Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
bertatap muka langsung dengan sumber informasi tersebut. Karena semua informasi
yang diinginkan dapat diperoleh hanya dengan mengakses internet.
Di masa depan, arus perkembangan TIK akan melaju semakin cepat. Hal ini
menuntut manusia untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan TIK tersebut, jika
tidak mau ketinggalan zaman, serta untuk menghadapi tantangan global. Kondisi
yang seperti ini, maka pendidikan tidak akan terlepas dari internet, komputer, dan
fasilitas TIK lainnya sebagai alat bantu utama dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, penulis berangapan bahwa teknologi dengan pendidikan tidak bisa
dipisahkan, karena diantara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan
saling membutuhkan. Profesionalisme dalam pendidikan tidak lain ialah seperangkat
fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh
melalui pendidikan dan latihan khusus di bidang pekerjaan yang mampu menekuni
bidang profesinya selama hidupnya. Mereka itu adalah para guru profesional yang
memiliki kompetensi keguruan berkat pendidikan atau latihan di lembaga pendidikan
guru dalam jangka waktu tertentu. Diharapkan dengan pemanfaatan TIK ini guru
dapat meningkatkan profesionalisme dalam mengajar dan dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh, adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
b. Mengetahui peran TIK dalam dunia pendidikan.
c. Mengetahui tujuan pendidikan.
d. Mengetahui hakikat teknologi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
data yang berguna untuk pemanfaatan berbagai bidang sosial, ekonomi, budaya dan
tentunya pendidikan.
7
membimbing, mengajar dan melatih peserta didik. Wojowasito (1982: 162) meninjau
dari segi bahasa (etimologi), istilah profesionalisme berasal dari Bahasa Inggris
profession yang berarti jabatan, pekerjaan, pencaharian, yang mempunyai keahlian.
Secara harfiah dapat diartikan dengan suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian dan
ketrampilan tertentu, dimana keahlian dan ketrampilan tersebut didapat dari suatu
pendidikan atau pelatihan khusus, sedangkan guru adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif,
potensi kognitif, maupun potensi psikomotor.
Pengertian atau definisi “profesionalisme” dan “guru” diatas dapat
disimpulkan bahwa profesionalisme guru mempunyai pengertian suatu sifat yang
harus ada pada seorang guru dalam menjalankan pekerjaanya sehingga guru tersebut
dapat menjalankan pekerjannya dengan penuh tanggung jawab serta mampu untuk
mengembangkan keahliannya tanpa menggangu tugas pokok guru tersebut. TIK
membuka jalan untuk meningkatkan peran profesional dengan memecah pemikiran
tradisional tentang batas antara sekolah dengan keahlian. Guru pun juga harus merasa
percaya diri ketika bersama seorang siswa yang keterampilan melebihi mereka.
Sebuah kelas yang dinamis akan memadukan antara materi yang dibuat oleh guru
dengan materi yang berasal dari tempat lain. Agar terjadi situasi yang
menguntungkan harus diadakan interaksi dengan para pembuat perangkat lunak
dengan siswa dan guru.
8
sadar yang dilakukan oleh individu atau kelompok melalui proses belajar untuk
mengembangkan potensi peserta didik yang berlandaskan tujuan pendidikan.
Menurut Mudyahardjo (2010: 12) tujuan pendidikan merupakan perpaduan
tujuan-tujuan pendidikan bersifat pengembangan kemampuan pribasi secara optimal
dengan tujuan sosial bersifat manusia seutuhnya yang dapat memainkan peranannya
sebagai warga dalam berbagai lingkungan persekutuan hidup dan kelompok sosial.
Tujuan pendidikan adalah sebagian dari tujuan hidup yang bersifat menunjang
terhadap pencapaian tujuan-tujuan hidup. Plato (dalam Komarudin, 2009: 14)
mengatakan bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya adalah penyadaran terhadap self
knowing, self realization, inquiri, reasoning and logic. Kemudian Aristoteles (dalam
Komarudin, 2009: 14) mengatakan bahwa tujuan pendidikan penyadaran terhadap
self realization, yaitu kekuatan efektif (virtue) kekuatan untuk menghasilkan
(efficacy) dan potensi untuk mencapai kebahagiaan hidup melalui kebiasaan dan
kemampuan berpikir rasional. Menurut Tirtahardja (2008: 37) tujuan pendidikan
memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, benar dan indah untuk
kehidupan, sebab tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah
kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
segenap kegiatan pendidikan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tujuan
pendidikan merupakan sebuah penyadaran mengenai terhadap apa yang diketahuinya,
kemudian pengetahuan tersebut harus direalisasikan dan selanjutnya mengadakan
penelitian untuk mencapai kebahagiaan atau tujuan hidup melalui kebiasaan dan
kemampuan berpikir rasional. Secara garis besar, tujuan pendidikan terbagi menjadi
dua yaitu tujuan umum pendidikan dan tujuan khusus pendidikan.
1. Tujuan Umum Pendidikan
Menurut Mudyahardjo (2010: 97) Tujuan umum pendidikan berkenaan dengan
keseluruhan peristiwa-peristiwa pendidikan dan cita-cita ideal tentang manusia atau
masyarakat. Kemudian Mudyahardjo melanjutkan bahwa tujuan pendisdikan
9
merupakan tujuan dari keseluruhan jenis kegiatan dan waktu berlangsungnya
peristiwa-peristiwa pendidikan.
2. Tujuan Khusus Pendidikan
Menurut Mudyahardjo (2010: 97) Tujuan pendidikan bergerak dari tujuan pendidikan
setiap peristiwa pendidikan (tujuan incidental pendidikan) sampai dengan tujuan
keseluruhan peristiwa-peristiwa pendidikan (tujuan pendidikan). Diantara keduanya
terdapat tujuan sementara pendidikan, tujuan tak lengkap pendidikan, tujuan
institusional, tujuan kurikulum dan tujuan instruksional pendidikan.
10
Proses pendidikan salah satunya adalah pengusaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Maka dari itu Pendidikan mengembangkan kurikulum atas dasar
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar mendorong peserta didik dapat
mengikuti serta memanfaatkan secara tepat. Adapun latar belakang tujuan pendidikan
berlandaskan teknologi tidak terlepas hubungannya dengan adanya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan
masyarakat di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Mudyahardjo (2010: 13) mengutip
dari laporan Komisi Internasional Untuk Pengembangan Pendidikan yang
mengungkapkan mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan laporan Komisi Internasional Untuk Pengembangan Pendidikan
dijelaskan bahwa revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, arus informasi yang
membanjiri manusia, adanya jaringan-jaringan media komunikasi ukuran raksasa,
bersama-sama dengan banyak faktor ekonomi dan sosial lainnya, telah banyak
mengubah sistem pendidikan tradisional. Isi laporan tersebut mengemukakan pula
kelemahan-kelemahan dalam bentuk pengajaran tertentu dan kekuatan-kekuatan
sistem lainnya untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem yang telah ada,
memperluas ruang lingkup kegiatan belajar sendiri dan mempertinggi nilai sikap aktif
dan sadar dalam mencari ilmu.
Adapun Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menyatakan
upaya menghadapi tuntutan era globalisasi yang ditandai dengan adanya persaingan
bebas dalam pergaulan dunia adalah melalui pengelolaan pendidikan harus dirancang
secara komprehensif dan integratif, direncanakan secara matang, dan mendapat
dukungan dari semua pihak. Pada prinsipnya, kutipan tersebut berhubungan dengan
pengembangan pendidikan yang hakekatnya ingin selalu berkembang menjadi lebih
baik lagi. Pengembangan pendidikan ini berkaitan dengan tujuan pendidikan.
Pengembangan dan perubahan tersebut terjadi karena menjawab tantangan zaman
karena terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nya semakin maju. Hal
ini memperlihatkan bahwa antara pendidikan dan teknologi memiliki hubungan yang
erat. Mudyahardjo (2010: 504) dikatakan bahwa Pendidikan sebagai usaha sadar,
11
membantu generasi muda mempergunakan kekayaan yang ada dalam peradaban ama
dalam bentuk ilmu, seni, dan cita-cita, sebagai isi bahan ajar yang disampaikan.
Pendidikan memungkinkan peradaban masa lampau diakui keberadaanya, dan tidak
menjadi harta karun yang tersia-siakan. Di samping itu, pendidikan mencoba
meneruskan peradaban masa lampau kepada generasi muda yang mencoba
merekamnya. Pendidikan melestarikan peradaban lama sehingga tidak punah dan
hidup dibawa oleh generasi muda. Generasi muda sebagai pembawa peradaban masa
lampau berfungsi sebagai penyimpan khazahah peradaban lama, pengguna peradaban
lama, dengan cara mengekspresikannya dalam bentuk perbuatan atau karya budaya,
penyebar peradaban lama.
Pendidikan tidak hanya berfungsi mewariskan peradaban lama, tetapi dapat
pula menyumbangkannya melalui karya-karya orang terdidik melalui sekolah dan
lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Orang terdidik secara potensial bukan hanya
dapat mengekpresikan peradaban yang ada, tetapi juga menciptakan unsur-unsur
peradaban baru, yang antara lain dipelopori Copernicus, Galileo. Dan Newton. Ilmu
dan teknologi merupakan salah satu ciri peradaban baru yang mempunyai
pengalaman.
Menurut Prawiradilaga (2008: 83) keberadaan teknologi sebagai sarana
mencapai tujuan pendidikan berperan penting pula dalam pendidikan dengan
teknologi dapat membantu pemecahan masalah pendidikan. Upaya peningkatan mutu
pendidikan dan memperluas kesempatan belajar sebagai agenda reformasi pendidikan
dilaksanakan melalui pendayagunaan teknologi pendidikan. Peranan teknologi dalam
pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensinya tidak
dapat dipisahkkan keberadaannya dari adanya permasalahan yang dihadapi manusia
maka dari itu pendidikan dirancang secara terorganisasi dan berkelanjutan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tujuan pendidikan yang dirumuskan harus
menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini bisa menjawab kebutuhan
sehingga proses pendidikan yang dijalankan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan
pendidikan yang ditetapkan baik secara khusus maupun umum harus
12
mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini
dilakukan untuk menjawab tantangan zaman dengan mempersiapkan sumber daya
manusia yang kompeten memanfaatkan, mengelola, dan mengembangkan teknologi
tersebut. Bahkan sumber daya manusia yang dianggap memiliki kompetensi lebih
dapat menghasilkan teknologi baru yang bisa membantu mempermudah kegiatan
hidup manusia.
Keberadaan teknologi dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan tidak
terlepas pula dari kemampuan teknologi yang mampu menenbus batas ruang dan
waktu. Sehingga pada masa sekarang, berbagai problematika pendidikan khususnya
problema pendidikan di daerah terpencil dapat diatasi dengan menyelenggarakan
program pendidikan jarak jauh. Pentingnya program ini dialaksanakan adalah untuk
mencapai tujuan pendidikan yang menekankan pada konsep pemerataan pendidikan
bagi setiap individu dimanapun berada. Desmond Keegan (dalam Smaldino, 2011:
206) mengidentifikasi elemen yang merupakan kunci bagi definisi formal untuk
pendidikan jarak jauh yang terdiri dari: pemisahan fisik pembelajar dari guru,
program pengajaran yang terkelola, teknologi telekomunikasi, dan komunikasi dua
arah. Pendidikan sebagai suatu proses yang sadar tujuan, memiliki maksud bahwa
dalam pendidikan terjadi proses kegiatan belajar dan pembelajaran yang terikat,
terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Menurut Sardiman
(2010: 57) tujuan dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk
memberikan rumusan hasil yang diharapkan dari subjek belajar. Tujuan pendidikan
dalam persfektif teknologi memiliki prinsip terikat dan terarah dengan tujuan
menghasilkan keluaran dari proses pendidikan yang memiliki kualitas, mampu
berkompetensi, dan tanggap terhadap perkembangan dan perubahan zaman.
Pendidikan yang baik sesuai dengan kebutuhan hidup manusia seperti yang
diungkapkan oleh Morgan (dalam Sardiman, 2010: 78) bahwa manusia memiliki
berbagai kebutuhan seperti kebutuhan untuk berbuat sesuatu aktivitas; kebutuhan
untuk menyenangkan orang lain; kebutuhan untuk mencapai hasil; dan kebutuhan
untuk mengatasi kesulitan. Maka dari itu, tujuan pendidikan tidak terikat dalam
13
dimensi ruang, namun pendidikan itu bersifat terbuka. Pada kajian teknologi
pendidikan telah dirancang dan dilaksanakan konsep pendidikan terbuka dan jarak
jauh. Menurut Miarso (2011: 309), sistem pendidikan terbuka memungkinkan
perolehan pendidikan yang sesuai dengan hakikat manusia, yang meliputi diantaranya
minat, kebutuhan, dan kemampuan masing-masing. Sistem ini merupakan suatu unsur
penting dalam masyarakat madani atau masyarakat warga (civil society). Untuk
memenuhi tujuan pendidikan terbuka dan jarak jauh maka dimanfaatkanlah teknologi
seperti e-learning. Menurut Prawiradilaga (2008: 197), e-learning atau online course
merupakan proses pembelajaran dalam dunia pendidikan yang menggunakan jasa
batuan perangkat ekeltronika, khususnya perangkat komputer.
Menurut UNESCO (United Nation Education, Scientific, and Cultural
Organization), ada empat pilar dalam bidang pendidikan yang bila dikaitkan
keberadaannya dengan teknologi maka akan sangat tampak peran teknologi dalam
mencapai tujuan pendidikan. Adapun empat pilar tersebut adalah :
1. Learning to know (belajar untuk mengetahui)
Sikap ingin tahu dapat mendorong seseorang untuk mencari jawaban atas
masalah yang dihadapi sehingga mampu mendukung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Learning to do (proses belajar melakukan atau mengerjakan sesuatu)
Pada kegiatan ini dilakukan pemecahan masalah melalui pengetahuan dan
teknologi.
3. Learning to live together ( belajar untuk hidup bersama)
Ketergantungan hubungan antara sesama manusia dapat memanfaatkan
keberadaan teknologi dalam kehidupan
4. Learning to be (belajar untuk menjadi/mengembangkan diri sendiri)
Pada tahap ini seseorang dapat mengaktualisasikan dirinya melalui teknologi
baik dalam hal pemanfaatan atau pengembangan teknologi.
Berdasarkan kajian pilar pendidikan tersebut, maka penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi diupayakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut
14
Munir (2007: 4) tujuan tersebut akan terwujud melalui kurikulum yang dirancang
dengan memperhatikan aspek-aspek kebutuhan peserta didik, perkembangan ilmu dan
teknologi, tuntutan masyarakat berdasarkan analisi situasi yang ada. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan dipandang dari perspektif teknologi dapat dikatakan tujuan
pendidikan yang di rencanakan harus menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan sehingga proses pendidikan itu sendiri bisa menghasilkan sumber daya
manusia yang peka terhadap tekonologi, artinya dapat menggunakan, memanfaatkan
dan mengembangkan teknologi lebih baik lagi sehingga membantu memunculkan
inovasi-inovasi mempermudah kegiatan hidup orang banyak. Orang-orang yang
keluar dari lembaga pendidikan yang tujuan pendidikannya telah memiliki perspektif
teknologi akan menghasilkan karya-karya orang terdidik yang bukan hanya dapat
mengekpresikan peradaban yang ada, tetapi juga menciptakan unsur-unsur peradaban
baru yang disebut dengan teknologi.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. TIK merupakan media yang tepat untuk dapat diterapkan dan dikembangkan
dalam dunia pendidikan.
2. TIK bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat
dipakai untuk menyiarkan program pendidikan.
3. Guru dapat memanfaatkan TIK sebagai sarana pendukung yang
memudahkannya dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran.
4. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan,
yaitu TIK sebagai skill dan kompetensi, TIK sebagai infratruktur
pembelajaran, TIK sebagai sumber bahan belajar, TIK sebagai alat bantu dan
fasilitas pembelajaran, TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran dan
TIK sebagai sistem pendukung keputusan.
5. Guru sebagai tenaga pengajar yang professional dapat memanfaatkan TIK
sebagai media pembelajaran yang modern dan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
3.2 Saran
1. Hendaknya pendidik maupun calon tenaga pendidik serta peserta didik dapat
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperlunya dan
penggunaannya sesuai dengan kondisi agar dampak buruk dari teknologi
komunikasi tidak terjadi.
2. Sebaiknya perlu adanya pengawasan dan kontrol bagi peserta didik dalam
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Sebaiknya bagi calon tenaga pendidik tidak menjadikan makalah ini sebagai
satu-satunya referensi danbahan ajar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi: Teori dan
Aplikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munir, dkk. 2007. Kurikulum Berbasis TIK. Jakarta : SPS Universitas Pendidikan
Indonesia.
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media Group.
17
Sa’ud, Syaefuddin dan Abin Syamsuddin Makmun. 2009. Perencanaan Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Smaldino, Sharon E. dkk. 2011. Instructional Technology & Media For Learning
(Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar). Jakarta: Prenada Media
Group.
18