Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Perdarahan intraserebral (PIS) adalah perdarahan yang terjadi di otak yang


disebabkan oleh pecahnya (ruptur) pada pembuluh darah otak. Perdarahan dalam dapat
terjadi di bagian manapun di otak. Darah dapat terkumpul di jaringan otak, ataupun di
ruang antara otak dan selaput membran yang melindungi otak. Perdarahan dapat terjadi
hanya pada satu hemisfer (lobar intracerebral hemorrhage), atau dapat pula terjadi pada
struktur dari otak, seperti thalamus, basal ganglia, pons, ataupun cerebellum (deep
intracerebral hemorrhage).1
Perdarahan intraserebral atau Intracerebral hemorrhage (ICH) adalah suatu
keadaan darurat medis. Diagnosis yang cepat dan manajemen yang penuh perhatian
pada pasien dengan ICH sangat penting, karena deteriorasi dini sering terjadi pada
beberapa jam pertama setelah onset ICH. Lebih dari 20% pasien akan mengalami
penurunan Skala Koma Glasgow (GCS) dari 2 atau lebih poin antara penilaian
pelayanan medis darurat pra-rumah sakit (EMS) dan evaluasi awal di departemen
darurat (ED). Selanjutnya, 15% hingga 23% pasien lainnya menunjukkan penurunan
terus menerus dalam beberapa jam pertama setelah kedatangan rumah sakit. Risiko
untuk kerusakan neurologis dini dan tingginya angka hasil jangka panjang yang buruk
menggarisbawahi perlunya manajemen awal yang agresif..2
Anestesi berasal bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos "persepsi,
kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa
sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan
rasa sakit pada tubuh. Anestesi umum bekerja di Susunan Saraf Pusat, sedangkan
anestetik lokal bekerja langsung pada Serabut Saraf di Perifer. Anastesi Umum adalah
tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat
reversible. Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidak sadaran, analgesia,
relaxasi otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien. Dengan

1
anestesi umum, akan diperoleh triad (trias) anestesia, yaitu : Hipnosis (tidur),
Analgesia (bebas dari nyeri), Relaksasi otot.3,4
Hipnosis didapat dari sedatif, anestesi inhalasi (halotan, enfluran, isofluran,
sevofluran). Analgesia didapat dari N2O, analgetika narkotik, NSAID tertentu.
Sedangkan relaksasi otot didapatkan dari obat pelemas otot (muscle relaxant). Tujuan
Anastesi Umum adalah menjamin hidup pasien yang memungkinkan operator
melakukan tindakan bedah dengan leluasa dan menghilakan rasa nyeri.5,6

2
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Nn. L.A
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Empu Sendok RT 11 Kel Sungai Putri
No. RM : 901005
Ruangan : HCU
Diagnosis : Pro Craniotomy
TB/BB : 160 cm /10 kg
Gol. Darah : O
2.2 Anamnesis (Alloanamnesis 19 November 2018)
2.2.1 Keluhan Utama :
Sakit Kepala Berat Sejak ±4 hari SMRS RSUD Raden Mattaher Jambi
2.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sekit kepala berat sejak ±4 hari SMRS RSUD
Raden Mattaher. Dari keterangan keluarga, ditahui pasien tiba-tiba mengeluhkan sakit
kepala berat pada malam hari. Tidak ada muntah. Kemudian pasien dibawa oleh
keluarga ke RS Arafah dan di rawat inap selama 4 hari. 2 hari dalam perawatan, pasien
masih mengeluhkan sakit kepala berat dan dilakukan pemeriksaan CT Scan di RS.
Siloam. Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak pernah mengeluh
sakit kepala dan tidak mengkonsumsi obat tertentu.
Riwayat penyakit dahulu :
 Riwayat keluhan serupa disangkal
 Riwayat hipertensi disangkal
 Riwayat diabetes disangkal

3
 Riwayat operasi sebelumnya disangkal
 Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
 Riwayat sakit jantung disangkal
 Riwayat asma disangkal
 Riwayat maag disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
Ayah pasien memiliki riwayat stroke dan sudah meninggal
Ibu pasien memiliki riwayat DM dan sudah meninggal
Riwayat kelahiran:
Riwayat kelahiran pasien tidak ada yang dapat memberikan keterangan secara jelas.
2.3 Pemeriksaan Fisik (Tanggal 19 November 2018)
A. Keadaan Umum : Tampak sakit beratKesadaran : Apatis, GCS 12 (E3, V3,
M6)
B. Vital Sign :
 Tekanan Darah : 110/80mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 RR : 17 x/menit
 T : 36,3ºC
2.3.1 Status Generalista:
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflex cahaya (+/+)
THT : discharge (-), dbn
Mulut : Mukosa bibir sianosis (-), dbn
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Paru:
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, retraksi (-)
- Palpasi : tidak dapat dinilai

4
- Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
- Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus Cordis teraba 1 jari di linea midclavicular sinistra
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultasi: BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
- Inspeksi : datar, bekas luka operasi (-), sikatrik (-)
- Auskultasi: BU (+) normal
- Palpasi : Soepel, hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani
Ekstremitas:
Superior : akral dingin, CRT <2 detik, edema (-/-)
Inferior : akral dingin, CRT <2 detik, edema (-/-)
2.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah rutin (14 September 2018)
 WBC : 6,35. 103/mm3 (3,5-10,0 . 103/mm3)
 RBC : 4,06. 106/mm3 (3,80-5,80 . 106/mm3)
 HGB : 11,2 g/dl (11,0-16,5 g/dl)
 HCT : 32,6 % (35,0-50%)
 PLT : 304. 103/mm3 (150-390 103/mm3)
 Ct/Bt : 5’/4,5’ (16 September 2018)
b. Kimia Darah Lengkap
 Faal Hati (12 September 2018)
Protein Total : 6,1 g/dl (6,4-8,4)
Albumin : 3,2 g/dl (3,5-5,0)
Globulin : 2,9 g/dl (3,0-3,6)

5
SGOT : 9 U/L (<40)
SGPT : 8 U/L (<41)
 Faal Ginjal (14 September 2018)
Ureum : 37 mg/dl (15-39)
Kreatinin : 0,6 mg/dl (0,6-1,1)
 Faal Lemak
Cholesterol : 175 mg/dl (<200)
Trigliserida : 57 mg/dl (<150)
HDL : 59 mg/dl (>34)
LDL : 105 mg/dl (<120)
b. Elektrolit (14 September 2018)
Na : 139,53 (135-148 mmol/L)
K : 3,54 ( 3,5-5,3 mmol/L)
Cl : 106,45 ( 98-110 mmol/L)
Ca : 1,29 (1,19-1,23 mmol/L)
2. Radiologi
 CT kepala dengan kontras (09 November 2018, Siloam):
CT kepala dengan kontras (09 November 2018, Siloam):
Pendarahan intrakranial: perdarahan akut di regio temporal-parietal kiri
ukuran 4,5 x 4,4 x 5,8 cm (volume ±60 cc) dengan perifokal edema yang
mengakibatkan kompresi ventrikel lateralis kiri, herniasi uncal kiri dan
midline shift ke kanan sejauh 1,1 cm
 CT kepala dengan kontras (13 November 2018, Siloam):
Pendarahan intrakranial: perdarahan akut di regio temporal-parietal kiri
ukuran 4,5 x 4,4 x 6,2 cm (volume ±60 cc) dengan perifokal edema yang
mengakibatkan kompresi ventrikel lateralis kiri, herniasi uncal kiri dan
midline shift ke kanan sejauh 1,1 cm -dibandingkan CT scan sebelumnya
tidak tampak perubahan signifikan.

6
Tidak tampak malvormasi vascular/aneurisma intracranial

Gambar 2.1 CT scan kepala tampak lesi hiperdens

Gambar 2.2 Tidak tampak malformasi vaskular atau aneurisma


intrakranial
 X-Ray Thorax
Cor dan pulmo normal
2.5 Diagnosis Kerja Pre-Op:
Intracerebral Hemorrhage Occipitale
2.6 Kesan Status Fisik:
Penentuan Status Fisik ASA : 1 / 2 / 3 / 4 / 5 EMG/ Non EMG

7
2.7 Persiapan Pra Anestesi
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan anastesi adalah:
a. Keluarga pasien telah diberikan Informed Consent mengenai rencana operasi
dengan bius umum
b. Perisapan darah 2 kolf PRC
c. Post operasi pasien masuk ICU dengan ventilator

2.8. Rencana Tindakan Anastesi dan Keadaan Selama Operasi


1. Diagnosis pra bedah : Intracerebral Hemorrhage (ICH) occipital
2. Tindakan Bedah : Craniotomy
3. Status fisik ASA : 3E
4. Posisi penderita : Miring
5. Jenis tindakan anestesi : Anastesi Umum
a. Premedikasi :
1. Ranitidin 10 mg
2. Ondansentron 2 mg
3. Dexamethason 10mg
a. Induksi : Fentanil 100mcg
Recofol (Propofol) 140 mg
b. Muscle Relaxant : Atracurium 40 mg
c. Intubasi : Insersi ETT spiral dengan balon no.7.5
d. Maintenance : Sevoflurans + N2O : O2
e. Analgetik : Tramadol 100 mg (Drip 20 tpm dalam RL 500 ml)
Ketorolac 30 mg
5. Kebutuhan cairan pasien:
BB : 50 kg
 Maintenance (M)
M = BB X 2 ml

8
M = 50 X 2 ml  100 ml
 Defisit cairan karena puasa (P)
P = M X Lama puasa
P = 100 X 0  0 ml
 Stres operasi (O)
O = BB X 8
O = 50X 8 400 ml
 EBV : 65x bb
EBV : 65x 50  3250 cc
 EBL : 20% x EBV
EBL : 20% x 3250cc  650 cc
6. Kebutuhan cairan selama operasi :
 Jam I :1/2 (0 ml) + 100 ml + 400 ml = 500 ml
 Jam II : ¼ (0 ml) + 100 ml + 400 ml = 500 ml
 Jam III : 500 ml
 Total cairan  1500 ml
7. Monitoring Perioperatif
Jam TD (mmHg) Nadi (x/mnt) RR (x/mnt) Keterangan
10.45 118/80 115 14
11.00 115/79 118 14
11.15 88/60 88 16
11.30 92/60 92 15
11.45 98/63 72 16
12.00 98/60 80 14
12.15 90/60 80 14
12.30 90/60 82 16
12.45 92/60 80 15
13.00 98/62 82 15

9
13.15 102/65 80 15
13.30 100/69 80 16
13.45 97/67 88 17
14.00 97/67 88 16
14.15 99/70 89 16
14.30 97/72 89 16
14.45 95/73 86 15
15.00 98/77 88 16
15.15 100/80 90 17
15.30 100/78 86 18
15.45 104/68 79 15
16.00 105/69 78 16

2.9 Keadaan di Ruang Pemulihan


Masuk jam : 16.05 WIB
Tanda Vital : TD 105/70 Nadi 78 RR 16
Skoring Alderete
1. Warna :1
2. Pernafasan :2
3. Sirkulasi :2
4. Kesadaran :0
5. Aktivitas :0
Jumlah :5
Penyulit :-
Pindah Ruangan : Kelas ICU jam 16.05 WIB
Instruksi Anastesi
1. Pasien pre Op rawat ICU
2. Observasi tanda-tanda vital dan perdarahan tiap 15 menit

10
3. Mode Ventilator
TV: 400 ml, PEEP 5, FiO2 100, RR: 15
4. Ketorolac 30 mg/8 jam, Kalnex 5mg/ 8 jam, Omeprazole 40 mg/24 jam
5. Sedasi Mo:Mi = 1:1
6. Rl:NaCl = 1:1, 20 tpm
7. Puasakan sementara
8. Cek darah rutin, kimia darah, ur, kr pre operasi
9. Terapi lain sesuai dr. Apriyano, Sp.BS
10. Terapi sesuai operator dr. Apriyanto, Sp.BS
2.10 Diagnosa Post-op
Post. Op Intracerebral Hemorrhage Occipitale
2.11 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

11

Anda mungkin juga menyukai