Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

RESIN PENUKAR ION

Nama : Listi Nur Maitsa


NRP : 143020008
Kelompok : A
Meja : 4 (empat)
Asisten : Akbar Maulana

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014
RESIN PENUKAR ION

Listi Nur Maitsa


143020008
Asisten: Akbar Maulana

Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan resin penukar ion adalah untuk mengetahui ion-ion yang
dapat dipertukarkan dari senyawa hidrokarbon terpolimerisasi serta untuk
mengetahui karakteristik dan kemampuan dari zat penukar ion tersebut.

Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan resin penukar ion adalah berdasarkan pengikatan ion-
ion, baik ion positif maupun ion negatif oleh resin dengan reaksi :
Resin Kation : MX(aq) + Res-H → HX (aq) + Res-M
Resin Anion : HX(aq) + Res-OH → H2O(aq) + Res-X

Metode Percobaan

Resin anion Resin kation


2+
AirSampel
diduga mengandung Sampel
yang diduga Fe air diduga mengandung AgNO 3 yang diduga
mengandung anion Resin Resinmengandung kation

Gambar 1. Metode Percobaan Resin Penukar Ion

Gambar 1. Metode Percobaan Resin Penukar Ion


Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai


berikut:

Tabel 1. Hasil Pengamatan Resin Penukar Ion


No Pengamatan Hasil
1. Fe + KSCN Fe(SCN)2 + 2K
2+ + Tidak Bewarna
2. NaCl + AgNO3  NaNO3 + AgCl Jernih
(Sumber :Listi Nur Maitsa, Eva Eriska dan Asyah, Meja 4, Kelompok A, 2014)

Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada resin penukar ion yaitu resin
tersebut sudah tidak layak pakai atau jenuh, resin tersebut tidak lembab karena
sebelumnya tidak diberi air, glass woll kotor dan kurangnya glass woll.
Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang
tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta
gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan . Berdasarkan gugus
fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation
dan resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat
dipertukarkan. sedang resin penukar anion, mengandung anion yang dapat yang
dapat dipertukarkan (Lestari,2007).
Penukar ion adalah pertukaran ion-ion secara reversible antara cairan dan
padatan. Pertukaran ion antar fasa yang berlangsung pada permukaan padatan
tersebut merupakan proses penyerapan yang menyerupai proses penyerapan.
Dalam pengolahan air, penukar ion dapat digunakan dalam pelunakan air, demine-
ralisasi atau “recovery” ion-ion metal yang terdapat di dalam air. Bahan penukar
ion merupakan suatu struktur organik/anorganik yang berupa gugus-gugus
fungsional berpori. Kapasitas penukaran ion ditentukan oleh jumlah gugus
fungsional per-satuan massa resin. Penukar ion positif (resin kation) ialah resin
yang dapat mempertukarkan ion-ion positif dan penukar ion negatif ialah resin
yang dapat mempertukarkan ion-ion negatif. Resin kation mempunyai gugus
fungsi asam, seperti sulfonat, sementara resin anion mempunyai gugus fungsi
basa, seperti Amina. Resin penukar ion dapat digolongkan atas bentuk gugus
fungsi asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah (Anonim, 2007).
Resin pertukaran ion merupakan bahan sintetik yang berasal dari aneka
ragam bahan, alamiah maupun sintetik, organik maupun anorganik,
memperagakan perilaku pertukaran ion dalam analisis laboratorium di mana
keseragaman dipentingkan dengan jalan penukaran dari suatu ion. Pertukaran ion
bersifat stokiometri, yakni satu H+ diganti oleh suatu Na+. Pertukaran ion adalah
suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap, namun tak peduli
sejauh mana proses itu terjadi, stokiometrinya bersifat eksak dalam arti satu
muatan positif meninggalkan resin untuk tiap satu muatan yang masuk. Ion dapat
ditukar yakni ion yang tidak terikat pada matriks polimer disebut ion lawan
(Counterion). Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar
resin penukar ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren
divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer ini amat kuat sehingga tidak mudah
larut dalam keasaman dan sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada suhu diatas
150oC (Underwood, 1989).
Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion
positif atau ion negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia
lain dari luar. Terdapat dua jenis resin penukar ion, yaitu resin penukar kation dan
resin penukar anion. Pada resin penukar kation, kation yang terikat pada resin
akan digantikan oleh kation p ada larutan yang dilewatkan. Begitu pula pada resin
penukar anion, anion yang terikat pada resin akan digantikan oleh anion pada
larutan yang dilewatkan.
Prinsip atau mekanisme resin penukar ion adalah dalam proses penukar
ion, kation dalam zat akan ditukar dengan kation dari resin. Anion dalam zat /
larutan akan ditukar dengan anion yang terikat dari resin (Muhammad, 2011).
Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang
keluar kolom disebut effluent. Pada proses pertukarannya adalah serapan dan
proses pengeluaran ion adalah desorpsi atau elusi. Mengembalikan resin yang
sudah terpakai kebentuk semula disebut regenerasi sedangkan proses pengeluaran
ion dari kolom dengan reagent yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut
eluent (Hadyana, 1994).
Fungsi bahan-bahan yang terdapat pada penukar ion adalah HCl untuk
regenerasi resin kation, NaOH untuk regenerasi resin anion, aquadest berfungsi
untuk mengelusi resin, Divenin Benzena digunakan sebagai monomer reaktif
dalam resin polyster, stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer
sintesis polistirena melalui proses polimerisasi dan polistirena digunakan untuk
membuat isolator listrik.
Regenerasi resin adalah cara untuk mengaktifkan kembali ion OH- dan H+.
Langkah-langkah kerja regenerasi kolom tunggal diantaranya pemisahan resin
penukar kation dan penukar anion dengan klasifikasi menggunakan air (pencucian
kembali dari bawah ke atas). Dalam hal ini resin penukar anion yang lebih ringan
(berwarna lebih terang) akan berada diatas resin penukar kation yang lebih berat
(berwarna lebih gelap). Sedangkan proses regenerasi dalam kolom tunggal yaitu
untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air dialirkan melewati kedua lapisan
resin, asam khlorida encer (HCl) dialirkan dari bawah ke atas melewati resin
penukar kation dan dikeluarkan dari kolom pada ketinggian lapisan pemisah.
Larutan natrium hidroksida encer (NaOH) dialirkan dari atas ke bawah melewati
resin penukar anion, juga dikeluarkan pada ketinggian lapisan pemisah
(Oktapianti, 2012) .
Aplikasi dalam bidang pangan untuk resin penukar ion adalah untuk
memurnikan air dansering digunakan untuk menghilangkan kesadahan dalam air.
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai
“air sadah”. Kesadahan air dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kesadahan
sementara yang disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO3-) dan bikarbonat
(HCO3-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dan kesadahan tetap
yang disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida (Cl-) dan sulfat (SO42-) dari
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan resin penukar ion, bahwa anion akan


mengikat yang positif (+) dan kation akan mengikat negatif (-). Resin penukar ion
digunakan dalam proses pembuatan air mineral. Setelah dilakukan resin penukar
ion dihasilkan effluent yang bebas dari logam-logam berat. Terutama dalam
pembuatan air mineral, karena manusia tidak boleh mengkonsumsi air mineral
yang mengandung logam. Kita dapat melakukan pemurnian air dengan metode
resin penukar ion melalui proses penyerapan ion-ion oleh resin dengan cara ion-
ion dalam fase cair yang diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi dengan
padatan resin.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Rezky. 2011. Penukar Ion. http://kimia-industry.blogspot.com


Diakses : 27 November 2013
Oktapianti, Tanti. 2012.Resin Penukar Ion. http://daniezza18.blogspot.com
Diakses : 27 November 2013
Anonim. 2007. Penyisihan kesadahan dengan metode penukar ion. Laboratorium
Operasi Teknik Kimia – FT UNTIRTA. Banten.
Lestari , D. E . Utomo, S. B. 2007. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion Pada
Sistem Air Bebas Mineral (GCA01) RSG-GAS. Pusat Reaktor Serba Guna-
BATAN. Banten.
Underwood, A.L., dan Day R. A. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai