Blockmodel2dimensi PDF
Blockmodel2dimensi PDF
info
Setelah kita dapatkan file-file str - dtm untuk roof – floor , topografi serta cropline
maupun subcropline. Selanjutnya kita perlu membuat file-file constrain (.con) sebagai
pembatas/boundary masing-masing seam batubara. Apabila file-file tersebut telah selesai
dikarjakan maka kita melangkah pada pembuatan block model dengan cara sebagai
berikut :
1. Buat block Model dari menu “Block Model”
2. Buat batasan koordinat East – North block model sesuai data yang akan di cover.
3. Isikan nilai z min dan z max dengan 0 dan 1
4. Isikan user block size sesuai dengan data-data yang ada (kerapatan data) dan
isikan subblocksizg diinginkan.
7. Isikan nama file centroid yang diinginkan pada “location”Æ misal : “cen_1.str”
8. Tampilkan file centroid yang telah dibuat dan tampilkan pula file dtm topografi.
9. SOD-kan (Enter) kedua file tersebut dengan cara menuliskan “SOD” pada combo
box perintah (catatan : posisi layer aktif adalah file centroid dan set pada “point”
pada box snap).
10. Uncheck box (interpolation ….) pada dialog box drape string over dtm yang
ditampilkan. Apply.
16. Isikan Attribute Name: Topo; Type : float; Decimal : 2; Background value : -1
17. Lakukan estimation untuk pengisian data topografi kedalam block model dengan
cara “Block Model” --Æ “Estimation” --Æ “Neirest Neighbour”
18. Isikan dialog box “Data source specificaton” dengan cara Location : (diisi file
centroid string); Attribute to fill : Topo; Description Field : D1. Apply.
19. Isikan dialog box “Search Parameter” untuk nilai min dan max vertical search
radius dengan nilai 1. Selanjutnya uncheck box “constraint interpolation”. Apply.
20. Save “Block Model” dan Check hasil yang didapatkan dengan cara menampilkan
block model. “Block Model” -Æ “Display” -Æ “Display Block Model”. Check
salah satu block dengan cara “Block Model” -Æ “Display” -Æ “View attribute
for one block” --Æ klik pada block terpilih dan lihat data yang telah diisikan.
Reset graphics.
21. Lakukan langkah 8 sampai 15 untuk setiap seam batubara (perhatian : “hati-hati
pengisian attribute untuk lapisan batubara multi seam dan parting”). Perlu
diingat bahwa dalam melakukan math centroid string harus berurutan, contoh
untuk topo z = d1. selanjutnya untuk us_floor haruslah z = d2 dan untuk floor
seam berikutnya z = dn.
22. Prosedur pengisian attribute akan diberikan contoh untuk lapisan batubara multi
seam sebagai berikut :
Contoh :
Model geologi daerah “A” ditemukan dengan variasi seam batubara Upper seam
dan Lower Seam batubara, dimana pada lower seam didapatkan 3 (tiga) layer
parting yang harus dipisahkan pada saat penambangan. Oleh karenanya
diperlukan pemodelan untuk masing-masing seam batubara dan parting tersebut.
- Pembuatan attribute dengan cara “Block Model” --Æ Attribute --Æ New
- Isikan dialog box “Data source spec” dengan cara Location : (diisi file
centroid string); Attribute to fill : us_floor; Description Field : D2. Apply.
- Isikan dialog box “Search Parameter” untuk nilai min dan max vertical search
radius dengan nilai 1. Selanjutnya check box “constraint interpolation”.
Apply.
- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint upper seam “inside”
(file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan
file data). Apply.
- Selanjutnya kita akan meng-estimate nilai untuk thickness upper seam dengan
cara “Block Model” --Æ Estimation --Æ Inverse distance
- Isikan dialog box “Data source specification” dengan cara “Location : (diisi
file string us_floor yang memiliki informasi Hole_ID, Coal_thickness, Parting
thickness, Depth_from, Depth to, Number of intercept of coal); Attribute to
fill : us_thick; Description filed : 2. Apply.
- Isikan dialog box “Search Parameter” untuk “minimum and maximum
number of samples to select” dengan 3 dan 15. Isikan pula untuk nilai
“minimum and maximum vertical search radius dengan 99999”. Apply.
- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint upper seam “inside”
(file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan
file data). Apply.
- Selanjutnya kita akan menghitung nilai “z”untuk us_roof dan kedalaman
(us_burden) dengan cara “Block Maths”.
- “Block Model” -Æ Attribute -Æ Maths. Isikan dialog box “Block Math”
dengan cara Attribute name : us_roof ; Expresion : us_floor + us_thick dan
attribute name : us_burden; Expresion : topo – us_roof. Check box
“constraint”. Apply.
- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint upper seam “inside”
(file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan
file data). Apply.
- Save “Block Model”. Display Block Model dari menu Block Model.
- “Block Model” -Æ Display --Æ View attribute for one block. Tentukan block
terpilih dan untuk melihat block terpilih berikutnya tekan “Apply”. Nilai pada
us_burden menunjukkan bahwa nilai tersebut adalah besarnya nilai dibawah
nilai topografi.
- Selanjutnya kita akan memperbaiki situasi yang diberikan oleh surpac, dimana
us_roof > topo, men-set nilai us_roof sama dengan topo dan pernyataan yang
sama untuk us_thick dan us_burden dengan cara melakukan “Block Maths”
- Gunakakan Sub menu “Block Maths”. Isikan Attribute name : us_roof;
Expresion : iif(us_roof>topo,topo,us_roof), Attribute name : us_burden;
Expresion : iif(us_roof>=topo,0,us_burden), Attribute name : us_thick;
Expresion : iif(us_roof>=topo,topo-us_floor,us_thick). Check box
“constraint”. Apply.
- Isikan dialog box “enter constraint” dengan upper seam constraint “inside”.
Apply.
- Pembuatan attribute dengan cara “Block Model” --Æ Attribute --Æ New
- Isikan dialog box “Data source spec” dengan cara Location : (diisi file
centroid string); Attribute to fill : ls_floor; Description Field : D3. Apply.
- Isikan dialog box “Search Parameter” untuk nilai min dan max vertical search
radius dengan nilai 1. Selanjutnya check box “constraint interpolation”.
Apply.
- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint lower seam “inside”
(file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan
file data). Apply.
- Selanjutnya kita akan meng-estimate nilai untuk lower seam thickness dan
prt_thickness dengan cara “Block Model” --Æ Estimation --Æ Inverse
distance
- Isikan dialog box “Data source specification” dengan cara “Location : (diisi
file string ls_floor yang memiliki informasi Hole_ID, Coal_thickness, Parting
- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint lower seam “inside”
(file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan
file data). Apply.
a. Estimate Ls_roof :
- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint lower seam “inside”
(file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan
file data). Apply.
b. Estimate Ls_burden
- Estimate ls_burden sedikit berbeda dengan ls-roof, dalam mengestimate
ls_burden dilakukan dengan dua tahapan. Hal ini dikarenakan ls_burden
berada pada area yang dibatasi oleh 2 surface, yakni topo dan us_floor. Oleh
karenanya estimate nilai ls_burden dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Save “Block Model”. Display Block Model dari menu Block Model.
- “Block Model” -Æ Display --Æ View attribute for one block. Tentukan block
terpilih dan untuk melihat block terpilih berikutnya tekan “Apply”. Nilai
negative pada ls_burden menunjukkan bahwa nilai tersebut adalah besarnya
nilai dibawah nilai topografi.
- Selanjutnya kita akan memperbaiki situasi yang diberikan oleh surpac, dimana
ls_roof > topo, men-set nilai ls_roof sama dengan topo dan pernyataan yang
sama untuk ls_thick dan us_burden dengan cara melakukan “Block Maths”
- Gunakakan Sub menu “Block Maths”. Isikan Attribute name : ls_roof;
Expresion : iif(ls_roof>topo,topo,ls_roof), Attribute name : ls_burden;
Expresion : iif(us_roof>=topo,0,ls_burden), Attribute name : ls_thick;
Expresion : iif(ls_roof>=topo,topo-ls_floor,ls_thick). Check box “constraint”.
Apply.
- Isikan dialog box “enter constraint” dengan lower seam constraint “inside”.
Apply.
- Save “Block Model”. Display Block Model dari menu Block Model.
- Gunakan “Colour Blocks By Attribute untuk block-block warna yang
didasarkan pada ls_burden. Anda telah menyelesaikan modeling nilai
structural untuk lower seam.
- Tahap berikutnya adalah menghitung sebaran dari parting, langkah ini penting
untuk dilakukan dengan alas an :
- Untuk setiap parting yang tertambang, rata-rata 2 cm batubara akan
terpotong.
- Produktifitas berkurang dipengaruhi oleh parting, dan berbanding terbalik
untuk jumlah parting. Kita bermaksud mengetahui dimana area-area
produktifitas terendah untuk keperluan scheduling.
- Untuk tahap ini pertama-tama kita tampilkan file “ls_floor.str”. Lakukan
“String Maths” untuk mengubah D6 ke sebaran/jumlah parting
D6 = 1
Z = 0
- Reset graphic, tampilkan file “partings.str”, Save file dengan nama file
“partings.str” dan range : “1”