Di susun oleh:
KOSENTRASI KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2011
A. DEFINISI
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh.
B. ETIOLOGI
Luka bakar dapat disebabkan oleh panas, sinar ultraviolet, sinar X, radiasi nuklir, listrik,
bahan kimia, abrasi mekanik. Luka bakar yang disebabkan oleh panas api, uap atau
cairan yang dapat membakar merupakan hal yang lasim dijumpai dari luka bakar yang
parah.
2) Luas permukaan
Besarnya suatu luka bakar biasanya dinyatakan sebagai prosentase dari seluruh
permukaan tubuh dan diperhitungkan dari tabel yang menurut umur :
Area Usia
0 1 5 10 15 Dewasa
A= Separuh kepala 9½ 8½ 6½ 5½ 4½ 3½
B=Separuh dari sebelahpaha 2¾ 3 1/4 4 4½ 4½ 4¾
C=Separuh dari sebelah kaki 2½ 2½ 2 3/4 3 3 1/4 3½
Pedoman lain tentang pengukuran luas luka bakar dengan menggunakan rule of
nine yaitu :
a. Kepala 9 %
b. Badan ; thorak & abdomen anterior 18 %, posterior 18 %
c. Genital 1 %
d. Ekstremitas atas masing-masing 9 %
e. Ekstremitas bawah masing-masing 18 %
3) Usia
Luka bakar yang bagaimanapun dalam dan luasnya menyebabkan kematian yang
lebih tinggi pada anak – anak di bawah usia 2 tahun dan di atas usia 60 tahun.
Kematian pada anak – anak disebabkan oleh sistem imun yang belum sempurna,
pada orang dewasa sering kali terdapat penyakit sampingan yang dapat
memperparahnya.
4) Penyakit sampingan
DM, payah jantung kongesti, sakit paru-paru dan pengobatan kronis dengan
obat-obatan yang menekan kekebalan adalah beberapa penyakit sampingan yang
dapat berpengaruh negatif terhadap kondisi luka bakar.
5) Lokasi luka bakar
Lokasi juga merupakan salah satu penentu keparahan dari luka bakar, misalnya
luka bakar pada tangan yang dapat meninggalkan bekas dan menyebabkan
kontraktur yang dapt menyebabkan tidak bisa digunakan seperti semula kecuali
dengan pengobatan khusus sedini mungkin, bahkan kondisi luka bakar yang
tidak parah pada kedua tangan dapat menyebabkan penderita tidak dapat
merawat sendiri lukanya sehingga harus dirawat di rumah sakit.
6) Luka sampingan
Luka pada sistem pernapasan, muskuloskeletal, kepala, dan trauma yang lainnya
dapat memperparah kondisi luka bakar.
7) Jenis luka bakar
Penderita luka bakar karena bahan tertentu seringkali harus ditangani secara
khusus, misalnya karen bahan-bahan kimia, listrik dsb mungkin tampak ringan
tetapi seringkali ternyata mengenai struktur yang lebih dalam sehingga semakin
sulit ditangani.
3. RESPON PULMONAL
(a) Hyperventilasi dapat terjadi karena pada luka bakar berat terjadi
hipermetabolik dan respon lokal sehingga konsumsi oksigen meningkat
dua kali lipat.
(b) Cedera saluran nafas atas dan cedera inflamasi di bawah glotis dan
keracunan CO2 serta defek restriktif.
4. RESPON GASTROINTESTINAL
Terjadi ileus paralitik ditandai dengan berkurangnya peristaltik usus dan bising
usus; terjadi distensi lambung dan nausea serta muntah, kondisi ini perlu
dekompresi dengan pemasangan NGT, ulkus curling yaitu stess fisiologis yang
masif menyebabkan perdarahan dengan gejala: darah dalam feses, muntah
seperti kopi atau fomitus berdarah, hal ini menunjukan lesi
lambung/duodenum.
E. PATOFISIOLOGI (Terlampir)
2. Fase akut/intermediate
a. Perawatan luka umum
Pembersihan luka
Terapi antibiotik lokal
Ganti balutan
Perawatan luka tertutup/tidak tertutup
Hidroterapi
b. Debridemen
Debridemen alami, yaitu jaringan mati yang akan memisahkan
diri secara spontan dari jaringan di bawahnya.
Debridemen mekanis yaitu dengan penggunaan gunting dan
forcep untuki memisahkan, mengangkat jaringan yang mati.
Dengan tindakan bedah yaitu dengan eksisi primer seluruh
tebal kulit atau dengan mengupas kulit yang terbakar secara
bertahap hingga mengenai jaringan yang masih viabel.
3. Fase rehabilitasi
Perawatan lanjut di rumah.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1) Kerusakan pertukaran gas b.d keracunan karbon monoksida, inhalasi asap &
destruksi saluran nafas atas.
2) Bersihan jalan nasfas tidak efektif b.d edema & efek inhalasi asap.
3) Kekurangan volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler dan
kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka bakar.
4) Hipotermia b.d gangguan miosirkulasi kulit dan luka terbuka.
5) Hipertermia b.d peningkatan metabolisme
6) Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
ingesti/digesti/absorbsi makanan.
7) Risiko infeksi b.d peningkatan paparan dan penurunan sistem imune
8) Nyeri akut b.d cedera jaringan.
9) Cemas b.d ketakutan dan dampak emosional.
10) Kerusakan mobilitas fisik b.d luka bakar,nyeri.
11) Defisit self care b.d kelemahan, nyeri.
12) PK: Anemia.
13) PK: Sepsis
14) PK: Gagal nafas akut.
15) PK: Syok sirkulasi.
16) PK: Gagal ginjal akut.
17) PK: Sindrom kompartemen.
18) PK: Ilius paralitik.
19) PK: Ulkus Curling’s.
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien :
- No. rekam medik : 01.16.05.88
- Initial Klien : An. I.M.H.
- Nama Panggilan : Ilham
- Tempat, tgl lahir :Yogyakarta, 16 April 2007
- Umur : 4 tahun, 8 bulan
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Suka : Jawa
- Bahasa dimengerti : Bahasa jawa
- Nama Ayah : Tn.W
- Pekerjaan : Sopir
- Pendidikan : SLTA
- Alamat : Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
V. Riwayat Pertumbuhan
Lahir Saat ini
Berat Badan 3300 gr 18 Kg
Panjang Badan 52Cm 107 Cm
Status Gizi :Baik
Berdasarkan NHCS : Baik
Berdasarkan klasifikasi WHO : Baik
BB/TB: Normal
BB/U : Normal
TB/U : Normal
VI.Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh :
Menurut keluarga yang mengasuh langsung klien sehari-harinya adalah ibu dan ayah
klien sendiri, sedangkan keluarga terdekat yang sering membantu dalam mengasuh
klien adalah orang tua dari pihak ayah atau nenek.
b. Hubungan dengan anggota keluarga:
Komunikasi atau hubungan klien dengan anggota keluarga yang lain menurut orang tua
klien berjalan dengan baik, klien dengan orang tua dan orang tua dengan klien serta
klien dengan ke-2 kakaknya. Dengan kedua kakaknya klien sering terlibat bermain
bersama, kadang ada pertengkaran kecil namun tidak mengganggu hubungan diantara
mereka.
c. Hubungan dengan teman sebaya
Menurut ibunya, klien sering bermain dengan teman-teman sebayanya dilingkungan,
dimana keluarga tinggal, klien mempunyai banyak teman-teman bermain, klien sering
diajak dan dipanggil temannya untuk bermain bersama, menurut ibunya klien termasuk
anak yang suka bergaul dan tidak nakal ( menyakiti temannya)
d. Pembawaan secara umum :
Menurut ibu klien pembawaan anaknya ceria, suka menuntut, bila minta sesuatu harus
segera dituruti dan banyak berbicara.
VII.Riwayat Keluarga
a. Sosial Ekonomi
Kepala keluarga bekerja sebagai sopir pribadi, ia mengaku pendapatannya sangat kecil
sekali hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari, untuk biaya pengobatan klien telah
mendapatkan bantuan dari para donatur yang merasa kasihan didesanya dan saat ini ia
telah mengurus surat keterangan tidak mampu dari kelurahan.
b.Lingkungan Rumah
Klien tinggal bersama orang tuanya dengan kedua saudara lelakinya, rumah yang
ditinggali kotruksi permanen, lantai plester, memiliki sarana MCK dan air minum dari
sumur sendiri. kepemilikan rumah milik sendiri.
c.Penyakit Keluarga
Menurut orang tua klien, dalam keluarganya tidak pernah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit menular menahun atau penyakit keturunan seperti; TBC, kencing
manis, asma atau penyakit jantung serta penyakit tekanan darah tinggi.
d. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan : Klien
: Laki-laki meninggal : Perempuan meninggal
----- : Tinggal dalam satu rumah
X. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
- Tingkat kesadaran : Compos mentis
- Nadi : 100X/mnt, Suhu : 36,80C , Resp. 30X/mnt, SPO2 100%
TD : 130/70 mmHg, MAP : 100 mmHg.
b. Kepala :
Rambut tipis, berwarna kehitaman, mengkilat tekstur tidak mudah patah, kulit kepala
bersih, Kelopak mata tidak odem, konjungtiva tampak anemis, bola mata dapat
digerakkan keseluruh, visus normal telinga bagian kiri tampak bekas luka bakar yang
sudah sembuh luas 6%, fungsi pendengaran baik, pada hidung terpasang NGT dan
alat bantu pernafasan Rebriting Mask (RM), terpasang paten dan aliran 5 liter/mnt.
Pada bagian dagu sebelah kiri kearah pipi dan leher tampak bekas luka bakar yang
telah sembuh. Fungsi pengunyahan pada mulut tak ada gangguan namun fungsi
tersebut belum dipergunakan karena masih dalam observasi distensi usus dan ulkus
starling.
c. Leher
Tampak bekas luka bakar yang sudah membaik luas 1%, JVP tidak meninggi, gerakan
leher tak ada gangguan
d. Dada
Pada bagian atas tampak bekas luka bakar yang sudah sembuh, pada bagian batas
bawah kedua punting susu ke bawah sampai ke abdomen terdapat luka yang belum
sembuh luas luka 5% gr.2-3, pergerakkan dada simetris, pernafasan dangkal, cepat,
klien mengeluh nyeri pada lukanya bila bernafas dalam. Jantung tidak membesar, S1
& S2 reguler terdengar kuat.
e. Abdomen
Tampak luka diseluruh permukaan abdomen luas 7%-8% gr.2-3 , pada sekitar
umbilikus luka tampak lebih dalam dan lebih merah, kondisi luka tampak basah,
granulasi (+), eschar (+), Pus (+)
f. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki, tak ada kelainan penis atau skrotum, tak tampak adanya iritasi
atau proses imflamasi pada areal sekitar genetalia, fungsi BAK normal.
g. Anus dan rektum
Anus dan rektum tak ada kelainan fungsi BAB normal
h. Muskulo skeletal
- ekstrimitas atas; Pada lengan kiri tampak ada bekas luka bakar yang telah sembuh
yaitu pada telapak tangan dan jari-jari klien luas 2%, pergerakkan tidak ada
masalah terdapat insersi infus pada lengan bawah cairan KAEN 3A, 45 ml/jam
diatur dengan mesin brown tempat insersi tak ada tanda radang, aliran paten, pada
tangan kiri tampak luka bakar didaerah sekitar siku dan lengan bawah dengan luas
3,5% derajat 2 , klien mengatakan nyeri bila digerakkan, saat dicoba digerakkan
klien menahan tangannya tak mau digerakkan.
- Ekstrimitas bawah: Pada kedua kaki tidak terdapat gangguan, pergerakkan sesuai
fungsi sendi normal, kekuatan otot penuh.
i. Fungsi Neurologi.
Reflek lutut, reflek tendon achiles (+), fungsi neurologi dalam batas normal
WBC 6,5
RBC 2,12
HCT 18,1
MCV 85,4
MCHC 30,9
PLT 37
CRP 114 < 6 mg/l
WBC 7,82
Neut 4,60
Lymph 2,46
Mono 0,60
Eos 0,06
Baso 0,07
RBC 2,95
HGB 6,4
HCT 21,0
MCV 71,2
AGD
- pH 7,427
- PCO2 28,4
- PO2 98,0
- SO2 97,6%
Na Serum 125
HGB 7,1
Kultur
- Ampiccilin S.35
- Ciproploxaxin S.35
- Sulfamexaxol S.34
B. ANALISA DATA
C.PERENCANAAN
No Dx.Kep/PK Tujuan Intervensi Rasional
1 PK: Perawat 1. Pantau tanda dan 1. Indikator adanya
Perdarahan akan gejala perdarahan GI; perdarahan dilambung
GI menanga mual,hematomesis, 2. Indikator adanya
ni atau milena, penurunan perdarahan
mengura HMT,HB, Hipotensi, 3. Memudahkan NGT
ngi Takikardi,Diare,konstipa masuk kurvatura mayor
komplika si,Anoreksia gaster
si dari 2. Pantau adanya darah 4. Indikator sitemik
perdarah samar dari lambung 2. menurunkan
an di GI dengan cara melakukan kadar
aspirasi NGT, pantau asamlambung
gerakan usus 6. Mengembalikan volume
3. Posisikan klien miring darah yang hilang
kekiri
4. Pantau tanda vital secara
teratur
5. Kelola pemberian terapi
6. Kelola pemberian
tranfusi bila diperlukan
3. Manjemen cairan
a. Timbang popok bila
diperlukan
b. Pertahankan catatan
intake dan moutput yang
akurat
c. Monitor status hidrasi
d. Pasang urine kateter
bila diperlukan
e. Monitor hasil laborat 4.Tindakan mmonitor
yang sesuai dengan preventif sangat penting
retensi cairan (BUN, dari melakukan tindakan
HMT,osmolalitas urine) atau terapi bila terjadi
f. Monitor status gangguan
hemodinamik termasuk
CVP,MAP,PAP dan
PCWP
g. Monitor vital sign
h. Monitor adanya
kelebihan cairan
i. Monitor asupan
makanan/cairan dan
hitung intake kalori
harian
j. Lakukan terpi IV
k. Monitor status nutrisi
Dorong masukan oral
4. Monitor Cairan
a. Tentukan jmlah dan
tipe intake cairan dan
eliminasi
b. Tentukan
kemungkinan faktor
resiko dari ketidak 5.IVFD merupakan areal
seimbangan cairan yang utama dalam
c. Monitor berat badan mengembalikan dan
setiap hari mempertahankan
d. Monitor serum keseimbangan cairan.
elektrolit
e. Monitor serum protein
total dan albumin
f. Monitor serum dan
osmolalitas urine
g. Monitor TD,N, Resp.
h. Monitor tekanan darah
ortho statik dan
perubahan irama jantung
i. Monitor parameter
hemodinamik invasif
j. Catat secara akurat
intake dan output
k. Monitor membran
mukosa dan turgor kulit
serta rasa haus
l. Monitor adanya
distensi,oedem
penambahan berat badan
m. Beri cairan sesuai
keperluan
5. Terapi Intravena
a. Laksanakan
pemasangan infus
b. Berikan obet-obatan
via IV dan monitor
hasilnya
c. Monitor kecepatan
infus,area dan
kepatenannya
d. Ganti kanul setiap 8
jam
e. Lakukan dressing
infus
f. Monitor tanda plebitis
3. Kebutuhan Setelah 1.Manajemen nutrisi: 1.Menejemen yang yang
nutrisi dilakuka a. Catat jika klien ada terperinci dan benar akan
kurang dari n alergi mengatasi masalah
kebutuhan tindakan b. Catat makanan
b.d Ketidak keperaw kesukaan klien
mampuan atan c. Tentukan jmlah kalori
menerima nutrisi dan tipe nutrien yang
makanan terpenuhi dibutuhkan
dengan d. Dorong asupan kalori
kriteria; sesuai tipe tubuh dan
Berat gaya hidup
badan e. Berikan informasi 2. Tindakan preventif
stabil,Nil tentang kebutuhan nutrisi menurunkan kejadian
ai f. Kaji kemampuian klien kekurangan nutrisi dan
laborator untuk mendapatkan akibatnya.
im nutrisi yang dibutuhkan
normal 2. Monitor nutrisi
(AP, a. Berat badan dalam
Alb,Hb), interval spesifik
Tingkat b. Monitor adanya
energi penurunan berat badan
adekwat, c. Monitor tipe dan
asupan jumlah untuk aktivitas
nutrisi biasa
adekwat d. Monitor interaksi anak
dan orang tua selam
makan
e. Jadwalkan pengobatan
tidak padfa jam makan
f. Monitor kulit kering
dan hiperpigmentasi
g. Monitor turgor kulit
h. Monitor mual muntah
i. Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, jadar ht
j. Monitor kadar limfosit
k. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
l. Monitor kadear
energi,kelelahan,
kelemahan
m.Monitor pucat,
kemerahan dan kekeringan
jaringan konjungtiva
n. Ajarkan untuk
memberikan diet