Anda di halaman 1dari 6

Ronaldo Jeremy

Sand Fracturing vs Fracture Acidizing


Sebuah evaluasi ekonomi untuk stimulasi pada formasi Ratcliffe telah dilakukan. Sejarah
stimulasi digunakan untuk membandingkan antara sand fracturing dan fracture acidizing pada kedua
sumur dicekungan Williston. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui treatment mana yang lebih
menguntungkan dari segi ekonomi. Metodologi penelitian yang digunakan ialah studi lapangan.
Hasil produksi kumulatif minyak yang didapatkan dari membandingakan sand fracture dan
acid treatment terlihat setelah 24 bulan dari stimulasi. Dari data yang telah dibandingkan maka sand
fracture merupakan metode yang lebih mengungkan daripada acid fracture.

Matrix Acidizing in Saudi Arabia by Using Buoyant Ball Sealers


Stimulasi di Arab Saudi dilakukan terutama untuk menghilangkan kerusakan disekitar zona
perforasi dan menstabilkan aliran pada lubang sumur di zona kerusakan formasi. Completion pada
reservoir karbonat dapat berupa open hole atau dilakukannya perforasi. Interval zona produksi akan
bervariasi dari 30 hingga 300 kaki [10 hingga 90 m] dan mungkin memiliki rentang porositas dan
permeabilitas yang heterogen.
Berbagai bahan untuk mengalihkan partikel telah digunakan yakni butiran lilin, serpihan asam
benzoat, dan garam batu bergradasi dengan tingkat keberhasilan yang berbeda-beda. Sistem
pengalihan partikel tidak dapat diandalkan dan dapat merusak reservoir. Material pengalihan partikel
yang tidak mencukupi akan sedikit atau tidak ada pengalihan partikel yang terjadi. Terlalu banyak
material pengalihan partikel akan menyebabkan penyumbatan berlebihan, yang malah dapat merusak
formasi.
Buoyant ball sealers efektif dalam setiap tes. Pengasaman matriks dengan interval panjang
dan beberapa set perforasi berhasil dilakukan. Peningkatan produksi ditandai dari sumur yang
sebelumnya diasamkan dengan bahan pengalihan partikel. Produksi dari sumur tua yang sebelumnya
diasamkan meningkat enam ke tingkat tertinggi dalam sejarah produksinya dalam 16 tahun.

Acidizing : Fact and Fiction.


Pengasaman sebagai metode stimulasi pertama kali dicoba sebelum tahun 1900 dan telah
tersedia secara komersial sejak tahun 1932. Hanya selama dekade terakhir, pengasaman mulai
berkembang sebagai ilmu rekayasa. Sebelum itu rekomendasi pengasaman didasarkan terutama pada
kelarutan formasi dan pengalaman dalam area tertentu.
Hasil treatment sementara terbilang baik, teknologi sekarang menunjukkan bahwa asam itu
tidak efisien digunakan dalam banyak treatment. Perkembangan baru terutama terdiri dari aditif untuk
membantu dalam pembersihan dan untuk mencegah pembentukan dan pengendapan bahan yang dapat
merusak permeabilitas. Pengenalan rekah hidrolik dan perkembangan cepat teknologi rekah memiliki
efek drastis pada pengasaman. Ketika bahan asam-basa dianggap sebagai cairan rekah, ditemukan
bahwa banyak teknologi rekah yang diterapkan untuk pengasaman juga. Banyak faktor yang
Ronaldo Jeremy

sebelumnya tidak dianggap penting dalam pengasaman sekarang ditemukan sangat penting untuk
penggunaan asam yang efektif dan ekonomis.
Jurnal ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana teknologi saat ini telah berevolusi, faktor
apa yang benar-benar memengaruhi efisiensi pengasaman, dan perkembangan apa yang mungkin
terjadi di masa depan.
Terdapat fakta dan fiksi didalam acidizing seperti, HCL dengan asam tinggi (diatas 24%) tidak
dapat digunakan dalam treatment yang aman (fiksi), faktanya Inhibitor yang baik tersedia yang akan
memungkinkan penggunaan HCI berkekuatan tinggi, bahkan dalam sumur yang dalam, panas & tanpa
tingkat korosi yang berlebihan.

Fracture Acidizing: History, Present State, and Future


Sejak diperkenalkannya treatment perekahan untuk formasi karbonat (setelah aslinya hanya
untuk batupasir), perekahan dengan asam telah dilihat sebagian besar sebagai alternatif untuk
merekahkan batuan.
Dalam perekahan asam, asam disuntikkan ke dalam fraktur yang dibuat oleh cairan kental
(pad) atau digunakan untuk menciptakan rekahan. Saat asam bergerak menuruni fraktur, asam
diangkut ke dinding fraktur, menghasilkan pelarutan etsa. Jika etsa tidak seragam (diferensial), maka
fraktur dapat menutup dengan konduktivitas yang pertahankan. Studi ini dilakukan dengan metodologi
studi kepustakaan.
Fokus aplikasi perekahan asam pada karbonat dan batupasir tertentu harus digeser lebih lanjut
ke peningkatan produksi lapangan yang matang - terutama termasuk bypass skin - yang tidak
memerlukan perekahan panjang yang terkait dengan potensi fraktur bertitik. Juga, seperti halnya
proses treatment sumur, keuntungan ekonomi dari treatment multi-sumur harus dipertimbangkan
dalam pendekatan, terutama menguntungkan untuk dilakukan pada lapangan yang tua - selama
harapan kinerja realistis.

Acidizing : Past, Present and Future


Tiga puluh ribu tahun yang lalu, lampu-lampu dunia menyala ketika orang-orang gua mulai
membuat gambar di dinding gua selama periode paleolitik, mungkin sebagai ritual upacara keagamaan
untuk memastikan perburuan yang lebih baik.
Minyak hewani dan minyak nabati menyediakan sebagian besar bahan bakar untuk lampu
sampai 1800-an pada saat itu kekurangan minyak ikan paus, maka dikirimlah orang-orang untuk
mencari sumber minyak baru untuk menerangi dunia. Minyak batu bara digantikan untuk minyak ikan
paus sampai minyak bumi ditemukan menjadi sumber minyak yang lebih murah untuk lampu.
kolonel Drake mengebor sumur pertamanya di Titusville, Pennsylvania, setelah setahun
kemudian baru berhasil menemukan minyak tepatnya pada 29 Agustus 1859, pada 10 Oktober 1895,
Ronaldo Jeremy

Derrick memberikan laporan yang mana menjadi treatment asam pertama hingga berkembang menjadi
treatment acidizing seperti sekarang.

Impact of Matrix Acidizing on Shale Formations


Formasi shale telah menjadi salah satu sumber utama masa depan untuk minyak dan gas di
banyak bagian dunia dan terutama di Amerika Utara. Shales, seperti yang didefinisikan sebagai batu
yang memiliki permeabilitas nano-darcy, memiliki mineralogi yang sangat beragam, mulai dari
formasi kaya karbonat yang didominasi oleh kalsit, dolomit, dan siderit, dan jumlah aluminosilikat
yang lebih sedikit. Di sisi lain, banyak serpih kaya silikat termasuk kuarsa, feldspar, dan mineral
lempung yang dominan dan karbonat adalah komponen minor (OSTS, 2012). Karakteristik lain dari
formasi shale secara signifikan lebih tipis dari batuan reservoir konvensional, dan memiliki
permeabilitas yang secara signifikan lebih rendah.
Eksploitasi shale sangat diuntungkan dari pengembangan teknik pengeboran horizontal yang
dikombinasikan dengan rekah hidrolik, yang secara signifikan memaparkan lebih banyak batuan
reservoir ke permukaan lubang sumur. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah larutan asam HCl
konsentrasi rendah (0,8% HCl aktif) meningkatkan porositas dan faktor pemulihan untuk Eagle Ford
dan Mancos shales tanpa mempengaruhi stabilitas batuan, Pengasaman matriks dengan konsentrasi
rendah, 0,8% asam HCl aktif, meningkatkan porositas pada Eagle Ford dan Mancos lebih dari 50%,
dan menghasilkan peningkatan empat kali lipat recovery factor.

Predicting Results of Sandstone Acidizing.


Treatment formasi batuan pasir dengan menggunakan campuran asam hidroklorida telah
digunakan untuk menghilangkan kerusakan akibat kehadiran clay dengan melarutkan clay dengan
asam hidroklorida. Aspek lain yang sama pentingnya dari aplikasi asam yang sukses adalah cukup
menggambarkan efek reaksi asam hidrofluorat pada kedalaman penetrasi asam. Aspek inilah yang
pada akhirnya menentukan tingkat penghilangan kerusakan dan peningkatan produktivitas berikutnya.
Dari data yang diungkapkan, reaksi dari HF dan HCl pada clay dan feldspars selesai dalam
waktu 5 menit dengan suhu 75F, Peningkatan produksi paling signifikan untuk acidizing dari formasi
yang rusak. Peningkatan produksi yang dihasilkan dari treatment HF dari formasi yang tidak rusak
tidak banyak kasus signifikan untuk perhitungan biaya stimulasi.
Dalam formasi dengan lumpur pemboran, lumpur yang dihasilkan dari invasi partikel clay,
volume asam yang cukup untuk menghilangkan clay yang terkandung dalam radius 1 inci dari lubang
sumur harus menghasilkan peningkatan produksi yang paling ekonomis. Ini hanya berlaku jika tidak
ada kerusakan alami yang terjadi akibat lumpur filtrasi yang kontak dengan air.
Ronaldo Jeremy

Aspects of Acid Additive Selection in Sandstone Acidizing.


Treatment formasi batu pasir dengan larutan asam, khususnya campuran asam hidroklorida -
hidrofluorat telah mendapat perhatian yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Sebagian
besar perhatian telah digambarkan dalam reaksi asam-batuan, yang menyajikan prediksi teoritis
perkembangan pori dan penetrasi asam, dan menentukan efek aliran asam melalui core.
Inhibitor korosi yang digunakan dalam penelitian ini tampaknya hanya memiliki efek kecil
pada kinerja surfaktan non pengemulsi. Adsorpsi surfaktan dapat menurunkan efektivitas atau
beberapa non - emulsi. Dalam banyak kasus, kecenderungan minyak membasahi permukaan silika
tampak lebih kuat dalam air asin daripada asam, kecuali ketika surfaktan digunakan.

Acidizing Sandstone Reservoirs Using HF and Organic Acids


Tujuan dari pengasaman reservoir batu pasir adalah untuk menghilangkan kerusakan formasi
yang disebabkan oleh pengeboran, pekerjaan di atas permukaan, atau proses penyelesaian, sehingga
mengembalikan permeabilitas asli dari formasi. Tiga langkah utama terlibat, termasuk preflush, main
flush, dan post flush. Pada tahap utama, campuran HF dan HCl telah banyak digunakan di lapangan
(Smith dan Hendrickson 1965; Gidley 1985). Peran asam fluorida (HF) adalah untuk melarutkan
aluminosilikat dan silika, sedangkan asam klorida menurunkan pH, menjaga produk-produk reaksi
larut dalam asam yang digunakan.
Laporan lapangan menunjukkan tingkat keberhasilan variabel dari perawatan menggunakan
lumpur dengan sifat asam, dan kerusakan formasi bahkan dilaporkan dalam beberapa kasus (Simon
dan Anderson 1990). Hasil yang tidak memuaskan ini dikaitkan dengan banyak kelemahan dari sistem
konvensional ini. Pertama, di zona yang tidak cukup tertutup oleh preflush, ada risiko tinggi reaksi
sekunder dan tersier. Kedua, lempung HCl (mis., Illite) dapat menyebabkan kerusakan formasi dan
menurunkan permeabilitas. Ketiga, reaksi tinggi dan laju korosi juga menyebabkan banyak masalah
(Simon dan Anderson 1990; Gdanski dan Shuchart 1996; Thomas et al. 2002). Masalah-masalah ini
dapat menjadi lebih buruk pada suhu lubang dasar yang tinggi, karena laju reaksi dipercepat dan lebih
tinggi korosivitas dari sistem asam.
Dalam kondisi yang sama, 13% berat asam asetat-HF dan 9% berat-HF memiliki kinerja yang
hampir sama ketika bereaksi dengan mineral lempung, Mineral lempung yang berbeda melepaskan
jumlah dan jenis ion logam yang sangat berbeda bila diperlakukan dengan campuran asam format /
asetat dan HF. Kaolinit melepaskan Si dan Al dalam jumlah yang besar dan sama, sementara klorit dan
ilit melepaskan Si dan Fe secara besar-besaran, Setelah treatment 3 mineral lempung ini dengan 9%
berat formic-6% berat HF atau 13% berat-6% berat HF di bawah suhu kamar selama 0,5 jam, tidak
ada endapan AlF3 yang diidentifikasi oleh SEM dan EDS, Mineral tanah liat di inti batu pasir
memiliki efek yang signifikan dalam jenis ion dan konsentrasi dalam limbah banjir inti, dan
pengamatan ini konsisten dengan hasil dari uji kelarutan lempung.
Ronaldo Jeremy

Successes Achieved in Acidizing of Geothermal Wells in Indonesia


Pembuatan sumur produksi pasokan uap sekarang sedang dibor di ladang panas bumi Salak,
sumber daya panas bumi yang didominasi cairan yang dioperasikan oleh Chevron di Indonesia. Well
Awi 8-7, Awi 10-3 dan Awi 8-8 adalah sumur produksi yang dibor pada program pengeboran suplai
uap tahun 2004. Setelah selesai, sumur tersebut mengirimkan uap pada tingkat aliran uap komersial di
bawah tekanan operasi sistem. Program stimulasi komprehensif juga direncanakan dan dilaksanakan.
Ruang lingkup program termasuk pekerjaan diagnostik untuk mengidentifikasi penyebab, desain
stimulasi untuk menentukan teknik stimulasi yang paling efektif, pelaksanaan stimulasi untuk
melaksanakan pekerjaan stimulasi secara efisien dan aman, diikuti dengan evaluasi untuk menilai
hasilnya.
Uji injektivitas dilakukan dengan menurunkan laju injeksi air dari 30 BPM dengan
peningkatan 5 BPM setiap 1 jam sampai 5 BPM tercapai. Alat tekanan ditetapkan pada kedalaman
5500 kaki yang terletak di dekat titik tengah zona permeabel. Gambar-2 menunjukkan respons tekanan
saat tarif menurun. Tekanan pada akhir periode 1 jam untuk setiap tingkat dicatat. Tekanan pada akhir
periode 1 jam untuk setiap tingkat digunakan untuk membuat grafik laju injeksi vs tekanan terukur
yang ditunjukkan pada Gambar-3. Grafik menunjukkan II awal Awi 8-7 sebelum dirangsang adalah
2,56 kilo pound per jam per psi (kph / psi)
Kerusakan formasi yang disimpulkan dari uji penyelesaian diyakini disebabkan oleh
mekanisme serbuk bor dan 94.500 bbls invasi lumpur berbasis air. Bahan pembobotan lumpur
pemboran adalah lempung bentonit. Komponen utama serbuk bor adalah kuarsa, tuff dan feldspars.
Semua bahan yang merusak ini larut dalam campuran asam hidrofluorat (HF) hingga berbagai
tingkatan. Berdasarkan informasi ini, Awi 8-7 juga kemudian dipilih sebagai kandidat untuk stimulasi
asam HF.
Stimulasi asam yang komprehensif bekerja pada sumur panas bumi produksi Awi 8-7
disajikan yang meliputi pekerjaan diagnostik, desain stimulasi, pelaksanaan pekerjaan stimulasi, dan
evaluasi untuk menilai hasil pasca perawatan. Stimulasi asam dengan Asam Sandstone dipilih. Asam
ditempatkan ke target zona interval melalui 2 "gulungan tubing. Analisis postacidizing well test
menyarankan stimulasi asam telah berhasil meningkatkan karakteristik baik secara keseluruhan. Total
II meningkat dari 2,56 hingga 6,55 kph / psi, produk ketebalan permeabilitas (kh) meningkat dari
252.000 menjadi 403.000 md-ft, dan kulit menurun dari +2.2 ke -1.2 Uji kinerja aliran setelah
pekerjaan asam telah mengkonfirmasi peningkatan yang signifikan dari Awi 8-7 pengiriman. Tes ini
mengkonfirmasi peningkatan tekanan discharge maksimum dari 211 hingga 297 psig. Output produksi
pada tekanan wellhead yang mengalir stabil meningkat dari 51 menjadi 160 kilo pound per jam (kph)
uap. Beberapa ide teknis dan QHSE yang inovatif juga berhasil diterapkan selama kampanye untuk
membuat operasi keseluruhan lebih aman, hemat waktu dan biaya.
Ronaldo Jeremy

Referensi

Alderman, A. R. H. E. N. (1971). ACIDIZING : FACT AND FICTION THIS IS A PREPRINT -


ACIDIZING : FACT AND FICTION, (7106).
Bale, G. E. (1984). Matrix Acidizing in Saudi Arabia by U sing Buoyant Ball Sealers.
D.E. Bailey and J.F. Wickham. (1984). Sand Fracturing.
Gatewood, J. R., Serviees, H., Hall, B. E., Services, H., Lasater, R. M., & Services, H. (n.d.).
Predicting Results of Sandstone Acidizing.
Kalfayan, L. J., & Services, B. J. (2007). SPE 106371 Fracture Acidizing : History , Present State , and
Future, 1–8.
Knox, J. A., Knox, J. A., & Services, H. (1973). By.
Mahajan, M., Services, B. J., Pasikki, R., Gilmore, T., Riedel, K., Steinback, S., & Services, B. J.
(2006). SPE 100996 Successes Achieved in Acidizing of Geothermal Wells in Indonesia.
Morsy, S., Sheng, J. J., Hetherington, C. J., Soliman, M. Y., & Ezewu, R. O. (2013). SPE 167568
Impact of Matrix Acidizing on Shale Formations, (2011), 1–8.
Sutton, G. D., Lasater, R. M., Aime, M., & Services, H. (n.d.). Aspects of Acid Additive Selection
Sandstone Acidizing.
Yang, F., Texas, A., Aramco, S., & Members, S. P. E. (2012). SPE 157250 Acidizing Sandstone
Reservoirs Using HF and Organic Acids, 14–16.
(Alderman, 1971; Bale, 1984; D.E. Bailey and J.F. Wickham, 1984; Gatewood et al., n.d.; Kalfayan &
Services, 2007; Knox, Knox, & Services, 1973; Mahajan et al., 2006; Morsy, Sheng,
Hetherington, Soliman, & Ezewu, 2013; Sutton, Lasater, Aime, & Services, n.d.; Yang, Texas,
Aramco, & Members, 2012)

Anda mungkin juga menyukai