Sifat biodiesel WFO yang disintesis ditentukan berdasarkan sifat parameter fisik
1
dan kimia. Sifat kimia biodiesel ditentukan menggunakan spektroskopi H NMR ,
13
Spektroskopi C NMR , FT-IR (Fourier Transform- Infra-red) , dan GC ( Gas
Cromatograpy ). Sebelum dilakukan analisis sifat atau gugus fungsi menggunakan
instrument diatas , terlebih dahulu dilakukan penentuan kondisi reaksi dan konversi metil
ester berasal dari WFO. Hasil penentuan kondisi yang tepat untuk reaksi dan konversi metil
ester yang berasal dari biodiesel WFO sebagai berikut
Tabel 2 Hasil penentuan kondisi reaksi dan konversi metil ester yang berasal dari WFO
Percobaan Kondisi Reaksi Konversi (%)
Perbandingan Katalis Waktu Reaksi Suhu
molar (metanol: ( %) ( Jam) (°C)
minyak)
1 6:1 0.5 2 60 70
2 6:1 0.75 2 60 80
3 6:1 1 2 60 86
5 9:1 1 1 60 99.1
9 12:1 1 1 60 92.5
10 12:1 1.5 1 60 92.1
Keterangan : nilai yang ditebalkan mengindikasikan nilai konversi yang paling besar
3000
2000
1500
1000
500
8 7 6 5 4 3 2 1 0
ppm
Biodiesel yang diperoleh dari limbah minyak ikan juga dipelajari oleh spektrum 13C-NMR ,
prinsip penentuan gugus pada analisis ini sama dengan 1H NMR , perbedaannya terletak pada
isotop karbon yang dapat digunakan untuk NMR. dengan Deuterated chloroform (CDCl3)
sebagai pelarut , CDCl3 digunakan sebagai pelarut karena puncak yang dihasilkan tidak
mengganggu hasil analisis senyawa dalam sampel (Gambar 7b), yang menunjukkan
karakteristik puncak ester karbonil (-COO-) dan C-O di 173,96 dan 51,17 ppm, masing-
masing. Puncak sekitar 131,88 dan 127,08 ppm menunjukkan ikatan rangkap tidak jenuh
dalam metil ester. Puncak lain pada 14 ppm adalah karbon terminal dari gugus metil, dan
sinyal pada 27-34 ppm terkait dengan karbon metilen rantai karbon panjang dalam metil ester
asam lemak (Fatty Acid Metil Ester) / FAME. Hasil spekrum 13C NMR sebagai berikut
100000
80000
Intensitas (A.U)
60000
40000
20000
ppm
0,016
1735,5
0,014 2929,4
Absorbansi (A.U)
1168
1354
2851,7 718
0,012
1442
3010,78
0,010
-1
panjang gelombang cm
C16:0
C16:1
C18:2
C18:3
C14:0
C20:0
C22:0
16 18 20 22 24 26 28 30
Waktu (menit)
Kandungan ester dalam biodiesel berada dibawah angka standar yang telah
ditetapkan. Tujuan utama dari proses konversi minyak menjadi ester (metil ester) ini adalah
untuk menurunkan viskositasnya , jika kandungan ester kecil maka viskositas minyak akan
besar . Densitas minyak yang ditentukan dari biodiesel WFO pada 40 ° C, adalah 0,883 kg/l
yang sebanding dengan batas-batas untuk petro-diesel dan biodiesel.Viskositas adalah sifat
yang paling penting dari biodiesel karena mempengaruhi pengoperasian peralatan injeksi
bahan bakar pada suhu rendah sementara meningkatkan viskositas mempengaruhi fluiditas
bahan bakar. Viskositas yang ditentukan dari biodiesel WFO adalah 3,9 mm2 /s yang
sebanding dengan standar spesifikasi. Viskositas adalah properti terpenting dari biodiesel
karena mempengaruhi pengoperasian peralatan injeksi bahan bakar, terutama pada suhu
rendah ketika peningkatan viskositas mempengaruhi fluiditas bahan bakar. Viskositas tinggi
menyebabkan atomisasi yang lebih buruk dari semprotan bahan bakar