METODE PENELITIAN
Dengan alasan bahwa di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang cakupan
pasangan usia subur yang menjadi Akseptor KB IUD sangat rendah. Penelitian
dilaksanakan dari bulan Maret tahun 2011 sampai dengan bulan Januari tahun 2012.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Akseptor KB wanita yang tersebar
Akseptor. Akseptor KB pria tidak diikutkan dalam populasi karena proporsi pria
yang menjadi Akseptor sekitar 10,28%, dan menurut informasi dari PLKB
Metode Operasi Pria (MOP) belum ada PUS yang menentukan pilihan pada metode
tersebut.
3.3.2. Sampel
sampling) yaitu teknik sampling dengan pertimbangan tertentu, yaitu mencari sampel
yang menggunakan KB IUD dan KB non IUD (Pil, Suntik, Implant). Maka, sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah Akseptor KB yang tersebar di wilayah
Kecamatan Pantai Labu yakni di Desa Denai Sarang Burung yang diketahui memiliki
kepesertaan KB IUD tertinggi (31 peserta KB IUD, 299 peserta KB non IUD) dan
Desa Durian yang memiliki kepesertaan KB non IUD tertinggi (15 peserta KB IUD,
547 peserta KB non IUD). Besar sampel ditetapkan dengan menentukan quota
terdapat pada setiap desa tidak sama. Pengambilan sampel terpilih dari setiap desa
dilakukan dengan metode simple random sampling yaitu mengambil secara acak
dengan cara undian sampai memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan. Perhitungan
Data Sekunder diperoleh dari Kantor Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang.
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuesioner, yaitu keharusan
sebuah kuesioner untuk valid dan reliabel. Suatu kuesioner dikatakan valid kalau
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Untuk mengetahui validitas suatu kuesioner yitu dengan cara
melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu
(∑ ) − (∑ ). (∑ )
=
{ .∑ – (∑ ) }. ( ∑ – (∑ ) }
Keputusan uji:
1. Bila r hitung (r pearson) > r tabel; maka Ho ditolak, artinya pertanyaan valid.
2. Bila r hitung (r pearson) < r tabel; maka Ho diterima, artinya pertanyaan tidak
valid.
pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Teknik untuk menghitung
reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran dengan ketentuan jika nilai r Alpha >
correlation) berada diatas dari nilai r tabel (r = 0,361), sehingga dapat disimpulkan
semua pertanyaan sudah valid. Hasil uji validitas terhadap kuesioner setiap variabel
1. Pengetahuan
2. Kepercayaan
4. Kekerabatan
Uji reliabilitas dengan menggunakan nilai alpha memberikan hasil sesuai Tabel
3.3. Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner setiap variabel dapat dilihat
pada lampiran 2.
a. Pengetahuan
meliputi: pengertian, keuntungan, efek samping, waktu yang tepat untuk pemasangan
b. Kepercayaan
Berencana menurut agama, norma dan adat, meliputi: pembatasan jumlah anak
menurut agama dan adat, arti anak dalam keluarga dan metode KB yang sesuai
dengan agama.
c. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang yang dianggap baik atau buruk oleh Akseptor KB
tentang program Keluarga Berencana khususnya kontrasepsi IUD yang menjadi dasar
d. Kekerabatan
dapat memberi pengaruh positif atau negatif yang memengaruhi perilaku responden
untuk memilih metode KB, meliputi: hubungan yang terbina antara sesama Akseptor
dengan jawaban pernyataan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, cenderung
tidak sesuai (CTS) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, sesuai (S) diberi
skor 4, dan sangat sesuai (SS) diberi skor 5. Dikategorikan menjadi 3, yaitu
(0) Baik, apabila jawaban responden memiliki total skor > 56 (76% dari total
skor)
(1) Cukup, apabila jawaban responden memiliki total skor 42-56 (56-75%
total skor)
jawaban pernyataan sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, cenderung tidak
sesuai (CTS) diberi skor 2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, sesuai (S) diberi skor 4,
dan sangat sesuai (SS) diberi skor 5. Dikategorikan menjadi 2, yaitu secara
(0) Kepercayaan positif, apabila jawaban responden memiliki total skor > 25
sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, cenderung tidak sesuai (CTS) diberi skor
2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, sesuai (S) diberi skor 4, dan sangat sesuai (SS)
diberi skor 5. Dikategorikan menjadi 2, yaitu secara kualitas tingkat nilai yang
(0) Nilai positif, apabila jawaban responden memiliki total skor > 16
sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, cenderung tidak sesuai (CTS) diberi skor
2, ragu-ragu (R) diberi skor 3, sesuai (S) diberi skor 4, dan sangat sesuai (SS)
diberi skor 5. Dikategorikan menjadi 2, yaitu secara kualitas tingkat nilai yang
(0) Kekerabatan positif, apabila jawaban responden memiliki total skor > 7
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan pada semua variabel penelitian
1. Analisis Univariat
dan variabel dependen (penggunaan kontrasepsi IUD) dengan menggunakan uji chi
square.
3. Analisis Multivariat
bersama sama terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji regresi logistik
berganda (multiple regresi logistic). Yang masuk dalam analisis multivariat adalah
variabel-variabel yang memiliki nilai p < 0,25, pada analisis bivariatnya untuk
HASIL PENELITIAN
Kecamatan Pantai Labu luasnya: 81,85 Km² (8.185 Ha) yang tediri dari 19
Desa dan 76 dusun dengan Ibu Kota di Desa Kelambir. Secara geografis, Kecamatan
Pantai Labu terletak pada 2°57 - 3°16’ LU dan 98°37’- 99°27’ BT yang merupakan
daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 – 8 meter di atas permukaan laut yang
berbatasan dengan:
Serdang Bedagai
43.981 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 22.448 jiwa dan perempuan sebanyak
21.533 jiwa, yang mendiami 9.028 rumah tangga dengan sebagian besar suku Melayu
dan Jawa, sedangkan suku-suku lain adalah Cina, Batak, Banjar dan lainnya. Mata
cukup lengkap, seperti sarana dan prasarana sosial, perhubungan, perekonomian dan
gedung sekolah (28 Sekolah Dasar, 7 SLTP dan 3 SMA), 85 tempat ibadah (27
dan 7 polindes. Desa Denai Sarang Burung dijadikan tempat penelitian karena
memiliki jumlah peserta KB IUD tertinggi (31 peserta KB IUD dan 299 peserta KB
non IUD) dari 378 pasangan usia subur. Sedangkan Desa Durian dijadikan tempat
penelitian karena memiliki jumlah peserta KB non IUD tertinggi (15 peserta KB IUD
dan 547 peserta KB non IUD) dari 605 pasangan usia subur (Dinkes, 2011).
jumlah anak yang hidup, alat kontrasepsi yang pernah digunakan, biaya yang
dikeluarkan untuk pemasangan alat kontrasepsi yang sekarang dan berapa lama
Variabel tingkat pendidikan Akseptor, tidak ada satu orang pun dari
responden yang tidak tamat SD, dan mayoritas Akseptor pada penelitian ini memiliki
sebagian besar adalah menjadi ibu rumah tangga yaitu sebanyak 50 Akseptor (83,3%)
dengan pendapatan per bulan rata-rata lebih besar dari Upah Minimum Propinsi
(UMP) yang diperoleh dari hasil pekerjaan kepala rumah tangga yaitu sebanyak 39
orang (65%).
Variabel jumlah anak yang hidup sebanyak 34 Akseptor (56,6%) dari ibu
yang memiliki anak hidup 3–5 orang dan sebagian besar alat kontrasepsi yang pernah
Akseptor (50%). Variabel biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan alat kontrasepsi
dan lama responden menggunakan alat kontrasepsi yang sekarang rata-rata kurang
dari 1 tahun yaitu sebanyak 33 Akseptor (55%). Dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Total 60 100,0
3 Agama
1. Islam 56 93,3
2. Kristen Protestan 4 6,7
Total 60 100,0
4 Suku / Ras
1. Melayu 28 46,7
2. Jawa 23 38,3
3. Batak 7 11,7
4. Minang 2 3,3
Total 60 100,0
5 Pendidikan Terakhir
1. Tamat SD 8 13,3
2. Tamat SLTP/Sederajat 36 60,0
3. Tamat SMU/Sederajat 12 20,0
4. Akademi/Sarjana (S1) 4 6,7
Total 60 100,0
6 Pekerjaan
1. PNS / TNI / POLRI 3 5,0
2. Wiraswasta 7 11,7
3. Ibu Rumah Tangga 50 83,3
Total 60 100,0
7 Pendapatan / bulan
1. < UMP 21 35,0
2. > UMP 39 65,0
Total 60 100,0
4.3. Pengetahuan
Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 dapat dilihat dari hasil penelitian pada
Tabel 4.2.
No Pertanyaan Jawaban n %
1 KB IUD adalah alat kontrasepsi 1. Sangat tidak sesuai 0 0
yang dipasang di dalam rahim 2. Cenderung tidak sesuai 19 31,7
3. Ragu-ragu 1 1,7
4. Sesuai 7 11,6
5. Sangat sesuai 33 55,0
Total 60 100,0
2 Metode KB IUD merupakan 1. Sangat tidak sesuai 0 0
metode kontrasepsi jangka 2. Cenderung tidak sesuai 18 30,0
panjang 3. Ragu-ragu 0 0
4. Sesuai 10 16,7
5. Sangat sesuai 32 53,3
Total 60 100,0
3 Alat kontrasepsi KB IUD 1. Sangat tidak sesuai 0 0
sebaiknya di pasang pada saat 2. Cenderung tidak sesuai 37 61,7
haid atau segera setelah 3. Ragu-ragu 3 5,0
melahirkan 4. Sesuai 20 33,3
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
4 Alat kontrasepsi KB IUD 1. Sangat tidak sesuai 5 8,3
mempunyai efektivitas tinggi 2. Cenderung tidak sesuai 18 30,0
dan langsung efektif segera 3. Ragu-ragu 18 30,0
setelah pemasangan 4. Sesuai 19 31,7
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
5 Bagi ibu yang memasang KB 1. Sangat tidak sesuai 0 0
IUD setelah melahirkan, efek 2. Cenderung tidak sesuai 25 41,7
alat tidak mengganggu volume 3. Ragu-ragu 20 33,3
ASI 4. Sesuai 15 25,0
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
6 KB IUD tidak menyebabkan 1. Sangat tidak sesuai 3 5,0
badan gemuk 2. Cenderung tidak sesuai 27 45,0
3. Ragu-ragu 16 26,7
4. Sesuai 14 23,3
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
pengetahuan baik sebanyak 12 (20%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 dapat dilihat dari hasil penelitian pada
Tabel 4.4.
No Pertanyaan Jawaban n %
1 Merencanakan jumlah anak 1. Sangat tidak sesuai 0 0
yang sedikit dengan program 2. Cenderung tidak sesuai 35 58,3
KB dalam agama diperbolehkan 3. Ragu-ragu 2 3,3
4. Sesuai 23 38,4
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
2 Merencanakan jumlah anak 1. Sangat tidak sesuai 0 0
yang sedikit dengan metode KB 2. Cenderung tidak sesuai 35 58,3
dalam adat istiadat atau budaya 3. Ragu-ragu 2 3,3
suku ibu dapat diterima 4. Sesuai 23 38,4
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
3 Dalam ungkapan budaya 1. Sangat tidak sesuai 0 0
banyak anak banyak rejeki, ibu 2. Cenderung tidak sesuai 22 36,7
percaya bahwa ungkapan ini 3. Ragu-ragu 27 45,0
tidak bertentangan dengan 4. Sesuai 11 18,3
program KB 5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
4 Mempunyai anak dalam jumlah 1. Sangat tidak sesuai 15 25,0
yang sedikit dapat menjamin 2. Cenderung tidak sesuai 15 25,0
hari tua ibu dan ibu percaya 3. Ragu-ragu 27 45,0
dengan program KB 4. Sesuai 3 5,0
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
5 Mempunyai jumlah anak yang 1. Sangat tidak sesuai 5 8,3
sedikit akan memberikan 2. Cenderung tidak sesuai 37 61,7
keuntungan ekonomi pada 3. Ragu-ragu 2 3,3
keluarga ibu 4. Sesuai 16 26,7
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
50 (83,3%) dan kategori kepercayaan positif sebanyak 10 (16,7%), yang bisa kita
artikan bahwa pada saat ini Akseptor belum bisa menerima program KB sepenuhnya.
4.5. Nilai
Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 dapat dilihat dari hasil penelitian pada Tabel 4.6.
No Pertanyaan Jawaban n %
1 Kepesertaan dalam program KB 1. Sangat tidak sesuai 0 0
(KB IUD) akan meningkatkan 2. Cenderung tidak sesuai 3 5,0
status kesehatan ibu dan anak 3. Ragu-ragu 10 16,7
4. Sesuai 47 78,3
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
2 Kepesertaan dalam program KB 1. Sangat tidak sesuai 12 20,0
(KB IUD) akan meningkatkan 2. Cenderung tidak sesuai 22 36,7
kesejahteraan keluarga 3. Ragu-ragu 9 15,0
4. Sesuai 17 28,3
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
3 Kepesertaan dalam program KB 1. Sangat tidak sesuai 20 33,3
(KB IUD) akan menciptakan 2. Cenderung tidak sesuai 20 33,3
keluarga yang berkualitas 3. Ragu-ragu 9 15,0
4. Sesuai 11 18,4
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
Variabel nilai dikategorikan menjadi 2 yaitu nilai positif dan nilai negatif.
kategori nilai negatif yaitu sebanyak 37 (61,7%) dan kategori nilai positif sebanyak
23 (38,3%). Dapat di artikan bahwa kepesertaan Pasangan Usia Subur untuk menjadi
Akseptor KB tidak menjamin akan menjadikan keluarga lebih sejahtera. Hal ini dapat
Labu Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 dapat dilihat dari hasil penelitian pada
Tabel 4.8.
No Pertanyaan Jawaban n %
1 Ibu memilih metode KB sesuai 1. Sangat tidak sesuai 7 11,7
dengan anjuran petugas 2. Cenderung tidak sesuai 44 73,3
kesehatan 3. Ragu-ragu 2 3,3
4. Sesuai 7 11,7
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
2 Ibu memilih metode KB sesuai 1. Sangat tidak sesuai 9 15,0
dengan kondisi kesehatan 2. Cenderung tidak sesuai 32 53,3
3. Ragu-ragu 7 11,7
4. Sesuai 12 20,0
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
3 Ibu memilih metode KB bukan 1. Sangat tidak sesuai 0 0
karena ikut-ikutan dengan 2. Cenderung tidak sesuai 12 20,0
anggota keluarga atau tetangga 3. Ragu-ragu 23 38,3
lainnya 4. Sesuai 25 41,7
5. Sangat sesuai 0 0
Total 60 100,0
dan kekerabatan positif sebanyak 12 (20%). Dalam hal ini sikap responden dalam
yang akan digunakan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9.
kontrasepsi IUD. Dapat dilihat dari hasil penelitian pada Tabel 4.10.
kontrasepsi IUD dan 16 (69,6%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0,003 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga dapat
penggunaan kontrasepsi IUD. Hasil uji chi square dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,015 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga
penggunaan kontrasepsi IUD. Hasil uji chi square dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Hasil analisis uji chi square antara nilai dengan penggunaan kontrasepsi IUD
kontrasepsi IUD dan 5 (21,7%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Sedangkan dari
IUD dan 25 (67,6%) tidak menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik
diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan yang signifikan antara nilai dengan penggunaan kontrasepsi IUD.
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga
penggunaan kontrasepsi IUD. Hasil uji chi square dapat dilihat pada Tabel 4.14.
regresi logistik dengan tingkat kemaknaan sebesar p < 0,05 yaitu untuk mencari
Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011. Variabel yang potensial dimasukkan
dalam model atau variabel yang dipilih atau yang dianggap signifikan yaitu yang
mempunyai nilai p < 0,25. Karena variabel pengetahuan berjenis kategorik dengan isi
lebih dari 2 nilai, tepatnya 3 kelompok (yaitu; baik, cukup dan kurang), maka
kekerabatan.
Berdasarkan hasil akhir analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik
kekerabatan dengan nilai β = 3,449 dan p = 0,011. Hal ini menunjukkan variabel
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis
apabila hubungan kekerabatan yang ada diantara Akseptor kearah yang positif.
Serdang. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa penggunaan kontrasepsi IUD di
Serdang. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa penggunaan kontrasepsi IUD di
Serdang. Jadi dapat ditafsirkan secara teoritis bahwa penggunaan kontrasepsi IUD di
atau nilai yang positif terhadap metode KB IUD. Hasil uji regresi logistik berganda
Variabel B P value
Pengetahuan 1,977 0,025
Kepercayaan 3,179 0,011
Nilai 1,754 0,022
Kekerabatan 3,449* 0,011
Constant -8,308 0,000
persamaan regresi logistik yang dapat menafsirkan variabel independen yaitu budaya
1
( )=
1+
Nilai f (Z) dapat diganti dengan P (X) atau P (Y), sehingga rumusnya menjadi
( )= ( )( )
(Sabri, 2008)
Aplikasi model regresi tersebut pada hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1
( )= ( , , ( ) , ( ) , ( ) , ( ))
1+
f (Y) = Probabilitas penggunaan kontrasepsi IUD di Kecamatan Pantai Labu
α : Konstanta
β1 – β4 : Koefisien regresi
P : Pengetahuan
K : Kepercayaan
KR : Kekerabatan
(pengetahuan baik, kepercayaan positif, nilai positif dan kekerabatan positif) kode
nya 0, maka probalilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar
1
( )= ( , , ( ) , ( ) , ( ) , ( ))
1+
= 0,0005 atau sekitar 0,05%
1
( )= ( , , ( ) , ( ) , ( ) , ( ))
1+
= 0,9439 atau sekitar 94,39%
untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD menjadi lebih besar dibandingkan dengan
Tabel 4.16.
PEMBAHASAN
Akseptor tentang kontrasepsi IUD, meliputi pengertian IUD, keuntungan IUD, efek
samping penggunaan IUD, waktu yang tepat untuk memasang IUD dan mitos yang
orang dengan persentase tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 69,6%. Uji
statistik diperoleh nilai p = 0,003 (p < 0,05), artinya Ho ditolak sehingga dapat
penggunaan kontrasepsi IUD. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan
semakin baik pengetahuan Akseptor maka akan lebih tinggi kemungkinan untuk
proses menerima atau meolak inovasi. Dalam teori tersebut disebutkan bahwa
keputusan oleh seseoarang yang akhirnya membawa perubahan pada tingkah laku.
terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai β = 1,977 dan p = 0,025, bernilai
Deli Serdang.
Akseptor KB baik, variabel kepercayaan positif, nilai positif dan kekerabatan positif
maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,05%
(Tabel 4.16 nomor 16). Jika variabel pengetahuan baik, kepercayaan negatif, nilai
negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan
kontrasepsi IUD sebesar 69,97% (Tabel 4.16 nomor 9). Sedangkan apabila variabel
pengetahuan kurang, kepercayaan positif, nilai positif dan kekerabatan positif maka
(Tabel 4.16 nomor 8) dan apabila pengetahuan kurang, kepercayaan negatif, nilai
negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan
Akseptor melalui penyuluhan kepada Pasangan Usia Subur dan pembentukan serta
faktor yang berkaitan dengan penggunaan KB IUD pada peserta KB IUD non IUD di
pengaruh pada pengetahuan seseorang jika dia mendapat informasi yang baik dari
berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik akan dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang dan pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah tersebut
itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadipun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
Demikian juga dari hasil wawancara mendalam dan observasi yang dilakukan
pada dasarnya Akseptor mengetahui jenis pelayanan KB, kentungan dan kekurangan
responden masih tinggal bersama orang tua walaupun sudah berumah tangga. Hal ini
diberikan petugas kesehatan khusus bagian PLKB Kecamatan terkait dengan program
Keluarga Berencana.
kontrasepsi IUD sebanyak 58%. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,015 (p < 0,05),
terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai β = 3,179 dan p = 0,011, bernilai
Deli Serdang.
untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, tetapi ada juga pendapat yang mengatakan
KB tidak boleh dilakukan dengan alasan Al-Qur’an tidak diperbolehkan memakai alat
kontrasepsi yang dianggap membunuh bayi atau agama Islam menginginkan agar
Islam mempunyai umat yang besar dan kuat. Selain itu, jenis kontrasepsi IUD
dihindari oleh umat Islam karena untuk pemasangannya harus membuka aurat (Ali,
2010).
maka kelahiran harus diatur jaraknya dengan mengikuti program KB. Agama Buddha
memandang setiap manusia pada dasarnya baik dan tidak melarang umatnya
Protestan tidak melarang umatnya mengikuti program KB. Namun, agama Katolik
masih menjadi oposisi utama program KB karena hanya menerima abstinensia dan
pantang berkala (hubungan seksual hanya dilakukan pada masa tidak subur dalam
siklus bulanan seorang wanita) sebagai metode keluarga berencana yang sesuai
dengan pandangan gereja dan menolak secara tegas metode KB lainnya. Hal ini
Akseptor KB positif, pengetahuan baik, nilai positif dan kekerabatan positif maka
negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan
kontrasepsi IUD sebesar 41,19% (Tabel 4.16 nomor 5). Sedangkan apabila variabel
kepercayaan negatif, pengetahuan baik, nilai positif dan kekerabatan positif maka
(Tabel 4.16 nomor 12) dan apabila kepercayaan negatif, pengetahuan kurang, nilai
negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan
Masyarakat masih memegang teguh adat istiadat dari suku mereka atau pituah orang
KB IUD, seperti: pada suku melayu mengatakan anak itu titipan tuhan dan itu adalah
rejeki dari Yang Maha Kuasa, maka tidak berhak kita untuk menghalang-halanginya
dengan memakai alat kontrasepsi jangka panjang, mereka juga mengatakan masing-
masing anak ada rejekinya jadi tidak perlu khawatir untuk tidak bisa makan.
Sedangkan yang bersuku Batak mengatakan dia tidak mungkin memakai alat
kontrasepsi jangka panjang sebelum mendapat anak laki-laki, belum ada pengakuan
kalau anak perempuan bisa meneruskan keturunan. Responden juga tidak terima
dasarnya semakin banyak anak semakin banyak tempat orang tua tinggal ketika dia
Suku menjadi faktor yang memengaruhi terlaksananya suatu program, hal ini
dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa sebagian besar responden adalah suku
Melayu (46,7%) dan suku Jawa (38,3%). Dari hasil wawancara dengan PLKB
Melayu dan mereka tinggal di lingkungan yang banyak suku Jawanya sehingga
memberi pengaruh positif. Sedangkan masyarakat suku Jawa adalah kelompok suku
pemerintah akan terlaksana dengan baik jika masyarakatnya banyak bersuku Jawa.
Hasil penelitian tentang variabel nilai ditemukan 37 orang pada kategori nilai
67,6%. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05), artinya Ho ditolak sehingga
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara nilai dengan penggunaan
kontrasepsi IUD.
masyarakat yang tercipta melalui interaksi diantara para anggota masyarakat. Nilai
tercipta secara sosial bukan secara biologis atau bawaan sejak lahir. Nilai memuaskan
yang diinginkan atau yang tidak diharapkan, mengenai yang boleh dilakukan atau
yang tabu dilakukan. Keadaan ini menggambarkan bahwa nilai yang di anut
menjadi catatan bagi petugas dalam melakukan promosi kesehatan khususnya metode
KB IUD
penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai β = 1,754 dan p = 0,022, bernilai positif
Serdang.
positif, variabel pengetahuan baik, kepercayaan positif dan kekerabatan positif maka
(Tabel 4.16 nomor 16). Jika variabel nilai positif, pengethuan kurang, kepercayaan
negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan
kontrasepsi IUD sebesar 74,44% (Tabel 4.16 nomor 3). Sedangkan apabila variabel
nilai negatif, pengetahuan baik, kepercayaan positif dan kekerabatan positif maka
kepercayaan negatif dan kekerabatan negatif maka probabilitas individu untuk tidak
KB dan sudah mengikuti anjuran pemerintah untuk mempunyai anak dua paling
banyak tiga orang. Akan tetapi jika dilihat keadaan ekonomi, kenyamanan,
kebahagian di rumah tangga masih jauh dari harapan. Banyak masyarakat mengikuti
program Keluarga Berencana dan hanya mempunyai anak dua orang, namun pada
kenyataannya keluarga yang mempunyai anak banyak dan tidak ikut program KB
kecil yang mempunyai dua orang anak tidak bisa menyekolahkan anaknya.
Dapat dilihat dari semua rumah tangga yang ada di Kecamatan Pantai Labu,
proporsi keluarga pra sejahtera berada pada urutan kedua lebih banyak dibandingkan
dengan tahapan keluarga sejahtera lainnya, yaitu ada sebanyak 1.618 berada pada
tahapan pra keluarga sejahtera dari 9.028 rumah tangga (Dinkes, 2011).
pandangan orang tua terhadap anak dalam keluarga, dimana anak selain merupakan
kontrasepsi IUD sebanyak 60,4%. Uji statistik diperoleh nilai p = 0,002 (p < 0,05),
terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan nilai β = 3,449 dan p = 0,011, bernilai
Deli Serdang.
Akseptor KB positif, variabel pengetahuan baik, kepercayaan positif dan nilai positif
maka probabilitas individu untuk tidak menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 0,05%
(Tabel 4.16 nomor 16). Jika variabel kekerabatan positif, pengetahuan kurang,
kepercayaan negatif dan nilai negatif maka probabilitas individu untuk tidak
menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 34,84% (Tabel 4.16 nomor 2). Sedangkan
apabila variabel kekerabatan negatif, pengetahuan baik, kepercayaan positif dan nilai
1,65% (Tabel 4.16 nomor 15) dan apabila kekerabatan negati, pengetahuan kurang,
kepercayaan negatif dan nilai negatif maka probabilitas individu untuk tidak
lebih mempercayai mitos, pengalaman yang tidak jelas dan informasi yang salah atau
kurang tepat sehingga memengaruhi individu untuk menentukan sikap, dalam hal ini
dukungan dari petugas kesehatan. Akan tetapi dalam menentukan pilihan untuk
orang tua atau saudara, karena ikut-ikutan dengan teman atau tetangga, dan tidak mau
ambil resiko karena metode tersebut masih jarang digunakan di lingkungannya. Para
alat, mereka tetap menjatuhkan pilihan untuk menggunakan KB Pil atau Suntikan
Pada hasil penelitian dapat dilihat proporsi penggunaan alat kontrasepsi yang
terhadap penggunaan kontrasepsi IUD dengan p = 0,002 dan terdapat pengaruh antara
keterbatasan dana, waktu dan keterbatasan peneliti itu sendiri. Sesungguhnya banyak
faktor yang dapat diteliti pada penelitian ini, tetapi peneliti hanya mengambil 4
Labu bahwa tidak ada Akseptor yang mempermasalahkan sistim mata pencaharian,
alat IUD yang canggih, bahasa dan kesenian dalam mengambil keputusan untuk
menggunakan kontrasepsi.
6.1. Kesimpulan
3. Hasil uji regresi logistik berganda didapatkan bahwa budaya yang dominan
6.2. Saran
pembangunan keluarga.
memberdayakan tokoh agama dan tokoh masyarakat, serta kegiatan safari KB.