Tatakelola Blud
Tatakelola Blud
TENTANG
POLA TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN INDONESIA
BUPATI INDONESIA,
Memutuskan
BAB II
POLA TATA KELOLA
Bagian Kesatu
IDENTITAS PUSKESMAS
Pasal 2
(2) BLUD UPTD Puskesmas adalah BLUD UPTD Puskesmas yang berada
di masing–masing kecamatan di Kabupaten Indonesia.
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
KEDUDUKAN ORGANISASI DAN PEMERINTAH DAERAH
Pasal 4
BLUD UPTD Puskesmas di Kabupaten Indonesia merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah yang berkedudukan di bawah Dinas Kesehatan
Kabupaten Indonesia.
Pasal 5
BLUD UPTD Puskesmas bertanggung jawab pada setiap wilayah kerja
UPTD Puskesmas masing-masing.
Pasal 6
(1) Pemerintah Kabupaten Indonesia adalah selaku pemilik setiap BLUD
UPTD Puskesmas sekabupaten Indonesia.
(2) Selaku pemilik, pemerintah Daerah bertanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup perkembangan dan kemajuan BLUD UPTD
Puskesmas sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat.
(3) Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) Pemerintah Daerah Kabupaten Indonesia mempunyai
kewenangan yang meliputi:
a. menetapkan peraturan tentang Pola Tata Kelola dan SPM BLUD
UPTD Puskesmas beserta perubahannya;
b. membentuk dan menetapkan Pejabat Pengelola dan Dewan
Pengawas;
c. memberhentikan Pejabat Pengelola dan Dewan Pengawas sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. menelaah Rencana Bisnis Anggaran (RBA); dan
e. memberikan sanksi kepada pegawai yang melanggar ketentuan
dan memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi.
(4) Pemerintah Daerah berkewajiban mengalokasikan anggaran dalam
APBD untuk kegiatan BLUD UPTD Puskesmas.
Bagian Keempat
TUJUAN, TUGAS DAN FUNGSI BLUD UPTD PUSKESMAS
Pasal 7
(1) BLUD UPTD Puskesmas bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan
kepada masyarakat untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintah dan/atau pemerintah daerah dalam memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
(2) Tugas BLUD UPTD Puskesmas adalah melaksanakan kegiatan
pelayanan kesehatan dasar dan pemeliharaan pelayanan kesehatan
masyarakat serta melaksanakan sebagian urusan Dinas Kesehatan
Kabupaten di wilayahnya dengan menerapkan PPK-BLUD.
(3) Dalam menyelenggarakan tugasnya BLUD UPTD Puskesmas
mempunyai fungsi:
a. UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat:
1. Pelayanan Promosi Kesehatan Termasuk UKS
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan KIA - KB Bersifat UKM
4. Pelayanan Gizi Bersifat UKM
5. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. UKM pengembangan:
1. Pelayanan Kesehatan Jiwa
2. Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
4. Pelayanan Kesehatan Olahraga
5. Pelayanan Kesehatan Indera
6. Pelayanan Kesehatan Lansia
7. Pelayanan Kesehatan Kerja
8. Pelayanan Kesehatan Lainnya
c. UKP Kefarmasian dan Laboratorium
1. Pelayanan Pendaftaran
2. Pelayanan Rekam Medis
3. Pelayanan Pemeriksaan Umum
4. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
6. Pelayanan Gawat Darurat
7. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
8. Pelayanan Persalinan
9. Pelayanan Rawat Inap untuk Puskesmas yang menyediakan
pelayanan Rawat Inap
10. Pelayanan Kefarmasian
11. Pelayanan Laboratorium
12. Pelayanan Fisioterapi
13. Pelayanan Tradisional Komplementer
14. Pelayanan Radiologi
15. Pelayanan Tim Kesehatan
d.Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Bagian Kelima
DEWAN PENGAWAS
Paragraf 1
Pembentukan Dewan Pengawas
Pasal 8
Paragraf 2
Tugas dan Kewajiban Dewan Pengawas
Pasal 9
(1) Dewan Pengawas bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pengelolaan BLUD UPTD Puskesmas yang dilakukan oleh
Pejabat Pengelola BLUD UPTD Puskesmas.
(2) Dewan Pengawas berkewajiban :
a. memberikan pendapat dan saran kepada Bupati melalui Kepala
Dinas Kesehatan mengenai RBA yang diusulkan oleh pejabat
pengelola BLUD UPTD Puskesmas;
b. mengikuti perkembangan kegiatan BLUD UPTD Puskesmas dan
memberikan pendapat serta saran kepada Bupati mengenai
setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan BLUD
UPTD Puskesmas;
c. melaporkan kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan
tentang kinerja BLUD UPTD Puskesmas;
d. memberikan nasehat kepada pejabat pengelola dalam
melaksanakan pengelolaan BLUD UPTD Puskesmas;
e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan
maupun non keuangan, serta memberikan saran dan catatan-
catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola
BLUD UPTD Puskesmas; dan
f. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.
(3) Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati melalui Kepala Dinas
Kesehatan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu
tahun dan sewaktu-waktu diperlukan.
Paragraf 3
Keanggotaan Dewan Pengawas
Pasal 10
(1) Anggota Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur :
a. Pejabat pada Dinas Kesehatan;
b. Pejabat pada Badan Keuangan Daerah;dan
b. Tenaga ahli yang mempunyai keahlian di bidang manajemen
pelayanan kesehatan yang menerapkan PPK-BLUD.
(2) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya
dengan pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD UPTD Puskesmas.
(3) Kriteria yang dapat diusulkan menjadi Dewan Pengawas, yaitu :
a. memiliki dedikasi dan memahami masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan Pengelola BLUD UPTD Puskesmas,
serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya;
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah
dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota dan atau
Pejabat Pengelola atau Komisaris, atau Dewan Pengawas yang
dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha
pailit atau orang yang tidak pernah melakukan tindak pidana
yang merugikan daerah; dan
c. mempunyai kompetensi dalam bidang menajemen keuangan,
sumber daya manusia dan mempunyai komitmen terhadap
peningkatan kualitas pelayanan publik.
Paragraf 4
Masa Jabatan Dewan Pengawas
Pasal 11
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima)
tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya.
(2) Anggota dewan pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya
oleh Bupati.
(3) Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebelum waktunya apabila :
a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
b. tidak melaksanaan ketentuan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BLUD UPTD Puskesmas;
atau
d. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana
dan/ atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya
melaksanakan pengawasan atas BLUD UPTD Puskesmas.
Paragraf 5
Sekretaris Dewan Pengawas
Pasal 12
Pasal 13
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan
Pengawas termasuk honorarium Anggota dan Sekretaris Dewan
Pengawas dibebankan pada BLUD UPTD Puskesmas dan dimuat dalam
Rencana Bisnis Anggaran (RBA).
Bagian Keenam
STRUKTUR ORGANISASI DAN PEJABAT PENGELOLA
Paragraf 1
Struktur Organisasi
Pasal 14
Paragraf 2
Komposisi Pejabat Pengelola
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Paragraf 3
Tugas dan Kewajiban Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas, Pejabat Keuangan
dan Pejabat teknis.
Pasal 18
Tugas dan Kewajiban Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas adalah:
a. memimpin dan mengelola BLUD UPTD Puskesmas sesuai dengan
tujuan BLUD UPTD Puskesmas yang telah ditetapkan dengan
senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna;
b. memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD UPTD Puskesmas;
c. memelihara, menjaga dan mengelola kekayaan BLUD UPTD
Puskesmas;
d. mewakili BLUD UPTD Puskesmas di dalam dan di luar pengadilan;
e. melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola BLUD
UPTD Puskesmas sebagaimana yang telah digariskan;
f. memperhatikan pengelolaan BLUD UPTD Puskesmas dengan
berwawasan lingkungan;
g. mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis
kepada kepala daerah sesuai ketentuan;
h. menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat
yang telah ditetapkan dengan peraturan perundangan-undangan;
i. menyiapkan Rencana Strategi Bisnis (RSB) dan Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) BLUD UPTD Puskesmas;
j. mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi BLUD
UPTD Puskesmas sesuai ketentuan;
k. menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala; dan
l. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional
serta keuangan BLUD UPTD Puskesmas.
Pasal 19
Pasal 21
Pasal 22
Tugas dan kewajiban pejabat teknis BLUD UPTD Puskesmas:
a. menyusun rencana kegiatan di program pelayanan UKP dan program
UKM;
b. melaksanakan kegiatan di pelayanan program UKP dan program UKM
sesuai dengan RBA;
c. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi;
d. memonitor pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan UKP dan
program UKM;
e. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pelayanan
UKP dan program UKM; dan
f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Pemimpin BLUD UPTD
Puskesmas.
Paragraf 4
Pengangkatan Pejabat Pengelola
Pasal 23
Pasal 24
(1) Dalam hal Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas berasal dari unsur
Pegawai Negeri Sipil, maka yang bersangkutan merupakan kuasa
pengguna anggaran dan barang daerah.
(2) Dalam hal Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas berasal dari unsur non
Pegawai Negeri Sipil, maka yang bersangkutan bukan merupakan
kuasa pengguna anggaran dan barang daerah.
(3) Dalam hal Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas bukan Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka yang menjadi kuasa
pengguna anggaran dan barang daerah adalah Pejabat keuangan
BLUD yang berasal dari unsur Pegawai Negeri Sipil yang merupakan
Pejabat kuasa pengguna anggaran/barang Dinas Kesehatan
Kabupaten.
Paragraf 4
Persyaratan menjadi Pemimpin, Kasubbag Tata Usaha dan
Kepala Unit Pelaksana Teknis Fungsional BLUD UPTD Puskesmas
Pasal 25
Pasal 27
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Pejabat teknis BLUD UPTD
Puskesmas adalah :
a. seorang dokter atau dokter gigi atau sarjana kesehatan yang
memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan dan
pengalaman di bidang pelayanan kesehatan;
b. berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan
pelayanan yang profesional;
c. mampu melaksanakan koordinasi di lingkup pelayanan BLUD UPTD
Puskesmas;
d. berstatus Pegawai Negeri Sipil atau Non Pegawai Negeri Sipil;
e. bersedia membuat surat pernyataan kesanggupan untuk
meningkatkan dan mengembangkan pelayanan di BLUD UPTD
Puskesmas dan Puskesmas;
f. memenuhi syarat administrasi kepegawaian bagi yang berasal dari
PNS.
Paragraf 5
Paragraf 6
Pemberhentian Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas, pejabat Keuangan dan
pejabat teknis.
Pasal 29
Bagian Ketujuh
PENGELOMPOKAN FUNGSI PELAYANAN DAN
FUNGSI PENDUKUNG PELAYANAN
Paragraf 1
Organisasi Pelaksana
Pasal 30
(1) Guna memungkinkan penyelenggaraan kegiatan pelayanan, serta
pengembangan pelayanan kesehatan dibentuk unit pelaksana
fungsional yaitu Puskesmas yang didalamnya terdapat penanggung
jawab pelayanan dan pengelola pelayanan yang merupakan kelompok
pengelola pelayanan non struktural.
(2) Penanggung jawab, koordinator dan pengelola pelayanan pada
puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berkedudukan di
dalam struktur organisasi BLUD UPTD Puskesmas dan unit fungsional
Puskesmas, penanggung jawab, koordinator dan pengelola pelayanan
ditetapkan dengan keputusan Bupati.
(3) Struktur organisasi Puskesmas sebagaimana tersebut pada ayat (2)
ditetapkan dengan keputusan Bupati.
(4) Dalam melaksanakan kegiatan operasional pelayanan wajib
berkoordinasi antara penanggung jawab, koordinator dan pengelola
pelayanan terkait.
Pasal 31
Pasal 32
Paragraf 2
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 33
Paragraf 3
Tenaga Kesehatan Fungsional
Pasal 34
(1) Tenaga kesehatan fungsional adalah kelompok dokter dan dokter gigi
serta tenaga kesehatan lainnya.
(2) Tenaga kesehatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sesuai
fungsinya masing-masing.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan fungsional
menggunakan pendekatan tim dengan tenaga profesi terkait.
Bagian Kedelapan
PROSEDUR KERJA
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pengelola BLUD UPTD Puskesmas bertanggungjawab memimpin dan
mengkoordinasikan bawahan dan memberikan bimbingan serta petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 38
Pasal 39
Setiap laporan yang diterima dari bawahan oleh pengelola BLUD UPTD
Puskesmas, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan perubahan
untuk menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk
kepada bawahannya.
Pasal 40
Pasal 41
Bagian Kesembilan
ORGANISASI PENDUKUNG
Satuan Pengawas Internal
Pasal 42
Bagian Kesepuluh
ESELONISASI
Pasal 43
Paragraf 1
Tujuan pengelolaan
Pasal 44
(1) Sumber daya manusia BLUD UPTD Puskesmas dapat berasal dari
Pegawai Negeri Sipil dan non Pegawai Negeri Sipil.
(2) Penerimaan pegawai BLUD UPTD Puskesmas adalah sebagai berikut :
a. untuk pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
b. untuk pegawai non Pegawai Negeri Sipil dilakukan mekanisme
rekruitmen, outsourching, kerja sama operasional (KSO),atau cara-
cara lain yang efektif dan efisien.
(3) Rekruitmen pegawai non Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, dilakukan dengan cara seleksi, meliputi seleksi
administrasi, test psikologi, seleksi akademik dan ketrampilan,
wawancara dan test kesehatan.
(4) Ourtsourcing pegawai dilaksanakan berdasarkan kebutuhan tenaga
yangditetapkan oleh Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas dan
kemampuan keuangan BLUD, serta dilakukan oleh panitia pengadaan
barang dan jasa sesuai ketentuan.
(5) Kerja sama operasional dilaksanakan sesuai kebutuhan dan dilakukan
oleh Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas dengan pihak ketiga.
Paragraf 2
Pengangkatan pegawai
Pasal 45
(1) Pegawai BLUD UPTD Puskesmas dapat berasal dari Pegawai Negeri
Sipil dan/ atau non Pegawai Negeri Sipil yang profesional sesuai
dengan kebutuhan.
(2) Pegawai BLUD UPTD Puskesmas yang berasal dari non Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dipekerjakan secara
tetap atau berdasarkan kontrak.
(3) Pengangkatan pegawai BLUD UPTD Puskesmas yang berasal dari
Pegawai Negeri Sipil disesuaikan dengan peraturan perundangan-
undangan.
(4) Pengangkatan pegawai BLUD UPTD Puskesmas yang berasal dari non
Pegawai Negeri Sipil dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam peningkatan pelayanan.
(5) Pengangkatan pegawai BLUD UPTD Puskesmas yang berasal dari non
Pegawai Negeri Sipil diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal 46
Pasal 47
(1) Rotasi Pegawai Negeri Sipil dan non Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan
dengan tujuan untuk peningkatan kinerja dan pengembangan karir.
(2) Rotasi dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
a. penempatan seseorang pada pekerjaan yang sesuai dengan
pendidikan dan ketrampilannya;
b. masa kerja di sub unit tertentu;
c. pengalaman pada bidang tugas tertentu;
d. kegunaannya dalam menunjang karir; dan
e. kondisi fisik dan psikis pegawai.
Paragraf 3
Penghargaan dan sangsi
Pasal 48
Paragraf 4
Disiplin pegawai
Pasal 49
Paragraf 5
Pemberhentian pegawai
Pasal 50
Bagian Keduabelas
REMUNERASI
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
(2) Bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD UPTD Puskesmas yang
berstatus Pegawai Negeri Sipil, gaji pokok dan tunjangan mengikuti
peraturan perundang-undangan tentang gaji dan tunjangan Pegawai
Negeri Sipil serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai
remunerasi yang ditetapkan oleh Bupati sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 52 ayat (1).
Pasal 56
(1) Pejabat pengelola, dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas
BLUD UPTD Puskesmas yang diberhentikan sementara dari
jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50 % (lima puluh persen)
dari remunerasi/ honorariun bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal
diberhentikan sampai dengan ditetapkannya keputusan definitif
tentang jabatan yang bersangkutan.
(2) Bagi pejabat pengelola BLUD UPTD Puskesmas berstatus PNS yang
diberhentikan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), memperoleh penghasilan sebesar 50 % (lima puluh persen)
dari remunerasi bulan terakhir di BLUD UPTD Puskesmas sejak
tanggal diberhentikan atau sebesar gaji PNS berdasarkan surat
keputusan pangkat terakhir.
Bagian Ketigabelas
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Pasal 57
Bagian Keempatbelas
TARIF LAYANAN
Pasal 58
Bagian Kelimabelas
PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
Bagian Keenambelas
PENDAPATAN DAN BIAYA
Paragraf 1
Pendapatan
Pasal 62
Pasal 63
Pasal 64
(1) Seluruh pendapatan BLUD UPTD Puskesmas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 62 dilaporkan kepada BKD melalui kepala Dinas Kesehatan
setiap bulan tanpa menyertakan bukti transaksi.
(2) Bukti transaksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun dan
disimpan oleh BLUD UPTD Puskesmas.
Pasal 65
Paragraf 2
Biaya
Pasal 66
(1) Biaya BLUD UPTD Puskesmas merupakan biaya operasional dan biaya
non operasional.
Pasal 67
(1) Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1),
terdiri dari:
a. biaya pelayanan, meliputi:
1. biaya pegawai;
2. biaya bahan;
3. biaya jasa pelayanan;
4. biaya pemeliharaan;
5. biaya barang dan jasa;
6. biaya pelayanan lain-lain.
b. biaya umum dan administrasi:
1. biaya pegawai;
2. biaya bahan;
3. biaya pemeliharaan;
4. biaya barang dan jasa;
5. biaya promosi;
6. biaya umum dan administrasi lain-lain.
(2) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan langsung
dengan kegiatan pelayanan.
(3) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, mencakup seluruh biaya operasional yang tidak berhubungan
langsung dengan kegiatan pelayanan.
Pasal 68
Pasal 71
Pasal 72
Bagian Ketujuhbelas
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Paragraf 1
Perencanaan
Pasal 73
(1) BLUD UPTD Puskesmas wajib menyusun Renstra Bisnis BLUD.
(2) Renstra bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian
kinerja, rencana pencapaian lima tahunan, dan proyeksi keuangan
lima tahunan BLUD.
(3) Renstra bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan
sebagai dasar penyusunan Rencana Bisnis Anggaran dan evaluasi
kinerja.
Paragraf 2
Penganggaran
Pasal 74
Pasal 75
Pasal 76
(1) Rencana Bisnis Anggaran sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 75,
memuat:
a. kinerja tahun berjalan;
b. asumsi makro dan mikro;
c. target kinerja;
d. analisis dan perkiraan biaya satuan;
e. perkiraan harga;
f. anggaran pendapatan dan biaya;
g. besaran persentase ambang batas;
h. prognosa laporan keuangan;
i, perkiraan maju (forward estimate);
j. rencana pengeluaran investasi/modal; dan
k. ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan Rencana
Kerja Anggaran-SKPD/Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
(2) Rencana Bisnis Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disertai
dengan usulan program, kegiatan, standar pelayanan minimal dan biaya
dari keluaran yang akan dihasilkan.
Pasal 77
Pasal 78
Pasal 79
Pasal 80
Rencana Kerja Anggaran yang telah dilakukan penelaahan oleh Tim
Anggaran Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82,
disampaikan kepada BKD untuk dituangkan dalam Rancangan Peraturan
Daerah tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
Pasal 81
Pasal 82
BLUDUPTD Puskesmas dapat melakukan pergeseran dalam satu jenis
anggaran dan dilaporkan kepada BKD.
Bagian Kedelapanbelas
PELAKSANAAN ANGGARAN
Paragraf 1
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) - BLUD
Pasal 83
(1) Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD UPTD Puskesmas disampaikan
kepada kepala Dinas Kesehatan untuk dikonsolidasikan ke Dokumen
Pelaksanaan Anggaran - Dinas Kesehatan Kabupaten.
(2) Dokumen Pelaksanaan Anggaran-BLUD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal
84 ayat (1), mencakup antara lain:
a. pendapatan dan biaya;
b. proyeksi arus kas;
Pasal 84
Paragraf 2
Pengelolaan Kas
Pasal 85
Pasal 86
(3) Rekening bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan
rekening BLUD yang dibuka oleh Pemimpin BLUD atas nama BLUD
pada bank umum pemerintah yang ditunjuk Bupati.
(4) Penerimaan BLUD pada hari kerja berikutnya disetorkan seluruhnya ke
rekening kas BLUD dan dilaporkan kepada pejabat keuangan BLUD.
Bagian Kesembilanbelas
PENGELOLAAN PIUTANG DAN UTANG
Paragraf 1
Pengelolaan piutang
Pasal 87
(1) BLUD UPTD Puskesmas dapat memberikan piutang sehubungan dengan
penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yang berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan BLUD.
(2) Piutang dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan
prinsip bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) BLUD UPTD Puskesmas melaksanakan penagihan piutang pada saat
piutang jatuh tempo.
(4) Untuk melaksanakan penagihan piutang sebagaimana dimaksud pada
ayat
(3), BLUD UPTD Puskesmas menyiapkan bukti dan administrasi
penagihan, serta menyelesaikan tagihan atas piutang BLUD.
(5) Penagihan piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), yang sulit
ditagih dapat dilimpahkan penagihannya kepada kepala daerah dengan
dilampiri buktl-bukti valid dan sah.
Pasal 88
(1) Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat
yang berwenang, yang nilainya ditetapkan secara berjenjang.
(2) Kewenangan penghapusan piutang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah, dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 2
Pengelolaan utang
Pasal 89
(1) BLUD UPTD Puskesmas dapat melakukan pinjaman/utang sehubungan
dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan pinjaman dengan
pihak lain.
(2) Pinjaman/utang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa
pinjaman/utang jangka pendek atau pinjaman/utang jangka panjang.
(3) Pinjaman dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis,
transparan, dan bertanggung jawab.
(4) Pemanfaatan pinjaman/utang yang berasal dari perikatan pinjaman
jangka pendek hanya untuk biaya operasional termasuk keperluan
menutup defisit kas.
(5) Pemanfaatan pinjaman/utang yang berasal dari perikatan pinjaman
jangka panjang hanya untuk pengeluaran investasi/modal.
(6) Pinjaman jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terlebih
dahulu wajib mendapat persetujuan Bupati.
Pasal 90
Pasal 91
Bagian Keduapuluh
INVESTASI
Pasal 93
Pasal 94
(1) Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (2),
merupakan investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan
untuk dimilikl selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
(2) Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
dilakukan dengan pemanfaatan surplus kas jangka pendek.
(3) Investasi jangka pendek sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara
lain:
Pasal 95
Pasal 96
Pasal 97
KERJASAMA
Pasal 98
Pasal 99
(1) Kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100
ayat (1), antara lain:
a. kerjasama operasi;
b. sewa menyewa; dan
c. usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi BLUD.
(2) Kerjasama operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
merupakan perikatan antara BLUD UPTD Puskesmas dengan pihak
lain, rnelalui pengelolaan manajemen dan proses operasional secara
bersama dengan pembagian keuntungan sesuai kesepakatan kedua
belah pihak.
(3) Sewa menyewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
merupakan penyerahan hak penggunaan/pemakaian barang BLUD
UPTD Puskesmas kepada pihak lain atau sebaliknya dengan imbalan
berupa uang sewa bulanan atau tahunan untuk jangka waktu tertentu,
baik sekaligus maupun secara berkala.
(4) Usaha lainnya yang menunjang tugas dan fungsi BLUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, merupakan kerjasama dengan pihak
lain yang menghasilkan pendapatan bagi BLUD UPTD Puskesmas
dengan tidak mengurangi kualitas pelayanan umum yang menjadi
kewajiban BLUD.
(5) Kerjasama BLUD UPTD Puskesmas atas persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten.
(6) Kerjasama yang dilaksanakan BLUD UPTD Puskesmas dilaporkan
kepada Bupati.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan manajemen dan proses
operasional kerjasama diatur oleh Pemimpin BLUD UPTD Puskesmas.
Pasal 100
Pasal 102
Pasal 103
Pasal 104
Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah terikat
dapat dilakukan dengan mengikuti ketentuan pengadaan dari pemberi
hibah, atau ketentuan pengadaan barang dan/atau jasa yang berlaku bagi
BLUD sepanjang disetujui pemberi hibah.
Pasal 105
(1) Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
103 ayat (2), dilakukan oleh pelaksana pengadaan.
(2) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat
berbentuk tim, panitia atau unit yang dibentuk oleh Pemimpin BLUD
UPTD Puskesmas yang ditugaskan secara khusus untuk melaksanakan
pengadaan barang dan/atau jasa guna keperluan BLUD.
(3) Pelaksana pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), terdiri dari
personil yang memahami tatacara pengadaan, substansi
pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang
diperlukan.
Pasal 106
Pasal 107
Pengadaan barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103
ayat (1), diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai yang diatur dalam
Peraturan Bupati.
(1) Barang hasil pengadaan BLUD UPTD Puskesmas dapat berupa barang
aset tetap atau barang persediaan.
(2) Barang hasil pengadaan BLUD UPTD Puskesmas berupa barang aset
tetap dicatat dalam buku inventaris sebagai barang milik daerah.
(3) Barang hasil pengadaan BLUD UPTD Puskesmas berupa barang pakai
habis dicatat dalam kartu persediaan.
Pasal 109
(1) BLUD UPTD Puskesmas tidak dapat menghapus aset tetap, kecuali atas
persetujuan Bupati.
(2) BLUD UPTD Puskesmas dalam mengajukan permohonan persetujuan
Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menyampaikan
permohonan secara tertulis dengan persetujuan Kepala Dinas
Kesehatan.
(3) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditindaklanjuti
dengan cara dimusnahkan, dijual, ditukar, dan/atau dihibahkan.
(4) Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya berasal dari
pendapatan BLUD UPTD Puskesmas selain dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah/Anggaran Pendapatan Belanja Negara merupakan
pendapatan BLUD dan dapat dikelola langsung untuk membiayai
belanja BLUD.
(5) Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya
sebagian/seluruhnya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah/Anggaran Pendapatan Belanja Negara bukan merupakan
pendapatan BLUD UPTD Puskesmas dan wajib disetor ke rekening Kas
Umum Daerah.
(6) Penghapusan aset tetap dilaporkan kepada Bupati melalui Kepala Dinas
Kesehatan.
(7) Pemanfaatan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait langsung
dengan tugas pokok dan fungsi BLUD UPTD Puskesmas wajib mendapat
persetujuan Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
Pasal 110
Surplus Anggaran
Pasal 111
Paragraf 2
Defisit Anggaran
Pasal 112
(1) Defisit anggaran BLUD UPTD Puskesmas merupakan selisih kurang
antara realisasi pendapatan dengan realisasi biaya BLUD pada satu
tahun anggaran.
(2) Defisit anggaran BLUD UPTD Puskesmas dapat diajukan usulan
pembiayaannya pada tahun anggaran berikutnya kepada BKD.
Pasal 114
Penatausahaan keuangan BLUD UPTD Puskesmas paling sedikit memuat:
a. pendapatan/biaya;
b. penerimaan/pengeluxaran;
c. utang/piutang;
d. persediaan, aset tetap dan investasi; dan
e. ekuitas dana.
Pasal 115
(1) Penatausahaan BLUD UPTD Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 116 didasarkan pada prinsip pengelolaan keuangan bisnis yang
sehat.
Pasal 116
Pasal 118
Pasal 119
Paragraf 2
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Pasal 120
(1) Laporan keuangan BLUD UPTD Puskesmas terdiri dari neraca, laporan
realisasi anggaran/laporan operasional, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan, disertai dengan laporan kinerja.
(2) Laporan keuangan unit usaha/layanan yang diselenggarakan BLUD
UPTD Puskesmas, dikonsolidasikan dalam laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh
pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 121
Pasal 122
BAB III
KETENTUAN PERUBAHAN
Pasal 125
Pasal 126
Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Indonesia
pada tanggal 2018
BUPATI INDONESIA,
WARDOYO WIDJAYA