UTS Bro
UTS Bro
Mulai
Studi Literatur
Pembebanan Struktur
Memenuhi
Selesai
Penjelasan :
1. Studi Literatur
2. Pembebanan Struktur
3. Penentuan Dimensi dan Mutu Kayu
4. Permodelan Struktur SAP2000
5. Rekapitulasi Gaya Dalam
6. Analisa Struktur
7.
5.1 Pembebanan
Berikut ini beban-beban yang bekerja pada struktur :
No. Jenis Beban Nilai
1. LL Atap = 100 kg (terpusat)
Pekerja = 100 kg
2. SIDL Atap = 120 kg/m
Tebal kaca 15 mm = 30 kg/m2
Lebar pengaruh = 4m
3. LL Lantai = 62,5 kg/m
Beban LL = 125 kg/m2
Jarak antar balok = 0,5 m
4. DL Lantai = 15 kg/m
Beban mati pelat = 30 kg/m2
Jarak antar balok = 0,5 m
5. SIDL Lantai = 10 kg/m
Beban SIDL = 20 kg/m2
Jarak antar balok = 0,5 m
6. Dinding = 64 kg/m
Gamma Kayu = 800 kg/m3
Tebal Dinding = 0,02 m
Tinggi Dinding = 4m
7. Angin = 4,11 kN (terpusat)
Beban angin = 0,77 kN/m2
Luas Area = 32 m2
Jumlah joint = 6
8. Gempa (Respon Spektrum) = Kab. Penajam Paser Utara
5.2 Rekapitulasi Gaya Dalam Balok dan Kolom
5.3 Rekapitulasi deformasi elemen balok dan kolom akibat kombinasi
ultimate
5.4 Rekapitulasi gaya reaksi
5.5 Rekapitulasi perpindahan joint
5.6 Perencanaan Penampang balok dan kolom
Kayu yang digunakan adalah kayu jenis merbau mutu E26. Massa jenis kayu
diketahui 1000 kg/m3. Berdasarkan tabel SNI, nilai kuat acuan untuk kayu mutu
E26 adalah sebagai berikut:
Kuat Acuan Nilai (MPa)
Ew 26000
Fb 71
Ft 65
Fc 54
Fv 6,9
Fc 24
Ft' Ft C M C t C F C i
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai = 0,8 dan t = 0,8. Dengan
demikian :
t T' = (0,8) (0,8) (260000) = 166400 kg
Berikut ini adalah perhitungan dengan luas bersih penampang
T ' (65) (30000 mm2) = 1950000 N = 195000 kg
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai = 0,8 dan t = 0,8. Dengan
demikian :
t T' = (0,8) (0,8) (195000) = 124800 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya aksial tarik maksimum sebesar
481,02 kg. Nilai ini lebih kecil dari kedua nilai ( t T' ). Jadi penampang
balok induk dengan dimensi 200 mm x 200 mm mampu menahan beban
aksial tarik.
2
V' (6,9) (200 mm) (200 mm) = 184000 N = 18400 kg
3
Untuk perhitungan gaya geser nilai = 0,8 dan v = 0,75. Dengan
demikian :
v V' = (0,8) (0,75) (18400) = 11040 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya geser maksimum sebesar 2269,1
kg. Dengan demikian diperoleh kondisi Vu < t T' = 11040 kg. Jadi
penampang balok induk dengan dimensi 200 mm x 200 mm mampu
menahan beban geser.
Dimana :
M' Fb' S
Fb' Fb C M C t C L C fu C r C i
1 1
S (b) (d)2 = (200 mm) (200 mm)2 = 1333333,33 mm3
6 6
M’ = (81,65) (1333333,33) = 108866666,7 N.mm = 10886,7 kg.m
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai = 0,8 dan b = 0,85. Dengan
demikian :
b M' = (0,8) (0,85) (10886,7) = 7402,93 kg.m
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai momen maksimum sebesar 1740,5
kg.m. Dengan demikian diperoleh kondisi Mu = 1740,5 kg.m < t T' =
7402,93 kg.m. Jadi penampang balok induk dengan dimensi 200 mm x 200
mm mampu menahan beban lentur.
4. Cek ketahanan terhadap kombinasi aksial tarik dengan lentur
Struktur dikatakan mampu memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur
bila memenuhi persyaratan berikut ini :
f tu f bu
* 1
f tn' f bn
Dimana :
ftu adalah tegangan tarik akibat gaya aksial tarik
fbu adalah tegangan tarik akibat lentur
fbn* adalah tegangan lentur izin yang dihitung dengan persamaan
Fb C M C t C f C fu C r C i
Nilau ftu dapat diketahui dari analisis SAP dengan memperhitungkan luas
bersih dan luas kotor. Dari hasil SAP diketahui beban aksial tarik
maksimum sebesar 481,02 kg atau 4810,2 N. Nilai ftu untuk penampang
kotor adalah :
Tu 4810,2
f tu 0,012 MPa
A g 40000
81,65 MPa
Persyaratan dicek sebagai berikut :
0,016 13,054
1
65 81,65
0,1601 1
Dengan demikian balok induk dengan dimensi 200 mm x 200 mm mampu
memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur.
5. Lentur minus tarik terjadi pada serat atau serat tekan elemen akibat gaya
tarik dan lentur. Struktur harus memenuhi persyaratan berikut :
f bu - f tu
**
1
f bn
Dimana :
**
f bn Fb C M C t C L C f C r C i = (35 MPa) (1) (1) (1) (1) (1) (1,15) (1) =
81,65 MPa
Nilai fbu dan ftu sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. Persyaratan
dicek sebagai berikut :
13,054 - 0,016
1
81,65
0,1594 1
Dengan demikian balok induk dengan dimensi 200 mm x 200 mm mampu
memikul beban lentur minus tarik.
Vu 22690,9
Aperlu = '
= = 945,45 mm2
Fc 24
A perlu 945,45
Ib perlu = = = 4,72 mm = 0,472 cm 1 cm
b 200
Jadi panjang bidang tumpu yang diperlukan adalah 1 cm.
Ft' Ft C M C t C F C i
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai = 0,8 dan t = 0,8. Dengan
demikian :
t T' = (0,8) (0,8) (187850) = 120224 kg
Berikut ini adalah perhitungan dengan luas bersih penampang
T ' (65) (21675 mm2) = 1408875 N = 140887,5 kg
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai = 0,8 dan t = 0,8. Dengan
demikian :
t T' = (0,8) (0,8) (140887,5) = 90168 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya aksial tarik maksimum sebesar
27,05 kg. Nilai ini lebih kecil dari kedua nilai ( t T' ). Jadi penampang
balok anak dengan dimensi 170 mm x 170 mm mampu menahan beban
aksial tarik.
2
V' (6,9) (170 mm) (170 mm) = 132940 N = 13294 kg
3
Untuk perhitungan gaya geser nilai = 0,8 dan v = 0,75. Dengan
demikian :
v V' = (0,8) (0,75) (13294) = 7976,4 kg
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai gaya geser maksimum sebesar 271,43
kg. Dengan demikian diperoleh kondisi Vu < t T' = 7976,4 kg. Jadi
penampang balok anak dengan dimensi 170 mm x 170 mm mampu menahan
beban geser.
Dimana :
M' Fb' S
Fb' Fb C M C t C L C fu C r C i
1 1
S (b) (d)2 = (170 mm) (170 mm)2 = 818833,33 mm3
6 6
M’ = (81,65) (818833,33) = 66857741,67 N.mm = 6685,77 kg.m
Untuk perhitungan gaya aksial tarik nilai = 0,8 dan b = 0,85. Dengan
demikian :
b M' = (0,8) (0,85) (6685,77) = 4546,33 kg.m
Dari hasil analisis SAP diperoleh nilai momen maksimum sebesar 185,63
kg.m. Dengan demikian diperoleh kondisi Mu = 185,63 kg.m < t T' =
4546,33 kg.m. Jadi penampang balok anak dengan dimensi 170 mm x 170
mm mampu menahan beban lentur.
81,65 MPa
Persyaratan dicek sebagai berikut :
0,0012 2,27
1
65 81,65
0,0278 1
Dengan demikian balok anak dengan dimensi 170 mm x 170 mm mampu
memikul beban kombinasi aksial tarik dan lentur.
5. Lentur minus tarik terjadi pada serat atau serat tekan elemen akibat gaya
tarik dan lentur. Struktur harus memenuhi persyaratan berikut :
f bu - f tu
**
1
f bn
Dimana :
**
f bn Fb C M C t C L C f C r C i = (35 MPa) (1) (1) (1) (1) (1) (1,15) (1) =
81,65 MPa
Nilai fbu dan ftu sudah dihitung pada perhitungan sebelumnya. Persyaratan
dicek sebagai berikut :
2,27 - 0,0012
1
81,65
0,0278 1
Dengan demikian balok anak dengan dimensi 170 mm x 170 mm mampu
memikul beban lentur minus tarik.
Dari hasil desain panjang bentang maksimum balok adalah 4000 mm.
Besarnya lendutan maksimum adalah :
L 4000
LL 11,11 mm
360 360
L 4000
kDL LL 16,67 mm
240 240
Lendutan yang terjadi diperhitungkan berdasarkan beban hidup (LL) dan
beban mati (DL). Besarnya lendutan yang terjadi pada struktur dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
5 WLL L4 5 WDL L4
LL dan DL
384 E 'w I 384 E 'w I
Dimana :
WLL = qLL
WDL = qDL
1
I b d3
12
E 'w E w C M C t C i
Vu 2714,3
Aperlu = '
= = 113,1 mm2
Fc 24
A perlu 113,1
Ib perlu = = = 0,67 mm = 0,067 cm 1 cm
b 150
Jadi panjang bidang tumpu yang diperlukan adalah 1 cm.
DIMENSI KOLOM
Penampang kolom didesain untuk dapat menerima beban aksial (tekan dan
tarik) dan lentur. Ada 2 macam pengekang yang dilakukan, yaitu cek aksial tekan
dan kombinasi tekan dan lentur.
Untuk preliminary design, dipilih dimensi dan mutu kolom sebagai berikut:
1. Profil (b × d): 20 × 20 cm
2. Ag: 400 cm2
3. Mutu kayu adalah E26, sehingga didapat nilai-nilai kekuatan kayu:
− Fb = 71 MPa
− Ft = 65 MPa
− Fc = 54 MPa
− Ew = 26000 MPa
Kapasitas kolom akan dicek terhadap beban aksial dan lentur yang telah
dianalisis dengan software SAP. Resume nilai-nilai beban yang bekerja pada
kolom ialah sebagai berikut;
Pu = 6997,62 kg
Mu = 1093,02 kg-m
Pn = Fcn × Ag × CM × Ct × CF × CP × Ci
Dimana:
Pn = Kapasitas nominal penampang
Ag = Luas penampang kotor
Fc = Kekuatan tekan nominal = 54 MPa
λ = Faktor waktu = 0,8 (untuk kombinasi pembebanan 1,2DL +
1,6LL)
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature nominal ≤ 38o)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
CP = Faktor stabilitas kolom (dihitung terlebih dahulu)
Ci = Faktor goresan = 1 (tanpa takikan)
CT =1
∅c = 0,9
∅s = 0,85
c = 0,9 (untuk kayu laminasi)
Kf = 0,75 (untuk kolom dibaut dimana perhitungan FcE dengan
Ley/dy)
Mencari nilai CP
Ew’ = E × CM × Ct × Ci
= 26000 (1) (1) (1)
= 26000 MPa
σE
KVE =
Ew′
5049,7
= = 0,194219
26000
0,822 . E ′ min n
Fc En =
L 2
( )
d
0,822 . 18224,04
= = 29,59 MPa
45002
200
𝐹𝑐 𝐸𝑛 𝐹𝑐 𝐸𝑛 2 𝐹𝑐 𝐸𝑛
1 + 𝐹 ∗ 𝑐𝑛 1 + 𝐹 ∗ 𝑐𝑛
Cp = Kf . − √( ) − ∗ 𝑐𝑛
𝐹
2c 2c 𝑐
Cp = 0,283
Pn = Fcn × A × CM × Ct × CF × CP × Ci
= 54 × 40000 × 1 × 1 × 1 × 1 × 0,283 × 1
= 612234,4 N
Pu ≤ λ ∅𝑐 Pn
69976,2 N≤ 0,8 × 0,9 × 612234,4 N
69976,2 N ≤ 440808,8 N (ok)
Dengan demikian penampang kuat menahan gaya yang bekerja.
𝑓𝑐𝑢 2 1 𝑓𝑏𝑥𝑢
( ) + ( ) ≤1
𝐹′𝑐𝑛 𝑓 𝐹′𝑏𝑥𝑛
1 − 𝑐𝑢⁄𝐹
𝑐𝐸𝑥𝑛
Dimana:
Fcu = tegangan tekan terfaktor
𝑃𝑢 69976,2
Fcu = = = 1,75 N/mm2
𝐴 40000
F’cn = tegangan tekan terkoreksi
F’cn = Fcn × CM × Ct × CF × CP × Ci
= 54 (1) (1) (1) (0,283) (1)
= 15,31 MPa
FcExn = tegangan tekuk kritis Euler sumbu x-x
0,822 . 𝐸 ′ min 𝑛
𝐹𝑐𝐸𝑥𝑛 =
𝐿 2
( )
𝑑
FcExn = 29,59 (sudah dihitung pada cek tekan)
Fbxu = tegangan lentur terfaktor pada sumbu-x
𝑀𝑢 𝑀𝑢
𝐹𝑏𝑥𝑢 = =
𝑆 1 2
6 𝑏𝑑
Fbxu = 8,2 (sudah dihitung pada cek tekan)
F’bxn = tegangan lentur terkoreksi pada sumbu-x
F’bxn = Fb × CM × Ct × CF × Ci × Cr
Dimana:
CM = Faktor kadar air = 1 (untuk kayu kering oven)
Ct = Faktor temperature = 1 (untuk temperature normal ≤ 38o)
CF = Faktor ukuran = 1 (untuk grade construction standard)
Ci = Faktor goresan = 1 (tanpa takikan)
Cr = Faktor koreksi pembagi beban = 1,05 (untuk kayu glulam)
Maka,
F’bxn = 71 × 1 × 1 × 1 × 1 × 1,05
= 74,55 MPa
Maka:
𝑓𝑐𝑢 2 1 𝑓𝑏𝑥𝑢
( ) + ( ) × ≤1
𝑓𝑐𝑛 1 − 𝑓𝑐𝑢⁄𝑓𝑐𝑛 𝑓′𝑏𝑥𝑛
1,75 2 1 8,2
( ) + ( ) × ≤1
15,31 1 − 1,75⁄15,31 74,55
0,14 ≤ 1 (ok)
Dengan demikian penampang kuat menahan gaya yang bekerja.