Disusun Oleh:
PUSPITA NUGRAHENI
155030701111001
Kelas B
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
Review Jurnal: Relationship between decision-making style, competitive strategies and
organisational performance among construction organisations (Hubungan antara gaya
pengambilan keputusan, strategi bersaing dan kinerja organisasi antar organisasi konstruksi)
Ringkasan:
Makalah ini mengkaji dan menganalisis pengaruh pengambilan keputusan strategis dan
strategi bersaing terhadap kinerja organisasi berdasarkan teori kontingensi. Pemimpin
organisasi diharapkan membuat keputusan strategis yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap kinerja organisasi mereka. Gaya dan kecepatan pengambilan keputusan telah
dilaporkan sangat terkait dengan kinerja organisasi. Pendekatan kontingensi
menyatakan struktur pengambilan keputusan dipilih berdasarkan strategi kompetitif yang
digunakan oleh organisasi dan mengasumsikan bahwa organisasi yang secara hati-hati
memilih strategi mereka dengan perhatian yang memadai terhadap struktur pengambilan
keputusan mengungguli pesaing mereka. Beberapa isu utama di bidang manajemen strategis
adalah klarifikasi mengenai proses pengembangan strategi dan maksud strategis yang niscaya
mendefinisikan akhir sehingga dapat memberikan sebuah rencana pengambilan keputusan
yang akan menghasilkan perumusan strategi yang efektif. Strategi kompetitif sebuah
organisasi dan hubungan strukturalnya sangat penting dalam meningkatkan kinerja organisasi
dan dalam meningkatkan keunggulan kompetitifnya, namun mungkin tidak cukup bagi
organisasi untuk merencanakan ceruk pasar industri saat ini dan kendala yang terkait. Oleh
karena itu, manajer organisasi perlu membuka peluang bisnis baru yang dapat membuat
organisasi tumbuh dan mengembangkan kekuatan kompetitif melalui pengambilan
keputusan. Strategi pengambilan keputusan strategis dan strategi bersaing telah menjadi isu
topikal di antara para ilmuwan dari berbagai latar belakang, terutama di kalangan peneliti di
bidang manajemen strategis dan bidang teori organisasi. Hal ini diyakini bahwa
kualitas pengambilan keputusan bergantung pada proses dan maksud strategis organisasi. Ini
memberi tekanan pada organisasi untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka
dan merancang mekanisme untuk mengenali peluang bisnis yang bersangkutan dan
beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang dinamis dengan cara yang akan mengurangi atau
menghilangkan ancaman bisnis. Identifikasi faktor-faktor ini tidak hanya akan
memungkinkan organisasi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing
industri mereka, tetapi juga menjamin kelangsungan hidup yang dibutuhkan untuk tetap
bertahan dalam bisnis dengan mendapatkan fit strategis yang diantisipasi. Oleh karena itu,
manajer sebuah organisasi harus memutuskan apakah akan mengambilnya kontrol penuh atas
proses pengambilan keputusan atau untuk memungkinkan kontribusi dari karyawan lain saat
membuat keputusan. Ini karena eksentrisitas pembuat kunci keputusan dalam organisasi
mana pun memainkan peran penting dalam pengaruh gaya pengambilan keputusan. Terlepas
dari pentingnya pengambilan keputusan gaya sebagai alat penilaian diri yang mengharuskan
organisasi mengevaluasi modusnya operandi secara inertly, ada sedikit pemahaman tentang
bagaimana gaya pengambilan keputusan mempengaruhi kinerja organisasi dengan
memperhatikan strategi bersaing. Efek pada kinerja organisasi harus diteliti dengan
menggunakan teori kontingensi. Namun, ada yang kurang empiris atau teoritis penelitian
yang ditujukan untuk investigasi bagaimana strategi bersaing dan gaya pengambilan
keputusan mempengaruhi kinerja organisasi dalam konteks konstruksi, kecuali beberapa studi
tentang gaya kepemimpinan dalam konstruksi. Tujuan utama penelitian yang dilaporkan
dalam makalah ini adalah untuk menguji pengaruhnya gaya pengambilan keputusan memiliki
kekuatan hubungan antara strategi bersaing dan kinerja organisasi.
Review:
Dari 72 kuisioner yang tersebar, 76% responden menunjukkan dari organisasi yang
berpartisipasi dalam bisnis kontruksi selama lebih dari 10 tahun, sedangkan 22%
menunjukkan mereka memiliki pengalaman kurang dari 10 tahun. Dengan demikian, dapat
ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menunjukkan bahwa organisasi mereka
memiliki pengalaman yang cukup dalam industri bisnis kontruksi.
Sedangkan untuk gaya direktif, saya kurang setuju. Karena pada gaya ini organisasi
memerlukan waktu lama untuk mengambil keputusan, toleransi rendah, dan juga cenderung
mempunyai gaya kepemimpinan otokratis. Dalam hal ini, sebaiknya gaya direktif ini diganti
dengan gaya konseptual.
Gaya konseptual ini mempunyai toleransi tinggi, berpandangan luas dalam memecahkan
masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang.
Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat
sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.
Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam
menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat
membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan.
Jadi menurut saya, organisasi akan lebih baik jika mengadopsi gaya analitik dan gaya
konseptual. Dua gaya ini saling melengkapi satu sama lain. Gaya analitik menekankan
toleransi yang tinggi, lebih banyak mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif
sedangkan gaya konseptual menekankan memecahkan masalah dengan pandangan yang luas,
mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan, melibatkan banyak orang
untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan intuisi dalam mengambil
keputusan, berani mengambil resiko dan seringkali menemukan solusi yang kreatif.
Adapaun juga faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan Menurut Terry
(1989) sebagai berikut:
1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional
perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi;
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain;
4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini
kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang
baik;
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah
keputusan yang diambil itu betul; dan
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan, antara lain:
1. Fisik. Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman,
atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang
menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang
memberikan kesenangan.
2. Emosional. Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu
situasi secara subyektif.
3. Rasional. Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi,
memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal. Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya
melalui kemampuannya dalam bertindak.
5. Interpersonal. Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan
antar satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural. Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan
mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku
tertentu.
Oleh karena itu kualitas pengambilan keputusan tergantung pada proses dan maksud
stategis suatu organisasi. Hal ini menyebabkan tertekannya suatu organisasi karena
mereka harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi mereka untuk mencari
peluang bisnis dan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan bisnis. Dengan
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu organisasi juga berdampak pada
bertahannya suatu bisnis karena dapat mengetahui keunggulan kompetitif organisasi yan
tidak mungkin dimiliki oleh organisasi yang lain.
Kelemahan dalam jurnal ini adalah jurnal ini terlalu banyak basa-basa dan teori sehingga
menyebabkan pembaca cepat bosan. Seharusya isi jurnal ini bisa langsung mengarah ke hasil
penelitian dan pembahasan, tidak perlu banyak basa-basinya.
Kelebihan dalam jurnal ini adala jurnal ini menjelaskan strategi gaya pengambilan keputusan
dengan baik dan menjelaskan pula efek pengambilan keputusan secara tidak langsung
mempengaruhi kinerja organisasi.
Kesimpulan:
Daftar Pustaka
Oyewobi, Luqman Oyekunle, Abimbola Windapo, dan James Olabode Bamidele Rotimi.
(2016) Relationship between decision-making style, competitive strategies and
organisational performance among construction organisations. [Internet]. Tersedia dari:
<https://search.proquest.com/docview/1844292289/fulltextPDF/259206581757460APQ/1?ac
countid=46437> [Diakses pada 17 Desember 2017].
Pangestu, Rifqi Pradana. (2014) Pengambilan Keputusan. [Internet blog]. Tersedia dari:
<http://world-at.blogspot.co.id/2014/12/pengambilan-keputusan_86.html>[Diakses pada 17
Desember 2017].
Wira, Dewa. (2012) 4 Gaya Pengambilan Keputusan. [Internet blog]. Tersedia dari:
<http://degung-wira.blogspot.co.id/2012/10/4-gaya-pengambilan-keputusan.html>[Diakses
pada 17 Desember 2017].
Eka, Riyan. (2015) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan.
[Internet blog]. Tersedia dari: <https://ryanzzeka.wordpress.com/2015/05/01/faktor-faktor-
yang-mempengaruhi-pengambilan-keputusan/>[Diakses pada 17 Desember 2017].