Anda di halaman 1dari 20

HUKUM KEKEKALAN ENERGI

Sebuah batu diatas meja jatuh kebawah, sewaktu berada batu diatas meja, energi yang dimiliki batu nilainya
tertentu. Karena batu diatas meja hanya memiliki energi potensial, maka seluruh energi yang dimiliki oleh batu berasal
dari energi potensial.
Selanjutnya, ketika batu jatuh meluncur turun ke lantai maka batu memiliki energi potensial dan juga energi
kinetik. Jumlah energi potensial dan energi kinetik batu ketika meluncur sama dengan energi potensial batu ketika berada
diatas meja. Ketika batu tiba dilantai, timbul energi bunyi dan panas. Jumlah energi bunyi dan energi panas sama dengan
jumlah energi potensial dan energi kinetik batu ketika sedang meluncur.
Jadi, energi yang dimiliki oleh benda sebelum dan sesudah terjadi perubahan energi adalah sama. Dengan kata lain, energi
yang dimiliki oleh benda selalu konstan (tetap), meskipun terjadi perubahan energi. Pernyataan ini dikenal dengan
nama hukum kekekalan energi.
Hukum kekekalan energi dapat juga dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tapi hanya berubah bentuk. Ketika kita menyalakan lampu, kita hanya mengubah energi listrik menjadi
energi cahaya. Kita tidak menciptakan energi cahaya, kita tidak memusnahkan energi listrik, melainkan hanya mengubah
bentuknya.
Manusia memang tidak dapat menciptakan energi, namun manusia dapat membuat alat-alat yang dapat mengubah energi.
Energi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan usaha.
Energi tidak dapat dilihat namun akibat dari energi tersebut dapat diamati. Pada kesempatan kali ini kami akan membahas
lebih jauh mengenai Energi ditinjau dari Hukum Kekekalan Energi.
Hukum Kekekalan energi merupakan suatu hukum yang menjelaskan mengenai sifat energi yang tetap atau kekal serta
bagaimana energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan melainkan hanya berubah bentuk.

Pencetus dari hukum kekekalan energi yaitu James Prescott Joule, seorang ilmuwan dari Inggris.
Berikut adalah bunyi dari Hukum Kekekalan Energi :
“Energi tidak bisa dimusnahkan maupun diciptakan, melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya”
Hukum kekekalan energi menjadi sebuah konsep dasar pada ilmu fisika, dimana pada hukum ini dijelaskan mengenai
energi yang bersifat kekal dan dapat dikonversi ke sebuah sistem.
Pada umumnya, suatu energi dapat diubah ke dalam energi bentuk lain, misal energi potensial yang dapat diubah menjadi
energi kinetik.
Besaran pada Hukum Kekekalan Energi
Berikut adalah penjelasan mengenai besaran-besaran yang ada dalam hukum kekekalan energi :
 Massa
Massa merupakan salah satu besaran pokok dalam fisika yang menggambarkan banyak materi pada suatu objek.
Massa diambil dari banyaknya kombinasi total atom, jenis atom, kecepatan atom, maupun penyusun dari objek tersebut.
Seringkali massa disamakan dengan berat, walau dari sisi ilmiah keduanya berbeda. Berat merupakan nilai dari interaksi
massa dengan medan gravitasi, yang artinya nilai berat dapat berubah sesuai dengan gravitasinya.
 Kecepatan
Kecepatan merupakan besaran pada fisika yang menunjukkan seberapa cepat benda dapat berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Kecepatan diperoleh dari perkalian antara waktu dengan jarak tempuh
 Percepatan gravitasi
Percepatan gravitasi merupakan percepatan dari perubahan kecepatan suatu benda karena gaya gravitasi atau adanya gaya
tarik menarik pada benda yang memiliki massa. Nilai standar untuk percepatan graviitasi bumi adalah 9,8 m/s 2 atau
dibulatkan menjadi 10 m/ s2
 Ketinggian
Ketinggian merupakan posisi benda pada permukaan bumi. Prinsip utamanya sama dengan jarak, hanya saja ketinggian
dihitung secara vertikal sementara jarak dihitung secara horizontal. Dalam satuan internasional ketinggian memiliki
satuan meter dan dilambangkan dengan huruf h kecil.
Bentuk Energi pada Hukum Kekekalan Energi
1. Energi Kinetik
Energi Kinetik adalah usaha yang diperlukan untuk menggerakkan benda diam dengan massa tertentu hingga mencapai
suatu kecepatan. Sehingga dapat dikatakan energi kinetik merupakan energi yang dimiliki benda karena benda tersebut
bergerak. Kata kinetik sendiri diambil dari bahasa Yunani yaitu dari kata kinesis yang memiliki arti gerak.
Secara umum ada dua jenis energi kinetik, antara lain :

 Energi Kinetik Translasi, merupakan energi pada benda yang memiliki garis lurus sebagai lintasannya atau dapat
dikatakan benda yang mengalami gerak lurus.
 Energi kinetik rotasi, merupakan energi pada benda dengan lintasan lingkaran atau dapat dikatakan benda tersebut
berotasi.
2. Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi yang dipengaruhi oleh posisi atau ketinggian suatu benda. Tiga faktor utama yang
memengaruhi energi potensial adalah massa, gaya gravitasi dan ketinggian benda.
Suatu benda dapat menyimpan energi karena kedudukan atau posisi benda tersebut. Contohnya, suatu beban yang
diangkat setinggi h akan memiliki energi potensial, sementara busur panah yang berada pada posisi normal (saat busur itu
tidak diregangkan) tidak memiliki energi potensial. Dengan demikian, energi potensial adalah energi yang tersimpan
dalam suatu benda akibat kedudukan atau posisi benda tersebut dan suatu saat dapat dimunculkan.

Energi potensial terbagi atas dua, yaitu energi potensial gravitasi dan energi potensial elastis. Energi potensial gravitasi ini
timbul akibat tarikan gaya gravitasi Bumi yang bekerja pada benda. Contoh energi potensial gravitasi ini adalah seperti
pada Gambar 5a.

Gambar 5. (a) Beban yang digantung pada ketinggian tertentu memiliki energi potensial gravitasi. (b) Busur yang
teregang memiliki energi potensial elastis, sedangkan yang tidak teregang tidak memiliki energi potensial. [2]
Jika massa beban diperbesar, energi potensial gravitasinya juga akan membesar. Demikian juga, apabila ketinggian benda
dari tanah diperbesar, energi potensial gravitasi beban tersebut akan semakin besar. Hubungan ini dinyatakan dengan
persamaan :

EP = mgh

dengan:
EP = energi potensial (joule),
w = berat benda (newton) = mg,
m = massa benda (kg),
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2), dan
h = tinggi benda (m).

Sebuah benda yang berada pada suatu ketinggian tertentu apabila dilepaskan, akan bergerak jatuh bebas sebab benda
tersebut memiliki energi potensial gravitasi. Energi potensial gravitasi benda yang mengalami jatuh bebas akan berubah
karena usaha yang dilakukan oleh gaya berat. Perhatikanlah Gambar 6.
Gambar 6. Usaha yang ditimbulkan oleh gaya berat sebesar –mg(h2 – h1).
Apabila tinggi benda mula-mula h1 usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk mencapai tempat setinggi h1 adalah
sebesar:

Ww = mgh1 – mgh2
Ww = mg (h1 – h2)
Ww = –mg(h2 – h1)

dengan:
Ww = usaha oleh gaya berat.

Oleh karena mgh = EP, perubahan energi potensial gravitasinya dapat dinyatakan sebagai ΔEP sehingga Persamaan dapat
dituliskan :

Ww = Δ EP

4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Dalam proses melakukan usaha, benda yang melakukan usaha itu memindahkan energi yang dimilikinya ke benda lain.
Energi yang dimiliki benda agar benda itu dapat melakukan usaha dinamakan energi mekanik.

Gambar 9. Energi mekanik benda dalam bentuk energi potensial dan energi kinetik dapat diubah menjadi usaha.
Perhatikanlah Gambar 9. Beban yang ditarik sampai di ketinggian h memiliki energi mekanik dalam bentuk energi
potensial. Saat tali yang menahan berat beban digunting, energi berubah menjadi energi kinetik. Selanjutnya, saat beban
menumbuk pasak yang terletak di bawahnya, beban tersebut memberikan gaya yang menyebabkan pasak terbenam ke
dalam tanah. Beban itu dikatakan melakukan usaha pada pasak.

Dengan demikian, energi mekanik dapat didefinisikan sebagai jumlah energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki
oleh suatu benda, atau disebut juga energi total. Besarnya energi mekanik suatu benda selalu tetap, sedangkan energi
kinetik dan energi potensialnya dapat berubah-ubah. Penulisannya secara matematis adalah sebagai berikut.

EM = EP + EK

Benda yang jatuh bebas akan mengalami perubahan energi kinetik dan energi potensial gravitasi. Perhatikanlah Gambar
10.
Gambar 10. Hukum Kekekalan Energi Mekanik suatu bola yang jatuh bebas dari ketinggian h1 dengan kecepatan awal v1
ke ketinggian h2 dengan kecepatan v2.
Suatu bola dilepaskan dari suatu ketinggian sehingga saat bola berada pada ketinggian h1 dari permukaan tanah, bola itu
memiliki v1 Setelah mencapai ketinggian h2 dari permukaan tanah, kecepatan benda berubah menjadi v2.

Saat bola benda berada di ketinggian h1 energi potensial gravitasinya adalah EP1 dan energi kinetiknya EK1. Saat benda
mencapai ketinggian h2 energi potensialnya dinyatakan sebagai EP2 dan energi kinetiknya EK2. Anda telah mempelajari
bahwa perubahan energi kinetik dan energi potensial benda adalah usaha yang dilakukan gaya pada benda. Dengan
demikian, dapat dituliskan

W = ΔEK = ΔEP
EK2 – EK1 = EP1 – EP2
EP1 + EK1 = EP2 + EK2
mgh1 + ½ mv12 = mgh2 + ½ mv22
Persamaan (1–13) ini disebut Hukum Kekekalan Energi Mekanik.

Alat tersebut digunakan oleh James Joule untuk mengukur padanan mekanis dengan panas. Dengan membandingkan
usaha yang dilakukan pemberat yang jatuh dengan panas yang dihasilkan, Joule berkesimpulan bahwa jumlah usaha yang
sama selalu menghasilkan jumlah panas yang sama. (Sumber: Jendela Iptek, 1997)

3. Energi Mekanik
Energi mekanik merupakan energi yang berkaitan dengan gerak dan posisi suatu benda.
Oleh sebab itu, energi mekanik dapat dikatakan sebagai hasil penjumlahan dari energi kinetik dan energi potensial dalam
suatu usaha.
Contoh : Saat kita menggunakan palu untuk memukul paku, palu akan diangkat dan menyebabkan posisinya menjadi
lebih tinggi sehingga terjadi energi potensial, lalu saat palu digerakkan dengan kecepatan tertentu terjadilah energi
kinetik.
Saat akhirnya paku dan bersentuhan, palu akan mendorong paku dan disinilah energi mekanik terjadi, dimana tujuan telah
tercapai.
Demikianlah pembahasan mengenai Pengertian dan Hukum Kekekalan Energi. Semoga informasi ini dapat bermanfaat
bagi anda.

Contoh dalam sebuah bola yang dilempar vertikal ke atas sampai jatuh lagi ke lantai. Ketika bola bergerak ke atas,
kecepatan bola semakin lama semakin melambat karena diperlambat oleh percepatan gravitasi dan ketinggian bola
semakin besar. Pada ketinggian tertentu, bola berhenti sesaat dan kembali lagi ke bawah dengan kecepatan yang semakin
besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa energi kinetik semakin lama semakin kecil sampai menjadi nol ketika berhenti
sesaat pada ketinggian maksimum. Ke manakah energi kinetik tersebut? Energi kinetik tersebut ternyata berubah
menjadi energi potensial (Ep) sampai akhirnya mencapai maksimum pada saat mencapai ketinggian maksimum. Begitu
pula sebaliknya, energi potensial semakin kecil ketika bola tersebut bergerak ke bawah mendekati lantai. Adapun energi
kinetiknya semakin besar dan mencapai nilai paling besar ketika sampai di lantai, tetapi energi potensial bernilai nol
ketika sampai di lantai. Setelah diam di lantai, semua energi mekanik benda habis. Nah setiap energi di atas dapat
merubah menajdi bentuk energi yang lain dengan memenuhi hukum kekekalan energi.
Pengertian Energi

Energi memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan kemajuan suatu negara. Seluruh aktivitas
kehidupan manusia bisa dilakukan dengan melibatkan penggunaan energi. Pada zaman prasejarah sampai awal zaman
sejarah, hanya kayu yang digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan memasak dan pemanasan. Sekitar awal abad
ke-13 mulai digunakan batubara. Penemuan mesin uap yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya pada abad
ke-18 membawa perkembangan baru dalam kehidupan manusia. Mesin uap ini mampu menghasilkan energi yang cukup
besar untuk menggerakkan mesin-mesin industri sehingga memacu api revolusi industri di Eropa, di mana energi mulai
digunakan secara besar-besaran.

Pada awal abad ke-19, muncullah minyak bumi yang berperan sebagai sumber energi untuk pemanasan dan penerangan
sehingga mulai menggantikan peran batubara. Kemudian, peran minyak bumi pun mulai digantikan oleh energi listrik
pada akhir abad ke-19.

Gambar 4. Skema pembangkit listrik tenaga batubara.


Energi listrik dihasilkan dari proses pengubahan energi gerak putaran generator. Pada umumnya, sumber energi yang
digunakan untuk memutar generator berasal dari minyak bumi, batubara, dan gas alam. Oleh karena energi listrik ini
dihasilkan dari proses pengubahan energi lain yang tersedia di alam, energi listrik disebut juga energi sekunder. Energi
listrik terus memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sampai saat ini. Pada abad ke-20 ditemukan lagi
alternatif sumber energi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, di antaranya energi panas bumi, nuklir, dan surya.

Apakah energi itu? Secara umum, dapat dikatakan bahwa energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Anda
membutuhkan energi agar dapat berjalan, berlari, bekerja, dan melakukan berbagai aktivitas lainnya. Dari manakah energi
yang Anda butuhkan untuk beraktivitas tersebut? Makanan dan minuman memberikan Anda energi kimia yang siap
dibakar dalam tubuh sehingga akan dihasilkan energi yang Anda perlukan untuk melakukan usaha atau aktivitas sehari-
hari. Mobil dan sepeda motor dapat bergerak karena adanya sumber energi kimia yang terkandung dalam bensin.
Dapatkah Anda menyebutkan bentuk-bentuk energi lainnya yang Anda ketahui?

Energi baru dapat dirasakan manfaatnya apabila energi tersebut telah berubah bentuk. Contohnya, energi kimia dalam
bahan bakar berubah menjadi energi gerak untuk memutar roda. Energi listrik berubah menjadi energi cahaya lampu,
menjadi energi kalor pada setrika, rice cooker, magic jar, dan dispenser, serta menjadi energi gerak pada bor, mesin cuci,
mixer, dan kipas angin.
ENERGI KERJA & DAYA

Kata ’kerja’ dalam fisika disamakan dengan kata usaha. Kerja atau Usaha secara spesifik dapat juga didefinisikan
sebagai hasil kali besar perpindahan dengan komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan.
Persamaan usaha dapat dirumuskan sebagai berikut
W = F. s

W = usaha (joule)
F = gaya yang sejajar dengan perpindahan (N)
s = perpindahan (m)

 Energi
Energi merupakan salah satu konsep yang penting dalam sains. Meski energi tidak dapat diberikan sebagai suatu definisi
umum yang sederhana dalam beberapa kata saja, namun secara tradisional, energi dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk melakukan usaha atau kerja.

1. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang berkaitan dengan kedudukan suatu benda terhadap suatu titik acuan. Dengan
demikian, titik acuan akan menjadi tolok ukur penentuan ketinggian suatu benda.
EP = mgh
dengan:
EP = energi potensial (joule),
w = berat benda (newton) = mg,
m = massa benda (kg),
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2), dan
h = tinggi benda (m).

2.Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena gerakannya. Jadi, setiap benda yang bergerak memiliki
energi kinetik. Contohnya, energi kinetik dimiliki oleh mobil yang sedang melaju, pesawat yang sedang terbang, dan-
anak yang sedang berlari. Secara umum, persamaan energi kinetik dituliskan sebagai :
EK = ½ mv2
dengan:
EK = energi kinetik (joule),
m = massa benda (kg), dan
v = kecepatan benda (m/s).

Pengertian Daya
Besaran usaha menyatakan gaya yang menyebabkan perpindahan benda. Namun, besaran ini tidak memperhitungkan
lama waktu gaya itu bekerja pada benda sehingga menyebabkan benda berpindah. Kadang-kadang usaha dilakukan sangat
cepat dan di saat lain usaha dilakukan sangat lambat. Misalnya, Ani mendorong lemari untuk memindahkannya dari pojok
kamar ke sisi lain kamar yang berjarak 3 m. Dalam melakukan usahanya itu, Ani membutuhkan waktu 5 menit. Apabila
lemari yang sama dipindahkan oleh Arif, ia membutuhkan waktu 3 menit. Ani dan Arif melakukan usaha yang sama,
namun keduanya membutuhkan waktu yang berbeda. Besaran yang menyatakan besar usaha yang dilakukan per satuan
waktu dinamakan daya.

Dengan demikian, Anda dapat mengatakan bahwa Arif memiliki daya yang lebih besar daripada Ani. Daya didefinisikan
sebagai kelajuan usaha atau usaha per satuan waktu. Daya dituliskan secara matematis sebagai berikut.

P=W/t

dengan:
W = usaha (joule),
t = waktu (sekon), dan
P = daya (J/s atau watt).
Mobil, motor, atau mesin-mesin lainnya sering dinyatakan memiliki daya sekian hp (horse power) yang diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia sebagai daya kuda dengan 1 hp = 746 watt.

Dalam perhitungan teknik, besarnya 1 hp kadang-kadang dibulatkan, yaitu 1 hp = 750 watt. Hubungan antara daya dan
kecepatan diturunkan sebagai berikut.
dengan:
F = gaya (N), dan
v = kecepatan (m/s).

Percobaan Fisika Sederhana :


Menghitung Daya Saat Menaiki Tangga

Alat dan Bahan


1. Dua orang (Anda dan salah seorang teman Anda)
2. Tangga
3. Stopwatch
4. Timbangan
5. Meteran
Prosedur :

1. Timbanglah berat badan Anda, kemudian konversikan satuannya dalam Newton.


2. Ukurlah tinggi tangga (h).
3. Jalankan stopwatch dan larilah ke atas tangga secepat yang Anda mampu. Hitunglah jumlah anak tangga
yang Anda lalui sambil berlari.
4. Hentikan stopwatch saat Anda mencapai puncak tangga.
5. Hitunglah daya yang telah Anda keluarkan saat berlari menaiki tangga menurut persamaan berikut.
6. Ulangilah langkah 1 sampai dengan 5, tetapi kegiatannya dilakukan oleh teman Anda. Samakah daya
yang Anda keluarkan dengan teman Anda? Diskusikan.
JENIS – JENIS BAHAN BAKAR

Bahan bakar adalah suatu materi yang bisa di ubah menjadi energi. Kebanyakan bahan bakar di pakai melalui
proses pembakaran yang di reaksikan dengan oksigen ( O2) ,dimana bahan bakar berfungsi sebagai bahan yang akan di
bakar.
Berdasarkan meterinya bahan bakar dapat di bedakan menjadi 3 jenis :
1. Bahan bakar padat
2. Bahan bakar gas
3. Bahan bakar cair

1. Bahan Bakar Padat


Bahan bakar padat yang umum digunakan adalah batubara. Batubara diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama
yakni antracit, bituminous, dan lignit.
 Antracit
Antracit merupakan batubara tertua jika dilihat dari sudut pandang geologi, yang merupakan batubara keras, tersusun dari
komponen utama karbon dengan sedikit kandungan bahan yang mudah menguap dan hampir tidak berkadar air.
 Lignit
Lignit merupakan batubara termuda dilihat dari pandangan geologi, batubara ini merupakan batubara lunak yang tersusun
terutama dari bahan yang mudah menguap dan kandungan air dengan kadar fixed carbon yang rendah. Fixed carbon
merupakan karbon dalam keadaan bebas, tidak bergabung dengan elemen lain. Bahan yang mudah menguap merupakan
bahan batubara yang mudah terbakar yang menguap apabila batubara dipanaskan.
 Bituminous
Bituminous adalah jenis batubara yang lebih tinggi tingkatan kualitasnya. Mayoritas berwarna hitam, namun kadang
masih ada yang berwarna coklat tua. Dinamakan bituminous dikarenakan adanya kandungan bitumen/aspal. Batubara
jenis ini memiliki kandungan karbon sebanyak 60-80%, dan sisanya berupa air, udara, hidrogen, dan sulfur. Batubara
yang umum digunakan, contohnya pada industri di India adalah batubara bituminous dan sub-bituminous.
 Sifat fisik dan kimia batubara
Sifat fisik batubara termasuk nilai panas, kadar air, bahan mudah menguap dan abu. Sifat kimia batubara tergantung dari
kandungan berbagai bahan kimia seperti karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur. Nilai kalor batubara beraneka ragam dari
tambang batubara yang satu ke yang lainnya.
 Analisis batubara
Terdapat dua metode untuk menganalisis batubara:
1. Analisis ultimate dan
2. Analisis proximate.
Analisis ultimate menganalisis seluruh elemen komponen batubara, padat atau gas dan analisis proximate
meganalisis hanya fixed carbon, bahan yang mudah menguap, kadar air dan persen abu. Analisis ultimate harus dilakukan
oleh laboratorium dengan peralatan yang lengkap oleh ahli kimiayang trampil, sedangkan analisis proximate dapat
dilakukan dengan peralatan yang sederhana.

2. Bahan bakar gas


Bahan bakar gas merupakan bahan bakar yang sangat memuaskan sebab hanya memerlukan sedikit handling dan
sistim burner nya sangat sederhana dan hampir bebas perawatan. Gas dikirimkan melalui jaringan pipa distribusi sehingga
cocok untuk wilayah yang berpopulasi tinggi atau padat industri. Walau begitu, banyak pemakai perorangan yang besar
memiliki penyimpan gas, bahkan beberapa diantara mereka memproduksi gasnya sendiri.

a. Jenis-jenis bahan bakar gas


Berikut adalah daftar jenis-jenis bahan bakar gas:
 Bahan bakar yang secara alami didapatkan dari alam:
o Gas alam
o Metan dari penambangan batubara
 Bahan bakar gas yang terbuat dari bahan bakar padat
o Gas yang terbentuk dari batubara
o Gas yang terbentuk dari limbah dan biomasa
o Dari proses industri lainnya (gas blast furnace)
 Gas yang terbuat dari minyak bumi
o Gas Petroleum cair (LPG)
o Gas hasil penyulingan
o Gas dari gasifikasi minyak
 Gas-gas dari proses fermentasi
Bahan bakar bentuk gas yang biasa digunakan adalah gas petroleum cair (LPG), gas alam, gas hasil produksi, gas
blast furnace, gas dari pembuatan kokas, dll. Nilai panas bahan bakar gas dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter
kubik (kKal/Nm3) ditentukan pada suhu 'normal (200C) dan tekanan normal (760 mm Hg).

Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avgas didisain untuk
bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution), mesin piston dengan
sistem pengapian.

Avtur (Aviation Turbine)

Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk
bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution).

Bensin

Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin
dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai
mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number).
Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Premium (RON 88) :


Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya
zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor
bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-lain.

2. Pertamax (RON 92) :


ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded).
Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan
teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.

3. Pertamax Plus (RON 95) :


Jenis BBM ini telah memenuhi standar performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk
kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah
lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang
menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers
dan catalytic converters.

Minyak Tanah (Kerosene)

Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C
dan tidak berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating, dll.
Umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan), usaha kecil.

Minyak Solar (HSD)

High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka performa cetane number 45, jenis BBM ini
umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik
(injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor trasportasi dan
mesin industri.

Minyak Diesel (MDF)

Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk cair pada temperatur rendah.
Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor
industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).

Minyak Bakar (MFO)

Minyak Bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini
memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dibandingkan minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk
pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar untuk steam power station dan beberapa
penggunaan yang dari segi ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar tidak jauh berbeda
dengan Marine Fuel Oil (MFO)
Biodiesel

Jenis Bahan Bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-petroleum dan terbuat dari sumber
terbaharui seperti minyak nebati atau hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono-
alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis Produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan
campuran 95 persen diesel petrolium dan mengandung 5 persenCPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid Methyl Ester
(FAME)

Pertamina Dex

Adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki
angka performa tinggi dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300
ppm, jenis BBM ini direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail System),
sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga yang lebih besar.
ENTALPI PEMBAKARAN

Reaksi pembakaran adalah reaksi antara suatu zat dengan oksigen. Zat zat yang bereaksi umumnya adalah zat
yang mudah terbakar yang secara umum kebanyakan mengandung unsur karbon, hidrogen dan belarang disamping juga
mengandung unsur lainnya.
Entalpi pembakaran (kalor pembakaran ) adalah ΔH reaksi pembakaran satu mol zat secara sempurna dengan zat O2.
Semua reaksi pembakran selalu eksoterm (menghasilkan energi/ kalor) sehingga harga entalpi pembakaran suatu zat
selalu negatif.
Zat-zat yang umum digunakan sabagai bahan bakar dalam kehidupan sehari-hari biasanya mengandung atom-atom
karbon (C), hidrogen (H), belerang (S) atau nitrogen (N), yang pada pembakaran sempurna masing-masing menghasilkan
CO2, H2O, SO2, atau NO2.

Panas yang timbul atau diserap pada suatu reaksi panas itu tidak bergantung pada hasil akan tetapi bagaimana
reaksi tersebut berlangsung dari awal sampai akhir. Berdasarkan hukum Hess tersebut maka dapat dicari panas reaksi bagi
suatu reaksi-reaksi yang sukar dilakukan. Panas pembentukan adalah panas reaksi pada pembentukan satu mol suatu zat
dari unsur-unsurnya, jika aktivitas pereaksinya satu, hal ini disebut dengan panas pembentukan standar. Untuk zat cair,
gas dan padat keadaan standarnya adalah keadaan pada satu atmosfer. Panas pembakaran adalah panas yang timbul pada
pembakaran satu mol suatu zat, biasanya panas pembakaran ditentukan secara eksperimen pada V tetap dalam bom
kalorimeter. Dari panas pembakaran, dapat diperoleh panas pembentukan senyawa-senyawa organik. Panas pembakaran
mempunyai arti penting pada bahan-bahan bakar sebab nilai suatu bahan bakar ditentukan oleh besarnya panas
pembakaran zat yang bersangkutan (Sugiyarto, 1997).
Kalor adalah energi yang menyebabkan suatu zat memiliki suhu. Jika zat menerima kalor, maka zat itu akan
mengalami suhu hingga tingkat tertentu sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud, seperti perubahan wujud
dari padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut
akan melepaskan sejumlah kalor. Dalam Sistem Internasional (SI) satuan untuk kalor dinyatakan dalam satuan kalori
(kal), kilokalori (kkal), atau joule (J) dan kilojoule (kj).
1 kilokalori= 1000 kalori
1 kilojoule= 1000 joule
1 kalori = 4,18 joule
1 kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air sehingga suhunya naik sebesar 1 oC atau
1K. jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 oC atau 1K dari 1 gram zat disebut kalor jenis Q= m.c.ΔT,
satuan untuk kalor jenis adalah joule pergram perderajat Celcius (Jg -1oC-1) atau joule pergram per Kelvin (Jg-1oK-
1
) (Pudjaatmaka, 2001).
Kalorimeter adalah jenis zat dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri
termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalormetri berasal dari bahasa latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri
tidak langsung menghitung panas pada makhluk hidup yang memproduksi karbon dioksida dan buangan nitrogen
(ammonia, untuk organisme perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavoisier (1780) menyatakan
bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen dengan menggunakan regresi acak. Hal ini
membenarkan teori energi dinamik. Pengeluaran panas oleh makhluk hidup ditempatkan di dalam kalorimeter untuk
dilakukan langsung, di mana makhluk hidup ditempatkan didalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran. Jika benda
atau sistem diisolasi dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar, temperatur akan
berubah. Bersamaan dengan kapasitas dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan panas (Achmadi,
1987).
Perpindahan kalor pada volume tetap bom kalorimeter yang bereaksi dalam sebuah bejana kecil yang tertutup dan
bejana di tempatkan dalam sebuah kalorimeter. Pada waktu molekul-molekul bereaksi secara kimia, kalor akan dilepas
atau diambil dengan perubahan suhu pada fluida kalorimeter diukur. Karena bejana ditutup rapat, volumenya tetap dan tak
ada kerja pada tekanan volume yang dilakukan. Oleh karena itu, perubahan energi internal sama dengan besarnya kalor
yang diserap oleh reaksi kimia pada volume tetap. Percobaan pada volume konstan ini sering kurang menguntungkan atau
sulit untuk dilakukan. Percobaaan tersebut memerlukan penggunaaan bejana reaksi yang dirancang dengan baik sehingga
dapat tahan terhadap perubahan pada tekanan yang besar dan terjadi pada beberapa atau banyak reaksi kimia
(Pudjaatmaka, 2001).
Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Ada beberapa
jenis kalorimeter seperti: kalorimeter termos, kalorimeter bom, kalorimeter thienman, dan lain-lain. Kalorimeter yang
lebih sederhana dapat dibuat dari sebuah bejana plastik yang ditutup rapat sehingga bejana ini merupakan sistem yang
terisolasi. Pengukuran kalor reaksi, setara kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter
pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dan gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan (misalnya reaksi netralisasi asam-basa,
pelarutan dan pengendapan). Cara kerjanya ialah sebelum zat-zat pereaksi direaksikan didalam kalorimeter, terlebih
dahulu suhunya diukur, dan usahakan agar masing-masing pereaksi ini memiliki suhu yang sama. Setelah suhunya diukur
kedua larutan tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter sambil diaduk agar zat-zat bereaksi dengan baik, kemudian suhu
akhir diukur. Jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara eksoterm maka kalor yang timbul akan dibebaskan
kedalam larutan itu sehingga suhu larutan akan naik, dan jika reaksi dalam kalorimeter berlangsung secara endoterm
maka reaksi itu akan menyerap kalor dari larutan itu sendiri, sehingga suhu larutan akan turun. Besarnya kalor yang
diserap atau dibebaskan reaksi itu adalah sebanding dengan perubahan suhu dan massa larutan jadi,
Qreaksi= mlarutan. Clarutan. ΔT (Achmadi, 1987).
Kalorimetri yang lebih teliti adalah yang lebih terisolasi serta memperhitungkan kalor yang diserap oleh perangkat
kalorimeter (wadah, pengaduk, termometer). Jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan kalorimeter dapat ditentukan jika
kapasiatas kalor dari kalorimeter diketahui. Dalam hal ini jumlah kalor yang dibebaskan atau diserap oleh reaksi sama
dengan jumlah kalor yang diserap atau dibebaskan oleh kalorimeter ditambah dengan jumlah kalor yang diserap atau
dibebaskan oleh larutan di dalam kalorimeter. Oleh karena energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, maka
Qreaksi= (-Qkalorimeter- Qlarutan) (Syukri, 1999).

Entalpi Pembakaran
Main lagi ke termokimia, ke entalpi lagi. Ada beberapa reaksi kimia yang dapat kita amati di sekitar kita seperti
pembakaran, korosi, hujan dll. Mari kita membahas tentang reaksi pembakaran. Ini adalah contoh dari reaksi oksidasi di
mana bahan kimia bereaksi dengan oksigen untuk mengoksidasi mereka dan membentuk produk teroksidasi. Misalnya
pembakaran metana akan menjadi pembentuk gas karbon dioksida dan uap air.

Biasanya pembakaran semua hidrokarbon akhirnya membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Pembakaran tidak
lengkap terjadi pada terbatasnya pasokan oksigen. Membentuk produk berbahaya seperti gas karbon monoksida dan uap
air. Pembakaran adalah reaksi eksotermis yang melepaskan sejumlah besar energi. Perubahan energi ini disebut sebagai
entalpi pembakaran. Para bahan mudah terbakar seperti kayu dan banyak item umum lainnya adalah organik karena
mereka terdiri dari C, H dan O. Sebuah kondisi penting untuk reaksi pembakaran adalah adanya gas oksigen. Anda dapat
mengamati proses pembakaran dalam lilin, di mana api hanya dapat membakar dengan adanya oksigen.

Contoh lain dari proses ini adalah pembakaran metana yang juga membentuk CO2, dan H2O dengan sejumlah besar
energi.

CH4 + O2 → CO2 + H2O + panas

Pembakaran logam perubahan mereka untuk oksida logam seperti pembakaran bentuk magnesium magnesium oksida
dengan panas.

2Mg + O2 → 2MgO

Pengukuran Entalpi Pembakaran

Entalpi Pembakaran dapat diukur dengan bantuan salah satu metode berikut: Panas atau entalpi pembakaran diukur
dengan kalorimeter bom. Dapat juga ditentukan dari panas pembentukan standar dari reaktan dan produk.
Standard Entalpi Pembakaran
Reaksi pembakaran didefinisikan sebagai reaksi antara unsur atau senyawa dan oksigen untuk membentuk produk
pembakaran tertentu. Untuk hidrokarbon produk pembakaran CO2 dan H2O tapi air mungkin juga, baik sebagai gas atau
cairan. Pembakaran reaksi untuk n-pentana diberikan oleh

C5H12 (g) + 8O2 (g) → 5CO2 (g) + 6H2O (g) ΔHo298 = -3274.5kJ

Perubahan entalpi yang berhubungan dengan reaksi pembakaran ketika reaktan dan produk dalam masing-masing
keadaan standar mereka disebut entalpi standar pembakaran. Memanaskan pembakaran standar beberapa senyawa adalah
jumlah energi yang dapat ditransfer sebagai panas dari reaktor ke lingkungan dan sama dengan -ΔHoc. Panas reaksi
standar juga dapat diperkirakan dari mengetahui tentang panas standar pembakaran zat-zat kimia yang terlibat dalam
reaksi.

Tabel Entalpi Pembakaran Standar


Molar Mass Liquid H2O Products

Liq.
kg/kmo Fuel Vapour Fuel
Fuel Formula
l kJ/kmol
kJ/kmol

Methane CH4 16 -55,496

Propane C3H8 44 -49,973 -50,343

Octane C8H18 114 -47,893 -48,256

Gasoline C7H17 101 -48,201 -48,582

C144H24
Diesel 198 -45,700 -46,074
9

Ethanol C2H5OH 46 -29,676 -30,596

Nitromethan
CH2NO2 61 -11,618 -12,274
e

Pembakaran dikatakan sempurna jika:

1. karbon (C) terbakar sempurna menjadi CO2


2. hidrogen (H) terbakar sempurna menjadi H2O
3. belerang (S) terbakar sempurna menjadi SO2

Senyawa hidrokarbon (CxHy) terbakar sempurna menurut reaksi:

CxHy + O2 → CO2 + H2O


(belum setara, nanti tinggal setarakan saja seperti soal dibawah sesuai dengan senyayanya)

Beberapa contoh reaksi pembakaran hidrokarbon :

Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada keadaan standar (25 0C, 1 atm) disebut
dengan entalpi pembakaran standar dan dilambangkan dengan ∆H0c (Standar Entalpi Of Combution). Satuan entapi
pembakaran standar adalah kJ/mol.
REAKSI PEMBAKARAN

Pembakaran adalah serangkaian reaksi-reaksi kimia eksotermal antara bahan bakar dan oksidan berupa udara
yang disertai dengan produksi energi berupa panas dan konversi senyawa kimia. Pelepasan panas dapat mengakibatkan
timbulnya cahaya dalam bentuk api. Bahan bakar yang umum digunakan dalam pembakaran adalah senyawa organik,
khususnya hidrokarbon dalam fasa gas, cair atau padat. Pembakaran yang sempurna dapat terjadi jika ada oksigen dalam
prosesnya. Oksigen (O2) merupakan salah satu elemen bumi paling umum yang jumlahnya mencapai 20.9% dari udara.
Bahan bakar padat atau cair harus diubah ke bentuk gas sebelum dibakar. Biasanya diperlukan panas untuk mengubah
cairan atau padatan menjadi gas. Bahan bakar gas akan terbakar pada keadaan normal jika terdapat udara yang cukup.
Hampir 79% udara (tanpa adanya oksigen) merupakan nitrogen, dan sisanya merupakan elemen lainnya. Nitrogen
dianggap sebagai pengencer yang menurunkan suhu yang harus ada untuk mencapai oksigen yang dibutuhkan untuk
pembakaran. Nitrogen mengurangi efisiensi pembakaran dengan cara menyerap panas dari pembakaran bahan bakar dan
mengencerkan gas buang. Nitrogen juga mengurangi transfer panas pada permukaan alat penukar panas, juga
meningkatkan volume hasil samping pembakaran, yang juga harus dialirkan melalui alat penukar panas sampai ke
cerobong. Nitrogen ini juga dapat bergabung dengan oksigen (terutama pada suhu nyala yang tinggi) untuk menghasilkan
oksida nitrogen (NOx), yang merupakan pencemar beracun. Karbon, hidrogen dan sulfur dalam bahan bakar bercampur
dengan oksigen di udara membentuk karbon dioksida, uap air dan sulfur dioksida, melepaskan panas masing-masing
8.084 kkal, 28.922 kkal dan 2.224 kkal. Pada kondisi tertentu, karbon juga dapat bergabung dengan oksigen membentuk
karbon monoksida, dengan melepaskan sejumlah kecil panas (2.430 kkal/kg karbon). Karbon terbakar yang membentuk
CO2 akan menghasilkan lebih banyak panas per satuan bahan bakar daripada bila menghasilkan CO atau asap.

Reaksi pembakaran terjadi ketika zat bereaksi cepat dengan oksigen (O2). Sebagai contoh, pada Gambar di
bawah, arang bergabung dengan oksigen. Reaksi kombusi yang biasa disebut reaksi pembakaran, dan substansi yang
terbakar biasanya disebut sebagai bahan bakar. Produk dari reaksi pembakaran sempurna termasuk karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O). Reaksi biasanya mengeluarkan panas dan cahaya juga. Persamaan umum untuk reaksi pembakaran
yang sempurna adalah:
Bahan bakar + O2 → CO2 + H2O
Terdapat bermacam-macam jenis pembakaran yang dapat dijelaskan pada poin-poin berikut ini :

1. Complete combustion Pada pembakaran sempurna, reaktan akan terbakar dengan oksigen, menghasilkan
sejumlah produk yang terbatas. Ketika hidrokarbon yang terbakar dengan oksigen,maka hanya akan dihasilkan
gas karbon dioksida dan uap air. Namun kadang kala akandihasilkan senyawa nitrogen dioksida yang merupakan
hasil teroksidasinya senyawa nitrogen di dalam udara. Pembakaran sempurna hampir tidak mungkin tercapai pada
kehidupan nyata.
2. Incomplete combustion Pembakaran tidak sempurna umumnya terjadi ketika tidak tersedianya oksigen
dalamjumlah yang cukup untuk membakar bahan bakar sehingga dihasilkannya karbondioksida dan air.
Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan zat-zat seperti karbondioksida, karbon monoksida, uap air dan
karbon. Pembakaran yang tidak sempurna sangat sering terjadi, walaupun tidak diinginkan, karena karbon
monoksida merupakan zat yang sangat berbahaya bagi manusia. Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan
perancangan media pembakaran yang lebih baik dan optimisasi proses.
3. Smouldering combustion Smouldering merupakan bentuk pembakaran yang lambat, bertemperatur rendah, dan
tidak berapi, yang dipertahankan oleh panas ketika oksigen menyerang permukaan dari bahan bakar pada fasa
yang terkondensasi. Pembakaran ini dapat dikategorikan sebagai pembakaran yang tidak sempurna. Contoh
pembakaran ini adalah inisiasi kebakaran yang dikarenakan rokok, dan sisa kebakaran hutan yang masih
menghasilkan hawa panas.
4. Rapid combustion Rapid combustion merupakan pembakaran yang melibatkan energi dalam jumlah yangbanyak
dan menghasilkan pula energi cahaya dalam jumlah yang besar. Jika dihasilkan volume gas yang besar dalam
pembakaran ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang signifikan, sehingga terjadi ledakan. 2.1.5
Turbulent combustion Pembakaran yang menghasilkan api yang turbulen sangat banyak digunakan untukaplikasi
industri, misalnya mesin berbahan bakar bensin, turbin gas, dll, karenaturbulensi membantu proses pencampuran
antara bahan bakar dan pengoksida.

Reaksi pembakaran dibagi menjadi dua, yaitu :


 Sempurna
Reaksi pembakaran sempurna terjadi ketika bahan bakar bereaksi secara cepat dengan oksigen (O2) dan menghasilkan
karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Persamaan umum untuk reaksi pembakaran sempurna adalah: Bahan Bakar + O2
→ CO2 + H2O.
 Tak sempurna
Pembakaran tak sempurna dihasilkan bila tidak ada oksigen yang cukup untuk membakar bahan bakar sepenuhnya
menjadi karbon dioksida dan air.
Pada banyak bahan bakar, seperti minyak diesel, batu bara, dan kayu, pirolisis muncul sebelum pembakaran. Pada
pembakaran tak sempurna, produk pirolisis tidak terbakar dan mengkontaminasi asap dengan partikulat berbahaya,
misalnya oksidasi sebagian etanol menghasilkan asetaldehida yang berbahaya, begitu juga dengan oksidasi sebagian
karbon yang menghasilkan karbon monoksida yang beracun.
Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan desain alat pembakaran, seperti pembakar minyak dan mesin
pembakaran dalam. Perbaikan lebih lanjut mencakup alat katalitik pasca pembakaran (seperti konverter katalitik).
Beberapa alat-alat ini biasanya dibutuhkan oleh banyak mobil/kendaraan di berbagai negara untuk memenuhi aturan
lingkungan negaranya mengenai stadar emisi.
PERALATAN PEMBAKARAN

SISTEM PEMBAKARAN DENGAN BAHAN BAKAR CAIR

A.Bensin
1. Sistem Bahan Bakar Sepeda Motor Sistem bahan bakar sepeda motor pada umumnya terdiri dari beberapa komponen
antara lain yaitu : Tangki bensin , Saringan bensin, selang bensin dan karburator. Pada tangki bensin dilengkapi dengan
pengukur tinggi bensin, untuk tipe ini pada karburator dilengkapi kran bensin . Apabila keran bensin dibuka maka secara
alamiah bensin akan mengalir menuju ke karburator. Agar bensin yang masuk ke karburator bersih dari kotoran terlebih
dahulu disaring oleh saringan bensin. Komponen-komponen sistem bahan bakar dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar Komponen Sistem Bahan Bakar Sepeda Motor

2.Karburator
a.Prinsip kerja karburator
Karburator memproses bahan bakar cair menjadi partikel kecil dan dicampur dengan udara sehingga memudahkan
penguapan. Prosesnya serupa dengan penyemburan ( spray). Pada gambar
dibawah ini diterangkan prinsip dari penyemburan. Sebagai akibat dari derasnya tiupan angin di (a), suatu kondisi vacum
(tekanan dibawah atmosfir) terjadi di (b).
Perbedaan tekanan antara vacum dan atmosfir udara di (c) mengakibatkan semburan terjadi pada gasoline (b).
Berdasarkan proses ini, maka semakin cepat aliran udara (a) mengakibatkan semakin besar vacum yang terjadi pada (b),
dan semakin banyak gasoline yang disemprotkan / disemburkan.

b. Aturan Kerja Karburator.


Bahan bakar dan udara dibutuhkan motor bensin untuk berjalan. Bahan bakar berupa bensin dicampur dengan udara oleh
karburator supaya mudah terbakar dan di alirkan keruang bakar. Dengan kata lain, karburator bekerja sesuai aturan
sebagai Berikut :
► Volume campuran udara dan bahan bakar sesuai kebutuhan mesin.
► Menciptakan campuran udara dan bahan bakar sedemikian rupa tepat sesuai kecepatan mesin.
► Merubah bensin menjadi partikel-partikel bercampur dengan udara sehingga mudah disemburkan atau dikabutkan.

3. Campuran Bahan Bakar dan Udara


Saat langkah isap pada mesin, tekanan didalam silinder lebih rendah dari atmosfir, maka aliran udara tercipta yang
mengalir melalui karburator kedalam saluran pemasukan kesilinder. Pada bagian dari aliran ini, ada bagian yang
menyempit yang disebut dengan Venturi. Dengan adanya venturi tersebut maka aliran menjadi lebih deras dan
menciptakan Kevacuman pada bagian venturi tersebut.

Pada titik tersebut dipasang saluran dimana bahan bakar disemprotkan. Bahan bakar masuk, terpancar membentuk
partikel–partikel kecil dan disemburkan. Pada dasarnya karburator digunakan untuk membedakan langkah ini dalam
beberapa tingkatan dalam mekanisme yang komplek. Partikel bahan bakar yang terbentuk pada proses ini mengalir
melalui pipa pemasukan (intake pipe) dan sebelum sampai ke silinder telah berubah menjadi uap dan secara sempurna
membentuk campuran bahan bakar dan udara. Biasanya, saat proses peralihan dari cairan bahan bakar menjadi partikel
( disemburkan ) katup gas terbuka secara penuh dan putaran mesin pada putaran tinggi, dengan aliran udara mencapai
kecepatan maksimum, maka pada saat ini merupakan titik optimum kerja proses penyemburan.
Ketika katup gas tertutup berarti kecepatan mesin perlahan, aliran angin juga turun maka tidak seluruh bahan bakar
berubah menjadi partikel dan partikel-partikel bahan bakar yang besar tertinggal, tidak tersemburkan, dengan demikian
pada putaran rendah konsentrasi perbandingan udara dan bahan bakar menjadi jenuh.

4. Menentukan Jumlah Campuran Udara dan Bahan Bakar


Diantara periode waktu tertentu, beberapa kali pembakaran terjadi saat mesin berputar pada kecepatan rendah adalah
sedikit dan bila putaran mesin tinggi maka akan banyak. Bila ditentukan sejumlah campuran udara dan bahan bakar
dibutuhkan untuk terjadinya pembakaran suatu saat, ternyata bahwa pembakaran terjadi banyak sekali, berindikasi bahwa
volume campuran udara dan bahan bakar juga tinggi. Konsekuensinya, dengan meningkatkan atau menurunkan jumlah
campuran bahan bakar yang disalurkan oleh karburator ke mesin, kecepatan mesin akan naik dan turun dan kemampuan
akan naik atau turun. Dalam kenyataannya, bila tuas gas diputar dan kabel ditarik sejauh gerakan kabel tersebut.

Kebanyakan udara pada karburator memungkinkan lebih banyak campuran bahan bakar dan udara mengalir masuk dan
meningkatkan cepat putaran mesin. Sebaiknya dengan menutup tuas gas, tertutup juga katup gas dan menurunkan laju
putaran mesin

B. Solar (diesel)
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan
bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel
menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang
(lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering. Bagaimana mesin diesel bekerja
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh Hukum Charles), mesin diesel menggunakan
sifat ini untuk proses pembakaran. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang
merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas
(TMA) atau BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi
melalui nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini menyala dan
membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat)
TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan
injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan
langsung dengan ruang bakar utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection). Ledakan
tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan cepat, mendorong piston ke bawah dan
menghasilkan tenaga linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh
crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Untuk meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :

* Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara yang masuk ruang bakar karena udara yang masuk
ruang bakar didorong oleh turbin pada turbo/supercharger.
* Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara yang panas volumenya akan mengembang
begitu juga sebaliknya, maka dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa lebih banyak.

Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik
kecil yang disebut busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang bakar sebelum penyalaan
mesin. Lainnya menggunakan pemanas “resistive grid” dalam “intake manifold” untuk menghangatkan udara masuk
sampai mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan bakar dalam silinder dengan efektif
memanaskan mesin.

Dalam cuaca yang sangat dingin, bahan bakar diesel mengental dan meningkatkan viscositas dan membentuk kristal lilin
atau gel. Ini dapat mempengaruhi sistem bahan bakar dari tanki sampai nozzle, membuat penyalaan mesin dalam cuaca
dingin menjadi sulit. Cara umum yang dipakai adalah untuk memanaskan penyaring bahan bakar dan jalur bahan bakar
secara elektronik.

Untuk aplikasi generator listrik, komponen penting dari mesin diesel adalah governor, yang mengontrol suplai bahan
bakar agar putaran mesin selalu para putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun terlalu banyak kualitas listrik
yang dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan listrik tidak dapat berkerja sebagaimana mestinya, sedangkan apabila
putaran mesin terlalu tinggi maka bisa mengakibatkan over voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin diesel
modern menggunakan pengontrolan elektronik canggih mencapai tujuan ini melalui elektronik kontrol modul (ECM) atau
elektronik kontrol unit (ECU) – yang merupakan “komputer” dalam mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin
melalui sensor dan menggunakan algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM/ECU, dia mengontrol
jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidrolik untuk mengatur kecepatan mesin.

Ada dua kelas mesin diesel: dua-stroke dan empat-stroke. banyak mesin diesel besar bertipe mesin dua tak. Mesin yang
lebih kecil biasanya menggunakan tipe mesin empat tak.

Biasanya jumlah silinder dalam kelipatan dua, meskipun berapapun jumlah silinder dapat digunakan selama poros engkol
dapat diseimbangkan untuk mencegah getaran yang berlebihan. Inline-6 paling banyak diproduksi dalam mesin tugas-
medium ke tugas-berat, meskipun V8 dan straight-4 juga banyak diproduksi.
Mesin disel bekerja dengan kompresi udara yang cukup tinggi, sehingga pada mesin disel besar perlu ditambahkan
sejumlah udara yang lebih banyak. Maka dugunakan Supercharger atau turbocharger pada intake manifold, dengan tujuan
memenuhi kebutuhan udara kompresi Keunggulan dan kelemahan dibanding dengan mesin busi-nyala. Untuk keluaran
tenaga yang sama, ukuran mesin diesel lebih besar daripada mesin bensin karena konstruksi besar diperlukan supaya
dapat bertahan dalam tekanan tinggi untuk pembakaran atau penyalaan. Dengan konstruksi yang besar tersebut
penggemar modifikasi relatif mudah dan murah untuk meningkatkan tenaga dengan penambahan turbocharger tanpa
terlalu memikirkan ketahanan komponen terhadap takanan yang tinggi. Mesin bensin perlu perhitungan yang lebih cermat
untuk modifikasi peningkatan tenaga karena pada umumnya komponen di dalamnya tidak mampu menahan tekanan
tinggi, dan menjadikan mesin diesel kandidat untuk modifikasi mesin dengan biaya murah.

Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin bertujuan meningkatkan jumlah udara yang masuk dalam ruang
bakar dengan demikian pada saat kompresi akan menghasilkan tekanan yang tinggi dan pada saat penyalaan atau
pembakaran akan menghasilkan tenaga yang besar. Penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin diesel tidak
berpengaruh besar terhadap pemakaian bahan bakar karena bahan bakar disuntikan secara langsung ke ruang bakar pada
saat ruang bakar dalam keadaan kompresi tertinggi untuk memicu penyalaan agar terjadi proses pembakaran. Sedangkan
penambahan turbocharger atau supercharger pada mesin bensin sangat mempengaruhi pemakaian bahan bakar karena
udara dan bahan bakar dicampur dengan komposisi yang tepat sebelum masuk ruang bakar, baik untuk mesin bensin
dengan sistem karburator maupun sistem injeksi.

SISTEM PEMBAKARAN DENGAN BAHAN BAKAR PADAT


Pembakaran Batubara pada PLTU
Pada dasarnya metode pembakaran pada PLTU terbagi 3, yaitu pembakaran lapisan tetap (fixed bed combustion),
pembakaran batubara serbuk (pulverized coal combustion /PCC), dan pembakaran lapisan mengambang (fluidized bed
combustion / FBC). Gambar 3 di bawah ini menampilkan jenis – jenis boiler yang digunakan untuk masing – masing
metode pembakaran.

Pembakaran Lapisan Tetap Metode lapisan tetap menggunakan stoker boiler untuk proses pembakarannya. Sebagai bahan
bakarnya adalah batubara dengan kadar abu yang tidak terlalu rendah dan berukuran maksimum sekitar 30mm. Selain itu,
karena adanya pembatasan sebaran ukuran butiran batubara yang digunakan, maka perlu dilakukan pengurangan jumlah
fine coal yang ikut tercampur ke dalam batubara tersebut. Alasan tidak digunakannya batubara dengan kadar abu yang
terlalu rendah adalah karena pada metode pembakaran ini, batubara dibakar di atas lapisan abu tebal yang terbentuk di
atas kisi api (traveling fire grate) pada stoker boiler. Bila kadar abunya sangat sedikit, lapisan abu tidak akan terbentuk di
atas kisi tersebut sehingga pembakaran akan langsung terjadi pada kisi, yang dapat menyebabkan kerusakan yang parah
pada bagian tersebut. Oleh karena itu, kadar abu batubara yang disukai untuk tipe boiler ini adalah sekitar 10 – 15%.
Adapun tebal minimum lapisan abu yang diperlukan untuk pembakaran adalah 5cm.
Pada pembakaran dengan stoker ini, abu hasil pembakaran berupa fly ash jumlahnya sedikit, hanya sekitar 30% dari
keseluruhan. Kemudian dengan upaya seperti pembakaran NOx dua tingkat, kadar NOx dapat diturunkan hingga sekitar
250 – 300 ppm. Sedangkan untuk menurunkan SOx, masih diperlukan tambahan fasilitas berupa alat desulfurisasi gas
buang.
Pembakaran Batubara Serbuk (Pulverized Coal Combustion/PCC) Saat ini, kebanyakan PLTU terutama yang berkapasitas
besar masih menggunakan metode PCC pada pembakaran bahan bakarnya. Hal ini karena sistem PCC merupakan
teknologi yang sudah terbukti dan memiliki tingkat kehandalan yang tinggi. Upaya perbaikan kinerja PLTU ini terutama
dilakukan dengan meningkatkan suhu dan tekanan dari uap yang dihasilkan selama proses pembakaran.
Perkembangannya dimulai dari sub critical steam, kemudian super critical steam, serta ultra super critical steam (USC).
Sebagai contoh PLTU yang menggunakan teknologi USC adalah pembangkit no. 1 dan 2 milik J-Power di teluk
Tachibana, Jepang, yang boilernya masing – masing berkapasitas 1050 MW buatan Babcock Hitachi. Tekanan uap yang
dihasilkan adalah sebesar 25 MPa (254.93 kgf/cm2) dan suhunya mencapai 600℃/610℃ (1 stage reheat cycle).
Perkembangan kondisi uap dan grafik peningkatan efisiensi pembangkitan pada PCC ditunjukkan pada gambar 4 di di
bawah ini.
Pada PCC, batubara diremuk dulu dengan menggunakan coal pulverizer (coal mill) sampai berukuran 200 mesh (diameter
74μm), kemudian bersama – sama dengan udara pembakaran disemprotkan ke boiler untuk dibakar. Pembakaran metode
ini sensitif terhadap kualitas batubara yang digunakan, terutama sifat ketergerusan (grindability), sifat slagging, sifat
fauling, dan kadar air (moisture content). Batubara yang disukai untuk boiler PCC adalah yang memiliki sifat
ketergerusan dengan HGI (Hardgrove Grindability Index) di atas 40 dan kadar air kurang dari 30%, serta rasio bahan
bakar (fuel ratio) kurang dari 2. Pembakaran dengan metode PCC ini akan menghasilkan abu yang terdiri diri dari clinker
ash sebanyak 15% dan sisanya berupa fly ash.
KINEMATIKA PEMBAKARAN

Ilmu Kinematika mempelajari tentang gerak benda tanpa memperhitungkan penyebab gerak atau

perubahan gerak. Kinematika mesin adalah suatu pengetahuan tentang gerak relatif dari bagian-bagian mesin
yaitu posisi, kecepatan, percepatan dan lintasan. Asumsi bendanya sebagai benda titik
yaitu ukuran, bentuk, rotasi dan getarannya diabaikan tetapi massanya tidak (Sarojo, 2002) Pengertian dasar dari
kinematika benda titik adalah pengertian lintasan hasil pengamatan gerakan Keadaan gerak ditentukan oleh data dari
posisi (letak) pada setiap saat.

Kinematika adalah bagian dari mekanika yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan apa/siapa yang
menggerakkan benda tersebut. Bila gaya penggerak ikut diperhatikan, maka apa yang dipelajari merupakan bagian dari
dinamika.

Reaksi pembakaran terjadi ketika zat bereaksi cepat dengan oksigen (O2). Sebagai contoh, pada Gambar di
bawah, arang bergabung dengan oksigen. Reaksi kombusi yang biasa disebut reaksi pembakaran, dan substansi yang
terbakar biasanya disebut sebagai bahan bakar. Produk dari reaksi pembakaran sempurna termasuk karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O). Reaksi biasanya mengeluarkan panas dan cahaya juga. Persamaan umum untuk reaksi pembakaran
yang sempurna adalah:
Bahan bakar + O2 → CO2 + H2O
Terdapat bermacam-macam jenis pembakaran yang dapat dijelaskan pada poin-poin berikut ini :

1. Complete combustion Pada pembakaran sempurna, reaktan akan terbakar dengan oksigen, menghasilkan
sejumlah produk yang terbatas. Ketika hidrokarbon yang terbakar dengan oksigen,maka hanya akan dihasilkan
gas karbon dioksida dan uap air. Namun kadang kala akandihasilkan senyawa nitrogen dioksida yang merupakan
hasil teroksidasinya senyawa nitrogen di dalam udara. Pembakaran sempurna hampir tidak mungkin tercapai pada
kehidupan nyata.
2. Incomplete combustion Pembakaran tidak sempurna umumnya terjadi ketika tidak tersedianya oksigen
dalamjumlah yang cukup untuk membakar bahan bakar sehingga dihasilkannya karbondioksida dan air.
Pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan zat-zat seperti karbondioksida, karbon monoksida, uap air dan
karbon. Pembakaran yang tidak sempurna sangat sering terjadi, walaupun tidak diinginkan, karena karbon
monoksida merupakan zat yang sangat berbahaya bagi manusia. Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan
perancangan media pembakaran yang lebih baik dan optimisasi proses.
3. Smouldering combustion Smouldering merupakan bentuk pembakaran yang lambat, bertemperatur rendah, dan
tidak berapi, yang dipertahankan oleh panas ketika oksigen menyerang permukaan dari bahan bakar pada fasa
yang terkondensasi. Pembakaran ini dapat dikategorikan sebagai pembakaran yang tidak sempurna. Contoh
pembakaran ini adalah inisiasi kebakaran yang dikarenakan rokok, dan sisa kebakaran hutan yang masih
menghasilkan hawa panas.
4. Rapid combustion Rapid combustion merupakan pembakaran yang melibatkan energi dalam jumlah yangbanyak
dan menghasilkan pula energi cahaya dalam jumlah yang besar. Jika dihasilkan volume gas yang besar dalam
pembakaran ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang signifikan, sehingga terjadi ledakan. 2.1.5
Turbulent combustion Pembakaran yang menghasilkan api yang turbulen sangat banyak digunakan untukaplikasi
industri, misalnya mesin berbahan bakar bensin, turbin gas, dll, karenaturbulensi membantu proses pencampuran
antara bahan bakar dan pengoksida.
TUGAS KONVERSI & KONSERVASI ENERGI

Disusun Oleh :
FIQI MUHAMMAD NURHUDA
4315210042

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PANCASILA


JURUSAN TEKNIK MESIN
JAKARTA
2018

Anda mungkin juga menyukai