Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

GUDANG FARMASI

Disusun untuk memenuhi tugas praktek kerja profesi apoteker yang dibina oleh:
Linda Crosmavera S.Si.,Apt

Disusun Oleh : KELOMPOK 5


Sarah Nur Azkia I4C017078 UNSOED
Cici Shabrina Tendi I4C017056 UNSOED
Siska Quratol Aeni I4C017071 UNSOED
Ach. Khairul Hidayat I4C017074 UNSOED
Imroatul Khatimah I4C017094 UNSOED

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER


RUMAH SAKIT TNI AL Dr. RAMELAN SURABAYA
PERIODE 01 OKTOBER – 23 NOVEMBER 2018
1. Kelembaban dan Suhu Di Gudang Penyimpanan Obat
Suhu Penyimpanan obat :
Kelembaban Penyimpanan Obat :
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara
berubah, maka suhu akan berubah. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan
suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil.
Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi prepitasi
(pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara
menurun. (Lakitan, 2002)
2. Pengaturan Obat dan Alat kesehatan di Gudang
Jawaban
Menurut Guideliner For The Storage of Essential Medicines and Other Health
Comodities (2003) untuk pengatur obat-obatan dan alat kesehatan jika menggunakan
palet, dan terdapat tumpukan karton pada palet di gudang yaitu
- Jarak dari lantai yaitu 10 cm (4 inci)
- Jarak dari dinding dan tumpukan lainnya paling sedikit 30 cm (1 kaki) dan tidak
lebih dari 2,5 m (8 kaki) tingginya

- Atur rak dan rak di garis dengan lorong yang lebarnya kurang dari 90 cm.
Tempatkan rak dengan jarak 90 cm dari dinding gudang untuk memastikan
mereka dapat diakses dari kedua sisi.
3. Pengelolahan Limbah Sitostatik dan Non-Sitostatik menggunakan Incenerator
Jawab :
a. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan
dan pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
Pengolahan limbah sitotoksik secara termal wajib dilakukan pada temperature
sekurang-kurangnya 1200°C (seribu dua ratus derajat celsius). Insenerasi pada
suhu tinggi sekitar 1.200° C dibutuhkan untuk menghancurkan semua bahan
sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah dapat menghasilkan uap sitotoksik yang
berbahaya ke udara. Insenerator dengan 2 (dua) tungku pembakaran pada suhu
1.200° C dengan minimum waktu tinggal 2 detik atau suhu 1.000° C dengan
waktu tinggal 5 detik yang dilengkapi dengan penyaring debu (KLH, 2014).
b. Limbah Non Sitotoksik
Limbah farmasi Obat buangan yaitu limbah obat kedaluwarsa, terkontaminasi, dan
buangan. Persyaratan peralatan Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pengolahan Limbah B3 menggunakan incinerator. Penghasil Limbah B3 harus
memenuhi ketentuan yaitu temperatur pada ruang bakar utama sekurang-
kurangnya 800° C (delapan ratus derajat celsius) dan temperatur pada ruang bakar
kedua paling rendah 1.000° C (seribu derajat celsius) dengan waktu tinggal paling
singkat 2 (dua) detik.

Daftar Pustaka
KLH. 2014. Pedoman Kriteria Teknologi Pengelolaan Limbah Medis Ramah
Lingkungan.

Lakitan, B. 2002. Dasar Klimatologi. PT Ragagrafindo Persada. Jakarta.


WHO, 2003. Guideliner For The Storage of Essential Medicines and Other
Health Comodities.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, 2017. Peraturan Menteri
Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia tentang Tata
cara dan persyaratan teknis pengeleloaan limbah bahan berbahaya dan
beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai