ITS-paper-40516-3110100027 (Sheet Pile) PDF
ITS-paper-40516-3110100027 (Sheet Pile) PDF
ABSTRAK I. PENDAHULUAN
Surabaya adalah kota dengan terbesar ke
2 di Indonesia. Surabaya tahun 2012 jumlah Surabaya adalah kota dengan luas wilayah
penduduk kota Surabaya sebanyak 3.110.187 jiwa, 374,36km2 dan terbesar ke 2 di Indonesia.
ditambah pertumbuhan penduduk sebesar 1,62% Berdasarkan data Pemerintah Kotamadya Surabaya
per tahun sangat berdampak untuk kota Surabaya. tahun 2012 jumlah penduduk kota Surabaya
Besarnya jumlah penduduk membuat transportasi di sebanyak 3.110.187 jiwa, ditambah pertumbuhan
kota Surabaya menjadi padat. penduduk sebesar 1,62% per tahunsangat
Tingginya aktifitas transportasi di kota berdampak untuk kota Surabaya. Besarnya jumlah
Surabaya mengakibatkan kemacetan pada saat jam penduduk membuat transportasi di kota Surabaya
kerja, selain itu peningkatan kendaraan bermotor menjadi padat.
setiap tahunnya tidak di imbangi oleh kapasitas Tingginya aktifitas transportasi di kota
jalan raya yang sudah ada. Kawasan bundaran PTC Surabaya mengakibatkan kemacetan pada saat jam
terletak di antara pusat bisnis dan area sekolah kerja, selain itu peningkatan kendaraan bermotor
sehingga pada saat jam sibuk pasti akan terjadi setiap tahunnya tidak di imbangi oleh kapasitas jalan
kemacetan. Dilakukan analisa kelayakan untuk raya yang sudah ada. Kawasan bundaran PTC
menanggulangi kemacetan di bundaran PTC ini, merupakan salah satu jalan utama di kota Surabaya,
didapatkan solusi underpass. Perencanaan selain itu kawasan ini terletak di antara pusat bisnis
underpass direncanakan sepanjang 57 meter, dan area sekolah sehingga pada saat jam sibuk pasti
dengan panjang jalan yang akan digali sepanjang akan terjadi kemacetan.
350 meter. Lebar Jalan yang akan digali selebar 28 Dilakukan analisa kelayakan untuk
meter, diperuntukan 2 jalur 4 lajur. Perencanaan menanggulangi kemacetan di bundaran PTC ini,
dinding penahan tanah dalam pembangunan didapatkan solusi underpass.Perencanaan
underpass PTC memiliki 3 alternatif yaitu Secant underpass direncanakan sepanjang 57 meter,
Pile , Diaphragm Wall , Sheet Pile. Data tanah dengan panjang jalan yang akan digali sepanjang
daerah sekitar menunjukan permasalahan tanah 350 meter. Lebar Jalan yang akan digali selebar 28
lunak pada pembangunan underpass PTC ini. meter, diperuntukan 2 jalur 4 lajur. Dalam
Alternatif perencanaan yang dilakukan pelaksanaan pembangunan underpass tidak boleh
pada dinding penahan tanah Underpass PTC dapat menyebabkan kemacetan yang lebih
dilakukan dengan metode diafragma wall,secant parah.Pembangunan underpass ini diharapkan dapat
pile, dan sheet pile. Didapatkan total biaya Rp. menjadi solusi kemacetan di kawasan bundaran
46.496.648.640,00 untuk kombinasi desain secant PTC.
pile dan sheet pile, Rp. 52.746.657.840,00 untuk Pada lokasi perencanaan underpass dilakukan
kombinasi desain diafragma wall dan sheet pile. pengeboran untuk mengindentifikasi jenis tanah.
Dengan direncanakannya alternatif ini, Dari hasil uji lab di dapatkan tanah lokasi
didapatkan kesimpulan perencanaan menggunakan pembangunan adalah tanah lempung sehingga
kombinasi desain secant pile dan sheet pile. perlunya diperhitungkan dinding penahan tanah
Kombinasi perencanaan ini yang paling efektif dan yang kokoh dan variatif. Perencanaan dinding
ekonomis, sehingga pada perencanaan- penahan tanah dalam pembangunan underpass PTC
perencanaan yang memiliki masalah serupa bisa
diatasi dengan cepat dan efisien.
Kata Kunci : Underpass, Dinding
Penahan Tanah, Diaphragm Wall, Secant
Pile, Sheet Pile
2
2. Spesifikasi Diafragma Wall Direncanakan Perhitungan kedalaman secant pile bisa didapatkan
dengan mengambil Sigma momen dititik A sama
diaphragm Wall dengan desain sebagai dengan nol dapat dilihat pada perhitungan table5.2.
berikut :
- Tebal : 1 meter
- Tulangan Utama : 20D25
- Tulangan Bagi : D19
- Tulangan Geser : D16
- Mutu Beton (fc’) : 40 Mpa
2
Hasil dari hasil plaxis 8.2. didapat Mmax 48.3 𝑑.𝑧1
Mmax = Patotal (z+z1) -
2
tm , displacement 0.1 cm , Geser 21.9 tm. 3.92.2.88
2
Mmax = 9.52 (3,31+2.88) - = 42.67
2
d. Penulangan secant pile tm
kontrol dan pemilihan type sheet pile
Untuk perencanaan bore pile direncanakan Berdasarkan Brosur Dari PELINDO didapatkan
berdasarkan momen maksimum yang terjadi Mmax
spesifikasi untuk sebagai berikut :
= 48.3 tm, maka direncanakan tulangan bore pile:
- Mutu beton (f’c) = 40 Mpa M beban = 42.67 tm = 42.67 x 105 kgcm
- Mutu baja (fy) = 400 Mpa b = 1200 kg/cm2
- Mmax = 48.3 tm W = Mmax /b
- Diameter bore pile = 800 mm = 42.67 x 105 / 1200
- Diameter tulangan utama = 25 mm = 3555.83 cm3
- Diameter tulangan geser = 16 mm Jadi :
type turap beton = KWSP - VL
e. Kontrol PCACOL Modulus section = 7240 cm3
Karena dari hasil kontrol PCACOL Maka, W beban= 3555.83 cm3 < Modulus
rencana 6D25 tidak memenuhi maka jumlah section=7240cm3
tulangan di rubah menjadi 12D25 dengan kekuatan SF = Modulus section / W beban ≥ 2
tulangan 532kNm = 7240 / 3555.83 ≥ 2
= 2.03 ≥ 2 (OK)
2. Perencanaan Sheet Pile pada galian 7m
3. Perencanaan Sheet Pile pada gaian 4m
Persamaan untuk mencari nilai D sebagai Persamaan untuk mencari nilai D sebagai
berikut : berikut :
2 𝑃𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙(𝑃𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙+12.𝐶.𝑍)
2 𝑃𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙(𝑃𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙+12.𝐶.𝑍)
dD -2DPatotal- dD -2DPatotal-
ℎ +2𝐶 ℎ +2𝐶
2 9.9(9.9+12.1,67.1.64)
2
Maka : (3,31) D – 2(9.52)D -
9.52(9.52+12.1,67.3,31) Maka : (6) D – 2(9.9)D -
0.66+2.1,67
2.76+2.1,67
: 3,92D2 – 19.04 D – 118.4 : 6D2 – 19.8 D – 105.8
Dari persamaan diatas maka dihasilkan D = 8.4 Dari persamaan diatas maka dihasilkan D = 6.16
m m
Untuk desain kedalaman, panjang sheet pile Untuk desain kedalaman, panjang sheet pile
perlu dikalikan dengan safety factor sebesar 1,5 perlu dikalikan dengan safety factor sebesar 1,5
Panjang total sheet pile = H + (D x 1,5) Panjang total sheet pile = H + (D x 1,5)
= 7 + (8.4 x 1,5) = 19.6 = 7 + (6.16 x 1,5) = 16.24
m m
Maka,panjang sheet pile yang digunakan adalah Maka,panjang sheet pile yang digunakan
20 m adalah 17 m
Mencari Mmax pada sheet pile Mencari Mmax pada sheet pile
z1 = Patotal/d = 9.52/3.31 = 2.88 m z1 = Patotal/d = 9.9/6 = 1.65 m
𝑑.𝑧12
Mmax = Patotal (z+z1) -
2
5
2
6.1.65
Mmax = 9.9 (1.64+1.65) - = 24.4 tm
2 c. Perhitungan kedalaman berdasar Hydrodynamic.
kontrol dan pemilihan type sheet pile
Berdasarkan Brosur Dari PELINDO didapatkan
spesifikasi untuk sebagai berikut :
M beban = 24.4 tm = 24.4 x 105 kgcm
b = 1200 kg/cm2
W = Mmax / b
= 24.4 x 105 / 1200
= 2033.33 cm3
Jadi :
type turap beton = KWSP - IV Kedalaman yang aman terhadap hydrodynamic
Modulus section = 5380 cm3 berarti konstruksi dinding aman pada saat proses
3
Maka, W beban= 2033.33cm < Modulus penggalian, sehingga nantinya aliran air tanah tidak
section =5380cm3 akan menjadi masalah yang serius dan penggalian
SF = Modulus section / W beban ≥ 2 aman dilakukan.
= 5380 / 2033.33 ≥ 2 Kedalaman Dc aman dapat dihitung dengan
= 2.64 ≥ 2 (OK) mengontrol rasio antara nilai gradien hidrolis i
dengan gradien hidrolis kritis.
4. Perencanaan Diafragma Wall i (gradien hidrolis) X SF < icr (gradien hidrolis
kritis)
a. Penetuantitik jepit diafragma wall iexit x 1.2 < icritical
dengan cara berikut: ∆ℎ 𝛾′
𝑥 1.2 <
Zf = 1.8 T 𝐷𝑐 𝛾𝑤
E = 200000 N/mm2 7 0.65
I = 32900 cm4 𝑥 1.2 <
𝐷𝑐 1
Nh = 350 kN/m3 8.4 < 0.65 Dc
5
𝑇 = √(𝐸𝐼)/(𝑁ℎ)
T = 1.9 m Dc > 12.92 m 13 m (Dipakai)
Zf = 1.8 X 1.9 m
Zf = 3.4 m
d. Kontrol Uplift
Tabel 5.3 Fu = γw x hw x Apelat
Wdindingn = γbeton x hdinding x Ldinding x
Rekap nilai hasil takanan tekanan tanah tdinding x n
aktif dan pasif pada galian 7 meter . Wpelat atap = γbeton x tpelat atap x Apelat atap
Wpelat bawah = γbeton x tpelat bawah x Apelat
bawah
𝑊 2640𝑘𝑁
𝑆𝐹 = = = 1.35 > 1.2 … . 𝑂𝐾
𝐹𝑈 1960𝑘𝑁
4. KESIMPULAN
Dari perhitungan rencana dinding
perkuatan tanah didapatkan hasil dimensi
perencanaan dinding untuk underpass PTC :
1. Secant pile
Diameter : 0.8 m
Tulangan : D25
Tulangan geser : D16
2. Diafragma Wall
Tebal :1m
Tulangan Utama: D25
Tulangan Bagi : D19
Tulangan Geser : D16
DAFTAR PUSTAKA
[1] Xanthakos, P. P. 1970. Slurry Walls. Michigan:
McGraw-Hill.
[2] Budhu, M. 2007. Foundations and Earth
Retaining Structures. California: John Wiley &
Sons
[3] Das, B. M., Endah, N., & Mochtar, I. B. 1996.
Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis). Jakarta: Erlangga.