PENDAHULUAN
1
anestesi umum, akan diperoleh triad (trias) anestesia, yaitu : Hipnosis (tidur),
Analgesia (bebas dari nyeri), Relaksasi otot.3,4
Hipnosis didapat dari sedatif, anestesi inhalasi (halotan, enfluran, isofluran,
sevofluran). Analgesia didapat dari N2O, analgetika narkotik, NSAID tertentu.
Sedangkan relaksasi otot didapatkan dari obat pelemas otot (muscle relaxant). Tujuan
Anastesi Umum adalah menjamin hidup pasien yang memungkinkan operator
melakukan tindakan bedah dengan leluasa dan menghilakan rasa nyeri.5,6
2
BAB II
LAPORAN KASUS
3
Riwayat operasi sebelumnya disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal
Riwayat sakit jantung disangkal
Riwayat asma disangkal
Riwayat maag disangkal
Riwayat penyakit keluarga :
Ayah pasien memiliki riwayat stroke dan sudah meninggal
Ibu pasien memiliki riwayat DM dan sudah meninggal
Riwayat kelahiran:
Riwayat kelahiran pasien tidak ada yang dapat memberikan keterangan secara jelas.
2.3 Pemeriksaan Fisik (Tanggal 19 November 2018)
A. Keadaan Umum : Tampak sakit beratKesadaran : Apatis, GCS 12 (E3, V3,
M6)
B. Vital Sign :
Tekanan Darah : 110/80mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 17 x/menit
T : 36,3ºC
2.3.1 Status Generalista:
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, reflex cahaya (+/+)
THT : discharge (-), dbn
Mulut : Mukosa bibir sianosis (-), dbn
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax :
Paru:
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, retraksi (-)
- Palpasi : tidak dapat dinilai
4
- Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
- Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
- Palpasi : Ictus Cordis teraba 1 jari di linea midclavicular sinistra
- Perkusi : Batas jantung normal
- Auskultasi: BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
- Inspeksi : datar, bekas luka operasi (-), sikatrik (-)
- Auskultasi: BU (+) normal
- Palpasi : Soepel, hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani
Ekstremitas:
Superior : akral dingin, CRT <2 detik, edema (-/-)
Inferior : akral dingin, CRT <2 detik, edema (-/-)
2.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah rutin (14 September 2018)
WBC : 6,35. 103/mm3 (3,5-10,0 . 103/mm3)
RBC : 4,06. 106/mm3 (3,80-5,80 . 106/mm3)
HGB : 11,2 g/dl (11,0-16,5 g/dl)
HCT : 32,6 % (35,0-50%)
PLT : 304. 103/mm3 (150-390 103/mm3)
Ct/Bt : 5’/4,5’ (16 September 2018)
b. Kimia Darah Lengkap
Faal Hati (12 September 2018)
Protein Total : 6,1 g/dl (6,4-8,4)
Albumin : 3,2 g/dl (3,5-5,0)
Globulin : 2,9 g/dl (3,0-3,6)
5
SGOT : 9 U/L (<40)
SGPT : 8 U/L (<41)
Faal Ginjal (14 September 2018)
Ureum : 37 mg/dl (15-39)
Kreatinin : 0,6 mg/dl (0,6-1,1)
Faal Lemak
Cholesterol : 175 mg/dl (<200)
Trigliserida : 57 mg/dl (<150)
HDL : 59 mg/dl (>34)
LDL : 105 mg/dl (<120)
b. Elektrolit (14 September 2018)
Na : 139,53 (135-148 mmol/L)
K : 3,54 ( 3,5-5,3 mmol/L)
Cl : 106,45 ( 98-110 mmol/L)
Ca : 1,29 (1,19-1,23 mmol/L)
2. Radiologi
CT kepala dengan kontras (09 November 2018, Siloam):
CT kepala dengan kontras (09 November 2018, Siloam):
Pendarahan intrakranial: perdarahan akut di regio temporal-parietal kiri
ukuran 4,5 x 4,4 x 5,8 cm (volume ±60 cc) dengan perifokal edema yang
mengakibatkan kompresi ventrikel lateralis kiri, herniasi uncal kiri dan
midline shift ke kanan sejauh 1,1 cm
CT kepala dengan kontras (13 November 2018, Siloam):
Pendarahan intrakranial: perdarahan akut di regio temporal-parietal kiri
ukuran 4,5 x 4,4 x 6,2 cm (volume ±60 cc) dengan perifokal edema yang
mengakibatkan kompresi ventrikel lateralis kiri, herniasi uncal kiri dan
midline shift ke kanan sejauh 1,1 cm -dibandingkan CT scan sebelumnya
tidak tampak perubahan signifikan.
6
Tidak tampak malvormasi vascular/aneurisma intracranial
7
2.7 Persiapan Pra Anestesi
Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan anastesi adalah:
a. Keluarga pasien telah diberikan Informed Consent mengenai rencana operasi
dengan bius umum
b. Perisapan darah 2 kolf PRC
c. Post operasi pasien masuk ICU dengan ventilator
8
M = 50 X 2 ml 100 ml
Defisit cairan karena puasa (P)
P = M X Lama puasa
P = 100 X 0 0 ml
Stres operasi (O)
O = BB X 8
O = 50X 8 400 ml
EBV : 65x bb
EBV : 65x 50 3250 cc
EBL : 20% x EBV
EBL : 20% x 3250cc 650 cc
6. Kebutuhan cairan selama operasi :
Jam I :1/2 (0 ml) + 100 ml + 400 ml = 500 ml
Jam II : ¼ (0 ml) + 100 ml + 400 ml = 500 ml
Jam III : 500 ml
Total cairan 1500 ml
7. Monitoring Perioperatif
Jam TD (mmHg) Nadi (x/mnt) RR (x/mnt) Keterangan
10.45 118/80 115 14
11.00 115/79 118 14
11.15 88/60 88 16
11.30 92/60 92 15
11.45 98/63 72 16
12.00 98/60 80 14
12.15 90/60 80 14
12.30 90/60 82 16
12.45 92/60 80 15
13.00 98/62 82 15
9
13.15 102/65 80 15
13.30 100/69 80 16
13.45 97/67 88 17
14.00 97/67 88 16
14.15 99/70 89 16
14.30 97/72 89 16
14.45 95/73 86 15
15.00 98/77 88 16
15.15 100/80 90 17
15.30 100/78 86 18
15.45 104/68 79 15
16.00 105/69 78 16
10
3. Mode Ventilator
TV: 400 ml, PEEP 5, FiO2 100, RR: 15
4. Ketorolac 30 mg/8 jam, Kalnex 5mg/ 8 jam, Omeprazole 40 mg/24 jam
5. Sedasi Mo:Mi = 1:1
6. Rl:NaCl = 1:1, 20 tpm
7. Puasakan sementara
8. Cek darah rutin, kimia darah, ur, kr pre operasi
9. Terapi lain sesuai dr. Apriyano, Sp.BS
10. Terapi sesuai operator dr. Apriyanto, Sp.BS
2.10 Diagnosa Post-op
Post. Op Intracerebral Hemorrhage Occipitale
2.11 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
11