnya dari otot jantung. Sedangkan sistol adalah fase kontraksi
atrium dan ventrikel. Hal ini terjadi karena penyebaran perangsangan (eksitasi)
seberang jantung. Tindakan kontraksi atrium disebut sistol atrium, sedangkan
untuk kontraksi ventrikel disebut sistol ventrikel. Selama sistol atrium, darah pada
atrium dipaksa ke ventrikel melalui katup atrioventrikular. Kemudian, siklus
jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari denyutan
selanjutnya. Setiap siklus dimulai oleh pembentukan potensial aksi yang spontan
di nodus sinus.
2. Stetoskop merupakan alat untuk mendengarkan suara jantung, yang memberikan
informasi penting tentang kondisi jantung. Stetoskop tidak memperkeras suara,
tetapi hanya merupakan alat penghantar suara. Dengan stetoskop, dapat terdengar
bunyi jantung normal, yang biasanya dideskripsikan sebagai “lup, dub, lup, dub.”
Suara pertama yaitu“ lup”, lebih keras dan sedikit lebih panjang dari suara kedua.
Suara “lup” dihasilkan oleh gerak balik darah atau menutupnya katub atriovaskular
segera setelah sistol ventrikel mulai. Suara kedua lebih pendek dan tidak sekeras
suara pertama tetapi lebih jelas, terdengar “dub”. Suara “dub” ini akibat gerak balik
darah yang menutup katub semilunar pada awal diastol semilunar. Jadi, bunyi “lup”
disebut suara jantung pertama (S1) dan bunyi “dub” disebut suara jantung kedua
(S2), karena siklus normal jantung dianggap dimulai pada permulaan sistol ketika
katup atrioventrikular menutup lebih jelasnya pada saat bunyi “lup”
3. Panjang normal antara suara jantung kedua dengan suara jantung pertama
berikutnya kira-kira dua kali lebih lama daripada waktu antara suara jantung
pertama dan suara jantung kedua dalam siklus jantung. Secara normal, katup mitral
terbuka sedikit lebih cepat sebelum katup trikuspidal. Sama dengan pada katup
mitral dan trikuspidal, pada katup semilunar juga terdapat desinkronisasi
penutupan katup. Katup semilunar aortik secara normal mengatup dengan bunyi
keras lebih dulu daripada katup semilunar pulmonari. Bila nafas ditarik pelan-pelan
dan dalam, maka pengisian ventrikel kanan akan sedikit tertunda sebab pembuluh
darah pulmonari tertekan oleh peningkatan tekanan intrapulmonari. Interval antara
lup dan dup adalah kurang lebih 0.25- 0.3 detik, sedangkan interval antara dup ke
lup adalah 0.45- 0.5 detik dan interval antara lup ke lup adalah penambahan dari
interval lup ke dup dan dup ke lup sebesar 0,8 detik. Suara jantung pertama (S1)
dapat didengarkan pada ruang interkostal V sebelah kiri sternum di atas apeks
jantung. Suara jantung ke dua (S2) dapat didengarkan pada ruang interkostal II
sebelah kanan sternum.
4. Suara jantung pertama (S1) dapat didengarkan pada ruang interkostal V sebelah
kiri sternum di atas apeks jantung. Suara jantung ke dua (S2) dapat didengarkan
pada ruang interkostal II sebelah kanan sternum.
5. Tekanan nadi pada siklus peredaran darah dapat diwakili dengang tekanan rata-rata
nadi yang didapatkan dari selisih besar sistol dan diastol. Tekanan sistol diastol
subyek diukur dengan bantuan alat shpygmomanometer dan stetoskop dengan
metode auskultasi dengan nilai perbandingan sistol dengan diastol sebesar 120/80
mmHg. Sehingga dengan selisihnya didapatkan besar nilai tekanan rata-rata nadi
subyek yang mengedarkan darah sebesar 40 mmHg. Tekanan vena rata rata adalah
5,5 mmHg, sedangkan tekanan darah model pada paktikum ini adalah 42,78
mmHg. Sedangkan tekanan arteri rata rata orang normal adalah 120/80 mmHg, dan
tekanan arteri model pada praktikum ini adalah 100/90 mmHg.
Basoeki, Soedjono, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Gray, Huon H., Dawkinds, Keith D., Morgan, John M., dkk. 2005. Kardiologi. Jakarta :
Erlangga

Kumboyono, dkk. 2012. Tekanan Darah Arteri. Semarang: UNDIP

Soewolo, dkk. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Malang: JICA


Soewolo, dkk. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press.

Anda mungkin juga menyukai