Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SHOLIKIN

NO. ABSEN : 26

MK : KDK I

PROGRAM : ALIH JENJANG (D3 KE S1)

JAWABAN SOAL TAKE HOME

A. Pilihan Ganda

1. E 11. B
2. A 12. C
3. B 13. E
4. D 14. B
5. B 15. C
6. C 16. A
7. D 17. B
8. E 18. D
9. C 19. B
10. E 20. B

B. ESSAY

1. Keperawatan disebut sebagai profesi karena keperawatan berdasarkan ilmu atau


memiliki spesialisasi ilmu, memiliki kode etik dalam menjalan kan profesi,
mempunyai organisasi profesi, diakui oleh masyarakat dan mempunyai klien yang
jelas.

2. Berdasarkan Undang Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014 pengertian


Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat
3. Syarat-syarat profesi :
 Memiliki spesialisasi ilmu
 Memiliki kode etik dalam menjalankan profesi
 Memiliki organisasi profesi
 Diakui masyarakat
 Sebagai panggilan hidup
 Dilengkapi kecakapan diagnostik
 Mempunyai klien yang jelas
4. Lima standar Praktik Keperawatan
a. STANDART I : Pengkajian keperawatan
Kriteria Proses :
a. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik, dan mempelajari data penunjang (pengumpulan data
diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan
mempelajari catatan klien lainnya.
b. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang terkait, tim kesehatan,
rekam medis dan catatan lain.
c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:
a) Status kesehatan klien saat ini
b) Status kesehatan klien masa lalu
c) Status fisiologis- psikologis- sosial- spiritual
d) Respon terhadap terapi
e) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
f) Resiko – resiko tinggi masalah
b. STANDART II : Diagnosis keperawatan
Kriteria Proses :
a. Proses diagnosis terdiri dari analisis, interpretasi data, identifikasi masalah
klien dan perumusan diagnosis keperawatan.
b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri dari: Masalah (P), Penyebab (E),
dan tanda atau gejala (S) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE).
c. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien, petugas kesehatan lain
untuk memvalidasi diagnosis keperawatan
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data
terbaru.
c. STANDART III : Perencanaan
Kriteria Proses :
a. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan.
b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan.
c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan
klien
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan
d. STANDART IV : Implementasi
Kriteria Proses :
a. Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
b. Kolaborasi dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan status
kesehatan klien
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan
klien.
d. Melakukan supervisi terhadap tenaga pelaksana keperawatan di bawah
tanggung jawabnya.
e. Menjadi koordinator pelayanan dan advokasi terhadap klien untuk
mencapai tujuan kesehatan
f. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatan dan fasilitas-
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
g. Memberikan pendidikan pada klien dan keluarga mengenai konsep,
ketrampilan asuhan diri serta membantu klien memodifikasi lingkungan
yang digunakannya
i. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien
e. STANDART V : Evaluasi
Kriteria Proses :
a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif,
tepat waktu dan terus menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur
perkembangan ke arah pencapaian tujuan
c. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien
d. Bekerja sama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
5. Fungsi hukum dalam praktik keperawatan :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang
sesuai dengan hukum
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan
posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
6. Bagan tata hukum kesehatan di Indonesia

Praktik keperawatan di Indonesia berdasar kan pada aturan-aturan yang berlaku, yaitu:
a. UUD 1945
Ini merupakan aturan tertinggi yang ada di Indonesia. Dalam UUD 45 dinyatakan
bahwa Indonesia adalah Negara hukum, jadi semua sendi kehidupan harus
berdasarkan hukum.
b. UU No.23/1992 Tentang Kesehatan, dalam UU ini terdapat pasal yang krusial yang
mengatur tentang praktik keperawatan, yaitu:
 Pasal 32 ayat 4:
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau
ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
 Pasal 53, ayat 1:
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hokum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
 Pasal 53, ayat 2:
Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standard
profesi dan menghormati hak pasien.
c. UU NO.29/2004 mengatur tentang praktik kedokteran
d. Permenkes 148/2010 mengatur tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat.
Perawat harus mempunyai izin selama melakukan kegiatannya yaitu mempunyai SIP,
SIPP. Jika perawat yang bersangkutan tidak mempunyai izin dapat dilakukan teguran
oleh dinas kesehatan kota / kabupaten. Selain itu selama bekerja harus tetap
menghormati hak dari klien.
e. Permenkes 1239/2002 tentang registrasi praktik keperawatan, disini menjelas bahwa
perawat harus mempunyai surat registrasi. Dengan surat registrasi ini, perawat baru
bias mengajukan untuk permohonan SIP, SIPP.
f. UU 38/2004 tentang keperawatan. didalam UU ini diatur semua tentang keperawatan
baik dari pendidikan, regitrasi sampai pada sangsi.

7. Sanksi bagi perawat yang melanggar ketentuan hukum saat menjalankan praktik
perawat adalah :
a. Pelanggaran ringan , pencabutan izin selama-lamanya 3 bulan
b. Pelanggaran sedang , pencabutan izin selama-lamanya 6 bulan
c. Pelanggaran berat, pencabutan izin selama-lamanya 1 tahun
d. Penetapan pelanggaran didasarkan pada motif pelanggaran serta situasi setempat
8. 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care adalah
:
1) vital sign
2) memasang nasogastric tube
3) memasang selang susu besar
4) memasang cateter
5) penggantian tube pernafasan
6) merawat luka decukbitus
7) suction
8) memasang peralatan O2
9) penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10) Pemasangan infus maupun obat
11) Pengambilan preparat
12) Pemberian huknah/laksatif
13) Kebersihan diri
14) Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15) Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostik
16) Penkes
17) Konseling kasus terminal
18) konsultasi/telepon
19) Fasilitasi ke dokter rujukan
20) Menyaipkan menu makanan
21) Membersihkan tt pasien
22) Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23) Fasilitasi perbaikan sarana klien.
9. Yang dimaksud dengan advocacy adalah kegiatan memberitahukan dan mendukung
individu guna membuat keputusan yg terbaik bagi dirinya.Merupakan komitmen
moral guna meningkatkan otonomi Sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan klien
10. Tujuan Advocacy adalah :
a. Membantu agar klien diperlakukan secara manusiawi.
b. Perawat melindungi klien agar diperlakukan dg baik dan terpenuhi kebutuhan
fisik, emosi dan budaya
c. Terutama klien dlm keadaan tidak sadar dimana diperlukan pengambilan
keputusan (spokesperson)
d. Perawat tdk dpt bertindak secara efektif sebagai akvokat apabila tdk ada
kerjasama diantara anggota tim
e. Perawat yg berperan sebagai advokat terjadi konflik dengan anggota tim
(Profesional kepentingan klien)

Anda mungkin juga menyukai