KIMIA DASAR
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan resin penukar ion adalah untuk mengetahui ion-ion yang
dapat dipertukarkan dari senyawa hidrokarbon terpolimerisasi serta untuk
mengetahui karakteristik dan kemampuan dari zat penukar ion tersebut.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan resin penukar ion adalah berdasarkan pengikatan ion-
ion, baik ion positif maupun ion negatif oleh resin dengan reaksi :
Resin Kation : MX(aq) + Res-H → HX (aq) + Res-M
Resin Anion : HX(aq) + Res-OH → H2O(aq) + Res-X
Metode Percobaan
Faktor kesalahan yang dapat terjadi pada resin penukar ion yaitu resin
tersebut sudah tidak layak pakai atau jenuh, resin tersebut tidak lembab karena
sebelumnya tidak diberi air, glass woll kotor dan kurangnya glass woll.
Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang
tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta
gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan . Berdasarkan gugus
fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation
dan resin penukar anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat
dipertukarkan. sedang resin penukar anion, mengandung anion yang dapat yang
dapat dipertukarkan (Lestari,2007).
Penukar ion adalah pertukaran ion-ion secara reversible antara cairan dan
padatan. Pertukaran ion antar fasa yang berlangsung pada permukaan padatan
tersebut merupakan proses penyerapan yang menyerupai proses penyerapan.
Dalam pengolahan air, penukar ion dapat digunakan dalam pelunakan air, demine-
ralisasi atau “recovery” ion-ion metal yang terdapat di dalam air. Bahan penukar
ion merupakan suatu struktur organik/anorganik yang berupa gugus-gugus
fungsional berpori. Kapasitas penukaran ion ditentukan oleh jumlah gugus
fungsional per-satuan massa resin. Penukar ion positif (resin kation) ialah resin
yang dapat mempertukarkan ion-ion positif dan penukar ion negatif ialah resin
yang dapat mempertukarkan ion-ion negatif. Resin kation mempunyai gugus
fungsi asam, seperti sulfonat, sementara resin anion mempunyai gugus fungsi
basa, seperti Amina. Resin penukar ion dapat digolongkan atas bentuk gugus
fungsi asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah (Anonim, 2007).
Resin pertukaran ion merupakan bahan sintetik yang berasal dari aneka
ragam bahan, alamiah maupun sintetik, organik maupun anorganik,
memperagakan perilaku pertukaran ion dalam analisis laboratorium di mana
keseragaman dipentingkan dengan jalan penukaran dari suatu ion. Pertukaran ion
bersifat stokiometri, yakni satu H+ diganti oleh suatu Na+. Pertukaran ion adalah
suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap, namun tak peduli
sejauh mana proses itu terjadi, stokiometrinya bersifat eksak dalam arti satu
muatan positif meninggalkan resin untuk tiap satu muatan yang masuk. Ion dapat
ditukar yakni ion yang tidak terikat pada matriks polimer disebut ion lawan
(Counterion). Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar
resin penukar ion asam kuat dan basa kuat adalah senyawa polimer stiren
divinilbenzena. Ikatan kimia pada polimer ini amat kuat sehingga tidak mudah
larut dalam keasaman dan sifat basa yang tinggi dan tetap stabil pada suhu diatas
150oC (Underwood, 1989).
Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion
positif atau ion negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia
lain dari luar. Terdapat dua jenis resin penukar ion, yaitu resin penukar kation dan
resin penukar anion. Pada resin penukar kation, kation yang terikat pada resin
akan digantikan oleh kation p ada larutan yang dilewatkan. Begitu pula pada resin
penukar anion, anion yang terikat pada resin akan digantikan oleh anion pada
larutan yang dilewatkan.
Prinsip atau mekanisme resin penukar ion adalah dalam proses penukar
ion, kation dalam zat akan ditukar dengan kation dari resin. Anion dalam zat /
larutan akan ditukar dengan anion yang terikat dari resin (Muhammad, 2011).
Larutan yang melalui kolom disebut influent, sedangkan larutan yang
keluar kolom disebut effluent. Pada proses pertukarannya adalah serapan dan
proses pengeluaran ion adalah desorpsi atau elusi. Mengembalikan resin yang
sudah terpakai kebentuk semula disebut regenerasi sedangkan proses pengeluaran
ion dari kolom dengan reagent yang sesuai disebut elusi dan pereaksinya disebut
eluent (Hadyana, 1994).
Fungsi bahan-bahan yang terdapat pada penukar ion adalah HCl untuk
regenerasi resin kation, NaOH untuk regenerasi resin anion, aquadest berfungsi
untuk mengelusi resin, Divenin Benzena digunakan sebagai monomer reaktif
dalam resin polyster, stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer
sintesis polistirena melalui proses polimerisasi dan polistirena digunakan untuk
membuat isolator listrik.
Regenerasi resin adalah cara untuk mengaktifkan kembali ion OH- dan H+.
Langkah-langkah kerja regenerasi kolom tunggal diantaranya pemisahan resin
penukar kation dan penukar anion dengan klasifikasi menggunakan air (pencucian
kembali dari bawah ke atas). Dalam hal ini resin penukar anion yang lebih ringan
(berwarna lebih terang) akan berada diatas resin penukar kation yang lebih berat
(berwarna lebih gelap). Sedangkan proses regenerasi dalam kolom tunggal yaitu
untuk regenerasi, regeneran bersama dengan air dialirkan melewati kedua lapisan
resin, asam khlorida encer (HCl) dialirkan dari bawah ke atas melewati resin
penukar kation dan dikeluarkan dari kolom pada ketinggian lapisan pemisah.
Larutan natrium hidroksida encer (NaOH) dialirkan dari atas ke bawah melewati
resin penukar anion, juga dikeluarkan pada ketinggian lapisan pemisah
(Oktapianti, 2012) .
Aplikasi dalam bidang pangan untuk resin penukar ion adalah untuk
memurnikan air dansering digunakan untuk menghilangkan kesadahan dalam air.
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai
“air sadah”. Kesadahan air dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kesadahan
sementara yang disebabkan oleh garam-garam karbonat (CO3-) dan bikarbonat
(HCO3-) dari kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dan kesadahan tetap
yang disebabkan oleh adanya garam-garam khlorida (Cl-) dan sulfat (SO42-) dari
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA