Anda di halaman 1dari 21

1.

Berikut ini flowchart perencanaan struktur bangunan kayu

Mulai

Studi Literatur

Pembebanan Struktur

Penentuan Dimensi dan Mutu Kayu

Permodelan Struktur SAP2000

Rekapitulasi Gaya Dalam Tidak


Memenuhi

Cek gaya dalam yang bekerja


terhadap :
1. Kekuatan Penampang
2. Persyaratan Tambahan
3. Optimasi terhadap gaya
yang terjadi

Memenuhi

Dimensi kuat dipakai dalam desain

Selesai
Penjelasan :

1. Studi Literatur
2. Pembebanan Struktur
3. Penentuan Dimensi dan Mutu Kayu
4. Permodelan Struktur SAP2000
5. Rekapitulasi Gaya Dalam
6. Analisa Struktur
7.
5.1 Pembebanan
Berikut ini beban-beban yang bekerja pada struktur :
No. Jenis Beban Nilai
1. LL Atap = 100 kg (terpusat)
Pekerja = 100 kg
2. SIDL Atap = 120 kg/m
Tebal kaca 15 mm = 30 kg/m2
Lebar pengaruh = 4m
3. LL Lantai = 62,5 kg/m
Beban LL = 125 kg/m2
Jarak antar balok = 0,5 m
4. DL Lantai = 15 kg/m
Beban mati pelat = 30 kg/m2
Jarak antar balok = 0,5 m
5. SIDL Lantai = 10 kg/m
Beban SIDL = 20 kg/m2
Jarak antar balok = 0,5 m
6. Dinding = 64 kg/m
Gamma Kayu = 800 kg/m3
Tebal Dinding = 0,02 m
Tinggi Dinding = 4m
7. Angin = 4,11 kN (terpusat)
Beban angin = 0,77 kN/m2
Luas Area = 32 m2
Jumlah joint = 6
8. Gempa (Respon Spektrum) = Kab. Penajam Paser Utara
5.2 Rekapitulasi Gaya Dalam Balok dan Kolom
5.3 Rekapitulasi deformasi elemen balok dan kolom akibat kombinasi
ultimate
5.4 Rekapitulasi gaya reaksi
5.5 Rekapitulasi perpindahan joint
5.6 Perencanaan Penampang balok dan kolom
Kayu yang digunakan adalah kayu jenis merbau mutu E26. Massa jenis kayu
diketahui 1000 kg/m3. Berdasarkan tabel SNI, nilai kuat acuan untuk kayu mutu
E26 adalah sebagai berikut:
Kuat Acuan Nilai (MPa)
Ew 26000
Fb 71
Ft 65
Fc 54
Fv 6,9
Fc  24

Terdapat beberapa faktor koreksi yang digunakan dalam perhitungan


kekuatan balok. Faktor-faktor koreksi tersebut adalah :
1. Faktor koreksi layan basah (CM)
Kekuatan elemen kayu sangat dipengaruhi oleh kelembababn kayu.
Semakin besar kandungan kelembabannya akan semakin besar creep yang
terjadi, sehingga kan menurunkan kekuatan kayu. Besarnya nilai CM untuk
jenis balok kayu adalah 1.
2. Faktor koreksi ukuran (CF)
Bila perbandingan ketebalan terhadap ketinggian kayu besar maka distribusi
tegangan akan berubah dan akan ada reduksi kekuatan kayu. Kayu yang
akan digunakan diasumsikan mutunya ditetapkan secara masinal. Dengan
demikian nilai CF = 1.
3. Faktor koreksi pembagi beban (Cr)
Faktor ini digunakan untuk memperhitungkan peningkatan tahanan
penampang tersusun. Faktor ini berlaku untuk tahanan lentur. Struktur balok
pada laporan ini menggunakan kayu masif sedangkan struktur kolom
menggunakan kayu glulam. Dengan demikian nilai Cr = 1,15.
4. Faktor koreksi penggunaan datar (Cfu)
Pada umumnya balok melentur pada sumbu kuatnya. Untuk kondisi ini
diambil nilai Cfu = 1.
5. Faktor takikan (Ci)
Struktur kayu diasumsikan tidak mengalami takikan dan berupa balok
masif. Nilai Ci = 1.
6. Faktor koreksi temperatur (Ct)
Kondisi lingkungan diasumsikan memiliki temperatur kurang dari 38oC.
dengan demikian nilai Ct = 1.
7. Faktor koreksi stabilitas balok (CL)
Diasumsikan struktur balok memiliki perbandingan penampang (d/b)
kurang dari sama dengan dua dan tidak perlu pengekang lateral. Dengan
demikian nilai CL = 1.
8. Faktor koreksi luas tumpu (Cb)
Faktor koreksi luas tumpu diasumsikan = 1.

5.7 Dimensi Balok Induk


Dimensi balok induk yang digunakan dalam perhitungan :
b = 200 mm
d = 200 mm
Luas kotor penampang dihitung sebagai berikut :
Ag = b x d = 200 mm x 200 mm = 40000 mm2
Luas bersih penampang diasumsikan besarnya 0,75 Ag :
An = 0,75 Ag = 0,75 x 40000 mm2 = 30000 mm2

Cek Ketahanan Struktur dan Panjang Bidang Tumpu :


1. Cek ketahanan terhadap aksial tarik
Pengecekan kekuatan terhadap aksial tarik dihitung dengan menggunakan
luas kotor dan luas bersih penampang. Struktur dikatakan mampu memikul
beban aksial tarik jika memenuhi persyaratan berikut ini :
Tu     t  T'
Dimana :
T'  Ft'  A

Ft'  Ft  C M  C t  C F  C i

Berikut ini adalah perhitungan dengan luas kotor penampang


Ft'  (65) (1) (1) (1) (1) = 65 MPa

T '  (65) (40000 mm2) = 2600000 N = 260000 kg

Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai  = 0,8 dan  t = 0,8. Dengan
demikian :
   t  T' = (0,8) (0,8) (260000) = 166400 kg
Berikut ini adalah perhitungan dengan luas bersih penampang
T '  (65) (30000 mm2) = 1950000 N = 195000 kg

Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai  = 0,8 dan  t = 0,8. Dengan
demikian :
   t  T' = (0,8) (0,8) (195000) = 124800 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya aksial tarik maksimum sebesar
481,02 kg. Nilai ini lebih kecil dari kedua nilai (    t  T' ). Jadi penampang
balok induk dengan dimensi 200 mm x 200 mm mampu menahan beban
aksial tarik.

2. Cek Ketahanan Terhadap Geser


Struktur dikatakan mampu memikul geser jika memnuhi persyaratan berikut
ini :
Vu    v  V'
Dimana :
2 '
V'   Fv  b  d
3
Fv'  Fv  C M  C t  C i

Berikut ini adalah perhitungan untuk kekuatan gaya geser :


Fv'  (6,9) (1) (1) (1) = 6,9 MPa

2
V'  (6,9) (200 mm) (200 mm) = 184000 N = 18400 kg
3
Untuk perhitungan gaya geser nilai  = 0,8 dan  v = 0,75. Dengan
demikian :
   v  V' = (0,8) (0,75) (18400) = 11040 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya geser maksimum sebesar 2269,1
kg. Dengan demikian diperoleh kondisi Vu <    t  T' = 11040 kg. Jadi
penampang balok induk dengan dimensi 200 mm x 200 mm mampu
menahan beban geser.

3. Cek Kekuatan Terhadap Lentur


Struktur dikatakan mampu memikul beban lentur jika memenuhi
persyaratan berikut ini :
M '     b  M'

Dimana :
M'  Fb'  S

Fb'  Fb  C M  C t  C L  C fu  C r  C i

Berikut ini adalah perhitungan untuk ketahanan gaya geser :


Fb'  (71) (1) (1) (1) (1) (1,15) (1) = 81,65 MPa

1 1
S (b) (d)2 = (200 mm) (200 mm)2 = 1333333,33 mm3
6 6
M’ = (81,65) (1333333,33) = 108866666,7 N.mm = 10886,7 kg.m
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai  = 0,8 dan  b = 0,85. Dengan
demikian :
   b  M' = (0,8) (0,85) (10886,7) = 7402,93 kg.m
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai momen maksimum sebesar 1740,5
kg.m. Dengan demikian diperoleh kondisi Mu = 1740,5 kg.m <    t  T' =
7402,93 kg.m. Jadi penampang balok induk dengan dimensi 200 mm x 200
mm mampu menahan beban lentur.
4. Cek ketahanan terhadap kombinasi aksial tarik dengan lentur
Struktur dikatakan mampu memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur
bila memenuhi persyaratan berikut ini :
f tu f bu
 * 1
f tn' f bn
Dimana :
ftu adalah tegangan tarik akibat gaya aksial tarik
fbu adalah tegangan tarik akibat lentur
fbn* adalah tegangan lentur izin yang dihitung dengan persamaan
Fb  C M  C t  C f  C fu  C r  C i
Nilau ftu dapat diketahui dari analisis SAP dengan memperhitungkan luas
bersih dan luas kotor. Dari hasil SAP diketahui beban aksial tarik
maksimum sebesar 481,02 kg atau 4810,2 N. Nilai ftu untuk penampang
kotor adalah :
Tu 4810,2
f tu    0,012 MPa
A g 40000

Nilai ftu untuk penampang bersih adalah :


Tu 4810,2
f tu    0,016 MPa
A n 30000
Dari kedua nilai ftu yang terbesar adalah 0,016 MPa. Nilai ini digunakan
dalam perhitungan. Selanjutnya nilai fbu dihitung dari momen maksimum
yang diterima struktur (Mu) dibagi dengan modulus penampang pada
sumbu lentur (S). Nilai Mu diketahui dari analisis SAP sebesar 1740,54
kg.m atau 17405400 N.mm. Nilai fbu adalah :
Mu 17405400
f bu    13,054 MPa
S 1333333,33
Nilai ftn’ dan fbn* adalah:
f tn'  f t' (65) (1) (1) (1) (1) = 65 MPa
*
f bn  Fb  C M  C t  C f  C fu  C r  C i = (35 MPa) (1) (1) (1) (1) (1) (1,15) (1) =

81,65 MPa
Persyaratan dicek sebagai berikut :
0,016 13,054
 1
65 81,65
0,1601  1
Dengan demikian balok induk dengan dimensi 200 mm x 200 mm mampu
memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur.

5. Lentur minus tarik terjadi pada serat atau serat tekan elemen akibat gaya
tarik dan lentur. Struktur harus memenuhi persyaratan berikut :
f bu - f tu
**
1
f bn
Dimana :
**
f bn  Fb  C M  C t  C L  C f  C r  C i = (35 MPa) (1) (1) (1) (1) (1) (1,15) (1) =

81,65 MPa
Nilai fbu dan ftu sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. Persyaratan
dicek sebagai berikut :
13,054 - 0,016
1
81,65
0,1594  1
Dengan demikian balok induk dengan dimensi 200 mm x 200 mm mampu
memikul beban lentur minus tarik.

6. Cek terhadap syarat defleksi maksimum


Besarnya lendutan dihitung dengan mempertimbangkan beban hidup dan
beban mati. Menurut SNI, nilai lendutan maksimum untuk struktur balok
ditetapkan sebesar :
L
 LL 
360
L
 kDL   LL 
240
Dimana :
L adalah panjang bentang terbesar balok
k adalah creep factor , untuk kondisi layan kering nilai k = 0,5
Dari hasil desain panjang bentang maksimum balok adalah 4000 mm.
Besarnya lendutan maksimum adalah :
L 4000
 LL    11,11 mm
360 360
L 4000
 kDL   LL    16,67 mm
240 240
Lendutan yang terjadi diperhitungkan berdasarkan beban hidup (LL) dan
beban mati (DL). Besarnya lendutan yang terjadi pada struktur dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
5 WLL L4 5 WDL L4
 LL  dan  DL 
384 E 'w I 384 E 'w I
Dimana :
WLL = qLL
WDL = qDL
1
I  b  d3
12
E 'w  E w  C M  C t  C i

Dari hasil perhitungan beban diketahui besarnya LL = 125 kg/m2 dan DL =


50 kg/m2. Panjang pengaruh untuk balok induk adalah 4000 mm. Berikut
adalah perhitungan untuk lendutan.
WLL = 4 m x 125 kg/m2 = 500 kg/m = 5 N/mm
WDL = 4 m x 50 kg/m2 = 200 kg/m = 2 N/mm
1 1
I  b  d 3   (200)  (200) 3  133333333,33 mm 4
12 12
E 'w  E w  C M  C t  C i = (26000 MPa) (1) (1) (1) = 26000 MPa

5 WLL L4 5 (5 N/mm) (4000 mm) 4


 LL    4,81 mm
384 E 'w I 384 (26000 MPa) (133333333,33 mm 4 )

5 WDL L4 5 (2 N/mm) (4000 mm) 4


 DL    1,92 mm
384 E 'w I 384 (26000 MPa) (133333333,33 mm 4 )
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa :
L
 LL = 4,81 mm < = 11,11 mm
360
k (  DL ) +  LL = (0,5) (1,92) + (9,62) = 10,58 mm
L
 (kDL LL) = 10,58 mm < = 16,67 mm
240
Jadi, penampang balok induk 200 mm x 200 mm memenuhi persyaratan
defleksi maksimum.

7. Panjang bidang tumpu


Panjang bidang tumpu dapat diketahui dari besarnya gaya geser maksimum
yang terjadi pada struktur. Dari hasil perhitungan SAP diketahui bahwa
gaya geser maksimum pada struktur sebesar 2269,09 kg atau 22690,9 N.
panjang bidang tumpu kemudian dihitung dengan langkah-langkah berikut
:
Fc'   Fc   C M  C t  C i  C b

Fc'   (24) (1) (1) (1) (1) = 24 MPa

Vu 22690,9
Aperlu = '
= = 945,45 mm2
Fc  24
A perlu 945,45
Ib perlu = = = 4,72 mm = 0,472 cm  1 cm
b 200
Jadi panjang bidang tumpu yang diperlukan adalah 1 cm.

5.3 Dimensi Balok Anak


Dimensi balok anak yang digunakan dalam perhitungan :
b = 170 mm
d = 170 mm
Luas kotor penampang dihitung sebagai berikut :
Ag = b x d = 170 mm x 170 mm = 28900 mm2
Luas bersih penampang diasumsikan besarnya 0,75 Ag :
An = 0,75 Ag = 0,75 x 28900 mm2 = 21675 mm2

Cek Ketahanan Struktur dan Panjang Bidang Tumpu :


1. Cek ketahanan terhadap aksial tarik
Pengecekan kekuatan terhadap aksial tarik dihitung dengan menggunakan
luas kotor dan luas bersih penampang. Struktur dikatakan mampu memikul
beban aksial tarik jika memenuhi persyaratan berikut ini :
Tu     t  T'
Dimana :
T'  Ft'  A

Ft'  Ft  C M  C t  C F  C i

Berikut ini adalah perhitungan dengan luas kotor penampang


Ft'  (65) (1) (1) (1) (1) = 65 MPa

T '  (65) (28900 mm2) = 1878500 N = 187850 kg

Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai  = 0,8 dan  t = 0,8. Dengan
demikian :
   t  T' = (0,8) (0,8) (187850) = 120224 kg
Berikut ini adalah perhitungan dengan luas bersih penampang
T '  (65) (21675 mm2) = 1408875 N = 140887,5 kg

Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai  = 0,8 dan  t = 0,8. Dengan
demikian :
   t  T' = (0,8) (0,8) (140887,5) = 90168 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya aksial tarik maksimum sebesar
27,05 kg. Nilai ini lebih kecil dari kedua nilai (    t  T' ). Jadi penampang
balok anak dengan dimensi 170 mm x 170 mm mampu menahan beban
aksial tarik.

2. Cek Ketahanan Terhadap Geser


Struktur dikatakan mampu memikul geser jika memnuhi persyaratan berikut
ini :
Vu    v  V'
Dimana :
2 '
V'   Fv  b  d
3
Fv'  Fv  C M  C t  C i

Berikut ini adalah perhitungan untuk kekuatan gaya geser :


Fv'  (6,9) (1) (1) (1) = 6,9 MPa

2
V'  (6,9) (170 mm) (170 mm) = 132940 N = 13294 kg
3
Untuk perhitungan gaya geser nilai  = 0,8 dan  v = 0,75. Dengan
demikian :
   v  V' = (0,8) (0,75) (13294) = 7976,4 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya geser maksimum sebesar 271,43
kg. Dengan demikian diperoleh kondisi Vu <    t  T' = 7976,4 kg. Jadi
penampang balok anak dengan dimensi 170 mm x 170 mm mampu menahan
beban geser.

3. Cek Kekuatan Terhadap Lentur


Struktur dikatakan mampu memikul beban lentur jika memenuhi
persyaratan berikut ini :
M '     b  M'

Dimana :
M'  Fb'  S

Fb'  Fb  C M  C t  C L  C fu  C r  C i

Berikut ini adalah perhitungan untuk ketahanan gaya geser :


Fb'  (71) (1) (1) (1) (1) (1,15) (1) = 81,65 MPa

1 1
S (b) (d)2 = (170 mm) (170 mm)2 = 818833,33 mm3
6 6
M’ = (81,65) (818833,33) = 66857741,67 N.mm = 6685,77 kg.m
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai  = 0,8 dan  b = 0,85. Dengan
demikian :
   b  M' = (0,8) (0,85) (6685,77) = 4546,33 kg.m
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai momen maksimum sebesar 185,63
kg.m. Dengan demikian diperoleh kondisi Mu = 185,63 kg.m <    t  T' =
4546,33 kg.m. Jadi penampang balok anak dengan dimensi 170 mm x 170
mm mampu menahan beban lentur.

4. Cek ketahanan terhadap kombinasi aksial tarik dengan lentur


Struktur dikatakan mampu memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur
bila memenuhi persyaratan berikut ini :
f tu f bu
 * 1
f tn' f bn
Dimana :
ftu adalah tegangan tarik akibat gaya aksial tarik
fbu adalah tegangan tarik akibat lentur
fbn* adalah tegangan lentur izin yang dihitung dengan persamaan
Fb  C M  C t  C f  C fu  C r  C i
Nilau ftu dapat diketahui dari analisis SAP dengan memperhitungkan luas
bersih dan luas kotor. Dari hasil SAP diketahui beban aksial tarik
maksimum sebesar 27,05 kg atau 270,5 N. Nilai ftu untuk penampang kotor
adalah :
Tu 270,5
f tu    0,0009 MPa
A g 28900

Nilai ftu untuk penampang bersih adalah :


Tu 270,5
f tu    0,0012 MPa
A n 21675
Dari kedua nilai ftu yang terbesar adalah 0,0012 MPa. Nilai ini digunakan
dalam perhitungan. Selanjutnya nilai fbu dihitung dari momen maksimum
yang diterima struktur (Mu) dibagi dengan modulus penampang pada
sumbu lentur (S). Nilai Mu diketahui dari analisis SAP sebesar 185,63 kg.m
atau 1856300 N.mm. Nilai fbu adalah :
M u 1856300
f bu    2,27 MPa
S 818833,33
Nilai ftn’ dan fbn* adalah:
f tn'  f t' (65) (1) (1) (1) (1) = 65 MPa
*
f bn  Fb  C M  C t  C f  C fu  C r  C i = (35 MPa) (1) (1) (1) (1) (1) (1,15) (1) =

81,65 MPa
Persyaratan dicek sebagai berikut :
0,0012 2,27
 1
65 81,65
0,0278  1
Dengan demikian balok anak dengan dimensi 170 mm x 170 mm mampu
memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur.

5. Lentur minus tarik terjadi pada serat atau serat tekan elemen akibat gaya
tarik dan lentur. Struktur harus memenuhi persyaratan berikut :
f bu - f tu
**
1
f bn
Dimana :
**
f bn  Fb  C M  C t  C L  C f  C r  C i = (35 MPa) (1) (1) (1) (1) (1) (1,15) (1) =

81,65 MPa
Nilai fbu dan ftu sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. Persyaratan
dicek sebagai berikut :
2,27 - 0,0012
1
81,65
0,0278  1
Dengan demikian balok anak dengan dimensi 170 mm x 170 mm mampu
memikul beban lentur minus tarik.

6. Cek terhadap syarat defleksi maksimum


Besarnya lendutan dihitung dengan mempertimbangkan beban hidup dan
beban mati. Menurut SNI, nilai lendutan maksimum untuk struktur balok
ditetapkan sebesar :
L
 LL 
360
L
 kDL   LL 
240
Dimana :
L adalah panjang bentang terbesar balok
k adalah creep factor , untuk kondisi layan kering nilai k = 0,5

Dari hasil desain panjang bentang maksimum balok adalah 4000 mm.
Besarnya lendutan maksimum adalah :
L 4000
 LL    11,11 mm
360 360
L 4000
 kDL   LL    16,67 mm
240 240
Lendutan yang terjadi diperhitungkan berdasarkan beban hidup (LL) dan
beban mati (DL). Besarnya lendutan yang terjadi pada struktur dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
5 WLL L4 5 WDL L4
 LL  dan  DL 
384 E 'w I 384 E 'w I
Dimana :
WLL = qLL
WDL = qDL
1
I  b  d3
12
E 'w  E w  C M  C t  C i

Dari hasil perhitungan beban diketahui besarnya LL = 125 kg/m2 dan DL =


50 kg/m2. Panjang pengaruh untuk balok anak adalah 4000 mm. Berikut
adalah perhitungan untuk lendutan.
WLL = 4 m x 125 kg/m2 = 500 kg/m = 5 N/mm
WDL = 4 m x 50 kg/m2 = 200 kg/m = 2 N/mm
1 1
I  b  d 3   (170)  (170) 3  69600833,33 mm 4
12 12
E 'w  E w  C M  C t  C i = (26000 MPa) (1) (1) (1) = 26000 MPa
5 WLL L4 5 (5 N/mm) (4000 mm) 4
 LL    9,21 mm
384 E 'w I 384 (26000 MPa) (69600833,33 mm 4 )

5 WDL L4 5 (2 N/mm) (4000 mm) 4


 DL    3,68 mm
384 E 'w I 384 (26000 MPa) (69600833,33 mm 4 )
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa :
L
 LL = 9,21 mm < = 11,11 mm
360
k (  DL ) +  LL = (0,5) (3,68) + (7,21) = 9,05 mm
L
 (kDL LL) = 9,05 mm < = 16,67 mm
240
Jadi, penampang balok anak 170 mm x 170 mm memenuhi persyaratan
defleksi maksimum.

7. Panjang bidang tumpu


Panjang bidang tumpu dapat diketahui dari besarnya gaya geser maksimum
yang terjadi pada struktur. Dari hasil perhitungan SAP diketahui bahwa
gaya geser maksimum pada struktur sebesar 271,43 kg atau 2714,3 N.
panjang bidang tumpu kemudian dihitung dengan langkah-langkah berikut
:
Fc'   Fc   C M  C t  C i  C b

Fc'   (24) (1) (1) (1) (1) = 24 MPa

Vu 2714,3
Aperlu = '
= = 113,1 mm2
Fc  24

A perlu 113,1
Ib perlu = = = 0,67 mm = 0,067 cm  1 cm
b 150
Jadi panjang bidang tumpu yang diperlukan adalah 1 cm.

DIMENSI KOLOM
Penampang kolom didesain untuk dapat menerima beban aksial (tekan dan
tarik) dan lentur. Ada 2 macam pengekang yang dilakukan, yaitu cek aksial tekan
dan kombinasi tekan dan lentur.
Untuk preliminary design, dipilih dimensi dan mutu kolom sebagai berikut:
1. Profil (b × d): 20 × 20 cm
2. Ag: 400 cm2
3. Mutu kayu adalah E26, sehingga didapat nilai-nilai kekuatan kayu:
− Fb = 71 MPa
− Ft = 65 MPa
− Fc = 54 MPa
− Ew = 26000 MPa

Kapasitas kolom akan dicek terhadap beban aksial dan lentur yang telah
dianalisis dengan software SAP. Resume nilai-nilai beban yang bekerja pada
kolom ialah sebagai berikut;
Pu = 6997,62 kg
Mu = 1093,02 kg-m

1. Cek Terhadap Gaya Aksial Tekan


Sebelum mengecek kapasitas tekan kolom, kita harus terlebih dahulu
mengecek stablitas kolom. Hal ini diperlukan supaya tidak terjadi tekuk
pada kolom yang kita desain.
Perhitungan Kapasitas Nominal Penampang
Pu   C Pn

Pn = Fcn × Ag × CM × Ct × CF × CP × Ci
Dimana:
Pn = Kapasitas nominal penampang
Ag = Luas penampang kotor
Fc = Kekuatan tekan nominal = 54 MPa
λ = Faktor waktu = 0,8 (untuk kombinasi pembebanan 1,2DL +
1,6LL)
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature nominal ≤ 38o)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
CP = Faktor stabilitas kolom (dihitung terlebih dahulu)
Ci = Faktor goresan = 1 (tanpa takikan)
CT =1
∅c = 0,9
∅s = 0,85
c = 0,9 (untuk kayu laminasi)
Kf = 0,75 (untuk kolom dibaut dimana perhitungan FcE dengan
Ley/dy)

 Mencari nilai CP
Ew’ = E × CM × Ct × Ci
= 26000 (1) (1) (1)
= 26000 MPa

σE
KVE =
Ew′
5049,7
= = 0,194219
26000

E’ min n = 1,03 Ew’ (1 – 1,645 (KVE))


= 1,03 (26000) (1 – 1,645 (0,194219))
= 18224,04 MPa

F*cn = Fcn (CM) (Ct) (CF) (Ci)


= 54 (1) (1) (1) (1) (1)
= 54 MPa

0,822 . E ′ min n
Fc En =
L 2
( )
d
0,822 . 18224,04
= = 29,59 MPa
45002
200
𝐹𝑐 𝐸𝑛 𝐹𝑐 𝐸𝑛 2 𝐹𝑐 𝐸𝑛
1 + 𝐹 ∗ 𝑐𝑛 1 + 𝐹 ∗ 𝑐𝑛
Cp = Kf . − √( ) − ∗ 𝑐𝑛
𝐹
2c 2c 𝑐

29,59 29,59 2 29,59


1+ 1+
Cp = 0,75 . 54 − √( 54 ) − 54
2 (0,9) 2 (0,9) 0,9

Cp = 0,283

Pn = Fcn × A × CM × Ct × CF × CP × Ci
= 54 × 40000 × 1 × 1 × 1 × 1 × 0,283 × 1
= 612234,4 N

Pu ≤ λ ∅𝑐 Pn
69976,2 N≤ 0,8 × 0,9 × 612234,4 N
69976,2 N ≤ 440808,8 N (ok)
Dengan demikian penampang kuat menahan gaya yang bekerja.

2. Cek Terhadap Kombinasi Tekan dan Momen


Pengecekan kekuatan terhadap tegangan tekan dan momen

𝑓𝑐𝑢 2 1 𝑓𝑏𝑥𝑢
( ) + ( ) ≤1
𝐹′𝑐𝑛 𝑓 𝐹′𝑏𝑥𝑛
1 − 𝑐𝑢⁄𝐹
𝑐𝐸𝑥𝑛

Dimana:
 Fcu = tegangan tekan terfaktor
𝑃𝑢 69976,2
Fcu = = = 1,75 N/mm2
𝐴 40000
 F’cn = tegangan tekan terkoreksi
F’cn = Fcn × CM × Ct × CF × CP × Ci
= 54 (1) (1) (1) (0,283) (1)
= 15,31 MPa
 FcExn = tegangan tekuk kritis Euler sumbu x-x
0,822 . 𝐸 ′ min 𝑛
𝐹𝑐𝐸𝑥𝑛 =
𝐿 2
( )
𝑑
FcExn = 29,59 (sudah dihitung pada cek tekan)
 Fbxu = tegangan lentur terfaktor pada sumbu-x
𝑀𝑢 𝑀𝑢
𝐹𝑏𝑥𝑢 = =
𝑆 1 2
6 𝑏𝑑
Fbxu = 8,2 (sudah dihitung pada cek tekan)
 F’bxn = tegangan lentur terkoreksi pada sumbu-x
F’bxn = Fb × CM × Ct × CF × Ci × Cr
Dimana:
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 38o)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
Ci = Faktor goresan = 1 (tanpa takikan)
Cr = Faktor koreksi pembagi beban = 1,05 (untuk kayu glulam)
Maka,
F’bxn = 71 × 1 × 1 × 1 × 1 × 1,05
= 74,55 MPa
Maka:
𝑓𝑐𝑢 2 1 𝑓𝑏𝑥𝑢
( ) + ( ) × ≤1
𝑓𝑐𝑛 1 − 𝑓𝑐𝑢⁄𝑓𝑐𝑛 𝑓′𝑏𝑥𝑛
1,75 2 1 8,2
( ) + ( ) × ≤1
15,31 1 − 1,75⁄15,31 74,55
0,14 ≤ 1 (ok)
Dengan demikian penampang kuat menahan gaya yang bekerja.

Anda mungkin juga menyukai