Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

KEBUTUHAN KHUSUS (HYDROCHEPALUS)

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak II


Yang dibimbing oleh:
Ibu Zakiyah Yasin, S. Kep., Ns., M.Kep

Oleh:
R.A. Nadia Haq 716.6.2.0795
Moh. Arizal 716.6.2.0765
Mohammad Fauzi 716.6.2.0797

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
Jl. Raya Sumenep-Pamekasan Km 05 Patean Sumenep
November, 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan
Kebutuhan Khusus (Hydrochepalus)” ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaikinya dalam penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Anak Dengan Kebutuhan Khusus (Hydrochepalus)” ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Sumenep, 28 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................2
2.1 Pengkajian.................................................................................................2
2.2 Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas..................................................20
2.3 Rencana Asuhan Keperawatan (Nursing Care Plan)..............................21
2.4 Catatan Perkembangan............................................................................25
BAB 4....................................................................................................................34
PENUTUP..............................................................................................................34
3.1 Simpulan..................................................................................................34
3.2 Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................35

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus
dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang
semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat
pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana
kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat
mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara
umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup
menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat
memerlukan pelayanan keperawatan yang khusus.
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada
bayi yang ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal.
Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrosephalus juga
biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya tampak
lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan
pada bayi ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak
dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang
dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi melebar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana aplikasi Asuhan Keperawatan pada anak dengan kebutuhan
khusus (Hydrochepalus?
2. Bagaimana Intervensi pada anak dengan kebutuhan khusus
(Hydrochepalus)?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui aplikasi Asuhan Keperawatan pada anak dengan
kebutuhan khusus (Hydrochepalus).
2. Untuk mengetahui Intervensi pada anak dengan kebutuhan khusus
(Hydrochepalus).

1
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1. Biodata
A. Identitas Klien
a. Nama/Nama panggilan : An. I
b. Tempat tgl lahir/usia : 10 Agustus 2014
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. A g a m a : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Alamat : Bandung
g. Tgl masuk : 19 Mei 2015
h. Tgl pengkajian : 20 Mei 2015
i. Diagnosa medik : Hydrocephalus
B. Identitas Orang tua
Ayah
a. N a m a : Tn. H
b. U s i a : 32 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Karyawan pabrik
e. A g a m a : Islam
f. Alamat : Bandung

Ibu
a. N a m a : Ny. D
b. U s i a : 29 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Karyawan pabrik
e. Agama : Islam
f. Alamat : Bandung

2
C. Identitas Saudara Kandung
Klien tidak memiliki saudara kandung

2. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama : Ibu klien mengatakan kepala naknya membesar s
Riwayat Keluhan Utama : Sejak umur ±3 bulan kepala klien tampak
membesar dan ibu klien mengatakan klien tidak berespon terhadap stimulasi
yang diberikan sehingga ibu klien memeriksakan klien ke RSHS. Dari hasil
pemeriksaan diketahui bahwa klien mengalami hydrocephalus dan
dinyatakan harus menjalani operasi pemasangan VP Shunt untuk membantu
mengeluarkan cairan dari kepala, kemudian kien dinyatakan boleh pulang
dan menunggu di rumah.
Sekitar sebulan kemudian klien mengalami demam dan kejang sehingga
dibawa kembali ke poli anak RSHS dan kemudian klien dirujuk ke rawat
inap.
Keluhan Pada Saat Pengkajian: Kepala anaknya membesar tidak sesuai usia.

B. Riwayat Kesehatan Lalu


Prenatal care
a. Ibu memeriksakan kehamilannya setiap minggu di : Polindes
Keluhan selama hamil yang dirasakan oleh ibu : Tidak ada
b. Riwayat terkena radiasi : USG 3x
c. Riwayat berat badan selama hamil : -
d. Riwayat Imunisasi TT : Dua kali
e. Golongan darah ibu - Golongan darah ayah –
Natal
a. Tempat melahirkan : Rumah Sakit
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Penolong persalinan : Bidan RS

3
d. Komplikasi yang dialami oleh ibu pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan : Tidak ada
Post natal
a. Kondisi bayi : sehat ; APGAR: 7
b. Anak pada saat lahir tidak mengalami : Komplikasi
c. Klien pernah mengalami penyakit : Demam; pada umur 4 bulan :
diberikan obat oleh : Dokter
d. Riwayat kecelakaan : Tidak ada

C. Riwayat Kesehatan Keluarga


Genogram

Ket :
: Laki- laki
: Perempuan
: Pasien
: Perkawinan
: Keturunan
------- : Tinggal bersama

D. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)


Jenis Reaksi setelah
No. Waktu pemberian Frekuensi Frekuensi
immunisasi pemberian
1. BCG 1 Bulan 1x Deman
2. DPT (I, II, III) 2, 3, dan 4 bulan 3x Demam
POLIO (I, II, 2, 3, dan 6 bulan 3x Demam
3.
III, IV)
CAMPAK 9 bulan (belum - -
4.
dilakukan)

4
5. HEPATITIS 1 bulan 1x Demam, rewel

E. Riwayat Tumbuh Kembang


1. Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan : 2100 gram
b. Tinggi badan: - cm.
c. Waktu tumbuh gigi: 6 bulan
2. Perkembangan tiap tahap usia anak saat – Anak mengalami pertumbuhan
dan perkembangan
a. Berguling :-
b. Duduk :-
c. Merangkak : -
d. Berdiri :-
e. Berjalan :-
f. Senyum kepada orang lain pertama kali : -
g. Bicara pertama kali : - dengan menyebutkan: -
h. Berpakaian tanpa bantuan : -

F. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI: ASI diberikan sejak lahir sampai sekarang, diberikan
tiap 3 – 4 jam sekali.
2. Pemberian susu formula:
a. Alasan pemberian : Tambahan dari ASI
b. Jumlah pemberian : Sesuai permintaan
c. Cara pemberian : Milk Botle

G. Riwayat Psikososial
1. Anak tinggal bersama : Orang tua di : Bandung
2. Lingkungan berada di : Perkotaan
3. Rumah dekat dengan : Jalan raya, tempat bermain :-

5
4. Kamar klien : Klien tidur bersama orang tuanya
5. Rumah ada tangga : Tidak ada
6. Hubungan antar anggota keluarga : Harmonis
7. Pengasuh anak : Orang tuanya sendiri

H. Riwayat Spiritual
1. Support sistem dalam keluarga : Orang tua klien selalu berdoa agar
klien cepat sembuh dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT.
2. Kegiatan keagamaan : Kegiatan keagamaan keluarga baik.

I. Reaksi Hospitalisasi
1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
a. Ibu membawa anaknya ke RS karena : kepala anaknya semakin
membesar
b. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak: Ya
c. Perasaan orang tua saat ini : Cemas dan khawatir
d. Orang tua selalu berkunjung ke RS : Ya
e. Yang akan tinggal dengan anak : Orang tua
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : Anak tidak mengerti
tentang sakitnya karena usia

J. Aktivitas sehari-hari
1. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Selera makan Baik Menurun
b. Menu makan MPASI MPASI
c. Frekuensi 3 x / hari – porsi habis 3 x / hari – porsi makan
tidak habis.
d. Pantangan makan Tidak ada
e. Cara makan Disuapin Disuapin

6
2. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Jenis minuman Air + ASI Air + ASI
b. Frekuensi minum 1x.3 jam Sesuai kemauan
c. Kebutuhan cairan
d. Cara pemenuhan

3. Eliminasi BAB
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Tempat pembuangan Diapers Diapers
b. Frekuensi (waktu) 1x/ hari 1-2x/ hari
c. Konsistensi Lembek Lembek berlendir
d. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
e. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada

BAK – Anak menggunakan diapers, diganti 2-3x/hari


Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Tempat pembuangan
b. Frekuensi (waktu)
c. Konsistensi

d. Kesulitan
e. Obat pencahar

4. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Jam tidur Pasien lebih banyak
Siang 2 – 3 jam tidur karena pengaruh
Malam 8 – 10 jam obat
b. Pola tidur Baik Meningkat
c. Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
d. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada

7
5. Olah Raga: pasien masih belum bisa berolahraga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Program olah raga
b. Jenis dan frekuensi
c. Kondisi setelah olah
raga

6. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Mandi
- Cara Diseka Di seka
- Frekuensi 2 x/ hari 2 x / hari
- Alat mandi Waslap Waslap
b. Cuci rambut
- Frekuensi 1 x / hari 1 x / hari
- Cara Dibantu orang tua Dibantu orang tua
c. Gunting kuku
- Frekuensi 1 x / minggu 1 x / minggu
- Cara Dibantu orang tua Dibantu orang tua
d. Gosok gigi
- Frekuensi - -
- Cara - -

7. Aktifitas/Mobilitas Fisik – Px beraktifitas di tempat tidur, tetapi beum


bisa miring ke kanan dan kiri
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Kegiatan sehari-hari
b. Pengaturan jadwal harian
c. Penggunaan alat Bantu

8
aktifitas
d. Kesulitan pergerakan tubuh

8. Rekreasi – Anak masih kecil


Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
a. Perasaan saat sekolah
b. Waktu luang
c. Perasaan setelah rekreasi
d. Waktu senggang klg
e. Kegiatan hari libur

K. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Menurun
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah : - mmHg
b. Denyut nadi : 132 x / menit
c. Suhu : 37.8 o C
d. Pernapasan : 24x/ menit
4. Berat Badan : 12.9 kg
5. Tinggi Badan : 71 cm
6. Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala: Rambut baik dan kepala bersih
a. Warna rambut : Hitam
b. Penyebaran : Tidak merata
c. Mudah rontok : Tidak
d. Kebersihan rambut : Baik
Palpasi

9
Benjolan : ada / tidak ada : Tidak ada
Nyeri tekan : ada / tidak ada : Ada
Tekstur rambut : kasar/halus
Data Lain: Kepala makrocephal
7. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : Tidak
b. Bentuk wajah : Wajah membesar mengikuti bentuk kepala
c. Gerakan abnormal : Tidak ada
d. Ekspresi wajah: Baik
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : Tidak ada
Data lain :-
8. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : Edema / tidak
Radang / tidak
b. Sklera : Icterus / tidak
c. Conjungtiva : Radang / tidak
Anemis / tidak
d. Pupil : - Isokor / anisokor
- Myosis / midriasis
- Refleks pupil terhadap cahaya : Lambat
e. Posisi mata : Tertarik ke atas
Simetris / tidak :
f. Gerakan bola mata : Kurang
g. Penutupan kelopak mata : Kurang
h. Keadaan bulu mata : Baik dan merata
i. Keadaan visus : Tidak bisa melihat dalam jarak 10 cm
j. Penglihatan : - Kabur / tidak
- Diplopia / tidak

10
Palpasi
Tekanan bola mata : Tidak ada
Data lain :
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung : Simetris
b. Bentuk hidung : Normal
c. Keadaan septum: Baik
d. Secret / cairan : Tidak ada
Data lain :
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi telinga : Baik
b. Ukuran / bentuk telinga : Simetris
c. Aurikel : Baik dan tidak kaku
d. Lubang telinga : Bersih / serumen / nanah
e. Pemakaian alat bantu : Tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan / tidak
Pemeriksaan uji pendengaran
a. Rinne : Tidak dikaji
b. Weber : Tidak dikaji
c. Swabach : Tidak dikaji
Pemeriksaan vestibuler : Tidak dikaji
Data lain :
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi : Anak belum tumbuh gigi
- Keadaan gigi :
- Karang gigi / karies :
- Pemakaian gigi palsu :

11
b. Gusi
Merah / radang / tidak : Tidak
c. Lidah
Kotor / tidak : Tidak
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : Tidak
- Basah / kering / pecah : Basah
- Mulut berbau / tidak : Tidak
- Kemampuan bicara : Belum bisa berbicara
Data lain :
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : Merah
b. Nyeri tekan : Tidak ada
c. Nyeri menelan : Tidak ada
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid : Membesar / tidak
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : Teraba / tidak
b. Kaku kuduk / tidak : Tidak
c. Kelenjar limfe : Membesar atau tidak
Data lain :-
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada : Normochest
b. Irama pernafasan : Reguler
c. Pengembangan di waktu bernapas : Tidak ada
d. Tipe pernapasan : Pernapasan dada
Data lain:

a. Vokal fremitus: -
b. Massa / nyeri: Tidak ada

12
Auskultasi
a. Suara nafas : Vesikuler / Bronchial/Bronchovesikuler
b.Suara tambahan: Ronchi / Wheezing / Rales
Perkusi
Redup / pekak / hypersonor / tympani
Data lain:
15. Jantung
Palpasi
Ictus cordis: Teraba
Perkusi
Pembesaran jantung: Tidak ada
Auskultasi
a. BJ I : Reguler
b. BJ II : Reguler
c. BJ III : Tidak ada
d. Bunyi jantung tambahan : Tidak ada
Data lain: -
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit : Tidak
b. Ada luka / tidak : Tidak
Auskultasi : Bising usus 5x/menit
Peristaltik
Palpasi
a. Hepar : Tidak teraba
b. Lien : Tidak teraba
c. Nyeri tekan : Tidak ada
Perkusi
a. Tympani : (+)
b. Redup : (-)
Data Lain:

13
17. Genitalia dan Anus: Baik
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : Baik
- Pergerakan abnormal : Tidak ada
- Kekuatan otot kanan / kiri : Kuat
- Tonus otot kanan / kiri : Kuat
- Koordinasi gerak : Baik
b. Refleks: Baik, +2
c. Sensori
- Nyeri : Baik
- Rangsang suhu : Baik
- Rasa raba : Baik

Ekstremitas bawah
a. Motorik
- Gaya berjalan : Belum bisa berjalan
- Kekuatan kanan / kiri : Menurun
- Tonus otot kanan / kiri : Menurun
b. Refleks: Baik , +2
c. Sensori
- Nyeri : Baik
- Rangsang suhu : Baik
- Rasa raba : Baik
Data lain : Akral hangat
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
a. Nervus I (Olfactorius) : penghidu : Tidak dikaji
b. Nervus II (Opticus) : Penglihatan : Baik
c. Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens)

14
- Konstriksi pupil : Positif terhadap cahaya
- Gerakan kelopak mata : Baik
- Pergerakan bola mata : Baik
- Pergerakan mata ke bawah & dalam : Baik
d. Nervus V (Trigeminus)
- Sensibilitas / sensori : Baik
- Refleks dagu : Baik
- Refleks cornea : Baik
e. Nervus VII (Facialis)
- Gerakan mimik : Baik
- Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : Tidak dikaji
f. Nervus VIII (Acusticus)
Fungsi pendengaran : Baik
g. Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus)
- Refleks menelan : Baik
- Refleks muntah : Baik
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : Tidak dikajian
- Suara : Baik
h. Nervus XI (Assesorius)
- Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan : Belum bisa
- Mengangkat bahu : Belum bisa
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah: Tidak dikaji
Tanda – tanda peradangan selaput otak
a. Kaku kuduk : Tidak ada
b. Kernig Sign : Tidak ada
c. Refleks Brudzinski : Tidak dikaji
d. Refleks Lasequ : Tidak dikaji
Data lain :-

L. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )

15
Dengan menggunakan DDST
1. Motorik kasar : klien belum mampu miring kanan kiri, dan belum
bisa mengangkat kepala
2. Motorik halus : memainkan kedua tangan
3. Bahasa : sudah bisa mengoceh, mampu tersenyum dan
menangis
4. Personal social : Mudah beradaptasi dengan siapa saja, tidak rewel.

M. Test Diagnostik
1) Laboratorium
Hb 10,4 g/dL 10,5-13,0
Ht 32 % 46-62
Lekosit 10.800/mm3 9000-30.000

N. Terapi saat ini (ditulis dengan rinci)


Paracetamol 3x100mg IV
Ranitidine 2x2cc IV
Cepthriaxone 1x60mg IV

16
Konginental Neoplasma Trauma

Stenosis akuaduktus Poliferasi sel Perdarahan Keluarnya


sylvii spina bifida & secara abnormal cerebral cairan (darah)
kranium bifida
sindrom dandy-walker
Terbentuk massa Fibrosis Darah masuk ke
didalam otak leptomeningen pada ruang intra kranial
daerah basal otak
Obstruksi aliran
CSS
Menganggu aliran &
reabsorbsi CSS

HYDROCHEPALUS

B1 B2 B3

Dilatasi isi Desakan pada Peningkatan Menekan Infeksi


kranium selaput otak TIK subkortikal dan bakteri
dan meningen batang otak
Desakan Menekan Masuk ke
pada medulla Vasokontriksi sistem saraf Kehilangan PD
oblongata PD autoregulasi
Cerebral
Penekanan
Gg mekanisme Merangsang
Suplai O2 dan N. optikus
persyarafan di m. hipotalamus
oblongata nutrisi pada Peningkatan
otak terganggu laju
Penurunan fungsi
metabolisme Pengatifan
Ritme pernapasan neurologis
mediator
irreguler Hipoksia jaringan Inflamasi
(Cerebral)
Refleks MK:
Dispnea pupil (-)
Proses
MK: Risiko penyakit
cidera Gg penglihatan
Depresi pusat
pernapasan

MK: Gg persepsi
MK: Risiko
sensori
MK: Pola napas ketidak efektifan
tidak efektif perfusi Cerebral
Kerusakan Nikrosis Kematian
jaringan jaringan otak
otak

17
B4 B5 B6 Hospitalisasi

Peningkatan Merangsang Kepala Ketidakmampuan MRS


TIK anferior hipofisis membesar fisik

Rangsangan Mengeluarkan Kesulitan Gelisah, rewel


Imobilitas
aktifitas ke Kortikosteroid bergerak
hipotalamus
Krisis situasional
Peningkatan Penekanan MK:
Peningkatan asam lambung kulit kepala Intoleransi
ADH dan
aldosteron MK: Ansietas
Dekubitus
Mual dan MK: Gg tumbuh
muntah kembang
Retensi Na Sulit tidur
+ H2O Resiko
Keengganan kerusakan
Kelebihan untuk makan integritas kulit MK: Gg.
Natrium (anoreksia) Pola tidur

MK: Resiko
MK: MK: Defisit Infeksi
Hipervolemia nutrisi

18
Analisa Data
Data Masalah Penyebab
DS: Ibu klien mengatakan kepala Penurunan kapasitas Keluarnya cairan (darah)
klien makin membesar adaptif intrakranial
DO :
Masuk ke ruang Intrakranial
- CCS 11
- Makrocephal, LK 52 cm
- Kesadaran menurun
Terbentuk oklusi / bekuan darah
- TIK > 12 mmHg
- TTV:
RR: 24 x / menit.
Obstruksi aliran CSS
S: 37.8 0C
N: 132 x / menit
Penurunan kapasitas adaptif
intrakranial
DS: Ibu klien mengatakan Hipertermi Peningkatan volume CSS pada
anaknya demam sejak 2 hari otak
yang lalu.
DO:
Pembesaran kepala
- Akral panas
- Tampak pucat
- Bibir kering
Menekan sublortikal dan batang
- Suhu tubuh: 37.80C
- otak

Kehilangan autoregulasi
Cerebral

Peningkatan laju metabolisme

Hipertemi
DS: Ibu klien mengatakan Gg persepi sensori Peningkatan TIK
anaknya tidak bisa dari jarak 10
cm. Menekan sistem saraf
DO:
- Refleks pupil menurun
- Sunsetting eyes (+) Penekanan pada N. Optikus

19
Penurunan fungsi neurologis

Refleks pupil (-)

Gg penglihatan

Gg persepsi sensori
DS: Ibu klien mengatakan Gangguan tumbuh Pembesaran kepala
anaknya masih belum bisa kembang
Berat kepala bertambah
miring kanan dan kiri.
DO: Tubuh tidak mampu mengangkat
- Tampak diam
kepala
- Pergerakan tubuh Inaktif
- Keterlambatan
Efek ketidakmampuan fisik
pertumbuhan
Gg tumbuh kembang

2.2 Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas


1. Penurunan kapasitas adaptif kranial b.d obstruksi aliran Cairan Serebro
Spinal (CSS)
2. Hipertermi b.d peningkatan laju metabolisme
3. Gg persepsi sensori b.d gg penglihatan.
4. Gg tumbuh kembang b.d efek ketidakmampuan fisik.

20
2.3 Rencana Asuhan Keperawatan (Nursing Care Plan)

HARI/ DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


TGL KEPERAWATAN
Penurunan kapasitas Setelah dilakukan tindakan a. Monitoring TTV secara berkala. a. Peningkatan TIK karena obstruksi
adaptif kranial b.d keperawatan selama 3 x 24 jam, mempengaruhi TTV.
obstruksi aliran masalah penurunan kapasitas adaptif b. Ukur Lingkar kepala. b. Sebagai indikator CSS yang
Cairan Serebro intrakranial dapat teratasi. berlebih.
Spinal (CSS) Kriteria Hasil: c. Observasi adanya peningkatan c. Peningkatan TIK salah satunya bisa
a. Tidak ada peningkatan CSS TIK yang berlanjut. dilihat dari Nadi yang irreguler.
b. TIK dalam batas normal d. Hindari rotasi dan fleksi pada d. Dapat menghambat venous return
1.5 - 6 mmHg leher. dan meningkatkan TIK.
c. TTV dalam batas normal e. Himbau keluarga untuk mengubah e. Risiko terjadinya dekubitus
N: 65 – 115 x / menit posisi anak sering mungkin. seringkali terjadi akibat kurangnya
RR: 20 – 30 x / menit pergerakan.
T: 36.5 – 37.2 0C f. Kolaborasi dengan dokter dalam f. Obstruksi CSS bisa diakibatkan
TD: 95 – 107 mmHg mengatasi obstruksi CSS jika karena adanya perdarahan di otak.
d. LK sesuai usia 42-48 cm diperlukan
g. Kolaborasi dengan dokter untuk g. Jumlah CSS yang dibiarkan dalam

pengeluaran CSS yang berlebihan. jumlah banyak akan menyebabkan

21
komplikasi lainnya.
Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan a. Observasi suhu setiap 2 jam. a. Perubahan suhu terjadi secara cepat.
peningkatan laju keperawatan selama 3 x 24 jam, b. Bibir kering, mata cekung, mukosa
metabolisme masalah hipertermi dapat teratasi. b. Observasi adanya tanda-tanda kering, merupakan beberapa tanda-
Kriteria hasil: dehidrasi. tanda dari dehidrasi.
a. Akral hangat. c. Kompres hangat membantu dalam
b. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi. c. Berikan kompres hangat pada proses vasodilatasi pada pembuluh
c. Suhu tubuh dalam rentang anak. darah..
normal d. Pengetahuan tentang kejang demam
d. T: 36.5 – 37.2 0C d. Berikan HE pada keluarga tentang juga diperlukan untuk perawatan
tanda-tanda kejang akibat demam. mandiri.
e. Mengganti cairan aktif yang keluar.
e. Himbau keluarga untuk
memberikan cairan yang cukup. f. Pengetahuan tentang teknik
f. Ajarkan keluarga cara melakukan kompres hangat yang benar sangat
kompres hangat jika diperlukan. diperlukan.
g. Mempermudah proses evaporasi.
g. Himbau keluarga untuk
memberikan pakaian yang tipis

22
dan menyerap keringat. h. Dosis obat ditentukan oleh dokter.
h. Kolaborasi dengan dokter dalam Antipiretik sebagai penurun suhu
pemberian antipiretik. tubuh.
Gg persepsi sensori Setelah dilakukan tindakan a. Kaji ketajaman penglihatan pada a. Hydrocephalus mempengaruhi
b.d gg penglihatan keperawatan selama 7 x 24 jam, pasien. ketajaman penglihatan.
masalah gangguan persepsi b. Kaji refleks pupil. b. Penekanan akibat Hydrocephalus
sensori dapat diminalisir. mengganggu kerja saraf optik.
Kriteria hasil: c. Kaji adanya strabismus pada c. Strabismus mempengaruhi
a. Ketajaman penglihatan baik. mata. penglihatan.
b. Refleks pupil baik. d. Mendekatkan barang-barang yang d. Meminimalisir terjadinya resiko
c. Tidak ada strabismus sering digunakan (seperti mainan) jatuh akibat mobilitas yang
d. di dekat pasien. dilakukan.
e. Himbau keluarga untuk tidak e. Pandangan kabur yang berlangsung
memaksakan pasien melihat lama akan mengakibatkan rasa
benda-benda yang jauh. pusing.
f. Kolaborasi dengan spesialis mata f. Perlunya pemeriksaan bagian saraf
untuk penanganan lebih lanjut. akibat hydrocephalus.
Gg tumbuh kembang Setelah dilakukan tindakan a. Observasi adanya penyebab lain a. Hydrocephalus bukan satu-satunya
b.d ketidakmampuan keperawatan selama 7 x 24 jam, dari gg pertumbuhan anak. penyebab gg pertumbuhan dan
fisik masalah gangguan tumbuh kembang perkembangan.

23
dapat di minimalisir. b. Berikan tempat yang nyaman b. Pasien dengan hydrocephalus
Kriteria hasil: untuk pergerakan anak. memerlukan tempat nyaman yang
a. Dapat tumbuh dan berkembang meminimalisr dari terjadinya
sesuai usia. cidera.
Usia 9 bulan : duduk dan c. Anjurkan keluarga untuk c. Membantu proses pertumbuhan dan
merangkak melakukan latihan miring kanan perkembangn secara pasif.
b. Tidak ada kesulitan dalam kiri pad anak.
bergerak. d. Kolaborasi dengan keluarga untuk d. Anak biasanya akan lebih nyaman
latihan mobilisasi anak. dengan keluarganya.

2.4 Catatan Perkembangan


Nama Pasien : An I
Umur : 9 bulan Dx Medis : Hydrocephalus
Hari/ Dx. Keperawatan Jam Implementasi TTD/ Evaluasi TTD/
Tgl Nama Nama
Penurunan kapasitas a. Memonitoring TTV secara S: Ibu klien mengatakan kepala klien masih
adaptif kranial b.d berkala. membesar.
O:
obstruksi aliran Cairan b. Mengukur lingkar kepala.
- CCS 11
Serebro Spinal (CSS) c. Mengobservasi adanya TIK yang - Makrocephal, LK 52 cm
- Kesadaran menurun
berlanjut.

24
d. Menghindari rotasi dan fleksi pada - TIK > 12 mmHg
A: Masalah belum teratasi.
leher karena dapat menghambat
P: Lanjutkan intervensi a-g
venous return dan meningkatkan
TIK.
e. Menghimbau keluarga untuk
mengubah posisi anak sering
mungkin.
Hipertermi b.d a. Mengobservasi suhu setiap 2 jam. S: Ibu klien mengatakan anaknya masih demam
O:
peningkatan laju b. Mengobservasi adanya tanda-tanda
- Akral panas
metabolisme dehidrasi. - Tampak pucat
- Bibir kering
c. Memberikan kompres hangat pada
- Tanda-tanda dehidrasi tidak ada
anak. - Suhu tubuh: 37.90C
- Kompres hangat (+)
d. Memberikan HE pada keluarga
A: Masalah belum teratasi.
tanda-tanda kejang akibat demam. P: Lanjutkan intervensi a - g
e. Menghimbau keluarga untuk
memberikan cairan yang cukup.
f. Menghimbau keluarga untuk
memberikan pakaian yang tipis
dan menyerap keringat.

25
g. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian antipiretik.
Gg persepsi sensori a. Mengkaji ketajaman penglihatan S: Ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa
b.d gg penglihatan pada pasien. melihat dari jarak 10 cm.
DO:
b. Mengkaji refleks pupil.
- Refleks pupil menurun
c. Mengkaji adanya strabismus pada - Sunsetting eyes (+)
- Ketajaman penglihatan terganggu.
mata.
- Strabismus (-)
d. Mendekatkan barang-barang yang A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi a - f
sering digunakan (seperti mainan)
di dekat pasien.
e. Menghimbau keluarga untuk tidak
memaksakan pasien melihat
benda-benda yang jauh.
f. Berkolaborasi dengan spesialis
mata untuk penanganan lebih
lanjut.
Gg tumbuh kembang a. Mengobservasi adanya penyebab S: Ibu klien mengatakan anaknya masih belum
b.d ketidakmampuan lain dari gg pertumbuhan anak. bisa miring kanan dan kiri secara mandiri.
O:
fisik b. Memberikan tempat yang nyaman
- Tampak diam
untuk pergerakan anak. - Pergerakan tubuh Inaktif

26
c. Menganjurkan keluarga untuk - Gg pertumbuhan dan perkembangan
melakukan latihan miring kanan karena hydrocephalus.
- Keterlambatan pertumbuhan
kiri pad anak.
A: Masalah belum teratasi
d. Berkolaborasi dengan keluarga P: Lanjutkan intervensi a - d
untuk latihan mobilisasi anak.

Penurunan kapasitas a. Memonitoring TTV secara S: Ibu klien mengatakan kepala klien masih
adaptif kranial b.d berkala. membesar.
O:
obstruksi aliran Cairan b. Mengobservasi adanya TIK yang
- CCS 12
Serebro Spinal (CSS) berlanjut. - Makrocephal, LK 54 cm
- Kesadaran menurun
c. Menghindari rotasi dan fleksi pada
- TIK > 14 mmHg
leher karena dapat menghambat - Intervensi pemasanganVP shunt.
- TTV:
venous return dan meningkatkan
RR: 27 x / menit
TIK. N: 128 x / menit
S: 37.6 0C
d. Menghimbau keluarga untuk
A: Masalah belum teratasi.
mengubah posisi anak sering P: Lanjutkan intervensi a-g
mungkin.
e. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemasangan VP shunt.
Hipertermi b.d a. Mengobservasi suhu setiap 2 jam. S: Ibu klien mengatakan anaknya mulai

27
peningkatan laju b. Mengobservasi adanya tanda-tanda berkeringat
O:
metabolisme dehidrasi.
- Akral hangat
c. Memberikan kompres hangat pada - Bibir mulai basah
- Tanda-tanda dehidrasi tidak ada
anak.
- Suhu tubuh: 37.70C
d. Memberikan HE pada keluarga - Kompres hangat (+)
A: Masalah teratasi sebagian
tanda-tanda kejang akibat demam.
P: Lanjutkan intervensi a - g
e. Menghimbau keluarga untuk
memberikan cairan yang cukup.
f. Menghimbau keluarga untuk
memberikan pakaian yang tipis
dan menyerap keringat.
g. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian antipiretik.
Gg persepsi sensori a. Mengkaji ketajaman penglihatan S: Ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa
b.d gg penglihatan pada pasien. melihat dari jarak 10 cm.
DO:
b. Mengkaji refleks pupil.
- Refleks pupil menurun
c. Mengkaji adanya strabismus pada - Sunsetting eyes (+)
- Ketajaman penglihatan terganggu.
mata.
- Strabismus (-)
d. Mendekatkan barang-barang yang A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi a - f

28
sering digunakan (seperti mainan)
di dekat pasien.
e. Menghimbau keluarga untuk tidak
memaksakan pasien melihat
benda-benda yang jauh.
f. Berkolaborasi dengan spesialis
mata untuk penanganan lebih
lanjut.
Gg tumbuh kembang a. Mengobservasi adanya penyebab S: Ibu klien mengatakan anaknya masih harus
b.d ketidakmampuan lain dari gg pertumbuhan anak. dibantu untuk miring kanan dan kiri.
O:
fisik b. Memberikan tempat yang nyaman
- Tampak diam
untuk pergerakan anak. - Pergerakan tubuh Inaktif
- Gg pertumbuhan dan perkembangan
c. Menganjurkan keluarga untuk
karena hydrocephalus.
melakukan latihan miring kanan
- Keterlambatan pertumbuhan
kiri pad anak. A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi a - d
d. Berkolaborasi dengan keluarga
untuk latihan mobilisasi anak.

Penurunan kapasitas a. Memonitoring TTV secara S: Ibu klien kepala klien mulai mengecil
O:
adaptif kranial b.d berkala.
- CCS 11

29
obstruksi aliran Cairan b. Mengobservasi adanya TIK yang - Makrocephal, LK 50 cm
- Kesadaran meningkat
Serebro Spinal (CSS) berlanjut.
- TIK > 8 mmHg
c. Menghindari rotasi dan fleksi pada - TTV:
RR: 24 x / menit
leher karena dapat menghambat
N: 117 x / menit
venous return dan meningkatkan S: 37 0C
- VP shunt (+)
TIK.
A: Masalah teratasi sebagian
d. Menghimbau keluarga untuk P: Lanjutkan intervensi a-g
mengubah posisi anak sering
mungkin.
e. Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemasangan VP shunt.
Hipertermi b.d a. Mengobservasi suhu setiap 2 jam. S: Ibu klien mengatakan anaknya tidak panas lagi
peningkatan laju b. Mengobservasi adanya tanda-tanda dan berkeringat.
O:
metabolisme dehidrasi.
- Akral hangat
c. Memberikan kompres hangat pada - Tampak pucat
- Bibir basah
anak.
- Tanda-tanda dehidrasi tidak ada
d. Memberikan HE pada keluarga - Suhu tubuh: 370C
- Kompres hangat (-)
tanda-tanda kejang akibat demam.
A: Masalah teratasi sebagian
e. Menghimbau keluarga untuk P: hentikan intervensi.

30
memberikan cairan yang cukup.
f. Menghimbau keluarga untuk
memberikan pakaian yang tipis
dan menyerap keringat.
g. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian antipiretik.
Gg persepsi sensori a. Mengkaji ketajaman penglihatan S: Ibu klien mengatakan anaknya masih tidak
b.d gg penglihatan pada pasien. bisa melihat dari jauh.
DO:
b. Mengkaji refleks pupil.
- Refleks pupil menurun
c. Mengkaji adanya strabismus pada - Sunsetting eyes (+)
- Ketajaman penglihatan terganggu.
mata.
- Strabismus (-)
d. Mendekatkan barang-barang yang A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi a - f
sering digunakan (seperti mainan)
di dekat pasien.
e. Menghimbau keluarga untuk tidak
memaksakan pasien melihat
benda-benda yang jauh.
f. Berkolaborasi dengan spesialis
mata untuk penanganan lebih

31
lanjut.
Gg tumbuh kembang a. Mengobservasi adanya penyebab S: Ibu klien mengatakan anaknya masih belum
b.d ketidakmampuan lain dari gg pertumbuhan anak. bisa miring kanan dan kiri secara mandiri.
O:
fisik b. Memberikan tempat yang nyaman
- Tampak diam
untuk pergerakan anak. - Pergerakan tubuh Inaktif
- Gg pertumbuhan dan perkembangan
c. Menganjurkan keluarga untuk
karena hydrocephalus.
melakukan latihan miring kanan
- Keterlambatan pertumbuhan
kiri pad anak. A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi a - d
d. Berkolaborasi dengan keluarga
untuk latihan mobilisasi anak.

32
BAB 4
PENUTUP

3.1 Simpulan
Hidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan
intra kranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat
mengalirnya CSS.
Merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif
pada sistem ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan – jaringan
serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi
oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan
meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang –
ruang tempat mengalirnya liquor. Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus
pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu:
1. Hidrochepalus komunikan
2. Hidrochepalus non-komunikan
3. Hidrochepalus bertekanan normal
Insidens hidrosefalus pada anak-anak belum dapat ditentukan secara pasti dan
kemungkinan hai ini terpengaruh situasi penanganan kesehatan pada masing-
masing rumah sakit.

3.2 Saran
1. Segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan jika menemukan
pembesaran kepalayang tidak normal pada anak.
2. Tindakan alternatif selain operasi diterapkan khususnya bagi kasus-kasus
yang yang mengalami sumbatan didalam sistem ventrikel. Dalam hal ini
maka tindakan terapeutik semacan ini perlu untuk dilakukan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Donna, Wong. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Ed. 6, Vol.2. EGC
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba
Medika: Jakarta
Nelson. 2012. Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 3. EGC: Jakarta
Ngastiah, Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta
Muslihatun, Wati Nur, 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Fitramaya:
Yogyakarta
Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Salemba Medika: Jakarta

34

Anda mungkin juga menyukai