Acute Myeloproliferative Leukimia
Acute Myeloproliferative Leukimia
1
2. Zat-zat kimia
Obat-obatan dan terapi kimia dapat menyebabkan depresi atau
aplasia dari bone marrow yang memungkinkan menyebabkan
leukemia dan disebut leukemogens. Beberapa dari
cloramphenicol, phenylbutazone, komponen arsenic,
sulfonamide, dan beberapa insekstisida juga agen sitotoksik
yang digunakan untu terapi neoplasma mempunyai potensial
terhadap leukemogens. Termasuk phenylalanine mustard dan
cyclophospamide digunakan untuk terapi multiple myeloma,
agen alkylating digunakan untuk terapi beberapa tipe kanker
termasuk penyakit Hodgkin, dan immunosuppressant untuk
terapi penyakit immunoinflammatory. Benzena juga diketahui
dengan jelas sebagai penyebab kanker.
3. Genetik
Penyimpangan dari kromosom termasuk aneuploidy dan
kerusakan ditunjukkan dengan beberapa penyakit yang
berhubungan dengan peningkatan insiden ANLL. Penyakit-
penyakit tersebut termasuk Down syndrome (trisomy 21),
Fanconi’s syndrome (kerusakan kromosom yang berlebihan),
Bloom syndrome (kerusakan nilai kromosom dan
rearrangement) dan D-trisomy. Leukimia congenital biasanya
nonlympositik. Penelitian menunjukkan riwayat keluarga dengan
leukemia juga mempunyai factor genetic penyebab leukemia
akut.
4. Virus
Tidak ada kesimpulan terhadap pernyataan bahwa virus
merupakan penyebab leukemia pada manusia. Walaupun
demikian ada beberapa hasil penelitian yang menyokong teori
virus sebagai penyebab leukemia antara lain : enzim reverse
transciptase ditemukan dalam darah penderita leukemia.
Seperti diketahui di dalam virus onkogenik seperti retrovirus
tipe-C, yaitu jenis virus RNA yang menyebabkan leukemia pada
2
binatang. Enzim tersebut menyebabkan virus yang
bersangkutan dapat membentuk bahan genetic yang kemudian
bergabung dengan genom sel yang terinfeksi.
♫ Klasifikasi
FAB (French-American-British) membagi AML menjadi 6 jenis:
Mo : leukemia mieloblastik dengan minimal diferensiasi
M1 : leukemia mieloblastik tanpa pematangan
M2 : leukemia mieloblastik dengan berbagai derajat pematangan.
M3 : Leukimia promielositik hipergranuler.
M4 : Leukimia mielomonositik
M5 : Leukimia monoblastik
M6 : Eritroleukimia
♫ Manifestasi klinik
Tanda dan patofisiologi Terapi suportive
gejala
Anemia - Pallor Kerusakan bone Transfuse sel
- Letargy marrow darah merah
- Dyspneu
- Fatigue
- Kelemahan
3
hy
- Hipertrofi gusi
- Infiltrasi kulit
- Ulcerasi
membrane
mukosa
- Syndrome
meningeal:
Headache
Mual
Muntah
♫ Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan bentuk perawatan yang
memuaskan untuk penderita ANLL. Berbagai kombinasi obat
termasuk sitosin arabinosid, daunomisin, vinkristin, 6-azauridin, 6-
tioguanin dan 6-merkaptopurin dapat menginduksi remisi pada
sekitar 75% penderita. Rejimen yang paling efektif menyertakan
sitosin arabonosid dan daunomisin. Seperti pada LLA, SSP dapat
merupakan tempat relaps ANLL. Frekuensi relaps SSP sebagai
tanda awal reaktovasi penyakit, dapat dikurangi dengan
profilaksis, namun karena seringnya relaps dini darah dan sumsum
tulang, tindakan profilaksis pada SSP tidak memperpanjang angka
kelangsungan hidup penderita.
Protokol Pengobatan AML
1. CHA
(tidak termasuk LAM tipe M-3, FAB/progranulositik akut)
Induksi
CCNU : 70 mg/m2/oral, (hr 1)
Adriamycin : 35 mg/m2/ IV, (hr 1,2,3 = 3 hr)
Ara-C : 100 mg/m 2/IV-continuos, (hr 1 s/d
10 = 10 hr)
2. LAM-VIII
Induksi : = LAM-VI modified
3. LAM-VI modified
Induksi
Daunorubicin : 45 mg/m2/IV, (hr 1)
4
Cytosine Arabinoside : 100 mg/m2/hr/IV-continous drip
+ 50 mg/m2 tiap 12 jam (hr 1 s/d 7)
Maintenance
Daunorubicin : 45 mg/m2, (hr 1)
Cytosine Arabinoside : 100 mg/m2/12 jam, sc (hr 1 s/d 5)
♫ Prognosis
Umumnya buruk, hingga sukar untuk membedakan tanda-tanda
prognostic spesifik. Tampilan sitologik awal tidak membantu
meramalkan prognosis, kecuali pada penderita leukemia
promielositik akut. Prognosis yang lebih baik bila jumlah leukosit
pada saat diagnosis, kurang dari 10.000/mm 3, demikian pula bila
jumlah trombosit lebih dari 10.000/mm 3. Dengan rejimen terapi
mutakhir, lama remisi (median) berkisar antara 1,5 sampai 2
tahun. Kurang dari 30% penderita mencapai remisi lengkap
5
kontinyu jangka panjang; remisi demikian jarang mencapai 5
tahun.
♫ Diagnosa keperawatan
1. PK anemia
2. Nyeri akut
3. Resiko infeksi
4. Fatigue/kelelahan b.d kondisi fisik yang menurun, anemia,
penyakit yang dialami.
DAFTAR PUSTAKA
Haryani dan Siswandi, 2004, Nursing Diagnosis: A Guide To Planning Care, available
on: www.Us.Elsevierhealth.com
6
Nelson, 1992, Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta
Ralph & Rosenberg, 2003, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2005-2006,
Philadelphia USA
Soeparman & Waspadji, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2 Edisi 3, FKUI,
Jakarta
7
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Profesi Ners
Universitas Gadjah Mada
OLEH:
FIKA NUR INDRIASARI
00/137910/KU/09769
8
9