Anda di halaman 1dari 146

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO

(Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2010-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rifqi Rif’an Fauzi


NIM: 1112082000056

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO

(Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2010-2014)

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rifqi Rif’an Fauzi


NIM: 1112082000056

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Putriesti Mandasari Sp, M.Si


NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19840608 201101 2 010

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 7 Agustus 2012 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:

1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi


2. NIM : 1112082000056
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Jakarta, 9 Agustus 2012

1. Herni Ali HT. SE., MM ( _____________________ )


NIDN. 0422125902 Ketua

2. Rahmawati, SE., MM ( _____________________ )


NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris

3. Erika Amelia, SE., M.Si. ( _____________________ )


NIP. 19771109 2009 12 2 003 Penguji Ahli

iii
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rifqi Rif’an Fauzi

No. Induk Mahasiswa : 1112082000056

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan


mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 27 November 2015


Yang Menyatakan,

(Rifqi Rif’an Fauzi)

iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 22 Maret 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi


2. NIM : 1112082000056
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Maret 2016

1. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA ( _____________________ )


NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua

2. Putriesti Mandasari,SP.,M.Si. ( _____________________ )


NIP. 19840608 201101 2 010 Sekretaris

3. Dr, Yahya Hamja, MM ( _____________________ )


NIP. 19490602 197803 1 001 Pembimbing I

4. Putriesti Mandasari, SP., M.Si. ( _____________________ )


NIP. 19840608 201101 2 010 Pembimbing II

5. Dr. Rini.,Ak.,CA. ( _____________________ )


NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 13 Januari 1993

3. Alamat : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot, Kab

Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395

4. Telepon : 089602498495

5. Email : rifqirifanfauzi@rocketmail.com

rifqirifanfauzi44@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. MIN Nanggungan Prambon Nganjuk Tahun 2001-2006

2. MTsN Tanjung Tani Prambon Nganjuk Tahun 2006-2009

3. SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI Jombang Tahun 2009-2012

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Koordiantor Tim Soal SSO (Science and Social Olimpyads) X SMA Darul

Ulum 2, Event Nasional (2010)

2. Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Ponpes Darul Ulum (IKAPPDAR)

Jombang (2010-2011)

3. Pimpinan Redaksi Majalah “SOLUSI” SMA Darul ‘Ulum 2 (2010-2011)

vi
4. Ketua Asrama Ponpes AL-Ghozali Darul Ulum Jombang (2010-2011)

5. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai

Departemen Kemahasiswaan (2013-2014)

6. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

sebagai Koordinator Kemahasiswaan (2014-2015)

7. President Bidikmisi UIN Jakarta (2014 – 2015)

8. Sekretaris Jendral Lingkar Bidikmisi Nasional (LINKDIKSI) PTAIN

(2015-2016)

9. Ketua Ikatan Mahasiswa Darul Ulum Jabodetabek (2015-2016)

10. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Fakultas

Ekonomi dan Bisnis sebagai Ketua Umum (2015-2016)

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Samsul Hadi

Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 25 Januari 1965

2. Ibu : Khusnul Kotimah

Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 23 Maret 1970

3. Alamat : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot,

Kab Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395

vii
MOTTO dan PERSEMBAHAN

‫ٱّللُ لَ ُك ۡۖۡم‬َّ ِ‫سح‬َ ‫س ُحواْ يَ ۡف‬َ ‫س ُحواْ فِي ۡٱل َم َج ِل ِس فَ ۡٱف‬ َّ َ‫َٰٓيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ إِذَا قِي َل لَ ُك ۡم تَف‬
‫ٱّللُ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ِمن ُك ۡم َوٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱل ِع ۡل َم‬
َّ ِ‫ش ُزواْ يَ ۡرفَع‬ ُ ‫ش ُزواْ فَٱن‬ ُ ‫َو ِإذَا قِي َل ٱن‬
١١ ‫ير‬ٞ ِ‫ٱّللُ بِ َما ت َعۡ َملُونَ َخب‬ َّ ‫دَ َر َج ٖۚت َو‬
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al – Mujadallah : 11)

Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :

Allah SWT
Kedua Orang Tuaku
Adikku Tersayang
Adinda Siti Mamluatus Sa’adah

viii
THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE AND FIRM
CHARACTERISTIC AGAINST RISK DISCLOSURE

ABSTRACT

This research aimed to get empirical evidence about the influence of


corporate governance (public ownership structure, board size of
comissioner) and firm characteristic (profitability level, firm size) against
Risk Disclosure at the company’s annual report.
This research uses purposive sampling in sample selection. The
sample in this research are 34 of 50 property and real estate firms which are
listed in IDX (Indonesian Stock Excange) from 2010 until 2014. Stakeholder
theory and agency theory are used to explain the relation beetwen variables.
Risk disclosure in this research using content analysis is based upon on
identifying sentences risk disclosure in the annual report. The Statistical
method used to examine hypothesis is multiple linear regression analysis.
The result of this research find that firm size influence the risk
disclosure, while public ownership structure, board size of commisioer and
profitability level does not influence act of risk disclosure. This research is
able to provide knowledge for investors to determine the factors that
influence the company’s risk disclosure.

Keywords : Risk, Risk disclosure, risk management, corporate


governance, characteristic of firm, stakeholder theory and
agency theory.

ix
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai


pengaruh corporate governance (struktur kepemilikan saham publik, ukuran
dewan komisaris) dan karakteristik perusahaan (profitabilitas, ukuran
perusahaan) terhadap pengungkapan risiko pada laporan tahunan
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam melakukan
pemilihan sampel. Sebanyak 34 dari 50 perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2010 sampai 2014
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Teori stakeholder dan
agency theory digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel.
Pengungkapan risiko dalam penelitian ini menggunakan content analysis
didasarkan pada pengindentifikasian kalimat-kalimat pengungkapan risiko
dalam laporan tahunan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menemukan ukuran perusahaan memiliki
pengaruh terhadap pengungkapan risiko perusahaan, sedangkan struktur
kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris dan profitabilitas tidak
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko. Penelitian ini mampu
memberikan pengetahuan bagi para investor untuk mengetahui pengaruh
corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap
pengungkapan risiko.

Kata kunci : Risiko, pengungkapan risiko, manajemen risiko,


corporate governance, karakteristik perusahaan, teori
stakeholder dan agency theory.

x
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO ”. Penyusunan skripsi
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, Nabi Muhammad SAW yang
menjadi inspirasi dalam perjalanan hidup ini.
2. Kedua orang tua saya, Samsul Hadi dan Khusnul Kotimah tersayang yang telah
memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. You
Are every Thing, Love You.
3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk Adik ku Hasna Fauziana semoga
bisa meraih apa seperti yang Mas mu ini raih.
4. Spesial Thanks to Adinda Siti Mamluatus Sa’adah terimakasih atas
dukungannya selama ini. Terimakasih telah menemani perjalanan hidup selama
ini.
5. Keluarga Besar di Nganjuk, Alm. Pak Sapuan, dan Mak Ngariyah, serta Pak
Poh No dan Bek Rom.
6. Keluarga Besar di Banyuwangi, Pak Lasemo, Mak Tarmijah, Mas Ari dan
Mbak Mila, Mbak Tim dan Mas Nani, Mbak Is dan Mas Fran, Mbak Iin dan
Mas ardi dan semua sepupu-sepupuku yang imut-imut.
7. Keluarga Besar di Jakarta, Mbak Rom dan Mas Anas, Mbak Um dan Mas
Su’ud, Mbak Ut dan Mas Baha, terimakasih sudah membimbingku untuk
menghadapi kerasnya ibukota Jakarta. Tanpa kalian aku buka apa-apa.

xi
8. Teruntuk Kyai dan Pendiri Ponpes Darul Ulum Jombang atas doa dan ilmunya
yang telah diberikan kepada saya. Teruntuk Bu Nurul Alfiyah, SE, Mpd dan
Pak Budi, SPd, berkat bimbingan dan arahan beliau lah saya mampu
menyelesaikan progam Sarjana Akuntansi.
9. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi.
13. Ibu Putriesti Mandasari, Sp, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat di Nganjuk temen seperjuangan SUPER 8, Rukhi, Zusna,
Septi, Beti, Anwar, Uma, Imro’ dan Alm Faizin.
15. Sahabat-sahabat Fosil PMII Komfeis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Makasih banyak bimbingan dan pengalamannya.
16. Angkatan 2012 Seperjuangan di PMII sahabat Sekum Jaty, Bendum Bram,
Rahmi, kak Ve, Hakim, Ajay, Sofyan, Adit Kiting, Bama, Dimas, Galih,
Komeng, Irvan, Ichi, Ncang Amir, Bani, Adit ndut, Nida, Tuti, Lulu, Elsa,
Tomi, Albab, Ari, Rafi, Hafizah, dan semuanya maaf kalo ada kelewat.. See
You on Top Gaes.
17. Sahabat-Sahabat ade kelas yang rese, boy Hilyatun, Barjun, Botel, Zekha,
Yoga, Alfi, Pay, Ayu, Yuni, Ali, Dhanti, BA, Rizki jamed, Tias, Puspa, Zuhdi
semoga cepet nyusul yaa,,,,
18. Ade-ade Akuntansi Ema, Dio, Fifi, Liana, Riana, Najah, Fatin, Bambang, Pepi,
Risda, Pratiwi, Dwi, Andyn, dan semuanya Akuntansi Juara!!!!!

xii
19. Akuntansi 2012 kelas B, Galih, Dita, Yudhi, Kia, Fadil, Mayeda, Fajar, Diena,
Jian, Randi, Dara, Ida, Fitri, Farid, Hery, Ilman, Seren, Dwi, Rita, Latul, Vivi,
Annisa, dan Rifai, terimakasih atas waktunya selama ini, atas kekompakan
kelas kita, see you on top gaes.., .
20. Keluarga besar akuntansi 2012 Kalian yang terbaik dan kita buktikan kualitas
Alumni akuntansi UIN Syarif Hidayatullah..
21. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 22 Maret 2016

Rifqi Rif’an Fauzi

xiii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................... i

Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ........................................................... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... iv

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................... v

Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vi

Motto dan Persembahan .................................................................................. viii

Abstract ................................................................................................................ ix

Abstrak ................................................................................................................. x

Kata Pengantar .................................................................................................. xi

Daftar Isi ............................................................................................................ xiv

Daftar Tabel ................................................................................................... ..xviii

Daftar Gambar .............................................................................................. ....xix

Daftar Lampiran ............................................................................................. .. xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 15

1. Tujuan Penelitian .............................................................. 15

2. Manfaat Penelitian ............................................................ 16

xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 17

A. Tinjauan Literatur ................................................................... 17

1. Teori Agency ..................................................................... 17

2. Teori Stakeholder .............................................................. 21

3. Laporan Keuangan ............................................................ 24

4. Manajemen Risiko ............................................................ 34

5. Pengungkapan Risiko ........................................................ 37

6. Corporate Governance ...................................................... 43

6.1 Struktur Kepemilikan Publik ....................................... 43

6.2 Ukuran Dewan Komisaris............................................ 44

7. Profitabilitas ...................................................................... 45

8. Ukuran Perusahaan ............................................................ 46

B. Hipotesis dan Keterkaitan Antar Variabel ............................. 47

1. Struktur Kepemilikan dengan Pengungkapan Risiko ....... 47

2. Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan Risiko 48

3. Profitabilitas dengan Pengungkapan Risiko ..................... 49

4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Risiko .......... 51

C. Penelitian Terdahulu .............................................................. 53

D. Kerangka Pemikiran ............................................................... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 58

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 58

B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... 58

C. Jenis Data ............................................................................... 59

xv
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 60

E. Operasionalisasi Variabel ....................................................... 51

1. Variabel Dependen ........................................................... 60

a. Struktur Kepemilikan Publik (X1) ............................. 60

b. Ukuran Dewan Komisaris (X2) .................................. 61

c. Profitabilias (X3) ........................................................ 61

d. Ukuran Perusahaan ..................................................... 62

2. Variabel Independen .......................................................... 62

F. Metode Analisis Data .............................................................. 64

1. Statistik Deskriptif ............................................................ 64

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 65

3. Uji Hipotesis ..................................................................... 68

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 71

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ............................ 71

B. Deskriptif Statistik Data Penelitian ........................................ 72

C. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 74

1. Hasil Uji Normalitas .......................................................... 74

2. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................. 76

3. Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................. 78

4. Hasil Uji Autokorelasi ....................................................... 80

D. Koefisien Determinasi ............................................................. 82

E. Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................. 83

1. Hasil Uji F ......................................................................... 83

xvi
2. Hasil Uji t .......................................................................... 84

3. Hasil Persamaan Regresi ................................................... 89

BAB V PENUTUP ................................................................................... 92

A. Kesimpulan ............................................................................ 92

B. Saran ...................................................................................... 93

C. Kontribusi Penelitian ............................................................. 94

D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 94

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 95

Lampiran-Lampiran ...........................................................................................100

xvii
DAFTAR TABEL

No. Keterangan ` Halaman

2.1 Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia .................................. 39

2.2 Peruaturan Pengungkapan Risiko di Indonesia .......................... 41

2.3 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................. 54

3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel .................................................. 63

4.1 Data Sampel Penelitian ............................................................... 71

4.2 Hasil Uji Data Deskripsi Variabel Dependen dan Independen .. 72

4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ................................................. 76

4.4 Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................... 77

4.5 Hasil Uji Rank Spearman ........................................................... 79

4.6 Hasil Uji Durbin Watson ............................................................. 80

4.7 Tabel Durbin Watson .................................................................. 81

4.8 Hasil Uji Run T Test.................................................................... 82

4.9 Hasil Uji Koefisisen Determinasi ................................................ 82

4.10 Hasil Uji F ................................................................................... 83

4.11 Hasil Uji t ................................................................................... 85

xviii
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 57

4.1 Grafik Histogram …………………………………………... 74

4.2 Grafik Normal P Plot .............................................................. 75

4.3 Grafik Scatterplot ................................................................... 78

xix
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Daftar Purposive Sampling .................................................... 100

2 Daftar Sampel Penelitian ...................................................... 104

3 Tabel Pengungkapan Risiko ................................................... 105

4 Hasil Input Data ...................................................................... 111

5 Hasil Olah Data ...................................................................... 112

xx
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan tempat tinggal,

perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor

property dan real estate lainnya juga mengalami kenaikan. Selain itu, harga tanah

tidaklah ditentukan oleh pasar, tetapi oleh orang yang memiliki tanah. Akhir-akhir

ini property dan real estate tumbuh dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya pembangunan rumah dan toko (ruko), apartemen, pusat perbelanjaan,

pusat perkantoran, dan perumahan.

Maraknya pembangunan ini menandakan bahwa terdapat pasar yang cukup

besar bagi sektor property dan real estate di Indonesia. Hal ini merupakan informasi

yang positif bagi para investor, yang kemudian meresponnya dengan membeli

saham perusahaan property dan real estate di pasar modal.

Terlepas semakin pesatnya pertumbuhan pasar bisnis property dan real estate.

Tentunya disana akan selalu ada Risiko. Semakin besar risiko semakin besar pula

pengembalian yang diperoleh. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan

terjadinya kejadian yang menyebabkan kerugian (Kountur, 2006). Namun,

bagaimana reaksi perusahaan dalam menghadapi risiko yang ada merupakan suatu

hal yang sangat penting.

1
Reaksi perusahaan terhadap risiko tersebut dapat berupa menghindari,

mencegah, mengurangi, atau mengalihkan risiko ke pihak lain. Namun demikian,

mengelola risiko merupakan salah satu cara yang baik dalam menghadapi risiko.

Menghadapi risiko yang ada, perusahaan harus memiliki kemampuan

dalam mengelola risiko dengan baik agar mengurangi kerugian. Salah satu tindakan

dalam mengelola risiko adalah melakukan manajemen risiko. Menurut Kountur

(2006) manajemen risiko yang baik dapat memberikan manfaat bagi perusahaan

yaitu diantaranya mencegah terjadinya risiko dan mengurangi akibat yang

ditimbulkannya yaitu kerugian. Salah satu aspek penting dalam perusahaan yang

melakukan manajemen risiko adalah pengungkapan risiko.

Pengungkapan risiko merupakan bagian dari perusahaan dalam melakukan

manajemen risiko. Perubahan dalam lingkungan bisnis saat ini membuat

perusahaan-perusahaan lebih mengandalkan pada instrumen-instrumen keuangan

dan transaksi-transaksi internasional yang meningkatkan pentingnya

pengungkapan risiko perusahaan, khususnya pada perusahaan-perusahaan non

keuangan (Dobler, 2008). Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memenuhi

kebutuhan dari pengguna informasi akuntansi untuk mengungkapan informasi

secara lebih mengenai risiko-risiko yang berbeda yang dihadapi dan keberlanjutan

operasionalnya. Pengguna informasi akuntansi tersebut dalam hal ini adalah

perusahaan, investor, kreditur dan lain-lain. Menurut ICAEW 1997, dalam

Abraham dan Cox, 2007 informasi mengenai risiko dapat memberikan manfaat

bagi pengguna informasi akuntansi. Bagi perusahaan, informasi mengenai risiko

dapat membantu untuk mengelola perubahan, menurunkan biaya modal dan

2
pedoman mengenai alur bisnis di masa mendatang. Bagi investor, informasi

mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan profil risiko perusahaan,

estimasi nilai pasar dan ketepatan perkiraan harga sekuritas. Selanjutnya, bagi

kreditur, informasi mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan keputusan

kredit yang diberikan kepada perusahaan.

Menurut Solomon et al 2000. (dalam Elzahar dan Hussainey, 2012)

menunjukkan permintaan yang kuat terhadap peningkatan pengungkapan risiko

dari investor untuk meningkatkan keputusan investasi mereka. Pengungkapan

risiko membantu investor dalam proses pengambilan keputusan investasi dengan

mengevaluasi informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan dalam halnya

membangun tingkatan-tingkatan risiko yang dihadapinya. Selanjutnya, Cabedo

dan Tirado (2004) menyatakan bahwa keputusan-keputusan investor tersebut akan

diambil berdasarkan pertimbangan atas pengembalian yang diharapkan dan risiko.

Pengungkapan risiko akan mendorong perusahaan untuk melakukan

manajemen risiko yang baik, berikut dalam peningkatan terhadap akuntabilitas

dari pertanggungjawaban manajemen (stewardship), perlindungan investor dan

manfaat pelaporan keuangan (ICAEW, 1997 dalam Elzahar dan Hussainey, 2012).

Hal ini akan membantu pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi

masalah (atau peluang) manajerial yang potensial dan menilai keefektifan dalam

menghadapi isu-isu tersebut (Lajili dan Zeghal, 2005). Namun, di lain pihak,

perusahaan juga memperoleh manfaat dari pengungkapan risiko yaitu dapat

mengurangi kemungkinan mengalami kegagalan keuangan (Beretta dan Bozzolan,

2004).

3
Pengungkapan manajemen risiko di beberapa negara telah diteliti untuk

mengetahui sejauh mana pengungkapan manajemen risiko. Penelitian yang

dilakukan Lajili dan Zegal (2005) dengan memeriksa laporan tahunan perusahaan

Kanada mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan hanya ada 82.46 %

pengungkapan manajemen risiko, ditemukan pula bahwa risiko keuangan

merupakan risiko yang paling sering diungkapkan oleh perusahaan dan yang

termasuk diantaranya berkaitan dengan risiko dalam mata uang asing.

Penelitian yang dilakukan oleh Barreta dan Bonzzolan (2004) meneliti

mengenai kualitas pengungkapan risiko di bursa efek Italia dengan menggunakan

sampel 85 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Italia, di dalam

penelitian ini di temukan bahwa perusahaan-perusahaan umumnya menghindari

mengungkapkan dampak dari risiko bagi perusahaan dan juga pengaruh dari

risiko bagi perusahaan baik berpengaruh secara positif maupun negatif.

Penelitian lainnya oleh Linsley dan Shrives (2005) yang menemukan sebanyak

6168 jumlah kalimat pengungkapan risiko di perusahaan United Kingdom,

penelitian ini mengungkapkan bahwa risiko keuangan adalah jenis yang

paling sering ditemukan dalam sampel pengungkapan diikuti dengan risiko

strategis dan risiko integritas. Penelitian yang dilakukan Amran et al (2009)

meneliti mengenai pengungkapan manajemen risiko dalam annual report

perusahaan di Malaysia, menemukan hubungan signifikan antara ukuran

perusahaan dengan pengungkapan risiko.

4
Penelitian tentang pengungkapan manajemen risiko di Indonesia masih

terbatas pada karakteristik pengungkapan risiko secara umum. Beberapa

penelitian tentang pengungkapan risiko di Indonesia hanya membahas praktik

pengungkapan secara umum seperti penelitian yang dilakukan oleh Retno

Angraini (2006) yang melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi

sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial

dalam laporan, Anggraini menemukan variabel kepemilikan manajemen,

financial leverage, biaya politis, profitabilitas berpengaruh secara signifikan

terhadap pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan.

Almilia dan Retrinasari (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh

karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan

tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, Almilia menemukan rasio

leverage, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan dengan kelengkapan

pengungkapan wajib berpengaruh signifikan terhadap karakteristik perusahaan

terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan manufaktur yang

terdaftar di BEJ. Sudarmadji dan Sularto (2007) meneliti tentang pengaruh ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikkan perusahaan terhadap

luas voluntary disclosure laporan tahunan perusahaan dan menemukan bahwa

ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikan perusahaan tidak

berpengaruh secara signifikan dengan luas voluntary disclosure.

5
Kurangnya penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko di

Indonesia dan tingginya permintaan tentang pengungkapan manajemen risiko oleh

investor dan pemegang saham membuat penelitian mengenai manajemen risiko

ini menarik untuk diteliti di Indonesia. Pengungkapan manajemen risiko yang

akan diteliti adalah pengungkapan risiko pada laporan tahunan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Amran et al

(2009) dengan menggunakan objek sampel yang diambil perusahaan-perusahaan

propery dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 mengakibatkan para

investor dan kreditor berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu

perusahaan demi mengantisipasi risiko yang akan terjadi (Ginting, 2010). Sebelum

melakukan investasi, investor akan menelaah secara teliti laporan keuangan yang

dimiliki oleh suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan

tersebut. Sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan publik, investor

akan menilai bagaimana manajemen perusahaan melakukan pengungkapan yang

lebih luas mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam laporan

keuangan untuk meyakinkan dirinya bahwa mereka mempercayakan dananya pada

keputusan investasi yang tepat. Dasar pengambilan keputusan bagi para investor,

kreditor dan pengguna informasi lainnya adalah informasi yang disajikan harus

dapat dipahami, dipercaya, relevan dan transparan (Rinny 2011).

6
Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi

Keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

keuangan dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggung jawaban (Stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber

daya yang dipercayakan kepada mereka.

Pengungkapan dalam laporan tahunan merupakan sumber informasi untuk

pengambilan keputusan investasi (Susilo, 2008). Untuk itu dalam hal ini para

investor dituntut untuk lebih kritis dalam menilai suatu laporan keuangan dan

mengambil keputusan, karena kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan yang

mengandung risiko dan ketidakpastian.

Pengungkapan (disclosure) didefinisi-kan sebagai penyediaan sejumlah

informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian optimal pasar modal secara efisien

(Hendriksen, 1998). Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral

dari pelaporan keuangan (Suwardjono, 2005). Secara teknis, pengungkapan

merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam

bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Disclosure yang luas dibutuhkan

oleh para pengguna informasi khususnya investor dan kreditor, namun tidak

semua informasi perusahaan diungkapkan secara detail dan transparan.

Evans (2003) dalam Soewardjono (2005) mengidentifikasi tiga tingkat

pengungkapan, yaitu memadai (adequate disclosure), wajar atau etis (fair or ethical

disclosure), dan penuh (full disclosure). Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap

apa yang harus diungkapkan. Tingkat memadai (adequate disclosure) merupakan

7
tingkatan minimum yang harus dipenuhi agar laporan keuangan secara

keseluruhan tidak menyesatkan untuk pengambilan keputusan yang terarah.

Tingkat wajar atau etis (fair or ethical disclosure) adalah tingkat yang harus

dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang

sama. Tingkat penuh (full disclosure) menuntut penyajian secara penuh semua

informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang terarah. Informasi

yang penyajian rincian terlalu banyak justru akan mengaburkan informasi yang

signifikan dan menimbulkan kontroversi, sehingga laporan keuangan menjadi sulit

untuk dipahami, oleh karena itu pengungkapan yang tepat mengenai informasi

yang penting bagi para investor dan pihak lainnya hendaknya bersifat cukup,

wajar dan lengkap.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Diantaranya adalah tingkat

likuiditas, tingkat leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat

profitabilitas, porsi saham public, operating profit margin, return on equity dan

status modal perusahaan (Binsar dan Lusy, 2004). Dalam penelitian ini yang akan

dibahas adalah Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan. Karena dalam

2 tema tersebut mempunyai variabel - variabel yang tidak konsisten terhadap hasil

penelitian terdahulu.

8
Pengungkapan risiko merupakan salah satu bentuk dalam penerapan

mekanisme corporate governance. Corporate governance adalah seperangkat

hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, investor dan stakeholders

yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (Choi dan Meek, 2011).

Pengungkapan risiko mendorong terwujudnya good corporate governance

yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Good corporate

governance dilakukan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan (Choi

dan Meek, 2011). Perkembangan penelitian saat ini telah menimbulkan ketertarikan

diantara para peneliti untuk meneliti praktik pengungkapan perusahaan di bidang

pertanggungjawaban sosial dan lingkungan.

Karakteristik yang mungkin berpengaruh dan ditambahkan penelitian ini

adalah tingkat profitabilitas, hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh

Aljifri dan Hussainey (2007) yang menemukan hubungan yang positif antara

tingkat profitabilitas dengan luas pengungkapan informasi forward-looking dalam

laporan tahunan perusahaan di UAE. Semakin tinggi profit margin maka akan

semakin tinggi pengungkapannya (Almilia dan Retrinasari, 2007). Profit margin

yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih

terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan

dan kompensasi terhadap manajemen (Shingvi dan Desai, 1971 dalam Almilia dan

Retrinasari). Selain Profitabilitas juga terdapat ukuran perusahaan.

9
Ukuran perusahaan disini diartikan secara harfiah, yaitu seberapa besar suatu

perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total

penjualan dan rata-rata aktiva. Ukuran perusahaan dipandang penting karena

semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka “daya jual” sebuah perusahaan

akan lebih baik. Para stakeholder akan menganggap perusahaan besar akan lebih

tahan dari badai finansial. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung

memiliki publik demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan

perusahaan yang berukuran lebih kecil (Irawan 2006). Karena para stakeholder

mengharapkan pos-pos yang ada selengkap mungkin ditampilkan.

Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan

ukuran perusahaan, seperti banyaknya jumlah pegawai yang digunakan

perusahaan untuk melakukan aktivitas operasi perusahaan, nilai

penjualan/pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlah aktiva yang dimiliki

perusahaan. Perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang besar akan

melakukan pengungkapan yang lebih luas dan akan mampu membiayai

penyediaaan informasi yang diperlukan pihak internal sekaligus untuk pihak

eksternal. Sehingga tidak memerlukan tambahan biaya lagi untuk melakukan

pengungkapan yang lebih luas. Dengan demikian perusahaan besar mempunyai

biaya produksi informasi yang lebih rendah dari perusahaan kecil.

Pengaruh ukuran perusahaan dengan luas pengungkapan dijelaskan

melalui hubungan agensi Jensen dan Meckling (1976). Dalam hubungan keagenan

yang terjadi antara principle dan agency telah membebani manajer untuk

mempertanggung jawabkan sumber daya yang dikelolanya. Semakin besar sumber

10
daya yang dikelola perusahaan, maka semakin besar pula aktivitas suatu usaha

bisnis tersebut. Perusahaan yang berukuran besar akan mengungkapkan informasi

yang lebih banyak dibanding perusahaan kecil sebagai upaya mengurangi biaya

keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Benardi, dkk 2009). Dalam

penelitian ini digunakan total aktiva sebagai proksi ukuran perusahaan, karena

nilai total aktiva yang disajikan secara historis dapat mencerminkan ukuran

perusahaan, dan perusahaan besar seperti perusahan manufaktur akan mendapat

lebih banyak perhatian dari investor.

Oliviera, et al (2011) menilai praktik pengungkapan risiko dalam laporan

tahunan perusahaan di Portugal tahun 2005 pada sektor non keuangan. Oliviera, et

al (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan, sensitivitas lingkungan dan

leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko.

Sejalan dengan Abraham dan Cox (2007), jumlah komisaris independen juga

berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko dalam penelitian yang

dilakukan oleh Oliviera, et al (2011).

Penelitian sebelumnya yang kebanyakan berfokus pada laporan tahunan

seperti penelitian yang dilakukan oleh Linsley dan Shrives (2006); Hassan

(2009); Amran, et al (2009); menghasilkan temuan-temuan yang berbeda

mengenai pengaruhnya terhadap pengungkapan risiko. Misalnya, pada penelitian

Linsley dan Shrives (2006) menghasilkan hubungan yang signifikan antara

ukuran perusahaan dan tingkat risiko lingkungan dengan luas pengungkapan

risiko. Berbeda dengan Linsley dan Shrives (2006), Hassan (2009) yang menguji

karakteristik spesifik perusahaan, seperti ukuran perusahaan, jenis industri dan

11
tingkat risiko di UEA dengan tingkat pengungkapan risiko menemukan hubungan

signifikan antara tingkat risiko dan jenis industri dengan pengungkapan risiko,

namun tidak menemukan hubungan yang signifikan pada ukuran perusahaan.

Sebaliknya, Amran, et al (2009) yang meneliti pengungkapan manajemen risiko

dalam laporan tahunan perusahaan di Malaysia hanya ukuran perusahaan yang

signifikan.

Penelitian mengenai pengungkapan risiko telah dilakukan oleh Taures

(2011) yang meneliti karakteristik perusahaan pada laporan tahunan perusahaan

nonkeuangan di Indonesia. Taures (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan

dan jenis industri secara signifikan berhubungan dengan pengungkapan risiko.

Selanjutnya, Anisa (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

pengungkapan manajemen risiko menemukan bahwa ukuran perusahaan dan

tingkat leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan risiko. Hal ini

berbeda dengan temuan yang dihasilkan oleh Taures (2011), dimana jenis industri

signifikan terhadap pengungkapan risiko.

Taures (2011) dan Anisa (2012) merupakan penelitian yang mereplikasi

penelitian yang dilakukan oleh Amran, et al (2009). Perbedaan penelitian dari

kedua replikasi tersebut adalah salah satunya terletak pada penambahan dan

atau pengurangan dari variabel penelitian dari Amran, et al (2009). Misalnya,

Taures (2011) yang menambahkan variabel profitabilitas, sedangkan Anisa

(2012) selain menambahkan variabel profitabilitas juga mengganti variabel

diversifikasi produk dan diversifikasi pasar dengan variabel struktur kepemilikan

publik.

12
Berdasarkan dari penelitian sebelumnya masih perlu diteliti lebih lanjut

mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi Pengunkapan Risiko, mengingat

masih minimnya pengungkapan risiko pada sebuah perusahan, disisi lain juga

masih minimnya faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Risiko pada

perusahaan property dan real estate. Terlebih lagi akhir - akhir ini semakin

meningkatnya pasar bagi bisnis property dan real estate, yang juga menuntut

pengungkapan risiko pada Laporan Tahunan perusahaan untuk mengurangi

asymetri informasi perusahaan.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Risiko”. Studi empiris pada perusahaan Property dan Real Estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.

Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Dirk (2011). Mengenai “Investigating Pengungkapan Risiko Practices in the

European Insurance Industry”. Adapun perbedaan dari penelitian ini dibandingkan

penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variable independen

Penelitian sebelumnya menggunakan karakteristik perusahaan seperti

ukuran perusahaan, risiko, profitability, stuktur kepemilikan, cross-listing,

home country, dan type of insurance sold. Sedangkan penelitian ini dengan

menambah Corprate Governance, dan meniadakan variable home country,

cross-listing dan type of insurance sold.

2. Sample Penelitian

13
Sample penelitian kali ini adalah perusahaan Property dan Real Estate

sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dirk (2011) adalah perusahaan

Asuransi.

3. Periode Penelitian

Periode Penelitian yang digunakan tahun sebelumnya lima tahun yaitu

pada tahun tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, sedangkan penelitian yang

akan dilakukan peneliti kali ini lima tahun yaitu pada tahun 2010 sampai

dengan 2014.

B. Perumusan Masalah

Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh Corporate governance pada

pengungkapan risiko, Corporate governance sendiri memakai 2 unsur sebagai

proksi yaitu Struktur Kepemilkan Publik dan Ukuran Dewan Komisaris. Selain itu,

Karakteristik perusahaan yang mungkin mempengaruhi praktik pengungkapan

risiko di Indonesia antara lain, tingkat profitabilitas dan ukuran perusahaan, maka

masalah-masalah di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Struktur Kepemilikan Publik perusahaan memiliki pengaruh

terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan?

2. Apakah Ukuran Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap

Pengungkapan Risiko perusahaan?

3. Apakah Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko

perusahaan?

4. Apakah Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh dengan pengungkapan risiko

perusahaan?

14
5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur

Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran

Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan pengungkapan

risiko.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari perumusan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

antara Struktur Kepemilikan Publik dengan pengungkapan risiko

perusahaan.

2. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

antara Ukuran Dewan Komisaris, dengan pengungkapan risiko

perusahaan.

3. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

antara tingkat Profitabiitas dengan pengungkapan risiko perusahaan.

4. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh

antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko perusahaan.

5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur

Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan

Ukuran Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan

pengungkapan risiko.

15
2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang akuntansi. Selain itu

penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan ide dan gagasan untuk

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan risiko

2. Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor

maupun kreditor untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit

kepada perusahaan yang memiliki pelaporan risiko.

3. Bagi Manajemen Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman

tentang pengungkapan risiko untuk membantu memperbaiki praktik

pengungkapan risiko di perusahaan.

16
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agency

Agency theory menjelaskan bahwa organisasi merupakan

jaringan hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik,

kreditur dan pihak lain (principal). Di dalam teori ini, agen diasumsikan

sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi dan

berusaha untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya. Manajer

sebagai agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan

para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga mempunyai

kepentingan memaksimumkan kesejahteraan mereka sehingga ada

kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan

terbaik principal (Jensen dan Meckling,1976).

Agency Theory dibangun berdasarkan hubungan yang terjadi

dalamhubungan keagenan (agency relationship). Jensen dan Meckling

(1976) mendefinisikan agency relationship sebagai

“a contract under which one or more persons (the principal(s))


engage another person (the agent) to perform some service on their
behalf which involves delegating some decision making authority to the
agent”.

17
Hubungan keagenan merupakan hubungan yang timbul dari

adanyaperjanjian oleh satu orang atau lebih, dimana principal mengikat

pihak lain (agen) untuk melaksanakan kegiatan demi kepentingan

principal. Agen juga diberikan kewenangan oleh principal dalam hal

pengambilan keputusan demi terpenuhinya kepentingan principal

tersebut. Namun, hubungan ini tidak selamanya berjalan dengan baik.

Ketidakselarasan ini tercipta karena adanya perbedaan kepentingan

antara pihak principal yang menginginkan tingkat pengembalian atas

investasi yang telah dilakukan (return on investment), sedangkan pihak

manajemen ingin memaksimalkan kompensasi yang bisa diperoleh dari

perusahaan sesuai dengan kontrak.

Dalam lingkup organisasi, teori keagenan menjelaskan

munculnya ketidakseimbangan informasi (asimetri informasi) dan

konflik kepentingan. Asimetri informasi adalah kondisi dimana pihak

principal tidak memperoleh informasi yang sama banyak dengan

informasi yang dimiliki oleh pihak agen. Kedua hal tersebut akan

menimbulkan konflik yang disebut dengan agency problem. Dalam

agency problem, dikenal adanya conflict of interest yang dapat dibagi

menjadi dua bagian, yaitu moral hazard dan adverse selection. Jensen

dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut adalah:

1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak

melaksanakan hal-hal yang disepakati bersama dalam kontrak kerja.

18
2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat

mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen

didasarkan pada informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi

sebagai kelalaian dalam tugas. Konflik ini membutuhkan agency

cost untuk mengatasinya. Agency cost digunakan sebagai

mekanisme monitoring dan bonding terhadap perilaku agent.

Namun, keberadaan agency cost yang terlalu tinggi akan

mengakibatkan perusahaan tidak bisa maksimal dalam efisiensi

anggaran. Sehingga perlu dibentuk suatu mekanisme untuk

menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang ada. Contoh dari

mekanisme-mekanisme tersebut adalah pemberian insentif dan

kompensasi yang menarik bagi manajemen yang memungkinkan

berkurangnya konflik dan pemberlakuan peraturan-peraturan oleh

dewan komisaris (Fama andJensen, 1983).

Teori keagenan dapat digunakan sebagai dasar pemahaman

dalam praktik pengungkapan risiko. Manajer sebagai pihak agen,

memiliki informasi perusahaan yang lebih banyak dan lebih akurat,

dibandingkan dengan stakeholder. Informasi tersebut mencakup

seluruh kondisi perusahaan, termasuk kondisi-kondisi yang mungkin

akan dihadapi perusahaan di masa datang. Pemegang saham, kreditur

dan stakeholder lainnya memerlukan informasi-informasi tersebut

untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang akan dilakukan.

Apabila terdapat asimetri informasi antara pihak agen dan principal,

19
maka keputusan yang diambil bias berdampak buruk dan merugikan

berbagai pihak. Manajer seharusnya menjamin ketersediaan informasi

yang relevan dan lengkap mengenai risiko yang dihadapi perusahaan,

salah satunya dengan menggunakan mekanisme pengungkapan.

Kesimpulannya, pengungkapan risiko yang baik akan mengurangi

terjadinya asimetri informasi antara pihak agen dan principal (Belkoui

2000).

Dalam menjalankan perusahaan manajer juga dapat dimonitor

oleh para pemegang saham. Tetapi pada kenyataannya tidak semua

tindakan manajer dapat dimonitor oleh pemegang saham karena

kompleknya aktifitas perusahaan serta semakin besarnya ukuran

perusahaan. Menurut Slamet Haryono (2005) terdapat tiga macam

biaya dalam teori agency yaitu :

1). Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal untuk

mengawasi aktifitas dan perilaku manajer antara lain membayar

auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan premi asuransi

untuk melindungi assetperusahaan.

2). Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan

jaminan kepada pemilik bahwa manajer tidak melakukan

tindakan yang merugikan perusahaan.

3). Residual loss adalah biaya yang ditanggung oleh principal untuk

mempengaruhi keputusan manajer supaya meningkatkan

kesejahteraan principal.

20
2. Teori Stakeholder

Dalam teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan tidak

hanya beroperasi untuk pencapaian tujuannya saja tetapi harus

memberikan manfaat bagi para stakeholdernya (lukviarman, 2005).

Stakeholder yang dimaksud adalah pemegang saham, kreditur,

konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya yang

ikut serta dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kata lain

kemakmuran suatu perusahaan sangat bergantung kepada dukungan

dari para stakeholdernya.

Stakeholder merupakan pemangku kepentingan di dalam sebuah

perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap pencapai tujuan suatu

perusahaan. Menurut Clarkson (1994), terdapat dua golongan

stakeholder yaitu stakeholder sukarela dan stakeholder non-sukarela.

Stakeholder sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang

menanggung suatu jenis risiko karena mereka telah melakukan

investasi di dalam suatu perusahaan, sedangkan stakeholder non-

sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang mengalami risiko

akibat kegiatan perusahaan tersebut. Dengan kata lain stakeholder

adalah pihak yang mempengaruhi atau akan dipengaruhi oleh

keputusan dan strategi perusahaan.

21
Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk

kepentingannya sendiri, dan untuk mendapatkan dukungan dari

stakeholder perusahaan harus memberikan manfaat bagi para

stakeholdernya. Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea

(2001) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi

atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan harus

menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi

keinginan dan kebutuhan stakeholder, terutama stakeholder yang

mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya yang

digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja,

pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali, 2007).

Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder

perusahaan adalah dengan melaksanakan pengungkapan risiko.

Pengungkapan risiko oleh perusahaan sangat berguna bagi para

stakeholder untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan saham.

Pengungkapan risiko juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk

berkomunikasi dengan para stakeholdernya. Melalui pengungkapan

risiko, perusahaan dapat memberikan informasi khususnya informasi

mengenai risiko yang terjadi di perusahaan. Dengan mengungkapkan

informasi risiko secara lebih mendalam dan luas menunjukkan bahwa

perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan informasi yang

dibutuhkan oleh para stakeholder (Taures, 2011).

22
Menurut Institute of Chartered Accountants in England and

Wales (ICAEW) (2002) tidak ada standar khusus yang mengatur

tentang bagaimana pengukuran risiko yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih banyak dalam

melakukan pengungkapan risiko di bandingkan perusahaan berskala

kecil. Semakin banyak suatu perusahaan dalam mengungkapkan risiko

yang dimilikinya maka semakin ia mempunyai kemampuan untuk

menghindari risiko tersebut. Menurut Amran et al (2009)

pengungkapan risiko perusahaan diantaranya:

1. Risiko keuangan merupakan risiko yang berkaitan dengan instrumen

keuangan perusahaan seperti risiko pasar, kredit, likuiditas, serta

tingkat bunga atas arus kas.

2. Risiko operasi merupakan risiko yang berkaitan dengan kepuasan

pelanggan, pengembangan produk, pencarian sumber daya,

kegagalan produk, dan lingkungan.

3. Risiko kekuasaan merupakan risiko yang berkaitan dengan

sumberdaya manusia dan kinerja para karyawan.

4. Risiko tekhnologi dan pengolahan informasi merupakan risiko yang

berkaitan dengan akses, ketersediaan, dan infrastruktur tekhnologi

dan informasi yang dimiliki perusahaan.

5. Risiko integritas merupakan risiko yang berkaitan dengan

kecurangan manajemen dan karyawan, tindakan ilegal, dan reputasi.

23
6. Risiko strategi merupakan risiko yang berkaitan dengan pengamatan

lingkungan, industri, portofolio bisnis, pesaing, peraturan, politik

dan kekuasaan.

Semua informasi mengenai pengungkapan risiko dalam laporan

tahunan perusahaan akan sangat membantu dan dibutuhkan

stakeholders dalam pengambilan keputusan. Menurut Amran et al

(2009), laporan tahunan yang dibuat oleh perusahaan diharapkan

menunjukkan informasi yang berguna bagi para stakeholder dalam

pengambilan keputusan.

3. Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Laporan

Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan suatu entitas”.

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi

keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh

perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan

sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama

kepada pihak eksternal. Laporan keuangan terdiri dari:

a. Laporan Laba Rugi Komprehensif

1) Definisi

Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan keuangan

yang disajikan oleh suatu entitas mengenai seluruh pos pendapatan

dan beban yang diakui dalam satu periode akuntansi (IAI, 2011).

24
Laporan laba rugi (income statement) adalah suatu laporan

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun. Secara

umum laporan laba rugi terdiri dari dua unsur pendapatan dan unsur

beban usaha. Pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha akan

menghasilkan laba usaha (Rudianto, 2009).

Lebih lanjut menurut Rudianto (2009), pendapatan adalah

kenaikan kekayaan perusahaan akibat penjualan produk

perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal.

Beban usaha adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan

perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang digunakan di

dalam usaha normal perusahaan dan bermanfaat pada suatu periode

tertentu. Beban usaha terdiri dari berbagai beban yang berbeda

antara satu perusahaan dengan yang lainnya: seperti beban gaji,

beban transportasi, beban listrik dan telepon, dan sebagainya.

Dalam Bazley dkk. (2010) dijelaskan:

An income statement is a financial statement that summarizes the


result of a company’s operations (i.e., net income) for a period
of time (generally a one-year or one-quarter accounting
period). A company’s operations (sometimes called the
earning process) include its purchasing, producing, selling,
delivering, servicing, and administrating activities.

25
Berdasarkan uraian di atas, laporan laba rugi adalah laporan

keuangan yang merangkum hasil operasi perusahaan untuk satu

periode akuntansi. Yang termasuk di dalam laporan laba rugi antara

lain: pembelian, produksi, penjualan, pelayanan, dan kegiatan

pengadministrasian.

2) Pos-pos Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya

mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode

(IAI, 2011: 01.29):

a) Pendapatan.

b) Biaya keuangan.

c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang

dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.

d) Beban pajak.

e) Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:

(i) Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan.

(ii) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui

dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk

menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang

dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan.

f) Laba rugi.

26
g) Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang

diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf

(h)).

h) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan

joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.

i) Total laba rugi komprehensif.

Menurut Bazley dkk. (2010:58-59), terdapat empat unsur di

dalam laporan laba rugi, yaitu:

a) Revenue are inflows of assets of a company or settlement of


its liabilities (or a combination of both) during a period from
delivering or producing good, rendering services, or other
activities that are the company’s on going or major central
operations. Revenues increase the equity of a company.
b) Expenses are outflows of assets of accompany or
incurrences of liabilities (or a combination of both) during a
period from delivering or producing good, rendering
services, or carrying out other activities that are the
company’s on going or major central operations. Expenses
decrease the equity of accompany.
c) Gains are increases in the equity of a company from
peripheral or incidental transactions, and from all other
events and circumstances during a period, except those that
result from revenues or investments by owners.
d) Losses are decreases in the equity of company from
peripheral or incidental transactions, and from all other
events and circumstances during a period, except those that
result from revenues or investments by owners.

b. Laporan Perubahan Ekuitas atau Laba Ditahan

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menyajikan perubahan ekuitas yang menunjukkan total laba rugi

komprehensif selama suatu periode, pengaruh penerapan retrospektif

atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui dan rekonsiliasi

27
antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah

mengungkapkan masing-masing perubahan (IAI, 2011).

Menurut Wild dan Winston (2011) dijelaskan bahwa:

The statement of retained earnings explains changes in


retained earnings from net income (or loss) and from any dividens.
The statement of retained earnings reports information about how
retained earnings changes over the reporting period. This
statement shows beginning retained earnings, even that increase it
(net income), and even that decrease it (dividens and net loss).
Ending retained earnings is computed in this statement and is
carried over and reported on the balance sheet.

Berdasarkan uraian tersebut, pernyataan laba ditahan merupakan

perubahan laba ditahan yang berasal dari laba bersih/rugi dan dari

dividen selama periode pelaporan. Akhir atau total dari laba ditahan

dihitung dalam pernyataan ini dan dilaporkan pada neraca.

c. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menunjukkan

posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta informasi dari mana

sumber daya tersebut diperoleh. Secara umum laporan posisi keuangan

dibagi ke dalam 2 sisi, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva

merupakan daftar kekayaan yang dimiliki perusahaan pada suatu saat

tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber dari mana harta

kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut terdiri dari 2

kelompok besar, yaitu hutang dan modal. Karena itu jumlah aktiva dan

pasiva harus selalu samadan seimbang (balance) (Rudianto, 2009).

Sedangkan menurut Wild dan Winston (2011), balance sheet is

28
describes a company’s financial position (types and amounts of assets,

liabilities, and equity) at the point in time.

Informasi keuangan pada laporan posisi keuangan minimal berisi

(IAI, 2009):

1) Aset tetap.

2) Properti investasi.

3) Aset tidak berwujud.

4) Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (5),

(8) dan (9).

5) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas.

6) Aset biolojik.

7) Persediaan.

8) Piutang dagang dan piutang lainnya.

9) Kas dan setara kas.

10) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk

dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang

diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan

PSAK 58.

11) Utang dagang dan terutang lainnya.

12) Kewajiban diestimasi.

13) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam

(11) dan (12).

29
14) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan

dalam PSAK 46.

15) Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan

dalam PSAK 46.

16) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang

diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan

PSAK 58.

17) Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari

ekuitas.

18) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada

pemilik entitas induk.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas (statement of cash flows) adalah suatu laporan

yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan

di dalam suatu periode akuntansi beserta sumber- sumbernya (Rudianto,

2009).

Sedangkan menurut Bazley (2010) dijelaskan:

A statement of cash flows is a financial statement that summarizes


the cash inflows and outflows of a company for a period of time
(generally one year or one quarter). There are three elements of
statement of cash flows: 1) Operating cash flows are the inflows and
outflows of cash from acquiring, selling, and delivering goods for sale,
as well as providing services, 2) Investing cash flows are the inflows
and outflows of cash from acquiring and selling investments, property,
plant, and equipment, and intangibles, as well as from lending money
and collecting on loans, and 3) Financing cash flows are the inflows
and outflows of cash from obtaining resources from owners and paying
the dividens, as well as obtaining and repaying resources from
creditors on long-term credit.

30
Berdasarkan penjelasan di atas, sebuah laporan arus

kasadalahlaporan keuangan yang merangkum arus kas masuk dan keluar

sebuah perusahaan untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Ada tigaunsurlaporan arus kas: 1) arus kas dari aktivitas operasi, 2) arus

kas dari aktivitas investasi, dan 3) arus kas dari aktivitas pendanaan.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang berisi

informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi

keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah

(jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan

atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos

yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi

mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam

laporan keuangan (IAI, 2011:01.3).

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan

laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi

sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan

ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7

(Revisi 2009), “Dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan,

31
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang

meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk

keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik

dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut,

beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan

keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas

masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian

diperolehnya kas dan setara kas.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses

pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan buku bersangkutan.

Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial

Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk

organisasi pencari laba adalah adalah:

1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan

pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional

mengenai investasi, kredit, dan lainnya.

2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor

dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah,

waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan juga

penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang

jatuh tempo.

32
3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan,

klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan

lain terhadap aktiva dan kewajiban.

4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama

satu periode.

5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan

dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya,

tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk dividen dan

pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.

6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan

mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik

atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan

kepadanya.

7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi

dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik

perusahaan.

Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan

bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat

diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh.

Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja,

tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan

33
perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis

keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.

4. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi,

mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mencegah terjadinya

risiko. Menurut Smith (1990) manajemen risiko didefinisikan sebagai

proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah

risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan

atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada

perusahaan tersebut.

Tindakan manajemen risiko diambil perusahaan untuk

merespon bermacam-macam risiko. Dalam melakukan respon risiko

yang dilakukan oleh manajemen risiko adalah dengan cara mencegah

dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi,

menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek

konstruksi. Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang

diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori

utama yaitu :

1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari

kegagalan.

2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.

3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.

34
4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh

adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non-

material bagi perusahaan itu.

5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan

karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan

yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong

meningkatkan public image.

Manajemen risiko memang sangat bermanfaat bagi perusahaan

dalam mengelola suatu risiko yang dimiliki. Menurut Amran et al

(2009) manajemen risiko digunakan perusahaan untuk mengelola

risikonya atau menangkap kesempatan yang berhubungan dengan

pencapaian tujuan perusahaan.

Risiko sebagai bagian yang melekat pada aktivitas bisnis,

memaksa perusahaan agar selalu siap untuk menghadapinya. Dalam

usaha mengantisipasi risiko tersebut, perusahaan berinisiatif melakukan

pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko yang baik dapat menghindarkan

kemungkinan - kemungkinan buruk yang dapat terjadi. Salah satu cara

untuk mengelola risiko adalah dengan membuat suatu manajemen

risiko dalam perusahaan (Dirk, 2011).

Manajemen risiko adalah suatu proses menyeluruh yang

dilengkapidengan alat, teknik dan sains yang diperlukan untuk

mengenali, mengukur dan mengelola risiko secara lebih transparan

(Pratika, 2011). Proses ini bertujuan untuk mengelola risiko sehingga

35
organisasi bisa bertahan atau barangkali mengoptimalkan risiko

(Hanafi, 2009). Dalam melakukan manajemen risiko, terdapat beberapa

tahap yang harus dilalui. Hanafi (2009) membagi proses ini ke dalam 3

tahap berikut :

1. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-

risiko apasajayang dihadapi oleh suatu organisasi.

2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko

Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan

mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk

memahami karakteristik risiko dengan lebih baik.

3. Pengelolaan Risiko

Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko,

makakonsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian

yang besar. Apabila dilaksanakan dengan baik, manajemen risiko

dapat menciptakan inovasi, kinerja dan keunggulan kompetitif (Liu,

2006). Perusahaan yang menerapkan strategi manajemen risiko yang

efektif, dapat menjadi dasar pertimbangan stakeholder untuk

mengambil keputusan secara tepat, dengan ketentuan bahwa praktik

manajemen risiko dan hasilnya dikomunikasikan dengan baik.

36
5. Pengungkapan risiko

Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya

kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai

kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan

dari yang diinginkan. Dalam kehidupan sehari-hari risiko sering

dikaitkan dengan konotasi negatif seperti bahaya, ancaman, atau

kerugian. Risiko juga dapat disebut sebagai ketidakpastian yang dapat

menimbulkan perubahan. Perubahan yang terjadi dari risiko ternyata

bukan hanya perubahan yang bersifat negatif tapi juga yang bersifat

positif. Pengertian risiko menurut Silalahi (dalam Husien Umar, 2001)

adalah:

- Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian

- Risiko adalah probabilitas timbulnya kerugian

- Risiko adalah ketidakpastian

- Risiko adalah penyimpangan aktual dari yang diharapkan

- Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang

diharapkan

Oleh karena risiko merupakan hal yang ditakuti oleh

perusahaan, maka di butuhkan proses pencegahan risiko dengan cara

pengungkapan risiko. Pengungkapan risiko adalah suatu upaya

perusahaan untuk memberitahukan kepada pengguna laporan tahunan

tentang apa yang mengancam perusahaan,sehingga dapat dijadikan

faktor pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Menurut

37
Hendriksen (dalam Zuhroh dan Pande, 2003) pengungkapan

(disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang

dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal efisien.

Wolk dan Tearney (dalam Marwata, 2000) menyatakan pengungkapan

mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan

berwenang maupun yang secara sukarela dilakukan perusahaan.

Pengungkapan risiko dalam laporan keuangan dikelompokkan

menjadi dua yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib

merupakan pengungkapan minimum yang diisyaratkan oleh standar

akuntansi yang berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan

pilihan bebas manajemen perusahaan untuk meberikan informasi

akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk

pengambilan keputusan oleh investor dan pengguna laporan keuangan.

Tujuan pengungkapan risiko menurut Belkaoui (2000) adalah:

1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan

ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam

laporan keuangan.

2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk

menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.

3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan

kreditor dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial

untuk diakui dan yang belum diakui.

38
4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh

pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan

dan antartahun.

5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan

keluar di masa mendatang.

6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan

investasinya.

Tabel 2.1
Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia

Negara Peraturan (Tahun) Penjelasan


Australia ASX Corporate Berisikan tentang
Governance Principles and pengakuan dan manajemen
Recommendations risiko.
(Principles 7)
Malaysia The Financial Bursa Malaysia
Reporting Act, 1997 mensyaratkan perusahaan
terdaftar untuk
menyertakan laporan
tentang kondisi
pengendalian internal,
pengendalian risiko dan
manajemen risiko dalam
laporan tahunannya.

United Kingdom Operating and Financial OFR merekomendasikan


(UK) Review (OFR), 1993 perusahaan terdaftar untuk
mengikutsertakan tinjauan
risiko kunci.

39
Combined Code on LSE mensyaratkan
Corporate Governance, perusahan terdaftar
1998 untukmengelola sistem
pengendalian internal dan
menjelaskan bagaimana
sistem tersebut bekerja.
Pedoman ini menekankan
pada kebutuhan prosedur
manajemen risiko internal
dan mendorong perusahaan
untuk melaporkan risiko
kuncinya.
USA Financial Reporting FRR 48 mensyaratkan
Release No.48 (FRR 48), perusahaan yang terdaftar
1997 di bursa untuk
mengungkapkan informasi
kualitatif dan kuantitatif
tentang risiko pasar
(kerugian potensial akibat
perubahan yang merugikan
pada tingkat bunga, tingkat
mata uang asing, harga
komoditas, dan harga
ekuitas).
Sumber:Amran. et al. 2009

40
Peraturan pengungkapan risiko di beberapa negara telah

menunjukkan keseriusan dunia terhadap pengungkapan manajemen

risiko.Pengungkapan risiko menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan

sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban perusahaan

terhadap para pengguna laporan tahunan perusahaan.

Pengungkapan risiko di Indonesia juga sudah mulai serius di

laporkan, ini terbukti dari peraturan pemerintah antara lain PSAK No

50 (revisi 2006) tentang instrumen keuangan : pengungkapan dan

keputusan ketua BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 tentang

: kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten dan perusahaan

publik.

Tabel 2.2
Peraturan Pengungkapan Risiko di Indonesia

Hal yang diatur Keputusan ketua PSAK NO 50 (REVISI


BAPEPAM & LK 2006)
nomor: Kep-
134/BL/2006
Isi Informasi mengenai Informasi risiko yang
risiko yang di hadapi terkait dengan instrumen
serta upaya-upaya yang keuangan
dilakukan untuk
mengelola risiko tersebut.
Luas pengungkapan Tidak ada aturan secara Memerlukan
spesifik pertimbangan dengan
memperhatikan
signifikansi instrumen
tersebut

41
Sifat Perusahaan publik Untuk perusahaan yang
diwajibkan melakukan melakukan transaksi
pengungkapan menggunakan instrumen
keuangan
Format pengungkapan Tidak ada aturan secara Pengungkapan dapat
spesifik mencankup kombinasi
dari penjelasan secara
narasi dan data
kuantitatif, sepanjang
dianggap sesuai dengan
sifat instrumen tersebut
serta signifikasinya bagi
perusahaan
Tempat Pengungkapan informasi Apabila informasi risiko
mengenai risiko dan tersebut telah di sajikan
usaha dalam pengelolaan dalam laporan
risiko secara khusus keuangan,maka tidak
disajikan dalam tata perlu di sajikan dalam
kelola perusahaan catatan laporan
keuangan
Sumber: PSAK No 50 dan Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK
Nomor:Kep-134/BL/2006
Banyaknya peraturan mengenai pengungkapan risiko di

Indonesia membuktikan bahwa pengungkapan risiko di Indonesia

sudah mulai serius di laksanakan. Peraturan pengungkapan risiko di

indonesia seperti PSAK No 50 (revisi 2006) dan Keputusan Ketua

BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 umumnya mengatur

mengenai prosedur pengungkapan risiko yang harus di lakukan oleh

perusahaan di Indonesia

42
6. Corporate Governance

Corporate governance menurut Taylor dalam Elzahar dan

Hussainey (2012) yang berpendapat bahwa perusahaan dengan struktur

corporate governance yang kuat itu lebih efektif dalam manajemen

risiko keuangan. Hal tersebut digambarkan sebagai pendukung

pengungkapan manajemen risiko keuangan. corporate governance

yang mungkin berpengaruh dengan pengungkapan risiko dalam laporan

keuangan perusahaan adalah Struktur Kepemilikan, ukuran dewan

komisaris, komposisi dewan komisaris dan ukuran komite audit. Dalam

peneltian ini peneliti menggunakan proksi Struktur Kepemilikan Publik

dan Ukuran Dewan Komisaris.

6.1 Struktur Kepemilikan Publik

Tipe kepemilikkan saham publik adalah perbandingan

jumlah pemegang saham publik dengan yang dimiliki perusahaan

(Sudarmadji dan Sularto, 2007). Semakin besar tingkat

kepemilikkan saham pihak publik maka akan semakin banyak

pengungkapan informasi yang diberikan perusahaan guna

memenuhi kebutuhan para pemilik saham. Manajer perusahaan

akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk

meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus

mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray et al,

1998).

43
Struktur kepemilikkan saham terbagi menjadi dua yaitu,

kepemilikkan saham internal dan kepemilikkan saham eksternal.

Pihak pemilik saham internal yang di maksud adalah kepemilikkan

saham yang dimiliki manajerial perusahaan (Sudarma, 2003).

Pihak pemilik saham eksternal yang dimaksud adalah investor

instutional, masyarakat luas dan sebagainya (Friend dan Hasbrouk,

1988).

6.2 Ukuran dewan Komisaris

Dewan komisaris memainkan peran penting dalam tata kelola

di perusahaan yang listing di Bursa Efek. Dewan komisaris sebagai

puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan berperan

terhadap aktivitas pengawasan. Dengan peran dewan komisaris

tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengungkapan risiko oleh

manajemen melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan.

Besar kecilnya ukuran dewan komisaris bukanlah menjadi factor

penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen

perusahaan.

Akan tetapi, mekanisme pengendalian tergantung pada nilai,

norma dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi serta

peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendaliaan terhadap

manajemen (Ujiyantho, 2007).

44
Dalam penelitian ini jumlah anggota dewan komisaris menjadi

proksi untuk mewakili ukuran dewan komisaris dalam

pengaruhnya terhadap pengungkapan risiko di perusahaan.

7. Profitabilitas

Terdapat hubungan yang positif antara Profitabilitas dan

pengungkapan risiko karena manajer perusahaan dalam meningkatkan

keuntungan dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk

meningkatkan kepercayaan investor dan dengan demikian untuk

meningkatkan kompensasi mereka (Singhvi dan Desai, 1971 dalam

Aljifri dan Husainney, 2007). Beberapa ukuran untuk menghitung

tingkat profitabilitas diantaranya yaitu, ROE, ROA dan Net Profit

Margin.

Penelitian ini menggunakan net profit margin untuk mengukur

tingkat profitabilitas perusahaan. Pemilihan net profit margin ini

didasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2001), net profit

margin ditemukan berhubungan positif secara signifikan dengan

kelengkapan pengungkapan perusahaan. Net profit margin digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

pada tingkat penjualan tertentu.

45
8. Ukuran Perusahaan

Besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva,

penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran

perusahaan itu. Perusahaan besar memiliki banyak pemegang

kepentingan,oleh karena itu semakin besar perusahaan maka semakin

besar pengungkapan informasi untuk memenuhi kebutuhan para

pemegang kepentingan (Amran et al., 2009)

Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang

lebih kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih

besar terhadap masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan

pengungkapan informasi yang lebih untuk menunjukkan

pertanggungjawaban perusahaan kepada publik (Cowen et al., 1987

dalam Hackston dan Milne, 1996). Penelitian ini menggunakan total

asset sebagai alat untuk menilai ukuran perusahaan. Penggunaan total

assetdalam penelitian ini didasarkan pada penelitian Alsaeed (2006),

total asset merupakan proksi ukuran perusahaan ditemukan

berhubungan signifikan dengan tingkat pengungkapan sukarela di

Saudi Arabia.

B. Hipotesis dan Keterkaitan Antar Variabel

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dengan variabel

dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:

46
1. Hubungan Struktur Kepemilikan Publik dengan Pengungkapan

Risiko.

Struktur kepemilikkan dibagi ke dalam dua bagian yaitu

kepemilikan eksternal (external block ownership) dan blok kepemilikan

internal (insider block ownership) atau kepemilikan manajerial

(managerial block ownership).

Pada negara yang perlindungan terhadap investornya lemah,

pemusatan kepemilikan menjadi pengganti dari perlindungan untuk

investor. Hal ini dikarenakan, jika saham lebih banyak dipegang oleh

kepemilikkan eksternal maka pihak perusahaan dituntut untuk

memberikan laporan yang transparan sebagai bentuk

pertanggungjawaban terhadap investor. Adanya konsentrasi

kepemilikkan perusahaan oleh pihak luar menimbulkan pengaruh dari

pihak luar sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang semula

berjalan sesuai keinginan perusahaan itu sendiri menjadi memiliki

keterbatasan (Hilmi dan Ali, 2008). Sehingga, permintaan para

stakeholder akan pengungkapan yang lebih luas, menuntut perusahaan

untuk mengungkapkan informasi khususnya informasi mengenai risiko

secara transparan dan lengkap. Menurut teori stakeholder, dengan

mengungkapkan informasi risiko secara lebih mendalam dan luas

menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk memuaskan

kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder.

47
Penelitian yang dilakukan Angraini (2006), menemukan

pengaruh yang signifikan antara struktur kepemilikkan manajemen

berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan karena para

manajer berusaha untuk memberikan informasi secara menyeluruh

terhadap kondisi perusahaan, berdasarkan penjelasan tersebut maka

dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H1 = Struktur kepemilikkan publik berpengaruh positif terhadap

pengungkapan risiko

2. Hubungan Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan

Risiko

Ukuran Dewan Komisaris mungkin dapat mempengaruhi

pengungkapan risiko dalam laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut

dapat dijelaskan oleh teori keagenan dan penelitian sebelumnya. Di

Indonesia, ukuran Dewan Komisaris diatur dalam Pedoman Umum

Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite

Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006.

Jumlah anggota Dewan Komisaris harus disesuaikan dengan

kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas

dalam pengambilan keputusan. Menurut teori keagenan, jumlah dewan

yang besar dapat memberikan peran yang lebih efektif dalam

melakukan fungsi pengawasan Dewan Komisaris (Singh et al. dalam

Elzahar dan Hussainey, 2012). Jumlah dewan yang besar diprediksi

akan memiliki insentif lebih untuk memberikan pengawasan dalam

48
praktik pengungkapan risiko perusahaan agar tidak ada informasi yang

disembunyikan. Lebih jauh, jumlah dewan yang besar dapat

mempengaruhi keputusan pengungkapan sukarela dan luas

pengungkapan risiko perusahaan (Elzahar dan Hussainey, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Elzahar dan Hussainey (2012)

menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

ukuran Dewan Komisaris terhadap pengungkapan risiko dalam laporan

keuangan interim.

Penelitian tersebut dilakukan di UK bukan di Indonesia. Oleh

karena itu, perludilakukan pengujian kembali mengenai pengaruh

ukuran Dewan Komisaris terhadap pengungkapan risiko di Indonesia

untuk membuktikan konsitensi temuan tersebut.

Berdasarkan teori keagenan dan penelitian sebelumnya, maka

hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut,

H2 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap

pengungkapan risiko

3. Hubungan Profitabilitas terhadap pengungkapan risiko

Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi

akan cenderung melakukan pengungkapan risiko lebih banyak

dibandingkan perusahaan yang mengalami penurunan profitabilitas

atau kerugian. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang

baik dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk meningkatkan

kepercayaan investor dan dengan demikian untuk meningkatkan

49
kompensasi mereka (Singhvi dan Desai, 1971 dalam Aljifri dan

Hussain,2007).

Berdasarkan agency theory tingkat profitabilitas merupakan

suatu indikator kemajuan perusahaan. Semakin tinggi tingkat

profitabilitas suatu perusahaan maka akan menyebabkan ketertarikan

principal untuk membeli saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi

institutional investor maka akan semakin kuat kontrol eksternal

perusahaan tersebut dan mengurangi biaya keagenan (Belkaoui, 2000).

Perusahaan yang memiliki penurunan Profitabilitas dan

mengalami kerugian akan cenderung menutupi risiko yang mereka

hadapi karena takut terjadinya penurunan investasi dan kepercayaan

investor terhadap pengelola perusahaan. Hal ini dikarenakan rendahnya

profitabilitas mengindikasikan tingginya risiko yang dihadapi

perusahaaan (Barry dan Brown, 1986; Prodham dan Harris, 1989 dalam

Aljifri dan Hussainey, 2007). Aljifri dan Hussainey (2007) menemukan

hubungan positif antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan

risiko. Berdasarkan penjelaskan tersebut maka dapat disimpulkan

hipotesis sebagai berikut :

H3 = Tingkat Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap

pengungkapan Risiko

50
4. Hubungan ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko

Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan

risiko. Perusahaan besar akan mengungkapkan risiko lebih banyak

dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Agency theory menyatakan bahwa perusahaan besar

memilikibiaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil

(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Almilia dan Retrinasari, 2007).

Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih

luas dibanding perusahaan kecil sebagaiupaya untuk mengurangi biaya

keagenan tersebut. Menurut Meek, Roberts dan Gray (dalam Fitriani,

2001) perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut

karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan

analisis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan

pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Perusahaan besar

merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun publik

secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan

bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik

(Almilia dan Retrinasari, 2007).

Perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk

membiayai penyediaan informasi bagi pihak internal perusahaan,

informasi tersebut digunakan untuk memberikan informasi bagi pihak

eksternal perusahaan, sehingga tidak membutuhkan biaya yang lebih

besar untuk melakukan pengungkapan secara menyeluruh. Perusahaan

51
kecil tidak mempunyai informasi yang siap saji seperti perusahaan

besar, hal ini mengakibatkan perusahaan kecil memerlukan biaya yang

cukup besar untuk mempunyai informasi selengkap perusahaan besar.

Perusahaan kecil umumnya mempunyai persaingan ketat dengan

perusahaan yang lain, karena jumlah perusahaan kecil lebih banyak di

bandingkan jumlah perusahaan besar. Mengungkapkan terlalu banyak

tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan

posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak

melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Singhvi dan

Desai,1971 ; Buzby, 1975 dalam Amilia dan Retrinasari, 2007). Amran

et al (2009) menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan

dengan pengungkapan risiko. Berdasarkan penjelaskan tersebut maka

dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H4 = Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap

pengungkapan risiko

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan, banyak menemukan

perbedaan dalam pengaruh variabel independen terhadap varibel dependen

yaitu pengungkapan risiko. Masing masing peneliti mempunyai pendapat

sendiri terkait terjadi tidaknya pengaruh. Berikut akan dijelaskan secara

lebih mendetail tentang penelitian yang dilakukan sebelumnya :

52
Tabel 2.3
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti & Judul Metodologi& Variable Hasil


(Tahun) Jenis
SK DER NPM SZ PR
Populasi Lainnya
(X1) (X2) (X3) (X4) (Y)

1. Nazila Sofi Istna Analisis X X X y Y Diserfikasi Seluruh variable berpengaruh


Taures. (2011) Regresi Produk, signifikan terhadap
Berganda Diserfikasi Pengunkapan Risiko.
Analisis hubungan Geografis.
antara Manufaktur
Karakteristik
perusahaan dengan
Pengungkapan risiko
2. Sudarmadji, Ardi M., Analisis Y Y Y y Y CSR. Hasil Chow Test menunjukkan
dan Lana Sularto. Regresi bahwa terdapat perbedaan pengaruh
2007. Berganda dan Total Asset (TA), Profitabilitas
(NPM), Kepemilikan Institusional
“Pengaruh Ukuran Chow Test. (KI), dan Ukuran Perusahaan (Size)
Perusahaan, terhadap Pengungkapan Risiko (PR)
Profitabilitas, Manufaktur pada Perusahaan yang sebagian
Leverage, dan Tipe sahamnya dimiliki manajemen dan
Kepemilikan Perusahaan yang sahamnya tidak
Perusahaan terhadap dimiliki manajemen
Luas
Voluntary Disclosure

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

53

57
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti & Judul Metodologi Variable Hasil


(Tahun)
SK DER NPM SZ PR
Lainnya
(X1) (X2) (X3) (X4) (Y)

3. Linsley, Philip M. MultipleRegre Y Y X Y Y Growth,, dan Analisis menunjukkan bahwa


and Philip J. Shrives. ssionWithThe Likuiditas variable growth, asset growth
2006. LeastSquare dan DTA secara parsial
Difference signifikan terhadap PR.
“Risk Reporting: A Sementara variabel lainyang
Study of Risk tidak signifikan berpengaruh
Disclosures in the terhadap PR. Sedangkan secara
Annual Reports of bersama- sama (Struktur
UK Companies” Kepemilikan terbukti signifikan
berpengaruh terhadap PR

4. Sudarmadji dan Regresi linear Y X Y X Y Sudarmadji dan sularto


Sularto (2007) Berganda. menemukan ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage dan tipe
Pengaruh ukuran kepemilikan perusahaan tidak
perusahaan, berpengaruh secara signifikan
profitabilitas, leverage dengan luas voluntary
dan tipe kepemilikkan disclosure. terhadap variable
perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
luas voluntary
disclosure laporan
tahunan perusahaan

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

54
57
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti & Judul Metodologi& Variable Hasil


(Tahun) Populasi
SK DER NPM SZ PR Lainnya
(X1) (X2) (X3) (X4) (Y)

5. Almilia dan RegresiLinier Y Y Y Y Y Almilia menemukan rasio


Retrinasari (2007) Berganda leverage, rasiolikuiditas, dan
ukuran perusahaan dengan
penelitian tentang (Perusahaan kelengkapan pengungkapan
analisis pengaruh Manufaktur) wajib berpengaruh signifikan
karakteristik terhadap karakteristik
perusahaan terhadap perusahaan terhadap
kelengkapan kelengkapan pengungkapan
pengungkapan dalam dalam laporan tahunan
laporan tahunan manufaktur yang terdaftar di
perusahaan BEJ
manufaktur yang
terdaftar di BEJ
6. Khaled Hussainey, Multiple X Y Y X Y Harga Saham Ukuran perusahaan berpengaruh
Chijoke Oscar (2010) Regressions secara positif signifikan terhadap
harga saham. Begitu juga
MGBAME. Perusahaan deviden pay out ratio
Dividend Policy and Listng di berpengaruh positif signifikan
Share Price Changes in Bursa UK terhada harga saham pada
The UK Stock Market. perusahaan yang Listing di UK
Stock Market.

Sumber: Diolah dari berbagai referensi


55

57
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
7 Dirk Horing, Regresi Y X X Y Y Risk, Cross Risk, home country berpengaruh
Helmut Grundl (2011) Berganda Listing, Home negative sedangkan Cross lsting
Country, Type ownweship dispersion size,
HOUSE of FINANCE. European of Insurance profitability berpengaruh positif
ICIR Working Paper primary sold pada perusahaan asuransi yang
Series No.02/11 insurances in terdaftar di Dow Jones Stoxx
the Dow 600
Jones Stoxx
600
8 Abed Al-Nasser Content Y Y X X Y Conventional Semua Variabel berpengaruh
Abdallah Mostafa Analysis Financial dengan asumsi islamic
Kamal Hassan Patrick Institutions,; institusion mengungkapkan
L. McClelland (2015) Islamic Disclosure; risiko yang apa adanya.
Institusion Corporate
Islamic Financial Communicatio
Institutions, Corporate n;
Governance, and
Corporate Risk
Disclosure in Gulf
Cooperation Council
Countrie
9 Antti Miihkinen Analisis Y X X X Y Value- Asymetri Informasi berpengaruh
(2013) Regresi Linier relevance dan corporate Dsiclosure tidak
Berganda berpengaruh.
Information
The usefulness of
firm risk disclosures Large Firm in asymmetry
under different firm Finlad Regulation
riskiness, investor-
Sumber: Diolah dari berbagai referensi

56
57
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
interest, and market Corporate
conditions: New disclosure
evidence from
Finland

10 N´ejia Moumen Uji Beda X X y X Y Value Semua faktor berpengaruh


Hakim Ben Othman (Positif Relevance, secara positif. Kecuali
Khaled Hussainey Negatif) Future profitabilitas.
(2015) Earnings,
Large-scale Proprietary
The Value Relevance sample firms Costs, MENA
of Risk Disclosure in from MENA emerging
Annual Reports: emerging markets.
Evidence from MENA market
Emerging Markets
(RIBAF 350)

Sumber: Diolah dari berbagai referensi

5757
7
D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar

Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran

Latar Belakang Masalah


Hasil yang tidak konsisten terhadap faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Risiko

Teori Agency dan Teori Stakeholder

Corporate Karakteristik
Governance Perusahaan

Struktur Ukuran Profitabilitas Ukuran


Kepemilikan Dewan (X3) Perusahaan
Publik Komisaris (X4)
(X1) (X2)

Pengungkapan Risiko (Y)

Analisis Regresi Berganda

Uji Asumsi Klasik


- Uji Normalitas Data
Analisis Statistik - Uji Heterokedasitas
deskriptif - Uji Multikoloneritas
- Uji Autokolerasi

Uji Hipotesis
- Uji t - Uji F
- Uji r
- Uji 𝑅 2

53
Kesimpulan,
Implikasi,
Keterbatasan, dan
Saran
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel

atau lebih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh corporate

governance dan karakteristik terhadap Pengungkapan Risiko Manajemen

perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI sebanyak 50

Perusahaan.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun

pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data diperoleh dari

laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang

diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara Purposive Sampling,

yaitu salah satu teknik pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan

berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang,

2002). Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan

diantaranya adalah:

59
1. Perusahaan Property dan Real Estate

2. Data laporan keuangan perusahaan tersedia selama periode penelitian

yaitu tahun 2010 sampai 2014.

3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periodeyang berakhir

pada 31 Desember selama periode penelitian yaitu tahun 2010 sampai

2014.

4. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap,

berupa :

a. Mempunyai Laporan Tahunan yang lengkap seperti : Laporan

Keuangan, Laba rugi, CALK, Laporan Peubahan Equitas

b. Profil Dewan Komisaris

c. Profil perusahaan

5. Perusahaan yang mengalami profit selama periode penelitian karena

salah satu variable yang dihitung terkait dengan Profitabilitas

Perusahaan.

C. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalaha data sekunder. Data

sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang

umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam

arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih

mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti tinggal mengolah

data tersebut.

60
Dalam menggunakan data sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena

suatu data yang dilaporkan sumber yang berbeda ada kemungkinan datanya

juga berbeda (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, (2002).

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Dokumen, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan

masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:

1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan.

Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa

jurnal, buku, skripsi dan thesis.

2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format

elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang terdapat di

BEI dan yang di publikasikan di situs BEI (www.idx.co.id) yang berupa

file komputer dari internet.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Struktur

Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan

a. Stuktur Kepemilikan Publik (X1)

Struktur kepemilikkan saham terbagi menjadi dua yaitu,

kepemilikkan saham internal dan kepemilikkan saham eksternal.

Pihak pemilik saham internal yang di maksud adalah kepemilikkan

61
saham yang dimiliki manajerial perusahaan (Sudarma, 2003). Pihak

pemilik saham eksternal yang dimaksud adalah investor instutional,

masyarakat luas dan sebagainya (Friend dan Hasbrouk,

1988).Formula yang digunakan untuk menghitung struktur

kepemilikkan publik adalah (Abraham and Cox, 2007):

Struktur kepemilikan publik: Saham yang dimiliki publik X 100%

Total Saham

b. Ukuran Dewan Komisaris (X2)

Dewan komisaris adalah salah satu mekanisme yang banyak

dipakai untuk memonitor manajer. Ukuran Dewan Komisaris (X4),

diukur dengan jumlah dewan komisaris. Berkaitan dengan ukuran

dewan komisaris, Sembiring (2009:5) menyatakan bahwa semakin

besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah

untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan

semakin efektif. Dikaitkan dengan Pengungkapan Risiko, maka

tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk

mengungkapkannya. (Prima, 2011).

c. Profitabilitas (X3)

Net profit margin ditemukan berhubungan positif secara

signifikan dengan kelengkapan pengungkapan perusahaan. Net profit

margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Formula yang

62
digunakan untuk menghitung net profit margin adalah (Endrian,

2010):

Profitabilitas : Laba Bersih

Penjualan Bersih

d. Ukuran Perusahaan (X4)

Penelitian ini menggunakan total asset sebagai alat untuk

menilai ukuran perusahaan. Penggunaan total asset yang

dilogaritmakan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian

Alsaeed (2006), Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Total Asset :Log (Total Asset)

2. Variabel Dependen

COSO (2004) mendefinisikan Disclosure Risk Management


sebagai

“ Process, effected by an entity’s board of directors, management, and


other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise,
designed to identify potential events that may affect the entity, and
manage risks to be within its risk appetite, to provide reasonable
assurance regarding the achievement of entity objectives”.

Pengungkapan Risk Management diukur menggunakan kertas

kerja COSO. Berdasarkan DRM Framework yang dikeluarkan COSO,

terdapat 108 item pengungkapan DRM yang mencakup delapan

dimensi yaitu lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi

kejadian, penilaian risiko, respon atas risiko, kegiatan pengawasan,

informasi dan komunikasi, dan pemantauan (Desender, et al., 2009).

63
Jenis item pengungkapan dapat dilihat pada Lampiran.

Perhitungan item-item menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap

item ERM yang diungkapkan diberi nilai 1 dan nilai 0 apabila tidak

diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh

keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan. Informasi

mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari laporan tahunan

(annual report) dan situs perusahaan (Rustiarini, 2012).

Pengungkapan Risiko = Total item yang diungkapkan


Maksimal Item Pengungkapan

Tabel 3.1
Tabel Operasionalisai Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala


Pengukuran
Struktur Kepemilikan Struktur (Saham yang dimiliki Skala Rasio
Saham Publik (X1) Kepemilikan public di bagi Total
Saham Publik saham ) di kali 100%
Sumber : Sudarma
(2003),
Friend dan Hasbrouk
(1988),
Abraham and Cox
(2007)
Ukuran Dewan Ukuran Dewan Variabel Dummy Skala Rasio
Komisaris (X2) Komisaris
(1 untuk satu orang
Sumber: Sembiring dewan komisaris)
(2005), Susilatri (2009)
dan Prima (2011)

Profitabilitas (X3) Penjualan Penjualan Bersih dibagi Skala Rasio


Bersih, Laba Laba Bersih
Sumber: Endrian Bersih
(2010), dan Susilatri
(2009)
Ukuran Perusahaan Nilai Aset Total asset perusahaan Skala Rasio
(X4) Perusahaan

64
Sumber: Alsaeed
(2006), Sembiring
(2005), Susilatri (2009)
dan Prima (2011)
Risk Disclosure (Y) Pengungkapan Variabel Dummy Skala Rasio
Risiko (1 untuk setiap item
Sumber: Hord Doring pengungkapan dibagi
(2013), Rustriani total jumlah item
(2012), Amran (2004) pengungkapan sebesar
108)

F. Metode Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode:

1. Statistik Deskriptif

Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar

dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam

menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif

berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajiannya

yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau

numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum.

2. Uji Dasar Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji

normalitas data, multikolonieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.

65
a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah terdistribusi

secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal

atau tidaknya distribusi data dapat dideteksi dengan melihat Normality

Probability Plot (P-Plot). Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal

serta mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya, maka

menunjukkan pola distribusi yang normal dan model regresi telah

memenuhi asumsi normalitas (Suliyanto, 2011).

Dalam Uji Normalitas data penelitian ini menggunakan uji

normalitas Kolmogorov Smirnov yaitu, dengan membandingkan distribusi

data (yang akan diuji normalitasnya) dengan dsitribusi normal baku.

Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam

bentuk Z-score dan di asumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorv

Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data

normal baku. Seperti pada uji beda biasa. Jika signifikansi dibawah 0,05

berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0.05

maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.

66
Penerapan pada Uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa

signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai

perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut

tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0.05 maka berarti tidak

terdapat perbedan yang yang signifikan, berarti data tersebut normal.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen (Suliyanto, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran nilai

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Regresi bebas dari masalah

multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF <

10 (Suliyanto, 2011).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang

bebas dari problem autokorelasi (Suliyanto, 2011). Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

Durbin Watson (D-W) nya. Regresi bebas dari masalah autokorelasi jika

nilai D-W berada diantara -2 dan +2 (Sunyoto, 2009)

67
d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model

regresi yang homokedastisitas (Suliyanto, 2011). Deteksi ada tidaknya

heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola

tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID) dimana sumbu Y adalah yang telah

diprediksi sedangkan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola

yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Suliyanto, 2011).

Uji Heterokedasitas dalam penelitian ini juga menggunakan uji

spearman, dimana dilakukan perhitungan dari korelasi rank spearman

antara variael absolute Ut dengan variable-variable bebas. Kemudian nilai

dari rank spearman tersebut dibandingkan dengan nilai statistic yang

ditentukan. Masalah heterokedasitas tidak terjadi bila rank spearman antara

variabel absolute residual regresi dengan variabel-variabel bebas lebih besar

dari nilai signifikan. Nilai signifikan untuk uji Spearman adalan 0,05

(Elcom, 2010).

68
3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan model persamaan regesi berganda. Model ini digunakan untuk

menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan

linier (Indriantoro, 2002). Variabel independen terdiri dari Stuktur

Kepemilikan Publik, Ukuran dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran

Perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah Pengungkapan Risiko

Manajemen. Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +𝛆

Keterangan:

Y = Skor Pengungkapan Risiko Manajemen


α = Intercept atau konstanta
β1 = Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan
Y apabila X1 berubah sebesar 1 satuan
X1 = Struktur Kepemilikan Publik
β2 = Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan
Y apabila X2 berubah sebesar 1 satuan
X2 = Ukuran Dewan Komisaris
β3 = Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan
Y apabila X3 berubah sebesar 1 satuan
X3 = Profitabilitas
Β4 = Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan
Y apabila X4 berubah sebesar 1 satuan
X4 = Profitabilitas
ε = Error term

69
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan

AdjustedR Square (Adj R2), uji F dan uji t.

a. Uji Adj R2

Koefisien determinasi (Adj R2) pada intinya adalah mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika nilai Adj R2

berkisar hampir satu, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya jika nilai Adj R2

semakin mendekati angka nol, berarti semakin lemah kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen (Suliyanto, 2011).

b. Uji F

Uji ini pada dasarnya menunujukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Suliyanto, 2011).

Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan sebaliknya, jika nilai

signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak.

70
c. Uji t

Uji ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variasi-

variabel dependen (Suliyanto, 2011). Langkah yang digunakan untuk

menguji hipotesis ini adalah dengan menentukan level of significance-nya.

Level of significance yang digunakan adalah sebesar 5 % atau (α) = 0,05.

Jika sign. t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika sign. t < 0,05 maka Ha

diterima dan berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dengan variabel dependen (Suliyanto, 2011).

71
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh corporate governance dan

karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan Risiko di perusahaan Property

dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dari 50 perusahaan

hanya 34 perusahaan yang diambil sebagai sampel.

Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan

tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada

periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data diperoleh dari laporan

keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari

situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah
No.

1. Perusahaan Property dan Real Estate yang 50

terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai

dengan 2014.

2. Perusahaan yang tidak mempublikasikan (16)

Laporan Tahunan 2010-2014 berturut-turut.

Total Sampel 34

Sumber : Data Sekunder yang Diolah


73
B. Deskriptif Statistik Data Penelitian

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana semua data yang

berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk

kemudian di analisis dan diintrepretasikan secara objektif. Analisis dalam

penelitian ini menjelaskan perusahaan-perusahaan mana yang memiliki tingkat

strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran

perusahaan, dan seberapa besar pengungkapan risiko yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut.

Deskriptif data strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris,

profitabilitas, dan ukuran perusahaan dari hasil perhitungan perusahaan 34

sektor Property dan Real Estate yang listing di Bursa Efek Indonesia dan

bertahan selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2
Deskripsi Data yang Diolah
Variabel Dependen dan Independent
Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

RISK ,7004 ,08457 170


SK ,3660 ,21955 170
UDK 4,3824 1,76110 170
NPM ,1657 ,60276 170
SIZE 12,3431 ,64312 170

Sumber: Data diolah

74
Tabel 4.2 Menunjukkan nilai rata-rata dari setiap variabel

yang ada dalam penelitian. Dalam standard deviasi itu

menggambarkan sebaran nilai-nilai sampel data. Semakin kecil nilai

standard deviasi, nilai-nilai pada sampel data cenderung dekat dengan

nilai reratanya, dan sebaliknya semakin besar standar deviasinya,

nilai sampel bervariasi semakin menyebar menjauhi nilai reratanya.

Dari 170 sampel perusahaan masing – masing variabel mempunyai

deskripsi:

a. Variabel Risk mempunyai nilai rata – rata 0,7004 dan nilai

standard deviation 0,08457 artinya hubungan sebaran dari data

satu ke data yang lain pada variabel Pengungkapan Risiko adalah

sebesar 0,08457.

b. Variabel Strukur Kepemilikan Publik mempunyai nilai rata – rata

0,3660 dan nilai standard deviation 0,21955 artinya hubungan

sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Strukur

Kepemilikan Publik adalah sebesar 0,21955.

c. Variabel Ukuran Dewan Komisaris mempunyai nilai rata – rata

4,3824 dan nilai standard deviation 1,76110 artinya hubungan

sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Ukuran

Dewan Komisaris disclosure adalah sebesar 1,76110.

75
d. Variabel Profitabilitas mempunyai nilai rata – rata 0,1657 dan

nilai standard deviation 0,60276 artinya hubungan sebaran dari

data satu ke data yang lain pada variabel Profitabilitas adalah

sebesar 0,60276.

e. Variabel Ukuran Perusahaan mempunyai nilai rata – rata 12,3431

dan nilai standard deviation 0,64312 artinya hubungan sebaran

dari data satu ke data yang lain pada variabel Ukuran Perusahaan

adalah sebesar 0,64312.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal.

Jika penyebaran data yang mewakili sampel mendekati garis diagonal

Normal P-Plot. Maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.

Berikut ini adalah hasil uji Normalitas dalam penelitian ini:

76
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Grafik Histogram

Sumber : Output SPSS yang diolah

Berdasarkan tampilan histogram diatas terlihat bahwa kurva dependen

dan regression standarized residual membentuk gambar seperti lonceng.

Oleh karena itu berdasarkan uji normalitas, analisis regresi layak digunakan.

77
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Normal P-Plot Regression Standarized

Sumber : Output SPSS yang diolah

Berdasarkan Normal P-Plot diatas, dapat dilihat titik-titik yang

mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis

diagonal. Oleh karena itu dalam penelitian ini dapat dikatakan data

berdistribusi normal.

Suliyanto (2011:69) mengemukakan, bahwa tidak terpenuhinya

normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang

dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrim pada data yang

diambil. Nilai ekstrim ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam

pengambilan sampel, bahkan karena adanya kesalahan dalam melakukan

input data atau memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari

rata- rata.
78
Untuk mendukung hasil analisis grafik, maka digunakan uji normalitas

dengan menggunakan metode statistik, yaitu metode Kolmogorov-Smirnov

tampak dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Unstandardized
Predicted Value Residual
N 170 170
a,b
Normal Parameters Mean ,7004118 ,0000000
Std.
,05147986 ,06709489
Deviation
Most Extreme Absolute ,055 ,068
Differences Positive ,055 ,068
Negative -,055 -,060
Test Statistic ,055 ,068
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 ,055c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Output SPSS yang diolah

Dari hasil pengujian tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa data

terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji Kolmogorov-

Smirnov yang menunjukkan hasil yang memiliki nilai sig. (2-tailed)

sebesar 0,055 > 0,05. Hal ini berarti nilai residual terstandarisasi

dinyatakan menyebar secara normal.

79
2. Hasil Uji Multikolinieritas

Tabel 4.4 Tabel Multikolinieritas


Coefficientsa
Collinearity
Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
SK ,803 1,246
UDK ,797 1,254
NPM ,917 1,090
SIZE ,748 1,336
a. Dependent Variable: RISK

Sumber : Output Sumber : Output SPSS yang diolah

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi

korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Data yang

baik, tidak ada korelasi antara variabel bebasnya. Jika nilai Tolerance

> 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi

multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut ini adalah tabel hasil uji

multikolinieritas dalam penelitian ini:

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa

variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena

memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Maka dapat dikatakan

tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel.

80
Menurut Suliyanto (2011:81), penyebab timbulnya gejala

multikolinieritas pada model regresi dikarenakan kebanyakan variabel

ekonomi yang berubah sepanjang waktu, adanya penggunaan nilai lag,

metode pengumpulan data yang dipakai, adanya kendala model atau

populasi yang menjadi sampel.

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada

ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah

data yang homoskedastisitas atau data yang memiliki kesamaan

varians dalam fungsi regresi. Jika penyebaran titik-titik yang mewakili

sampel berada di daerah positif dan negatif dalam Scatterplot, maka

dapat dikatakan data tersebut memiliki kesamaan varians atau

homoskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji Heteroskedastisitas

dalam penelitian ini :

81
Gambar 4.3
Hasil Uji Scatterplot

Sumber : Output SPSS yang diolah

Dengan melihat penyebaran titik-titik yang mewakili sampel

pada Scatterplot diatas, maka dapat dikatakan bahwa data dalam

penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi

atau homoskedastisitas.

Menurut Suliyanto (2011:95), penyebab perubahan nilai

varian yang berpengaruh pada homoskedastisitas residualnya yaitu

dikarenakan adanya pengaruh dari kurva pengalaman, adanya

peningkatan perekonomian dan adanya peningkatan teknik

pengambilan data.

Untuk mendukung hasil analisis grafik maka digunakan uji

Heteroskedastisitas dengan metode statistik, yaitu dengan

menggunakan metode Rank Spearman. Hasil pengujian


82
Heteroskedastisitas dengan metode Rank Spearman tampak dalam

tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Metode Rank Spearman
Correlations
ABS_RES SK UDK NPM SIZE

Spearman's rho ABS_RES Correlation Coefficient 1,000 ,145 -,020 -,051 -,074

Sig. (2-tailed) . ,060 ,794 ,509 ,339

N 170 170 170 170 170

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Output SPSS yang diolah

Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien Rank

Spearman dari masing-masing variabel bebas dengan nilai absolut

residualnya (|e|), jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05

(Sig.>0,05), maka tidak terdapat heteroskedastisitas.

Berdasarkan output diatas dapat diketahui bahwa pada

model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena

Sig. variabel struktur kepemilikan saham terhadap absolut residual

sebesar 0,60 > 0,05, Sig. variabel ukuran dewan komisaris terhadap

absolut residual sebesar 0,794 > 0,05, Sig. variabel profitabilitas

terhadap absolut residual sebesar 0,509 > 0,05, dan Sig. variabel

ukuran perusahaan (firm size) terhadap absolut residual sebesar

0,339 > 0,05.

83
4. Hasil Uji Autokorelasi

Menurut Suliyanto (2011:125), uji autokorelasi bertujuan

untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota

serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time

series) atau ruang (cross section).

Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson.

Berikut hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4.6:

Tabel 4.6
Hasil Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Std. Error of the
Model Estimate Durbin-Watson

1 ,06790 2,084

b. Dependent Variable: RISK

Sumber : Output SPSS yang diolah

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4.6 maka

diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 2,084 dimana terletak

antara du dengan 4- du, maka dapat disimpulkan bahwa model

persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi.

Suliyanto mengemukakan, bahwa uji Durbin Watson (uji

D-W) merupakan uji untuk menguji ada-tidaknya masalah

autokorelasi dari model empiris yang diestimasi. Pengambilan

keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang

diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dL dan du, dengan

K = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel.

84
Jika nilai Durbin Watson berada diantara nilai du hingga

(4- du) berarti asumsi tidak terjadi gejala autokorelasi terpenuhi.

Durbin Watson

Berdasarkan hasil gambar 4.7 maka diperoleh nilai hitung

Durbin Watson sebesar 2,048. Dimana terletak antara du (1,7012)

dengan 4- du (2,2025) yang terlihat pada gambar 4.7, maka dapat

disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut tidak

mengandung masalah autokorelasi.

Untuk meyakinkan hasil diatas maka digunakan uji lain yaitu

menggunakan uji Run Test. Tabel 4.8 menunjukkan hasil Run Test

tersebut.

85
Tabel 4.8
Hasil Uji Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual

Test Valuea ,00716


Cases < Test Value 85
Cases >= Test Value 85
Total Cases 170
Number of Runs 82
Z -,615
Asymp. Sig. (2-tailed) ,538

a. Median

Sumber : Output SPSS yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui probabilitas (Asymp. Sig. 2-

tailed) sebesar 0,538 yang menunjukkan nilai signifikansi lebih dari

0,05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model tersebut

tidak mengalami problem autokorelasi.

D. Koefisien Determinasi

Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square
a
1 ,609 ,371 ,355
a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
b. Dependent Variable: RISK
Sumber : Output SPSS yang diolah

86
Pada data tabel hasil uji koefisien determinasi di atas dapat

dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,355 atau 35,5%, yang

berarti variabel terikat (Pengungkapan Risiko) dapat dijelaskan

variabel bebas (SK, UDK, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan) sebesar

35,5%, sedangkan sisanya sebesar 64,5% dijelaskan oleh faktor-

faktor lain.

Menurut Suliyanto (2011:59) yang dimaksud dengan factor-

faktor lain adalah variasi variable x lainnya, yang tidak diteliti. Dalam

penelitian ini variabel tersebut dapat berupa : Komisaris independen,

Komite audit, Leverage, Cross Listing, Likuiditas dan lain-lain.

E. Hasil Analisis Regresi Berganda

1. Hasil Uji F

Uji F pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan

apakah variabel independen atau bebas yang terdiri dari tingkat

strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas,

dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara bersama sama

atau simultan terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan

Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014, dengan angka

signifikansi (ɑ) sebesar < 0,05. Berikut ini adalah tabel Uji F dari

penelitian ini:

87
Tabel 4.10
Hasil Uji F
ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression ,448 4 ,112 24,284 ,000b

Residual ,761 165 ,005

Total 1,209 169

a. Dependent Variable: RISK


b. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
Sumber : Data SPSS yang diolah

Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara

bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai

Fhitung sebesar 24,284 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas

jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%

atau 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

Tingkat Pengungkapan Risiko dapat dikatakan bahwa variabel meliputi

tingkat strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris,

profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara

bersama sama atau simultan terhadap Pengungkapan Risiko.

Analisis faktor fundamental seperti strukur kepemilikan publik,

ukuran dewan komisaris, profitabilitas dan ukuraan Perusahaan

merupakan instrumen yang mampu mempengaruhi tingkat

Pengungkapan Risiko dalam sebuah perusahaan. Dalam hasil uji F

membuktikan bahwa ke empat variabel diatas secara simultan

mempengaruhi tingkat Pengungkapan Risiko sebuah perusahaan.

88
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap pengungkapan

pasti akan dipengaruhi oleh Corporate Governance dan Karakteristik

perusahaan. Ide dasar adanya hal ini adalah karena laporan tahunan

perusahaan pada dasarnya sebagai penyampai Informasi kepada

pengguna, dan lazimnya informasi tersebut harus lengkap dan

akuntabel.

2. Hasil Uji t

Uji t pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah

variabel independen atau bebas yang terdiri dari tingkat strukur

kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran

perusahaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Pengungkapan

Risiko perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014, dengan angka

signifikansi (ɑ) sebesar 0,05. Berikut ini adalah tabel hasil Uji t dari

penelitian ini:

89
Tabel 4.11
Hasil Uji t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086

SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119

UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196

NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052

SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000

a. Dependent Variable: RISK

Sumber : Output SPSS yang diolah

Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil uji t di

atas. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1) Strukur Kepemilikan Publik

Hasil perhitungan uji secara parsial variabel strukur

kepemilikan saham publik dengan menggunakan uji satu arah (1-

tailed) diperoleh nilai thitung sebesar (1,565) dengan nilai

signifikansi sebesar 0,119 yang berarti nilai Sig. variabel strukur

kepemilikan saham publik lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan strukur kepemilikan saham publik tidak berpengaruh

terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis pertama ditolak

(Ha ditolak dan H0 diterima)

Berdasarkan perbandingan dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sebelumnya, beberapa peneliti juga

menemukan hubungan tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan

90
oleh Sudarmaji dan Sularto (2007), dalam penelitian tersebut

menemukan bahwa tipe struktur kepemilikan publik perusahaan

tidak berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure pada laporan

tahunan perusahaan. Dalam penelitian tersebut diungkapkan

kepemilikan saham publik adalah kepemilikan saham yang dimiliki

oleh masyarakat dengan besaran di bawah 5% sehingga tidak

mampu mempengaruhi pengungkapan risiko perusahaan.

Linsley (2006) juga menemukan variabel Struktur

Kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap

Pengungkapan Risiko karena pemilikan saham publik sebagian

besar hanya bersifat spekulan dan tidak terlalu memperhatikan

perusahaan secara mendalam seperti halnya pemilik manajerial atau

institusional.

Hasil penelitian ini juga didukung Nasser (2015) yang

menemukan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan risiko pada Institusi Islam di UAE.

2) Ukuran Dewan Komisaris

Hasil perhitungan uji secara parsial variabel Ukuran Dewan

Komisaris dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh

nilai thitung sebesar (1,298) dengan nilai signifikansi sebesar 0,196

karena nilai Sig. variabel ukuran dewan komisaris lebih besar dari

0,05, maka dapat disimpulkan ukuran dewan komisaris tidak

berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis kedua

91
ditolak (Ha ditolak dan H0 diterima).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Elzahar dan Hussainey (2012). Penelitian

tersebut menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan risiko

dalam laporan keuangan interim.

Sejalan dengan penelitiaan (Nasser 2015) Dewan komisaris

tidak menuntut banyak tidaknya Pengungkapan Risiko yang

dilakukan oleh perusahaan. Karena pengawasan yang dilakukan

oleh dewan komisaris lebih bersifat menyeluruh terhadap kinerja

perusahaan tidak hanya sebatas terhadap pengungkapan risiko saja.

3) Profitabilitas

Hasil perhitungan uji secara parsial variabel Profitabilitas

dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh nilai t hitung

sebesar (-1,955) dengan nilai signifikansi sebesar 0,052. Karena

nilai Sig. Variabel profitabilitas lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap

Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis ketiga ditolak (Ha ditolak

dan H0 diterima).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Sudarmadji dan Sularto (2007) yang

menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap luas voluntary disclosure. Terkait dengan besar kecilnya

92
profitabilitas, perusahaaan dituntut untuk memberikan informasi

yang lengkap terhadap risiko risiko bahkan jika perusahaan tidak

mengalami profit atau merugi, perusahan tetap di tuntut untuk

mengungkapkan risiko standard. Sehingga besar kacilnya

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapn risiko.

Moumen (2015) juga menemukan bahwa profitabilitas tidak

berpengaruh pada penngungkapan risiko di Perusahaan besar

Finlandia, hal ini karena semua perusahaan besar selalu

memberikan informasi yang lengkap atas semua risiko yang ada.

4) Ukuran Perusahaan

Hasil perhitungan uji secara parsial variabel ukuran

perusahaan dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh

nilai t hitung sebesar (7,408) dengan nilai signifikansi sebesar

0,000. Karena nilai Sig. variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari

0,05, maka dapat disimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis keempat diterima

(Ha diterima dan H0 ditolak).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Amran et al (2009) dalam Fathimiyah (2014)

menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan

pengungkapan risiko. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang

lebih besar untuk membiayai penyediaan informasi bagi pihak

internal perusahaan, informasi tersebut digunakan untuk

93
memberikan informasi bagi pihak eksternal perusahaan, sehingga

tidak membutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan

pengungkapan secara menyeluruh. Perusahaan kecil tidak

mempunyai informasi yang siap saji seperti perusahaan besar, hal

ini mengakibatkan perusahaan kecil memerlukan biaya yang cukup

besar untuk mempunyai informasi selengkap perusahaan besar.

Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap

pengungkapan risiko. Perusahaan besar akan mengungkapkan

risiko lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Agency

theory menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya

keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Jensen dan

Meckling, 1976 dalam Almilia dan Retrinasari, 2007). Perusahaan

besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih luas

dibanding perusahaan kecil sebagai upaya untuk mengurangi biaya

keagenan tersebut.

Menurut Meek, Roberts dan Gray (dalam Fitriani, 2001)

perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut

karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham

dan analisis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk

melakukan pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil.

94
Perusahaan kecil umumnya mempunyai persaingan ketat

dengan perusahaan yang lain, karena jumlah perusahaan kecil lebih

banyak di bandingkan jumlah perusahaan besar. Mengungkapkan

terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat

membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan

kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap

perusahaan besar (Singhvi dan Desai,1971 ; Buzby,1975 dalam

Amilia dan Retrinasari, 2007).

3. Hasil Persamaan Regresi

Dari hasil data yang diolah, dapat dilihat persamaan

regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = -0,189 + 0,042X1 + 0,004X2 - 0,018X3 + 0,70X4 + 0,110

Keterangan :

Y = Skor Pengungkapan Risiko Manajemen

X1 = Struktur Kepemilikan Publik

X2 = Ukuran Dewan Komisaris

X3 = Profitabilitas

X4 = Profitabilitas

ε = Error term

95
Koefisien-koefisien persamaan regersi linier berganda diatas

dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -0,189

menunjukkan bahwa jika variabel tingkat Strukur Kepemilikan

Publik, ukuran dewan komisaris, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan

bernilai nol maka Tingkat Pengungkapan Risiko adalah -0,189.

Dengan catatan, variabel lain dianggap konstan.

Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda diatas

dapat diambil kesimpulan bahwa variabel dependen (Pengungkapan

Risiko) akan mengalami penurunan sebesar -0,189 tanpa dipengaruhi

oleh semua variabel independen yang terdiri dari tingkat Strukur

Kepemilikan Publik, ukuran dewan komisaris, Profitabilitas, dan

Ukuran perusahaan.

Nilai koefisien variabel Strukur Kepemilikan Publik

terhadap Pengungkapan Risiko sebesar 0,042, menyatakan bahwa

apabila variabel Strukur Kepemilikan Saham Publik meningkat 1

satuan maka akan menaikkan Pengungkapan Risiko sebesar 0,042

kali. Dengan catatan variabel independen yang lain tetap (konstan).

Nilai koefisien variabel Ukuran Dewan Komisaris (dihitung

dengan NPM) terhadap Pengungkapan Risiko sebesar 0,004,

menyatakan bahwa apabila variabel Ukuran Dewan Komisaris

meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Pengungkapan Risiko

sebesar 0,004. Sedangkan variabel independen yang lain tetap.

96
Nilai koefisien Profitabilitas (dihitung dengan NPM) terhadap

Pengungkapan Risiko sebesar -0,018, artinya ketika Profitabilitas

naik 1 satuan sedangkan variabel independen yang lain tetap, maka

Pengungkapan Risiko akan turun -0,018 satuan.

Nilai koefisien Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan

Risiko sebesar 0,070, artinya ketika Ukuran Perusahaan naik 1 satuan

sedangkan variabel independen yang lain tetap, maka harga saham

akan naik 0,070 satuan.

97
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan

yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil uji parsial (Uji T) yang dilakukan menunjukkan

hasil sebagai berikut :

1. Struktur Kepemilikan Saham Publik tidak berpengaruh

terhadap Pengungkapan Risiko karena kepemilikan saham

publik di bawah 5 % maka pemilik saham publik tidak dapat

menuntut Pengungkapan risiko dalam perusahaan selain itu

pemilik saham publik sebagian besar hanya bersifat

spekulan.

2. Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap

Pengungkapan Risiko karena Dewan Komisaris bertugas

mengawasi perusahaan secara menyeluruh tidak hanya

tentang pengungkapan risiko dalam sebuah perusahaan.

3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Pengugkapan

Risiko karena Pengungkapan risiko tidak hanya dilakukan

dalam kondisi profit, melainkan juga dalam kondisi loss

(rugi).

98
4. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan

Risiko karena semakin besar aset perusahaan akan membuat

perusahaan mengungkapkan risiko-risiko yang ada

diperusahaan, selain itu perusahan yang besar akan dituntut

untuk lebih banyak melakukan pengungkapan risiko.

2. Hasil Uji Simultan (Uji F) yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa Veriabel Struktur Kepemilikan Saham Publik, Ukuran

Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan secara

simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Pengungkapan

Risiko.

B. SARAN

Berikut ini adalah beberapa saran dari penulis bagi para

peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan

penelitian ini:

1. Berikut ini adalah beberapa saran dari penulis bagi para peneliti

yang ingin melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan

penelitian ini: Penelitian ini menggunakan data pada laporan

tahunan dan situs Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghitung

item Pengungkapan risiko. Informasi ini tentunya belum

mencerminkan kondisi sebenarnya dari praktek Pengungkapan

risiko karena tidak semua item diungkapkan secara jelas sehingga

99
hasil perhitungan indeks Pengungkapan risiko dalam penelitian

ini masih terbatas. Kemudian item pengungkapan Pengungkapan

risiko yang digunakan penelitian ini mengacu pada instrumen

yang dikeluarkan oleh COSO (2004) yang mengacu pada kondisi

luar negeri, untuk itu perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap

tiap instrumen pengungkapan Pengungkapan risiko dengan

menyesuaikan kondisi yang ada di Indonesia.

2. Penelitian ini hanya menggunakan satu jenis industri yaitu

Property dan Real Estate sehingga hasilnya tidak dapat

digeneralisasi untuk jenis industri lain. Peneliti selanjutnya bisa

menggunakan jenis perusahaan lain seperti perusahaan asuransi

mengingat bahwa perusahaan asuransi juga memiliki potensi

risiko yang tinggi dan belum memiliki regulasi yang jelas

mengenai praktek Pengungkapan risiko.

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran yang

berbeda melalui latar belakang pendidikan untuk komisaris

independen dan ukuran perusahaan juga dapat menggunakan

pengukuran penjualan maupun kapitalisasi pasar, untuk

Profitabilitas dapat menggunakan ROA, ROE dsb.

4. Pada penelitian ini hanya digunakan empat variabel untuk

menguji hubungan pengaruh dengan Pengungkapan risiko, maka

diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah

variabel lain yang mampu dijadikan variabel untuk menguji

100
pengaruhnya terhadap pengungkapan Pengungkapan risiko,

misalnya Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur

Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Tingkat Leverage,

Debt Equity Ratio dll.

C. Kontribusi Penelitian

1. Memberikan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa akuntansi dan

bahan referensi untuk lebih giat mangkaji dan meneliti tentang

Pengungkapan risiko dalam perusahaan, apalagi dalam jurusan

akuntansi UIN Jakarta penelitian atau skripsi tentang

Pengungkapan risiko belum banyak diteliti.

2. Memberikan pengetahuan bagi para investor tentang pengaruh

faktor- faktor terhadap pengungkapan risiko dalam sebuah

perusahaan, dan kelengkapan Pengungkapan risiko yang dilakukan

oleh manajerial perusahaan.

3. Memberikan pengetahuan bagi para manajerial perusahaan tentang

pentingnya pengungkapan risiko dan faktor-faktor apa saja yang

harus diperhatikan.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Industri yang di teliti hanya pada 1 sektor yakni pada sektor

Property dan Real Estate, sehingga belum mewakili semua

perusahaan di sektor – sektor lain.

2. Rentang waktu penelitian yang hanya 5 tahun.

101
DAFTAR PUSTAKA

Abraham, S. and Cox, P. 2007, “Analyzing the determinants of narrative risk


information in UK FTSE 100 annual reports”, British Accounting
Review, Vol. 39, pp. 227-48.
Aljifri, K. and Khaled H.. 2007. “The Determinants of Forward- looking
Information in Annual Reports of UAE Companies”. Managerial
Auditing Journal, Vol. 22, No. 9, pp. 881-894
Almilia, Luciana S. dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh
Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan
dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEJ”. Proceeding Seminar Nasional Inovasi Menghadapi
Perubahan Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti. Jakarta, 9
Juni 2007
Alsaeed, K. 2006. “The Association between Firm-specific Characteristics
and Disclosure: The Case of Saudi Arabia”. Managerial Auditing
Journal. Vol. 21, No. 5, pp. 476-496
Amran, A. (2006), “Corporate social reporting in Malaysia: an
institutional perspective”, unpublished PhD thesis, University of
Malaya, Kuala Lumpur.
Amran, Azlan, A. M. Rosli Bin and B. C. H. Mohd Hassan. 2009.
“Risk Reporting: An Exploratory Study on Risk Management
Disclosure in Malaysian Annual Reports”. Managerial Auditing
Journal, Vol. 24, No. 1, pp. 39-57
Anggraini, Reni R. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-
perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. Simposium
Akuntansi Nasional 9. Padang: Universitas Sanata Dharma Yogya
Anisa, Windi G. 2012. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Manajemen Risiko”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Belkaoli, Ahmed R. 2000. Teori Akuntansi. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Benardi, Meliana K, Sutrisno, dan prihat Assih. 2009. ”Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya terhadap
Asimetri Informasi (Studi Pada Perusahaan- Perusahaan Sektor
Manufaktur Yang Go public di BEI)”. Simposium Nasional
Akuntansi XII. Palembang 4-6 November 2009.

102
Beretta, S. and Bozzolan, S. 2004, “A framework for the analysis of firm risk
communication”, The International Journal of Accounting, Vol. 39,
pp. 265-88.
Binsar H. S. dan Lusy W. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol 7, No. 3, September 2004 Hal 351-366.
Cabedo, J. and Tirado, J. 2004, ‘‘The disclosure of risk in financial
statements’’, Accounting Forum, Vol. 28, No.2, pp. 181-200.
Clarkson P, Guedes J, Thompson R. 1996. On the diversification,
observability, and measurement of estimation risk. Journal of
Financial and Quantitative Analysis March: 69-84.
Darmawi, Herman. 1994. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara
Fama, E. F. dan Jensen, M. C. 1983. “Agency Problems and Residual
Claims”. Journal of Law and Economics 26 (2) : 327 – 349.
Fitriany. 2001.”Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan
Wajib Dan Sukarela Pada Laporan Keungan Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Akuntansi IV.
Bandung.pp 133-154.
Financial Committee of the Institute of Chartered Accountants in England
and Wales. 2002. “No Surprises: The Case for Better Risk
Reporting”. Balance Sheet 10, Vol. 4, pp. 18-21
Freeman, R.E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach,
Pitman Publishing Journal, Marshfield, MA.
Ginting, Monalisa Br. 2010. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Skripsi.
Fakultas Ekonomi, Universitas Riau, Medan.
Gray, R.H., Kouhy, R. and Lavers, S. 1995, “Corporate social and
environmental reporting: a review of the literature and a
longitudinal study of UK disclosure”, Accounting, Auditing &
Accountability Journal. Vol. 8 No. 2, pp. 47-77.
Gray, R.H., Kouhy, R. and Lavers, S. 1995, “Constructing a research database
of social and environmental reporting by UK companies: a
methodological note”, Accounting, Auditing & Accountability
Journal, Vol. 8 No. 2, pp. 78-101.

103
Gray, R.H., Owen, D.L. and Adams, C.A. 1996, Accounting and
Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and
Environmental Reporting, Prentice-Hall, Hemel Hempstead.
Gujarati, D.N. (2003), Basic Econometrics, 4th ed., McGraw-Hill, Singapore.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan penerbitan Universitas Diponegoro, 2005.
Hassan, M. (2009), “UAE corporations-specific characteristics and level of
risk disclosure”, Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 7, pp.
668-687.
Hackston, D. and Milne, M.J. (1996), “Some determinants of social and
environmental disclosures in New Zealand companies”,
Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol.9 No. 1, pp.
77-108.
Hendriksen, Eldon, dan M. Van Brenda. 2001. Accounting Theory. USA:
Mc.Graw-Hill
Horing, D. Hemut G. 2011.Investigasing Risk Disclosure Practices in the
European Insurance Industry”.International Center Insurance
Reporting.Germany.
IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. Per 1 September 2007. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Irawan, B. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. “Theory of The
Firm : Managerial Behaviour, Agency Costs, and Ownership
Structure”. Journal of Financial Economics (JFE), Vol 3,
No. 4, 1 July 1976.
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=94043.
Diakses 22 Agustus 2015.
Keputusan Direksi BEJ Nomor Kep-305/BEJ/07-2004 tentang peraturan
nomor I- A tentang pencatatan saham efek ekuitas selain saham
yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor Kep-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik.

104
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia.Jakarta.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2011. Pedoman Penerapan
Manajemen Risiko Berbasis Governance. Jakarta.
Lajili, K. and Zeghal, D. 2005, “A content analysis of risk management
disclosure in Canadian annual reports”, Canadian Journal of
Administrative Sciences, Vol. 22 No. 2, pp. 125-42.
Linsley, P.M. and Shrives, P.J. 2005, “Disclosure of risk information in the
banking sectors”, Journal of Finance Regulation and Compliance,
Vol. 13 No. 3, pp. 205-14.
Linsley, P.M. and Shrives, P.J. 2006, “Risk reporting: a study of risk
disclosure in the annual reports of UK companies”, The British
Accounting Review, Vol. 38, pp. 387-404.
Marwata. 2001.”Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan Dan Kualitas
Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik Di
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV.pp 155-157
Meek, Gary K., Clare B. Roberts, Sidney J. Gray. 1995. Factor Influencing
Voluntary Annual Report Disclosures By U. S, U. K and
Continental European Multinational Corporations. Journal of
International Bussiness Studies (Third Quarter): 246-271.
Prasetya, D. 2011. Analisis pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, leverage,
dan profitabilitas terhadap mandatory disclosure (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-
2009). Skripsi. Fakultas ekonomi, Universitas Diponegoro,
Semarang
Ridwan, Alif. Pengaruh kinerja lingkungan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris, dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Jakarta: Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
Riny. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan
Proporsi saham public terhadap kelengkapan laporan keuangan
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Riau, Medan.
Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. Edisi ke empat. Jakarta:
Salemba Empat.
Shrives, P. and Linsley, P. (2003), “Risk disclosure in UK and German
annual reports: a comparative study”, paper presented at the
European Accounting Association 26th Annual Conference, Seville.
105
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.
Yogyakarta: ANDI, 2011.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Sularto Lana. 2007. “Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Laverage, dan Tipe Kepemilikan
Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclodure Laporan
Keuangan Tahunan”. Procceding PESAT (Psikologi, Ekonomi,
Sastra dan Teknik Sipil), Auditorium Kampus Gunadarma 21-22
Agustus 2007, Vol 2, ISSN 1858-2559.
Singhvi S, Desai H. 1971. An empirical analysis of the quality of corporate
financial disclosure. The Accounting Review January: 129-138.
Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE
Taures, Nazila S. I. 2011. “ Analisis Hubungan Antara Karakteristik dengan
pengungkapan Risiko (Studi empiris pada laporan tahunan
perusahaan- perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun
2009)”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Wild, John J, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis
Laporan Keuangan, Edisi delapan, Salemba Empat, Buku satu:
Jakarta.
Zuhroh, D. dan I Putu Pande Heri S. 2003. “Analisis Pengaruh Luas
Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Terhadap Reaksi Investor”. Simposium Nasional Akuntansi VI.
Surabaya, 16-17 Oktober 2003
www.idx.co.id

106
Lampiran 1

Daftar Purposive Sampling


Perusahaan Property dan Real Estate yang Listing
di Bursa Efek Indonesia

Kode TAHUN Laporan Tahunan


No Nama Perusahaan Perusahaan IPO 2010 2011 2012 2013 2014
1 Agung Podomoro Land Tbk APLN 11-Nov-10
2 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 18-Des-07
3 Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA 14-Jan-08 x
4 Bumi Citra Permai Tbk BCIP 11-Des-09
5 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST 10-Apr-12
6 Binakarya Jaya Abadi BIKA 14-Jul-15
7 Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP 23-Okt-95
8 Bukit Darmo Property Tbk BKDP 15-Jun-07
9 Sentul City Tbk BKSL 28-Jul-97
10 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 06-Jun-08
11 Cowell Development Tbk COWL 19-Des-07
12 Ciputra Development Tbk CTRA 28-Mar-94
13 Ciputra Property Tbk CTRP 07-Nov-07
14 Ciputra Surya Tbk CTRS 15-Jan-99

xxi
LANJUTAN

15 Duta Anggada Realty Tbk DART 08-Mei-90


16 Intiland Development Tbk DILD 04-Sep-91
17 Puradelta Lestari Tbk DMAS 29-Mei-15
18 Duta Pertiwi Tbk DUTI 02-Nov-94
19 Bakrieland Development Tbk ELTY 30-Okt-95
20 Megapolitan Developments Tbk EMDE 12-Jan-11
21 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII 30-Jun-00 x
22 Gading Development Tbk GAMA 11-Jul-12
23 Gowa Makassar Tourism Development Tbk GMTD 11-Des-00
24 Perdana Gapuraprima Tbk GPRA 10-Okt-07 x
25 Greenwood Sejahtera Tbk GWSA 23-Des-11
26 Jaya Real Property Tbk JRPT 29-Jun-94
27 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 10-Jan-95
28 MNC Land Tbk KPIG 30-Mar-00
29 Lamicitra Nusantara Tbk LAMI 18-Jul-01
30 Eureka Prima Jakarta Tbk LCGP 13-Jul-07 x
31 Lippo Cikarang Tbk LPCK 24-Jul-97
32 Lippo Karawaci Tbk LPKR 28-Jun-96
33 Modernland Realty Ltd Tbk MDLN 18-Jan-93
34 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 10-Jul-09 x
35 Mega Manunggal Property Tbk MMLP 12-Jun-15
36 Metropolitan Land Tbk MTLA 20-Jun-11
37 Metro Realty Tbk MTSM 08-Jan-92
38 Nirvana Development Tbk NIRO 13-Sep-12
xxii
LANJUTAN

39 Indonesia Prima Property Tbk OMRE 22-Agu-94


40 PP Properti Tbk PPRO 19-Mei-15
41 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 15-Jun-92
42 Pudjiati Prestige Tbk PUDP 18-Nov-94
43 Pakuwon Jati Tbk PWON 19-Okt-89
44 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk RBMS 19-Des-97
45 Roda Vivatex Tbk RDTX 14-Mei-90
46 Pikko Land Development Tbk RODA 22-Okt-01
47 Dadanayasa Arthatama Tbk. SCBD 19-Apr-02
48 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM 12-Okt-95
49 Summarecon Agung Tbk SMRA 07-Mei-90 x
50 Sitara Propertindo Tbk TARA 11-Jul-14

xxiii
Lampiran 2

Daftar Sample Penelitian


Perusahaan Property dan Real Estate

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan


1 Alam Sutera Realty Tbk ASRI
2 Bumi Citra Permai Tbk BCIP
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP
4 Bukit Darmo Property Tbk BKDP
5 Sentul City Tbk BKSL
6 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
7 Cowell Development Tbk COWL
8 Ciputra Development Tbk CTRA
9 Ciputra Property Tbk CTRP
10 Ciputra Surya Tbk CTRS
11 Duta Anggada Realty Tbk DART
12 Intiland Development Tbk DILD
13 Duta Pertiwi Tbk DUTI
14 Bakrieland Development Tbk ELTY
15 Gowa Makassar Tourism Development Tbk GMTD
16 Jaya Real Property Tbk JRPT
17 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
18 MNC Land Tbk KPIG
19 Lamicitra Nusantara Tbk LAMI
20 Lippo Cikarang Tbk LPCK
21 Lippo Karawaci Tbk LPKR
22 Modernland Realty Ltd Tbk MDLN
23 Metro Realty Tbk MTSM
24 Indonesia Prima Property Tbk OMRE
25 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN
26 Pudjiati Prestige Tbk PUDP
27 Pakuwon Jati Tbk PWON
28 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk RBMS
29 Roda Vivatex Tbk RDTX
30 Pikko Land Development Tbk RODA
31 Dadanayasa Arthatama Tbk. SCBD
32 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM

xxiv
Lampiran 3

Tabel Pengungkapan Risiko COSO (2004)

Dimensi-Dimensi Pengungkapan Risiko


A. Internal Environment
1 Apakah ada piagam dewan?
2 Informasi tentang kode etik / etika?
3 Informasi tentang bagaimana kebijakan kompensasi menyelaraskan kepentingan
manajer dengan pemegang saham?
4 Informasi tentang target kinerja individu?
5 Informasi tentang prosedur perekrutan dan pemecatan dari papan anggota dan
manajemen?
6 Informasi tentang kebijakan remunerasi anggota dewan dan manajemen?
7 Informasi tentang pelatihan, pembinaan dan pendidikan program?
8 Informasi tentang pelatihan di nilai-nilai etika?
9 Informasi tentang tanggung jawab dewan?
10 Informasi tentang tanggung jawab komite audit?
11 Informasi tentang tanggung jawab CEO?
12 Informasi tentang eksekutif senior yang bertanggung jawab untuk risiko manajemen?
13 Informasi tentang pengawasan pengawasan dan manajerial?
B. Objective Setting
14 Informasi tentang misi perusahaan?
15 Informasi tentang strategi perusahaan?
16 Informasi tentang tujuan bisnis perusahaan?
17 Informasi tentang tolok ukur diadopsi untuk mengevaluasi hasil?
18 Informasi tentang persetujuan strategi dengan dewan?
19 Informasi tentang hubungan antara strategi, tujuan, dan nilai pemegang saham?
C. Event Identification
Financial Risk
20 Informasi tentang tingkat likuiditas?
21 Informasi tentang tingkat suku bunga?
22 Informasi tentang nilai tukar asing?
23 Informasi tentang biaya modal?
24 Informasi tentang akses ke pasar modal?
25 Informasi tentang instrumen utang jangka panjang?
26 informasi tentang resiko kegagalan?
27 Informasi tentang risiko solvabilitas?
28 Informasi tentang risiko harga ekuitas?
29 Informasi tentang risiko komoditas?
Compliance Risk
30 Informasi tentang masalah litigasi?
31 Informasi tentang kepatuhan terhadap peraturan?

xxv
LANJUTAN

32 Informasi tentang kepatuhan terhadap kode industri?


33 Informasi tentang kepatuhan terhadap kode sukarela?
34 Informasi tentang kepatuhan dengan rekomendasi dari Tata kelola perusahaan?
Technology Risk
35 Informasi tentang pengelolaan data ?
36 Informasi tentang sistem komputer?
37 Informasi tentang privasi informasi diadakan pada pelanggan?
38 Informasi tentang perangkat lunak keamanan?
Economical Risk
39 Informasi tentang kompetisi alami?
40 Informasi tentang peristiwa makroekonomi yang bisa mempengaruhi perusahaan?
Reputational Risk
41 Informasi tentang isu-isu lingkungan?
42 Informasi tentang masalah etika?
43 Informasi tentang isu-isu kesehatan dan keselamatan?
44 Informasi tentang rendah / tinggi saham atau peringkat kredit?
D. Risk Assessment
45 Penilaian risiko tingkat likuiditas?
46 Penilaian risiko suku bunga?
47 Penilaian risiko nilai tukar asing?
48 Penilaian risiko biaya modal?
49 Penilaian risiko dari akses ke pasar modal?
50 Penilaian risiko instrumen utang jangka panjang?
51 Penilaian risiko risiko kegagalan?
52 Penilaian risiko risiko solvabilitas?
53 Penilaian risiko risiko harga ekuitas?
54 Penilaian risiko risiko komoditas?
55 Penilaian risiko masalah litigasi?
56 Penilaian risiko kepatuhan dengan peraturan?
57 Penilaian risiko kepatuhan dengan kode industri?
58 Penilaian risiko kepatuhan dengan kode sukarela?
59 Penilaian risiko kepatuhan dengan rekomendasi dari tata kelola perusahaan?
60 Penilaian risiko manajemen data?
61 Penilaian risiko sistem komputer?
62 Penilaian risiko privasi informasi diadakan pada pelanggan?
63 Penilaian risiko pada keamanan software?
64 Penilaian risiko sifat kompetisi?
65 Penilaian risiko masalah lingkungan?
66 Penilaian risiko masalah etika?
67 Penilaian risiko masalah kesehatan dan keselamatan?
68 Penilaian risiko lebih rendah / tinggi saham atau peringkat kredit?
69 Informasi tentang teknik yang digunakan untuk menilai potensi Dampak dari peristiwa
menggabungkan?
xxvi
LANJUTAN

E. Risk Response
70 Gambaran umum dari proses untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola?
71 Informasi tentang pedoman tertulis tentang bagaimana risiko harus dikelola?
72 Respon terhadap risiko likuiditas?
73 Respon terhadap risiko suku bunga?
74 Respon terhadap risiko nilai tukar asing?
75 Menanggapi risiko yang terkait dengan biaya modal?
76 Respon untuk akses ke pasar modal?
77 Respon untuk instrumen utang jangka panjang?
78 Respon risiko litigasi?
79 Respon risiko default?
80 Respon risiko solvabilitas?
81 Menanggapi risiko harga ekuitas?
82 Respon risiko komoditas?
83 Respon untuk memenuhi peraturan?
84 Respon untuk memenuhi kode industri?
85 Respon untuk memenuhi kode sukarela?
86 Respon untuk memenuhi rekomendasi dari Corporate Governance?
87 Respon risiko data?
88 Respon risiko sistem komputer?
89 Respon untuk privasi informasi diadakan pada pelanggan?
90 Respon untuk risiko keamanan perangkat lunak?
91 Respon terhadap risiko persaingan?
92 Menanggapi risiko lingkungan?
93 Respon risiko etika?
94 Respon terhadap risiko kesehatan dan keselamatan?
95 Respon untuk risiko lebih rendah / tinggi saham atau peringkat kredit?
F. Control Activities
96 Informasi tentang kontrol penjualan?
97 Informasi tentang review fungsi dan efektivitas kontrol?
98 Informasi tentang masalah otorisasi?
99 Informasi tentang dokumen dan catatan sebagai kontrol?
100 Informasi tentang prosedur verifikasi independen?
101 Informasi tentang kontrol fisik?
102 Informasi tentang pengendalian proses?
G. Information and Communication
103 Informasi tentang verifikasi kelengkapan, akurasi dan validitas informasi?
104 Informasi tentang saluran komunikasi untuk melaporkan pelanggaran hukum, peraturan
atau kejanggalan lainnya diduga?
105 Informasi tentang saluran komunikasi dengan pelanggan, vendor dan pihak eksternal
lainnya?
H. Monitoring
106 Informasi tentang bagaimana proses dipantau?
xxvii
LANJUTAN

107 Informasi tentang audit internal?


108 Informasi tentang anggaran Internal Audit?
Total Rata-Rata

xxviii
Lampiran 4

Hasil Input Data


NO Kode Emiten Tahun SK UDK NPM SIZE RISK
1 ASRI 2010 0,504809 5 0,379612 12,66162 0,68
2 BAPA 2010 0,046154 5 0,232709 11,13468 0,67
3 BCIP 2010 0,417183 3 0,420511 11,28266 0,48
4 BIPP 2010 0,571574 4 -0,1675 11,34638 0,63
5 BKDP 2010 0,421187 4 -0,46423 12,00755 0,75
6 BKSL 2010 0,364415 5 0,147649 12,68253 0,72
7 BSDE 2010 0,261268 7 0,161165 13,06799 0,67
8 COWL 2010 0,338526 2 0,083599 11,42641 0,67
9 CTRA 2010 0,610916 6 0,198212 12,97212 0,77
10 CTRP 2010 0,452774 5 0,436844 12,58246 0,75
11 CTRS 2010 0,373402 4 0,146937 12,41651 0,61
12 DART 2010 0,12262 3 0,07712 12,40857 0,68
13 DILD 2010 0,392535 6 0,481356 12,66269 0,81
14 DUTI 2010 0,14688 5 0,265091 12,67425 0,72
15 ELTY 2010 0,78807 6 0,130674 13,23209 0,86
16 GMTD 2010 0,349997 10 0,23272 11,55509 0,71
17 GPRA 2010 0,104758 3 0,179082 12,0736 0,73
18 JRPT 2010 0,208718 5 0,342487 12,51795 0,71
19 KIJA 2010 0,941464 2 0,103986 12,52321 0,68
20 KPIG 2010 0,415597 3 0,229456 12,32054 0,66
21 LAMI 2010 0,071167 3 0,147726 11,78142 0,49
22 LPCK 2010 0,578009 5 0,161388 12,22273 0,76
23 LPKR 2010 0,812901 8 0,168 13,20831 0,75
24 MDLN 2010 0,348355 4 0,168483 12,30806 0,74
25 MTSM 2010 0,504809 4 0,082874 11,04454 0,56
26 OMRE 2010 0,099099 6 0,278986 11,88509 0,64
27 PLIN 2010 0,529098 4 0,641441 12,64649 0,71
28 PUDP 2010 0,134491 3 0,174474 11,45528 0,69
29 PWON 2010 0,174546 3 0,222768 12,69276 0,81
30 RBMS 2010 0,343411 3 0,029717 11,0693 0,65
31 RDTX 2010 0,185249 3 0,655286 11,93067 0,67
32 RODA 2010 0,319851 3 -0,05545 11,88376 0,64
33 SCBD 2010 0,175896 3 0,068799 12,54104 0,71
34 SMDM 2010 0,129119 3 -0,01152 12,31451 0,72
35 ASRI 2011 0,473842 5 0,436435 12,7787 0,58
36 BAPA 2011 0,231203 3 0,192566 11,17051 0,67
37 BCIP 2011 0,413774 3 0,043123 11,37574 0,49

xxix
LANJUTAN

38 BIPP 2011 0,472573 4 -0,79473 11,34194 0,62


39 BKDP 2011 0,562544 4 -1,17304 11,98967 0,84
40 BKSL 2011 0,704074 6 0,296107 12,72349 0,71
41 BSDE 2011 0,262696 7 0,360624 13,10678 0,67
42 COWL 2011 0,339271 2 0,183866 11,58623 0,69
43 CTRA 2011 0,610916 6 0,149116 13,06164 0,78
44 CTRP 2011 0,420674 5 0,383226 12,63495 0,74
45 CTRS 2011 0,373402 4 0,247682 12,54766 0,62
46 DART 2011 0,126709 3 0,145881 12,61317 0,69
47 DILD 2011 0,504121 6 0,156954 12,75526 0,82
48 DUTI 2011 0,14688 6 0,378169 12,71502 0,73
49 ELTY 2011 0,769278 5 0,03878 13,24817 0,86
50 GMTD 2011 0,504809 10 0,259377 11,68753 0,73
51 GPRA 2011 0,104758 3 0,201993 12,07335 0,74
52 JRPT 2011 0,208782 5 0,388167 12,61113 0,72
53 KIJA 2011 0,765419 2 0,284013 12,74798 0,71
54 KPIG 2011 0,573129 3 0,563202 12,28974 0,65
55 LAMI 2011 0,071167 3 0,343399 11,77231 0,49
56 LPCK 2011 0,578009 5 0,285533 12,31005 0,77
57 LPKR 2011 0,821186 7 0,138419 13,26148 0,73
58 MDLN 2011 0,437918 4 0,158304 12,38209 0,75
59 MTSM 2011 0,504809 4 0,191078 11,08686 0,56
60 OMRE 2011 0,09495 6 0,254929 11,86819 0,64
61 PLIN 2011 0,232169 4 0,091391 12,62663 0,71
62 PUDP 2011 0,285476 3 0,236435 11,53243 0,69
63 PWON 2011 0,152296 3 0,256092 12,75929 0,87
64 RBMS 2011 0,305132 3 -0,88779 11,09855 0,66
65 RDTX 2011 0,170105 3 0,385121 12,03434 0,66
66 RODA 2011 0,310985 3 0,073587 11,83167 0,57
67 SCBD 2011 0,17589 3 0,105612 12,54138 0,68
68 SMDM 2011 0,129119 3 0,128446 12,39004 0,72
69 ASRI 2012 0,445366 5 0,497091 13,03927 0,67
70 BAPA 2012 0,300764 3 0,178237 11,20165 0,69
71 BCIP 2012 0,414176 3 0,090513 11,53347 0,47
72 BIPP 2012 0,454214 3 -0,54733 11,2514 0,56
73 BKDP 2012 0,421187 4 -4,3582 11,95422 0,72
74 BKSL 2012 0,516543 7 0,354871 12,78917 0,73
75 BSDE 2012 0,262696 7 0,39671 13,22419 0,68
76 COWL 2012 0,052607 3 0,223691 12,25004 0,73
77 CTRA 2012 0,618468 5 0,219297 13,17677 0,77
78 CTRP 2012 0,420674 5 0,38616 12,77334 0,75
xxx
LANJUTAN

79 CTRS 2012 0,373402 4 0,261253 12,64623 0,61


80 DART 2012 0,103323 3 0,213278 12,63278 0,69
81 DILD 2012 0,578622 6 0,158885 12,78474 0,81
82 DUTI 2012 0,114393 6 0,392134 12,81903 0,73
83 ELTY 2012 0,830014 6 -0,43013 13,18286 0,87
84 GMTD 2012 0,349997 10 0,268321 11,95472 0,72
85 GPRA 2012 0,105226 3 0,281481 12,11727 0,78
86 JRPT 2012 0,208782 5 0,38838 12,69882 0,71
87 KIJA 2012 0,824749 2 0,326851 12,8499 0,71
88 KPIG 2012 0,529712 3 0,384784 12,43597 0,61
89 LAMI 2012 0,071167 3 0,31843 11,77737 0,48
90 LPCK 2012 0,578009 6 0,401771 12,45209 0,77
91 LPKR 2012 0,821186 7 0,402997 13,39566 0,73
92 MDLN 2012 0,588416 4 0,257254 12,66199 0,84
93 MTSM 2012 0,504809 4 0,180343 11,02575 0,56
94 OMRE 2012 0,099099 6 0,133994 11,88876 0,63
95 PLIN 2012 0,504809 3 0,137268 12,59663 0,70
96 PUDP 2012 0,285476 3 0,219487 11,55772 0,69
97 PWON 2012 0,296058 3 0,353975 12,87886 0,81
98 RBMS 2012 0,222491 3 0,09608 11,18416 0,65
99 RDTX 2012 0,170105 3 0,378743 12,08203 0,62
100 RODA 2012 0,311033 3 0,33648 12,38776 0,66
101 SCBD 2012 0,175896 4 0,101423 12,55132 0,68
102 SMDM 2012 0,129119 3 0,175526 12,42122 0,69
103 ASRI 2013 0,481921 5 0,241455 13,15921 0,70
104 BAPA 2013 0,296266 3 0,12514 11,24461 0,69
105 BCIP 2013 0,414176 3 0,138917 11,6357 0,51
106 BIPP 2013 0,336506 3 0,47813 11,74928 0,66
107 BKDP 2013 0,562544 4 -5,19439 11,92711 0,75
108 BKSL 2013 0,584161 7 0,629063 13,02799 0,75
109 BSDE 2013 0,495507 9 0,506743 13,35357 0,69
110 COWL 2013 0,064984 3 0,147238 12,2889 0,72
111 CTRA 2013 0,614434 4 0,278387 13,30352 0,80
112 CTRP 2013 0,406615 5 0,30539 12,88388 0,78
113 CTRS 2013 0,373402 4 0,32722 12,76119 0,64
114 DART 2013 0,103323 3 0,217994 12,67838 0,69
115 DILD 2013 0,574568 6 0,214323 12,87659 0,83
116 DUTI 2013 0,114393 6 0,469942 12,87353 0,74
117 ELTY 2013 0,84577 5 -0,06632 13,08994 0,84
118 GMTD 2013 0,504809 9 0,305047 12,11628 0,77
119 GPRA 2013 0,096572 3 0,31674 12,12123 0,75
xxxi
LANJUTAN

120 JRPT 2013 0,199798 5 0,415199 12,7898 0,74


121 KIJA 2013 0,800331 4 0,038136 12,91673 0,72
122 KPIG 2013 0,165954 3 0,508224 12,86696 0,70
123 LAMI 2013 0,071167 3 0,439208 11,7868 0,49
124 LPCK 2013 0,578009 7 0,444772 12,58593 0,80
125 LPKR 2013 0,821186 8 0,23889 13,49554 0,76
126 MDLN 2013 0,630947 5 0,862636 12,98443 0,81
127 MTSM 2013 0,190568 4 -0,06787 10,9918 0,56
128 OMRE 2013 0,09495 5 -0,09453 11,91497 0,66
129 PLIN 2013 0,10931 3 0,023933 12,61561 0,71
130 PUDP 2013 0,285475 3 0,277602 11,56422 0,69
131 PWON 2013 0,47795 3 0,375123 12,9684 0,89
132 RBMS 2013 0,496927 3 -0,68163 11,20139 0,69
133 RDTX 2013 0,141612 2 0,55639 12,19024 0,69
134 RODA 2013 0,316933 3 0,588731 12,43947 0,69
135 SCBD 2013 0,175896 5 0,626337 12,74432 0,73
136 SMDM 2013 0,108411 3 0,080384 12,46987 0,72
137 ASRI 2014 0,485186 6 0,324148 13,22851 0,71
138 BAPA 2014 0,229762 3 0,155097 11,24594 0,67
139 BCIP 2014 0,229762 3 0,141279 11,77109 0,53
140 BIPP 2014 0,336506 3 0,185898 11,7907 0,67
141 BKDP 2014 0,421187 4 0,066997 11,91866 0,74
142 BKSL 2014 0,523646 5 0,057249 12,99105 0,59
143 BSDE 2014 0,351134 8 0,716874 13,44924 0,69
144 COWL 2014 0,066764 3 0,292036 12,56613 0,75
145 CTRA 2014 0,616441 4 0,282799 13,36705 0,81
146 CTRP 2014 0,406615 5 0,239765 12,9475 0,79
147 CTRS 2014 0,373402 4 0,340749 12,78684 0,65
148 DART 2014 0,103323 3 0,316858 12,70878 0,70
149 DILD 2014 0,578622 6 0,234053 12,95448 0,84
150 DUTI 2014 0,114393 6 0,454602 12,90441 0,75
151 ELTY 2014 0,756157 5 0,267826 13,16155 0,85
152 GMTD 2014 0,349997 8 0,378981 12,18307 0,78
153 GPRA 2014 0,164144 3 0,252853 12,18099 0,73
154 JRPT 2014 0,203842 5 0,369011 12,82505 0,75
155 KIJA 2014 0,800331 4 0,140781 12,92968 0,73
156 KPIG 2014 0,473487 3 0,413885 12,99846 0,72
157 LAMI 2014 0,071167 3 0,294235 11,8003 0,50
158 LPCK 2014 0,578009 9 0,470952 12,63446 0,81
159 LPKR 2014 0,768655 9 0,269001 13,57704 0,77
160 MDLN 2014 0,640405 5 0,389528 12,01899 0,71
xxxii
LANJUTAN
161 MTSM 2014 0,190568 4 -0,05222 10,96533 0,55
162 OMRE 2014 0,099099 6 0,43291 11,91134 0,65
163 PLIN 2014 0,105372 3 0,235427 12,65753 0,72
164 PUDP 2014 0,285475 3 0,177906 11,604 0,70
165 PWON 2014 0,423783 3 0,670686 12,22456 0,76
166 RBMS 2014 0,496927 3 0,087993 11,19296 0,67
167 RDTX 2014 0,141612 2 0,459442 12,21575 0,69
168 RODA 2014 0,316933 3 0,755522 12,48681 0,69
169 SCBD 2014 0,17443 5 0,136524 12,74579 0,73
170 SMDM 2014 0,048222 3 0,105708 12,49918 0,73

xxxiii
Lampiran 5

Hasil Olah Data SPSS

Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

RISK ,7004 ,08457 170


SK ,3660 ,21955 170
UDK 4,3824 1,76110 170
NPM ,1657 ,60276 170
SIZE 12,3431 ,64312 170

xxxiv
Uji Normalitas Data

Grafik Histogram

Grafik P plot

xxxv
Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Unstandardized
Predicted Value Residual

N 170 170
Normal Parametersa,b Mean ,7004118 ,0000000
Std. Deviation ,05147986 ,06709489
Most Extreme Differences Absolute ,055 ,068
Positive ,055 ,068
Negative -,055 -,060
Test Statistic ,055 ,068
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,055c

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

xxxvi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086

SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246

UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254

NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090

SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336

a. Dependent Variable: RISK

Uji Multikolinieritas

Uji Autokerelasi

Uji durbin watson

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,609a ,371 ,355 ,06790 2,084

a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK


b. Dependent Variable: RISK

Uji Run t Test

Runs Test

Unstandardized
Residual

Test Valuea ,00716


Cases < Test Value 85
Cases >= Test Value 85
Total Cases 170
Number of Runs 82
Z -,615
Asymp. Sig. (2-tailed) ,538

xxxvii
a. Median

Uji Heterokedasitas

Grafik Scatter Plot

xxxviii
Uji rank Spearman

Correlations

ABS_RE
S SK UDK NPM SIZE

Spearman's ABS_RES Correlation


1,000 ,145 -,020 -,051 -,074
rho Coefficient

Sig. (2-tailed) . ,060 ,794 ,509 ,339

N 170 170 170 170 170

SK Correlation
,145 1,000 ,376** -,034 ,366**
Coefficient

Sig. (2-tailed) ,060 . ,000 ,656 ,000

N 170 170 170 170 170

UDK Correlation
-,020 ,376** 1,000 ,203** ,482**
Coefficient

Sig. (2-tailed) ,794 ,000 . ,008 ,000

N 170 170 170 170 170

NPM Correlation
-,051 -,034 ,203** 1,000 ,328**
Coefficient

Sig. (2-tailed) ,509 ,656 ,008 . ,000

N 170 170 170 170 170

SIZE Correlation
-,074 ,366** ,482** ,328** 1,000
Coefficient

Sig. (2-tailed) ,339 ,000 ,000 ,000 .

N 170 170 170 170 170

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

xxxix
Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,448 4 ,112 24,284 ,000b

Residual ,761 165 ,005

Total 1,209 169

a. Dependent Variable: RISK


b. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK

Hasil Uji t

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086

SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246

UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254

NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090

SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336

a. Dependent Variable: RISK


Hasil Persamaan Regresi

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086

SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246

UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254

NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090

SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336

a. Dependent Variable: RISK

xl
Nilai Adjusted R Square

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 ,609a ,371 ,355 ,06790 2,084

a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK


b. Dependent Variable: RISK

xli

Anda mungkin juga menyukai